Home / Romansa / Terjebak Gairah Sang Cassanova / NEGOSIASI TINGKAT TINGGI

Share

NEGOSIASI TINGKAT TINGGI

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-02-25 21:57:31

Baru saja Luna mengira dirinya telah masuk dalam dunia kalangan atas, disaat yang sama sebuah rasa aneh mengalir di seluruh tubuhnya.

“Bbrr! Bagaimana bisa Lunna menelan minuman tidak enak ini.” Seru Luna sambil memandangi gelas wine yang telah kosong.

Sementara itu, di dalam tubuh yang sama, di dunia yang hanya bisa mereka rasakan, ketegangan tengah memuncak. Sebuah ketegangan yang sebenarnya telah ada sejak Luna menyetujui ide gila Dian namun masih bisa ditahan oleh Lucy dan Lucky dari dalam sana. Ya sebuah ketegangan yang lebih ke amukan amarah yang dirasakan oleh Lunna setelah di swith on dadakan oleh tiga karakter lainnya.

Dan Boom!! Kinilah akhrinya ledakan amarah itu pun terjadi.

“Apa kau sudah gila, Luna?!” bentak Lunna, suaranya penuh amarah. Ia berusaha memberontak untuk dapat mengambil alih tubuh Luna hanya saja sayangnya saat ini kendali Lucy dan Lucky dengan sekuat tenaga menahannya.

“Kalian berdua cepat lepaskan aku! Aku harus segera membatalkan apa yang telah Luna setujui!!” Amuk Lunna pada Lucy dan Lucky. Tapi dua karakter tersebut sepertinya memang telah bersekongkol dengan Luna. Mereka sama sekali tidak menghiraukan teriakan Lunna.

“Lun!! Kau tidak tahu apa yang baru saja kau lakukan?!! Bagaimana bisa kau setuju untuk bertunangan dengan pria yang bahkan tidak kita kenal!” lanjut Lunna frustrasi.

Dua puluh tiga tahun berbagi satu tubuh, dan ini adalah pertama kalinya Lunna benar-benar marah pada Luna. Luna memang biasa bertingkah seenaknya, hanya saja tidak pernah se-ekstrim ini sebelumnya.

Namun Luna yang mendapati Lunna sedang uring-uringan di dalam malah bersikap santai. Dengan mudahnya, ia menjawab, “Lunna, don’t worry. Toh ini hanyalah sebuah pertunangan. Bukan pernikahan. Benar nggak guys??” Seru Luna seolah-olah sedang menanyakan pendapat karakter mereka yang lain.

Lucy, yang memang antusias sejak awal dengan misi ini sudah pasti berada di pihak Luna. “Luna benar Lunna. Santai bae. Dunia kita nggak akan berakhir hanya karena kita bertunangan dengan si Geovani-Geovani ini. Setelah misi Luna selesai, si Geovani kita tinggalkan. Mudah kan?” ujar Lucy.

Namun, Lunna sebagai karakter yang paling waras di antara karakter lainnya tentu saja tidak bisa menerima begitu saja. Karena dia sangat tahu pertunangan ini pastilah bukan pertunangan biasa. Ini pertunangan antara dua keluarga kaya. Pasti ada deal-dealan bisnis di dalamnya.

“Aku tetap tidak setuju! Kalian semua dengarkan kalau pertunangan ini mempertaruhkan banyak hal? Nama baik keluarga! Perusahaan keluarga kita?! Bagaimana mungkin kita memutuskan pertunangan begitu saja nanti??? Tidak! Aku tetap tidak setuju! Kalau memang keluarga ini harus hancur, aku tidak ingin itu hancur karena aku atau karena kita!” Tolak Lunna keras.

Luna yang merupakan biang kerok dari semua kegaduhan ini menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata dengan nada sok menenangkan, “Lunn, coba dengarkan aku. Aku minta padamu untuk berikan aku waktu satu minggu saja untuk menyelesaikan misi ini. Setelah itu, aku yang akan cari cara supaya Giovani sendiri yang membatalkan pertunangan. Dengan begitu, keluarga yang sangat kau cintai ini akan baik-baik saja. Bagaimana??”

Kali ini nada suara Luna benar-benar penuh keyakinan, seakan semua yang ia katakan akan berjalan sesuai rencana.

Saat Lunna belum sempat merespons penawaran Luna, tiba-tiba suara Lucky menyela dengan nada mengeluh, “Sudahlah, Kak Lunna! Iyain aja! Tanganku udah pegal nih megangin tangan Kak Lunna!”

Mendengar itu, Lunna mengernyit curiga. “Lucky, kau dijanjikan apa oleh Luna sampai mau membelot padanya? Kau tidak pernah ikut campur urusan orang dewasa sebelumnya. Aku sungguh mencium bau-bau nepotisme di sini.” Tanyanya dengan nada sindiran yang tajam.

Karena sebenarnya aneh saja! Lucky, si bocah kecil dalam tubuh mereka yang biasanya tidak pernah ikut campur urusan para orang dewasa. Tapi kali ini malah benar-benar berpihak ke Luna. Pasti ada trik kotor di dalamnya.

Dengan mata berbinar polos, Lucky menjawab, “Kak Luna janji belikan aku es krim satu peti penuh. Dan katanya aku boleh mengambil alih tubuh ini satu jam setiap hari buat menikmati es krim itu.”

Suasana pun hening sesaat hingga Lunna menyadari sesuatu.

 “Apa?!” Teriak Lunna membelalak.

Secepat kilat, ia menoleh ke arah Luna, yang saat itu tengah memasang ekspresi polos, seolah-olah tidak tahu menahu soal apa yang baru saja terjadi.

“Lunaaaa!!! Kau sadar nggak, kalau Lucky makan es krim sebanyak itu setiap hari, yang bakal sakit bukan cuma dia seorang, tapi kita semua! Apa kau lupa kalau kita ini berbagi satu tubuh?!” teriak Lunna murka.

Luna mengangkat bahu dengan santai. “Ya nggak apa-apa kali, Lunn. Kan cuma sekali-sekali.” Ucapnya enteng.

Lunna menyipitkan matanya. “Sekali-sekali katamu????! Lucky barusan bilang dia bakal makan es krimnya setiap hari!” teriak Lunna geram.

Luna tertawa kecil sebelum menjawab dengan nada menggoda, “Ya itu benar! Sekali-sekali! Sekali sehari. Jadi kalau seminggu, ya tujuh kali. Sebulan bisa dua puluh sembilan kali, bisa tiga puluh kali, atau tiga puluh satu kali. Kalau tahun kabisat, ya dua puluh delapan kali. Apa perlu aku hitungkan juga untuk satu tahun penuh?” terangnya enteng tapi sungguh terdengar menyebalkan.

Lunna bisa merasakan tekanan darahnya naik. Sumpah serapah yang biasanya disensor dalam tayangan anak-anak keluar dari mulutnya tanpa tertahan.

Untungnya, dengan sigap Luna langsung menutup telinga Lucky agar bocah kecil itu tidak perlu mendengar semua yang Lunna katakan.

Setelah mengembuskan napas panjang untuk menenangkan dirinya, Luna menatap Lunna dengan ekspresi polosnya yang menyebalkan. “Sudah selesai mengeluarkan kata-kata ajaibmu, Lunn?” tanyanya dengan nada ringan.

Lunna melotot. “Ini semua kau yang harus bereskan, Luna! Aku tidak mau ikut campur sedikit pun!” tegas Lunna.

Luna tersenyum lebar, seolah baru saja memenangkan negosiasi tingkat tinggi. Dengan santai, ia menjawab sambil menirukan suara narator dari pembukaan film SpongeBob, “Aye aye, Captain!”

Lucky tertawa kecil, sementara Lucy hanya bisa menghela napas panjang.

Lunna, masih dengan perasaan kesal, hanya bisa menutup mata dan berharap seminggu ini segera berlalu tanpa lebih banyak kekacauan dari Luna. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu satu hal yang pasti—bersama Luna, hidup mereka tidak akan pernah tenang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   TAMPIL BAK SEORANG PUTRI BANGSAWAN

    Giovani terkejut dan marah mendengar kabar bahwa wanita yang akan dinikahkannya telah diganti. Tanpa melihat siapa penggantinya, ia protes keras. Seandainya saja Giovani tahu bahwa Lunna jauh lebih cantik daripada Andine, tentu ia tidak akan menolak. Bagaimanapun, Giovani memang mata keranjang.Ibunya, yang sekaligus nenek Darren, mencoba menenangkan Giovani. "Kau lihat dulu, Giovani! Baru kau protes." bujuk sang ibu.Giovani hanya bisa pasang muka masam. Bujukan sang ibu sama sekali tidak membuat moodnya kembali. Bahkan disaat seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan hal ini, Giovani sama sekali tidak memperlihatkan keinginannya untuk tahu lebih jauh mengenai pengganti tunangannya."Hei! Kenapa wajahmu masam seperti itu?" Sapa Mona, yang baru saja tiba dan langsung duduk di samping Giovani."Apa kau belum mendengarnya?" jawab Giovani ogah-ogahan."Mendengar apa? Ah iya! tentang calon tunangan mu yang kabur ya? Memangnya apa yang telah kau lakukan sehingga wanita itu kabur?" lan

    Last Updated : 2025-02-26
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   KECANTIKAN YANG MEMUKAU

    Setelah melihat Luna, bukan hanya Giovani, bahkan Darren yang biasanya tegar pun goyah imannya. Padahal, sudah lama dia tidak goyah melihat wanita. Bahkan Mona, yang duduk tepat di sampingnya, tiba-tiba terlihat biasa saja dibandingkan dengan pesona Luna Arberto yang memancar.Sementara Giovani dan Darren terpana, reaksi Mona justru berbeda. Tangannya mengepal erat saat melihat dua pria yang dulu begitu tergila-gila padanya kini memandang Luna dengan penuh kekaguman. "Ini bahaya," pikir Mona. "Jika wanita ini berhasil masuk ke keluarga Smith, Giovani bisa jatuh cinta padanya. Dan Darren? Sepertinya dia pun terlihat terpesona. Aku harus menghentikan ini!"Mona berpikir keras untuk menghentikan hipnotis yang terpancar dari kecantikan Luna. Tapi permasalahannya, dia tidak tahu cara menghentikan semua kekacauan yang disebabkan oleh pesona Luna. Marah? Tapi Mona sendiri belum menjadi istri Darren, dia hanya calon. Dia tidak punya hak bicara banyak. Toh Darren juga tidak bertindak aneh-aneh

    Last Updated : 2025-02-27
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   WANITA YANG BERANI

    Satu minggu pun telah berlalu sejak pesta pertunangan itu. Tapi sungguh diluar prediksi Lunna bahwa Luna akan membuat satu masalah baru lagi. Sebuah masalah membuat kesabaran Lunna benar- benar diuji. "Apa? Yang benar saja!" Sekali lagi Lunna berteriak kencang. Baru seminggu yang lalu Lunna adu urat leher berdebat dengan Luna, hari ini Luna sudah membuat nya pusing lagi. Bisa-bisanya Luna setuju untuk tinggal bersama di rumah Giovani.Sebagai wanita konvensional, hal ini sungguh bertentangan dengan nilai-nilai yang Lunna anut. Makanya hari ini, seminggu setelah pertunangan itu, Lunna kembali mengamuk pada Luna."Lun, tenanglah! Tidak akan terjadi apa-apa di sana. Kamar kita dan kamar Giovani itu beda. Lagi pula, dia tidak akan bisa macam-macam! Dia sendiri sementara kita berempat," bujuk Luna sambil bercanda seperti biasanya."Sekali tidak, tetap tidak! Malah karena kita berempat itulah makanya situasi akan semakin kacau. Kau seperti tidak tahu saja sifat Lucy. Andaikan Giovani tidak

    Last Updated : 2025-03-03
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   CIUMAN PERTAMA LUNNA

    Giovani melirik Darren dan Luna bergantian. Entah apa yang ada di dalam kepalanya, tapi yang pasti saat ini sudah waktunya bagi Giovani untuk pergi karena ada sesuatu yang harus dia kerjakan."Aku tinggal ya, sayang. Aku masih ada urusan di kantor. Kau bisa berbincang-bincang dengan Mona dan Darren di sini," ucap Giovani kemudian mengecup kening Lunna.Dengan terpaksa Lunna menerima kecupan dari pria itu karena bagaimanapun status pria itu kini adalah tunangannya. Akan sangat aneh kelihatannya jika Lunna menghindar saat Giovani menciumnya."Paman? Apa kau akan ke perusahaan? Apa aku boleh menumpang? Darren dia tidak bisa mengantarku karena dia harus memeriksa beberapa berkas proyek di rumah," ujar Mona tiba-tiba. Mona memang suka memanggil Paman jika ada Darren di dekatnya. Hal itu pastinya karena dia tidak ingin Darren curiga akan kedekatannya dengan Giovani. Apalagi untuk tujuan pergi berduaan dengan Giovani sudah pasti Mona akan memanggil Giovani dengan panggilan Paman."Apa kau tid

    Last Updated : 2025-03-03
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   HOTEL BUKAN KANTOR

    Darren duduk di kamarnya, matanya menatap foto Luna Arberto yang diam-diam dia ambil tadi. Foto itu seolah memancarkan pesona yang sulit dia abaikan. Dalam benaknya, bayangan wajah Luna muncul begitu jelas—saat Luna melepas topi, wajah cantiknya terpampang utuh. Mata, hidung, dan bibirnya begitu sempurna, kulitnya seputih susu, membuat Darren ingin menyentuhnya lagi dan lagi."Haruskah aku menggagalkan rmenjadi bibiku?" pikir Darren sambil tersenyum sinis, seolah ada rencana jahat yang mulai terbentuk di kepalanya."Atau cukup kurasakan saja?" gumamnya lagi, senyumnya semakin lebar saat teringat keberaniannya mencium Luna tadi.Darren sendiri tak tahu dari mana dia mendapatkan keberanian itu. Tiba-tiba saja dia berani melakukan hal yang seharusnya tak boleh dilakukan pada calon istri pamannya. Tapi semuanya terjadi begitu saja, tanpa bisa dia kendalikan.Darren memejamkan mata, mencoba menenangkan pikirannya yang hampir meledak karena memikirkan wanita yang seharusnya tak boleh disent

    Last Updated : 2025-03-04
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PENCURI COKLAT BERPAKAIAN SEKSI

    Malam telah larut, jarum jam menunjukkan pukul sepuluh. Di dalam kamar yang megah dan elegan, seorang gadis perlahan membuka matanya. Itu bukan lagi Lunna, melainkan Lucky—salah satu dari empat kepribadian yang dijanjikan berhak menggunakan tubuh Luna selama satu jam setiap malamnya.“Hmmm... bagus juga kamarnya. Tapi tidak ada boneka! Tidak seru!” gumam Lucky dengan nada kekanak-kanakan saat duduk di tepi tempat tidur.Wajahnya mengerut, merasa kecewa karena muncul di kamar yang membosankan di matanya.“Padahal Kak Lunna tahu kalau aku suka boneka. Tapi kenapa di kamar ini tidak ada boneka sama sekali? Tempat ini terlalu dewasa untuk anak kecil seperti aku,” celotehnya."Selain itu, es krim yang dijanjikan kak Luna pun tidak kelihatan." Serunya sewot setelah lelah matanya menyapu setiap sudut ruangan untuk melihat apakah di sana ada freezer atau tidak. Tapi ya begitulah nothing! Tidak ada satupun hal yang Lucky sukai ada di dalam kamar yang nan megah itu.Karena terlalu bosan, Lucky

    Last Updated : 2025-03-05
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   TERBANGUN DI ATAS RANJANGNYA

    Luna buru-buru turun dari tempat tidur, tetapi gerakannya masih kalah cepat dengan Darren yang segera menahannya dengan cara memeluknya dari belakang. Pria itu membisikkan sesuatu di telinga Luna, suaranya rendah dan begitu menggoda. "Kau mau ke mana, Bi? Kenapa sepertinya buru-buru sekali?"Bisikan itu sukses membuat seluruh bulu roma Luna berdiri. Wajah Luna memanas, apalagi saat menyadari bahwa punggungnya bersentuhan langsung dengan tubuh Darren yang tak berbalut pakaian."A-aku? Aku akan kembali ke kamarku," jawab Luna terbata. Jantungnya berdegup kencang, begitu kuat hingga ia sendiri tidak yakin apakah itu detaknya atau detak jantung Darren.Darren tersenyum kecil, lalu semakin mengeratkan pelukannya. "Memangnya kapan aku mengizinkanmu untuk keluar? Kau bahkan belum mendapatkan hukuman apa pun karena berani masuk ke ruang kerjaku dan memakan coklat-coklatku. Bukankah seorang pencuri yang tertangkap harus dihukum sebelum dibebaskan?" bisik Darren. Dan lagi dan lagi mujarab membua

    Last Updated : 2025-03-06
  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   CIUMAN LIAR SANG BUAYA BETINA

    Untuk waktu sesingkat ini, satu-satunya yang terpikirkan oleh Luna ialah meminta bantuan pada Lucy, karakter yang paling dilarangnya untuk muncul oleh Lunna. Tapi mau bagaimana lagi? Hanya buaya betina yang bisa menundukkan buaya darat. Kita lihat saja, apakah Darren mampu mengalahkan Lucy seperti dia mengalahkan Lunna dan Luna? "Aku mohon Lucy! Muncullah." Panggil Luna yang bak sebuah direct pesan hanya pada Lucy tanpa harus diketahui oleh karakter yang lain yang ada di dalam diri Luna.Lucy membuka matanya setelah bertukar tempat dengan Luna. "Akhirnya, tanpa harus meminta, aku malah dipanggil untuk muncul," gumamnya sambil menempelkan pipinya di atas lantai yang dingin."Bbrr.. dinginnya..." seru Lucy pelan, menikmati sensasi dingin itu. Namun ketika ia sedang menikmati dinginnya lantai kamar Darren tiba-tiba—"Hah? Kaki siapa ini?" lanjutnya heran saat melihat sepasang kaki seorang wanita yang masih lengkap dengan sepatu high heels berwarna merah tepat di hadapannya."Oh! Aku pah

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   APAKAH DIA BERUBAH?

    Tidak banyak yang terjadi malam itu. Giovani dan Lunna hanya mengobrol santai sambil terus mengamati perkembangan Darren.Sehari...Dua hari ...Tiga hari pun berlalu. Darren yang telah sadar pada hari kedua perawatannya di rumah sakit akhirnya diizinkan pulang.Saat itu, Darren sempat merasa heran karena tidak melihat Luna barang sehari pun sejak ia terjaga. Ingin rasanya ia bertanya kepada Giovani tentang keberadaan gadis itu. Apakah Luna memang tidak datang sama sekali untuk melihat keadaannya? Namun, tentu saja Darren tidak bisa menanyakan hal tersebut. Atas dasar apa ia harus menanyakan Luna pada Giovani pula?? Bukankah kalau ada orang yang harus dia tanya, itu adalah Mona?***Satu jam setelah Giovani dan Darren tiba di mansion keluarga Smith, mereka disambut oleh Diana Smith dan Mona yang sudah menunggu di depan pintu. Namun, sekali lagi, Darren tidak melihat Luna. Di mana gadis itu? Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya.Karena masih belum diperbolehkan dokter untuk banya

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   WANITA DI BALIK BAYANG

    Ruangan itu terasa begitu sunyi, hanya menyisakan dua orang di dalamnya—Giovani dan Lunna.Keheningan yang menggantung di udara membuat Lunna merasa tak nyaman. Ia sadar, tak ada orang lain di sana selain dirinya dan pria itu."Kalau kupikir-pikir, selama ini kita bahkan belum pernah bicara berdua saja, kan, Luna?" suara Giovani memecah kesunyian.Pria itu yang tadinya berdiri di dekat pintu perlahan melangkah mendekat ke arah Lunna yang duduk di sofa. Tatapannya penuh makna, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang lebih dari sekadar percakapan biasa."Maafkan aku," lanjut Giovani, suaranya terdengar tulus. "Pekerjaan di kantor sedang sangat banyak. Ditambah lagi, ada beberapa janji yang sudah terlanjur terjadwal dan tidak bisa aku batalkan. Semua itu membuatku tak punya cukup waktu untuk dihabiskan bersamamu. Padahal, seharusnya kita berdua lebih sering bersama. Tapi lihatlah, karena diriku, kau jadi merasa kesepian."Giovani akhirnya duduk di samping Lunna, namun bukannya menjaga ja

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PRIA YANG SEDANG KOMA

    Bunyi monitor kecil berdenging pelan di dalam ruangan, menciptakan ritme monoton yang bercampur dengan suara tarikan napas lemah dari ventilator. Darren terbaring diam di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat, tubuhnya nyaris tak bergerak selain naik-turun halus di bawah pengaruh alat bantu napas. Delapan jam operasi telah berlalu sejak peluru yang hampir menyentuh jantungnya dikeluarkan. Namun, kesadarannya masih belum kembali.Mona berdiri di samping Giovani, matanya menatap Darren yang terbaring tak berdaya di balik dinding kaca ICU. Suaranya berbisik ketika akhirnya ia bertanya, "Apa Darren akan sadar?"Giovani tidak mengalihkan tatapannya dari Darren. Rahangnya mengeras, matanya tajam seakan berusaha menembus tabir ketidakpastian yang menyelimuti sahabatnya. "Dia harus sadar," jawabnya lirih, tetapi penuh keyakinan.Mona melirik Giovani dari sudut matanya, mengamati ekspresi pria itu dengan hati-hati. Ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha menekan kekesalan y

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   RIVAL TERSAYANG

    Giovani menarik tubuh ibunya ke belakangnya, tubuhnya menjadi tameng bagi wanita yang telah melahirkannya. Dua peluru yang bersarang di lengannya seolah bukan apa-apa baginya. Rasa sakit yang menjalar di otot dan tulangnya seolah tak cukup kuat untuk membuatnya mundur."Giovani?!" seru Diana, matanya berkaca-kaca saat melihat darah mengalir dari lengan putranya."Bu, tetaplah di belakangku! Putramu ini tidak akan roboh semudah itu!" ucap Giovani mantap, matanya tajam menatap sang penjahat di depannya.Diana mengangguk dengan penuh kepercayaan. "Ibu percaya, Nak."Di seberang ruangan, seorang pria bertopeng mengangkat pistolnya, seringai kejam tersungging di wajahnya. "Hah! Jangan banyak bicara! Kalian berdua akan segera aku kirim ke akhirat dengan cepat!" Tawanya meledak, merasa yakin bahwa dia dan komplotannya telah berhasil melumpuhkan semua orang di dalam mansion keluarga Smith.Giovani tetap menatap lurus ke arah penjahat itu. Otaknya bekerja cepat. Pria ini sendirian di ruangan in

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   SUNGGUH BUKAN GADIS YANG PENURUT

    Lunna kini mulai memahami situasi yang tengah mereka hadapi. Pikirannya dipenuhi kewaspadaan, dan matanya menatap Darren dengan penuh tanda tanya."Lalu bagaimana sekarang?" tanyanya dengan nada khawatir.Darren tak langsung menjawab. Ia berjalan cepat ke meja kerjanya, menghidupkan laptop untuk mengecek rekaman CCTV yang tersebar di seluruh mansion. Namun, begitu melihat sesuatu di layar, wajahnya langsung menegang."Sial!" makinya seraya berdiri dengan tergesa-gesa. Ia berlari menuju lemari di sudut ruangan, menarik laci dengan kasar, dan mengambil dua pistol. Dengan cekatan, ia menyelipkan senjata itu ke pinggangnya.Melihat perubahan sikap Darren yang tiba-tiba menjadi panik, Lunna ikut merasa cemas. Ia segera meraih tangan Darren, menahannya sebelum lelaki itu melangkah pergi."Apa yang terjadi? Dan kau mau ke mana?" tanya Lunna dengan penuh kegelisahan.Darren menatap Lunna sejenak sebelum menjawab dengan nada tegas. "Paman dan nenek sedang disandera oleh para penjahat di lantai

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   MENGKHAWATIRKAN WANITA KU

    Kurama menatap Lunna dan Darren bergantian, wajahnya dipenuhi tawa ceria. “Hahaha, kalian sangat serasi! Sungguh!” katanya dengan suara lantang. “Nah, karena hatiku sangat senang hari ini, aku mengundang kalian berdua untuk makan siang denganku. Kalian tidak akan menolaknya, kan?”Darren segera merespons dengan penuh keyakinan. “Tentu saja tidak. Iya kan, sayang?” Nada suaranya sengaja dibuat lebih dalam, seolah menginginkan Lunna menegaskan kesediaannya.Lunna tersenyum, meski dalam hatinya ada sedikit keterpaksaan. “Ya! Tentu saja.”**Setelah makan siang usai, mereka akhirnya kembali ke mobil. Lunna duduk di kursi penumpang dengan tangan terlipat di dadanya, menatap Darren dengan tatapan yang penuh makna.“Kau memang sangat ahli memanfaatkan situasi, Darren,” katanya dengan nada sinis.Darren, yang tengah menyalakan mesin mobil, hanya tersenyum sambil melirik ke arah Lunna. “Tapi kau terlihat sangat menikmatinya, Bibi.” Ucapnya, lalu mengedipkan matanya dengan jenaka.Lunna mendengu

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   HUBUNGAN PALSU

    Meeting panjang bersama Kurama akhirnya selesai. Namun, di luar dugaan, tamu Darren ternyata adalah seorang pria Jepang yang fasih berbahasa Indonesia. Darren, yang awalnya mengandalkan Luna untuk membantunya berkomunikasi dalam bahasa Jepang, justru menemukan bahwa Tetsuji Kurama sangat memahami Bahasa Indonesia. Bahkan, selain mengucapkan "Ohayou Gozaimasu! / おはようございます", tak ada lagi kalimat dalam bahasa Jepang yang keluar dari mulut mereka bertiga—Luna, Darren, dan Kurama.Selama rapat berlangsung, ketiganya berbicara dengan lancar dalam Bahasa Indonesia."Tuan Kurama, aku sangat berharap kerja sama ini dapat benar-benar terwujud antara perusahaan mu dan perusahaan kami," ucap Darren dengan penuh keyakinan."Aku pun demikian, Tuan Darren. Namun, sejujurnya, ini adalah pertama kalinya aku terlibat dalam bisnis real estate," ungkap Kurama dengan jujur. "Tuan Kurama, Anda tidak perlu khawatir. Saat ini, bisnis real estate memiliki potensi yang sangat besar karena merupakan bentuk usah

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   DIA PIKIR AKU CEMBURU!

    Diana Smith menatap Lunna dengan ekspresi khas seorang nyonya besar yang sulit untuk ditolak. "Kau tidak keberatan, kan, Luna, kalau harus menemani Darren di kantor hari ini?" ulangnya dengan suara lembut namun penuh tekanan.Darren terdiam, tak peduli apa maksud sebenarnya dari sang nenek, tapi yang pasti hal ini sangat menguntungkannya. Namun tentunya Darren tidak bisa dengan bebas mengekspresikan rasa bahagianya yang tak terkira itu begitu saja. Dia harus tetap pasang wajah cool dan tenangnya di depan semua. Padahal di dalam hati, Darren bersorak kegirangan. n.Berbeda dengan Darren, Lunna justru merengut. Dia sama sekali tidak ingin berdekatan dengan Darren. Terjebak di rumah ini karena rencana si Luna biang kerok itu saja sudah membuat hari-hari Lunna penuh tekanan batin dan kewaspadaan tingkat tinggi. Ini malah ditambah harus ikut ke kantor dengan si Darren. Hal ini sungguh sangat menyebalkan baginya. "Kenapa harus begini sih?" gerutunya dalam hati, meskipun terpaksa harus pasa

  • Terjebak Gairah Sang Cassanova   PERINTAH SANG NENEK

    "Dimana dia??"Setelah mengantar Mona ke kamar, Darren segera berlari menuju kamarnya. Sepanjang jalan Darren mengumpat kesal karena tadi dia lupa mengunci pintu. Hal ini karena dia terlalu bersemangat untuk mengirim Mona menjauh dari kamarnya. Tapi lihatlah akibatnya, Luna pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk kabur. "Sial! Ternyata benar dia sudah kabur!" gerutu Darren, yang saking kesalnya memukul keras tepian tempat tidurnya. Darren melirik jam tangannya. Hari sudah menunjukan hampir pukul tiga pagi. Dengan cepat, ia mulai merapikan dokumen rapat yang berserakan di atas tempat tidur. Besok pagi-pagi ia harus sudah berangkat ke kantor. Ada hal penting yang harus dia lakukan besok jadi urusannya dengan Luna dia cukupkan saja sampai di sini- untuk hari ini. Dia akan membuat perhitungan dengan Luna untuk ciuman itu setelah urusannya selesai.***Matahari mulai muncul, menyinari mansion megah keluarga Smith. Seluruh anggota keluarga yang tinggal di sana sudah berkumpu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status