Share

Bab 195 : Kenangan

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-02 06:34:51
Pak Wira menutup panggilan dari Oriaga lantas diam memandangi layar ponselnya.

Beberapa saat yang lalu, Isaak menghubungi Pak Wira untuk meminta bantuan. Isaak tahu tidak mungkin meminta bantuan Oriaga karena kontaknya sudah diblokir oleh pria itu, hingga harapan satu-satunya bagi Isaak hanyalah Pak Wira. Dan kini Pak Wira bingung karena Oriaga malah memintanya menghubungi Isaak.

"Mereka benar-benar seperti anak kecil, apa susahnya memakai nomor lain untuk menghubungi atau membuka blokir dan menghubungi sendiri."

Pak Wira pun memasukkan ponsel ke dalam kantong celana sambil mengeluh. Pria paruh baya itu sedang dalam perjalanan menuju penthouse milik Oriaga.

Lima bulan yang lalu Oriaga memutuskan untuk tidak terus tinggal di rumah utama, dia terkadang memilih tinggal di penthouse dan setiap hari Pak Wira harus ke sana untuk mengecek pekerjaan para pelayan — yang juga harus mondar-mandir rumah utama dan kediaman pribadi Oriaga.

"Aku tidak akan menjadi penghubung kalian, silahkan bersi
Adinasya Mahila

semalam udah nulis tapi babnya hilang donkkkkkk 😭😭😭

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (23)
goodnovel comment avatar
Mbak Lina
kamu bisa Shana.... ayo bangkit lagi ...
goodnovel comment avatar
Putri Dhamayanti
nangis...krn memang kenangannya kuat sekali
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
apa Shana mulai ingat sama ori
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 196 : Anak Itu

    Shanaya duduk diam bak boneka tanpa nyawa. Tatapannya lurus ke ujung ranjang dengan tubuh yang terasa mengambang. Shanaya merasa seperti baru terbangun dari tidur panjang tapi malah mendapat mimpi buruk. “Maaf lama mencari burger untukmu.” Shanaya menoleh memandang Andra yang masuk ke dalam kamar. Di tangan pemuda itu tampak bungkusan berisi makanan yang dirinya minta. “Terima kasih, aku tadi sudah bertekad tidak akan mau makan kalau sampai kamu tidak datang membawa apa yang aku mau,” kata Shanaya menggunakan nada manja. Andra tertawa lega, setelah memberikan makanan itu ke Shanaya, dia lantas mengulurkan tangan mengusap rambut Shanaya yang mulai menyantap burgernya. “Pelan-pelan,” kata Andra. Shanaya pun mendongak dan mengangguk, membiarkan Andra mengusap sudut bibirnya sebelum duduk di sebelahnya dan bicara. “Aku sebenarnya tidak ingin meninggalkanmu di sini, tapi aku harus mandi, meletakkan barang-barangku dulu di rumah, apa tidak masalah kalau aku tinggal sebentar?” Pertan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 197 : Penthouse

    "Shana! Anak Papa."Isaak yang baru saja tiba di rumah sakit langsung memeluk Shanaya yang sedang duduk di ranjang sambil berbincang bersama Andra. Karena kehadiran Isaak itu, Andra harus rela melepas pegangan tangannya ke Shanaya. Pemuda itu tersenyum melihat Isaak akhirnya datang dan Shanaya tersenyum membalas pelukan Isaak."Ini akibatnya kalau pergi tidak bilang-bilang, jangan ulangi lagi!" Ucap Isaak, dia pun mengembuskan napas lega. Perasaan takut kehilangan Shanaya membuat Isaak sampai tidak bisa tidur sepanjang perjalanan menuju Indonesia. "Mama akan menyusul bersama Issa, karena harus mendapat surat rekomendasi dulu dari dokter kandungannya sebelum terbang," kata Isaak.Mendengar itu Shanaya pun merasa bersalah, dia ingin Isaak memberitahu Amora agar tidak usah menyusul ke Indonesia."Mamamu bilang dia ingin liburan juga, mumpung Issa juga libur."Karena alasan itu Shanaya tak mendebat lagi, mereka pun berbincang membahas kondisi Shanaya sambil menunggu dokter datang untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 198 : Kembali

    “Tidak boleh!” Isaak menghadang Shanaya yang hendak keluar dari pintu, dia bahkan mengurungkan niat untuk mandi lalu memakai bajunya lagi padahal sudah membasahi badan. “Kenapa?” “Kamu baru saja keluar dari rumah sakit, kondisimu belum stabil, kamu masih labil.” Isaak menggelengkan kepala, buru-buru menarik tas selempang Shanaya dan meminta putrinya itu masuk ke kamar. “Aku ingin pergi ke rumah Andra, kenapa Papa menghalangi? Aku ingin bertemu Mama dan saudara kembarnya yang bernama …. “ Shanaya tampak berpikir, dia mengerucutkan bibir mencoba mengingat siapa nama saudara kembar kekasihnya itu. Isaak yang ketakutan memilih untuk bertindak sedikit brutal, dia mendorong tubuh sang putri masuk ke kamar lantas mengunci pintu dari luar. “Papa! Apa yang Papa lakukan?” Teriak Shanaya, dia bahkan sampai menggedor-gedor pintu sedangkan Isaak sendiri memilih menulikan pendengaran. Pria itu menggenggam erat kunci kamar Shanaya lantas berkata,” Papa mandi dulu, setelah Papa mandi akan Pap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 199 : Terbongkar

    "Bacakan!" Perintah Oriaga pada pengacara membuat semua orang yang sedang duduk di ruang makan diam. Meskipun awalnya ingin pertemuan itu terkesan santai karena dilakukan sembari makan, tapi nyatanya semua orang tidak bisa menyantap hidangan mewah yang sudah disiapkan oleh koki.Mereka sama sekali tidak nafsu, karena harap-harap cemas mendengar isi dari surat yang akan pengacara bacakan."Sebelum meninggal, Tuan Pradipta menulis surat wasiat yang dibagi menjadi dua. Pertama, surat yang isinya sudah pernah Anda semua dengar sebelumnya, dan yang ke dua adalah surat yang akan saya bacaan sebentar lagi."Masayu melirik Arumi. Namun, adiknya itu tampak bersikap datar bahkan seperti Oriaga, Arumi mengambil sendok dan menikmati makanan.Pengacara pun mulai membacakan isi surat wasiat yang dimaksud, pada paragraf pertama mendiang Pradipta sudah sukses menampar dua putrinya dengan kalimat 'menikmati semua fasilitas tanpa perlu susah payah bekerja'.Masayu yang tidak makan sampai tersedak, ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 200 : Keinginan Membalas

    Arumi berusaha bersikap biasa meski sudah tahu kalau keponakannya saat ini sedang berencana menikahi gadis yang sangat dia benci. Saat Masayu ingin mengajaknya bicara, Arumi memilih menghindar, dia pergi ke kamarnya lantas merenung di sana. Setelah kejadian kecelakaan yang menimpa Shanaya di Jerman. Arumi merasa bahwa Oriaga tak sekuat apa yang dia pikirkan. Nyatanya, Pria itu kecolongan dan masih membiarkannya saja. Arumi pun tersenyum miring, merasa berada di atas awan karena yakin Shanaya tidak akan mungkin bisa menyentuhnya juga. “Ternyata dia anak Kak Isaak, pantas wajahnya jauh dari kata kampungan. Gadis sialan itu sejatinya memiliki nasib mujur, tapi sayang sekali dia sudah membuatku kesal,” ujar Arumi. Dia menoleh ke arah cermin untuk melihat pantulan dirinya sendiri yang sedang tersenyum licik.Sementara di luar sana, Kirana menarik Andra masuk ke ruang keluarga. Gadis itu ingin meminta penjelasan soal Shanaya yang kehilangan ingatan. “Apa benar dia tidak ingat apapun? Bag

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 201 : Playgirl

    “Marilah bertetangga dengan baik, Ori! Jangan menghindari Shana, bukankah dengan berpisah artinya takdir buruk kalian sudah putus?” Shanaya sedikit tidak percaya mendengar ucapan Isaak. Saat ini, dia dan pria itu tampak sedang duduk berhadapan di meja makan. Isaak baru saja bercerita tentang perbincangannya bersama Oriaga semalam. Agar Shanaya tidak marah dia menjelaskan bahwa dari lubuk hati yang terdalam, dia mencoba mendekatkan lagi Shanaya dan Oriaga. “Apa tujuan Papa bicara seperti itu?” Ketus Shanaya. Namun, bukannya menjawab Isaak malah tertawa, dia senang karena lidah putrinya sudah terbiasa memanggil Papa. “Kamu masih mencintainya ‘kan? Aku yakin Ori juga masih mencintaimu.” Bukannya senang, Shanaya malah gelisah. Dia menerima uluran gelas berisi susu dari Isaak tapi tak segera meminumnya. Shanaya memainkan telunjuk di bibir gelas itu sebelum berkata – “Bagaimana dengan Andra? Dia sudah melamarku dan aku menerima.” Shanaya memandang cincin yang tersemat di jari manis,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 202 : Merasa Kerdil

    Andra tertegun saat menemui Shanaya. Dia tak menyangka kalau gadis yang sangat dicintainya itu kini tinggal satu gedung dengan Oriaga. Andra masih tak mencurigai sesuatu, bahkan tadi saat menelepon dan ingin datang ke penthouse, Shanaya memersilahkan dengan sangat antusias.Namun, tak disangka Andra seperti mendapat syok terapi, saat berpapasan dengan Pak Wira dan pelayan yang baru saja selesai bersih-bersih.Andra bingung harus bagaimana, dia jelas tidak ingin kalau sampai Shanaya terus bertemu dengan Oriaga hingga berakibat ke ingatan yang bisa kembali kapan saja."Apa kamu tidak ingin pindah dari sini?"Pertanyaan Andra membuat Shanaya yang sedang menuang jus ke dalam gelas menghentikan gerakan tangan. Shanaya yang berdiri memunggungi Andra pun memilih diam sejenak untuk berpikir, kemudian lanjut menuang jus sebelum menoleh Andra."Kenapa harus pindah? Memang kamu tahu Papaku punya berapa properti di kota ini?" Tanya Shanaya sembari duduk di depan Andra dan meletakkan gelas berisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 203 : Tak Punya Otak

    Di tempat lain, Arumi terlihat berada di studionya. Setelah kejadian kecelakan yang menimpa Shanaya, Arumi memang memilih untuk tak banyak tingkah untuk mengurangi kecurigaan orang padanya.Arumi sibuk mengecek beberapa desain perhiasan yang akan dibawa ke pameran nantinya, saat asistennya masuk menghampiri.“Saya baru saja mendapatkan laporan kalau persiapan pameran sudah hampir seratus persen selesai,” ucap Ira begitu berdiri di depan Arumi.“Tidak ada kendala, kan?” tanya Arumi sambil memilah desain perhiasan buah karyanya.“Tidak ada Bu, semuanya berjalan sesuai rencana. Semoga lancar sampai acara nanti berakhir,” jawab asisten Arumi itu.Arumi pun merapikan kertas desain miliknya, lantas memandang Ira yang berdiri di hadapannya.“Ayo pergi ke hotel untuk mengecek apa benar persiapan tempatnya hampir selesai,” ujar Arumi mengajak sang asisten pergi.Arumi mengambil tas yang ada di atas meja, lantas keluar dari studio bersama Ira. Mereka pergi ke hotel tempat Arumi akan mengadakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 20 : END

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Sebuah pesta pernikahan digelar megah, senyum serta canda tampak kentara di wajah keluarga terutama dua pasang mempelai yang kini sedang berdansa. Oriaga melihat Shanaya yang tersenyum, lantas mendekatkan bibir ke telinga istrinya itu kemudian berbisik, “Apa kamu ingin pesta pernikahan seperti ini?” Shanaya semakin melebarkan senyum lantas menoleh suaminya. “Bukankah sudah terlambat kalau kita membuat pesta?” tanya balik Shanaya. Oriaga menanggapi ucapan Shanaya dengan senyuman karena apa yang dikatakan memang benar. Pesta pernikahan Andra, Mauri, Elkan, dan Kirana berlangsung hari itu. Shanaya menatap ke para pengantin baru itu, setelah semua yang dilalui, kini semua orang mendapat kebahagiaan tak terkecuali. “Mereka sangat bahagia,” ucap Shanaya ke Oriaga. “Kita juga,” balas pria itu sambil menggenggam erat tangan Shanaya. Shanaya melebarkan senyum lantas menyandarkan kepala di pundak Oriaga.

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 19 : Kebutuhan Bayi

    Pagi itu selepas Oriaga berangkat ke kantor, Shanaya tampak duduk di taman bersama Pak Wira yang punya tugas tambahan mengawasinya satu kali dua puluh empat jam.Pak Wira terlihat membawa buku catatan dan pulpen di tangannya. Pria tua itu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum berkata,“Saya sudah membuat daftar barang yang harus disiapkan sebelum Anda melahirkan.”Ternyata diam-diam Pak Wira memiliki catatan barang apa saja yang harus disiapkan Shanaya untuk menyambut kelahiran anaknya.Shanaya pun memperhatikan Pak Wira yang memegang buku catatan itu, hingga mulai membaca apa saja yang tertulis di sana.“Baju new born lima lusin, baju tidur tiga lusin, selimut sepuluh, sepatu sepuluh, lalu--” Belum juga Pak Wira selesai menyebutkan semua barang yang dicatat, Shanaya sudah menghentikan pria itu.“Kenapa banyak sekali, Pak? Bayi tidak perlu baju sebanyak itu, lagipula yang Pak Wira sebutkan itu baju, bukan popok sekali pakai,” ucap Shanaya.“Memangnya Pak Wira men

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (11)

    “Kenapa mendadak seperti ini? Sebenarnya tidak perlu dijemput tidak apa-apa, aku bisa pergi ke sana sendiri,” ucap Mauri. Dia terkejut karena Andra tiba-tiba menghubungi.“Itu Kirana sudah di bawah, tidak masalah! Pergi saja bersama dengannya,” ucap Andra dari seberang panggilan.Mauri benar-benar tak percaya mendengar ucapan Andra, tapi karena tak ingin Kirana lama menunggu, Mauri pun buru-buru menyambar tasnya menuju lobi.Hari itu secara mendadak Andra memberitahu bahwa Kirana akan datang untuk mengajak Mauri pergi ke butik.Mauri yang merasa belum mengenal dekat Kirana jelas merasa sungkan, apalagi saat sampai di lobi Kirana sudah berdiri di sana lantas menghampirinya.“Apak amu sudah siap?” tanya Kirana saat bertemu sang calon kakak ipar. Mauri kaget sekaligus senang mendapati sikap ramah Kirana. Namun, masih ada sedikit rasa sungkan di hatinya, hingga Mauri hanya mengangguk membalas pertanyaan Kirana.Tak menunggu lama Kirana pun mengajak Mauri masuk ke mobilnya yang masih terp

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 18 : Selepas Dari Rumah Mauri

    Baru saja masuk kamar, tapi Oriaga langsung ditodong pertanyaan dari Shanaya yang ternyata menunggu dirinya pulang. Shanaya yang sedang bersantai duduk di atas ranjang seketika menegakkan badan. Wanita itu antusias bertanya,“Bagaimana tadi pertemuan dengan orang tuanya Mauri?” “Lancar dan tentu saja Ayah Mauri langsung merestui,” jawab Oriaga. Oriaga berjalan mendekat ke Shanaya yang sejak tadi ternyata sedang membaca buku. Oriaga naik ke ranjang, lantas tanpa permisi mengambil buku Shanaya kemudian berbaring terlentang untuk membaca buku itu. “Kenapa bacanya sambil berbaring? Baca sambil duduk, nanti matamu sakit kalau membaca dengan posisi seperti itu,” ucap Shanaya sambil menatap Oriaga. “Aku memang sudah 43 tahun, tapi mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Kamu tenang saja,” balas Oriaga dengan santainya tanpa mengganti posisi. “Sombong, awas saja nanti kalau kamu mengeluh matamu gatal atau berair.” Shanaya bicara dengan nada candaan, dia menggeser dudu

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (10)

    Malam harinya Andra pun pergi ke rumah orang tua Mauri bersama Oriaga dan Masayu. Andra tak bisa bersikap tenang, dia terlihat sangat gugup saat baru saja turun dari mobil.“Jangan gugup, tarik napas panjang lalu embuskan perlahan,” ucap Masayu sambil merapikan kemeja Andra. Dia memulas senyum, menyadari bahwa sang putra mungkin sedang tidak baik-baik saja.Andra menatap sang mama, dia mengangguk kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Masayu.Masayu kemudian menggandeng tangan Andra, bersama Oriaga berjalan menuju pintu rumah Abraham.Saat sampai di depan rumah, ibu Mauri menyambut mereka dengan ramah meski wanita itu terlihat pucat dan tubuhnya masih kurang bugar.“Apa Anda baik-baik saja? Jika masih kurang sehat, seharusnya tak perlu menyambut kami di depan,” ucap Masayu berpindah menggandeng tangan ibu Mauri.Ibu Mauri pun mengajak semuanya masuk sambil digandeng Masayu. Meski baru pertama kali bertemu, tapi mereka tampak dekat.“Apa kondisi Anda sudah membaik?” tanya Masayu ka

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (9)

    Andra sudah sangat panik hingga memutuskan membuang status sebagai atasan dan bawahan lalu mencoba menghubungi nomor pamannya sendiri. “Ada apa?” Suara Oriaga terdengar dari seberang panggilan. Detak jantung Andra seketika mulai normal kembali, dia terlihat sangat lega karena panggilannya dijawab oleh Oriaga. “Paman ada di mana?” tanya Andra dengan suara yang masih panik. “Aku sedang ada urusan di luar,” jawab Oriaga, “ada apa?” tanya pria itu lagi. “Bagini Paman, ayah Mauri memintaku membawa Paman ke rumahnya nanti malam." Andra memberitahu Oriaga tanpa ada lagi basa-basi. “Sudah kuduga karena hal itu kamu menghubungi dengan suara panik seperti ini,” ucap Oriaga dari seberang panggilan. “Bagaimana aku tidak panik, aku ke ruangan Paman dan di sana sepi, bagaimana jika tiba-tiba saja Paman ke luar kota,” balas Andra. “Tenang saja, aku akan datang dan memastikan kalau kamu akan menikah dengan Mauri,” ucap Oriaga mencoba menenangkan Andra. Andra pun bernapas dengan

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (8)

    Setelah berbincang dengan Oriaga, Andra tak menunggu lama untuk menghubungi Mauri, memberitahu kabar baik yang didapatnya.“Apa kamu masih di rumah sakit?” tanya Andra saat panggilannya dijawab Mauri.“Iya,” jawab Mauri dari seberang panggilan.“Aku sudah menemui pamanku, dia setuju untuk membantu kita,” ucap Andra lagi. Ia mendengar suara helaan napas kasar dari seberang panggilan, hingga kemudian Mauri bicara.“Syukurlah kalau memang seperti itu.”Ada kelegaan di wajah Mauri yang tidak bisa Andra lihat karena mereka tidak sedang bersama. Bahkan jika saat ini berdekatan Mauri sangat ingin memeluk erat Andra.“Sampaikan ke papamu, pamanku bilang ingin bertemu, mau di rumah utama atau di rumahmu terserah yang penting papamu percaya.”“Hm … aku akan coba bertanya dulu ke Papa,” balas Mauri dari seberang panggilan.“Aku akan menunggu kabar darimu, kalau bisa cepatnya,” ucap Andra.“Pasti aku kabari segera,” balas Mauri. “Oh … ya, hari ini aku izin tidak ke kantor sehari lagi, aku sedang

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (7)

    Pagi itu Andra datang ke rumah utama. Saat sampai di sana, dia bertemu dengan Shanaya yang baru saja keluar dari lift dan heran melihat kedatangannya. Andra awalnya hendak menyapa, tapi melihat rambut Shanaya yang basah di pagi hari membuat Andra tertegun, bahkan pikiran pria itu sampai ke mana-mana. “Andra, tumben kamu datang pagi sekali?” sapa Shanaya. “Iya." Andra menjawab sekenanya. Masih kaget karena pikiran liar di kepala. “Itu ... memangnya wanita hamil boleh sering melakukan .... ?” Andra menjeda lisan, tanpa sadar mengungkapkan isi kepala. Shanaya terkejut mendengar pertanyaan Andra, hingga dia pun membalas, “Maksudmu bercinta? Itu malah sangat penting untuk menjaga kestabilan hormon.” Andra mengedip beberapa kali, dia bingung mendengar penjelasan Shanaya. Namun, agak sungkan untuk bertanya. “Makanya kamu cepetan nikah supaya tahu hal semacam ini,” ucap Shanaya saat melihat Andra bingung. Andra mengerucutkan bibir mendengar hinaan Shanaya, hingga dia pun mem

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (6)

    “Tidak bisa! Aku harus bicara serius ke papamu, jika masalah ini tidak dibereskan dan dituntaskan, maka akan terus berlarut,” ujar Andra mencoba meyakinkan Mauri.Mauri tertegun melihat Andra yang terlihat serius, hingga akhirnya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi. “Baiklah, tapi hati-hati,” ucap Mauri yang masih menyimpan perasaan cemas.Andra mengangguk lalu menyentuh lembut pipi Mauri, dia lantas menoleh ke ibu Mauri yang terbaring lemah. Dia tersenyum tipis ke wanita itu seolah meminta izin.Setelahnya Andra pun keluar dari kamar inap itu, dan berlari mengejar Abraham yang berjalan di koridor hingga menghadang dan membuat Abraham berhenti melangkah.“Tunggu, saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Andra. Meskipun menerima perlakuan buruk, tapi dia tetap bersikap sopan.Abraham terlihat kesal melihat Andra. Pria itu tak mau bicara, lebih memilih berjalan melewati Andra lagi tapi kembali dihadang.“Izinkan saya bicara pada Anda Pak,” ucap Andra membujuk.“Tidak ada yang perlu

DMCA.com Protection Status