Beranda / Romansa / Terjebak Gairah ABG / 134. Pindah Hotel

Share

134. Pindah Hotel

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-10 09:27:29

Sosok Kalina berdiri dihadapanku, aku hampir tidak percaya,

“Kaget ya, om? Aku sengaja tidak kasih tahu kalau aku mau datang.” ujar Kalina.

“Ya kagetlah.. kamu datang tiba-tiba gitu. Yuk! Masuk Kalina..”

Setelah aku tutup pintu kamar, aku ceritakan pada Kalina bahwa aku mau pindah hotel.

“Kenapa om? Kok pindah hotel? Inikan hotel yang terbaik di Surabaya?”

“Panjang ceritanya, Kal.. nanti om akan ceritakan semuanya.”

“Terus.. om mau pindah ke hotel mana? Mau gak aku carikan?”

“Gak usah, Kal, kebetulan pihak kantor yang sudah urus semuanya. Kita tunggu aja kabar dari kantor.”

Sembari menunggu kabar dari kantor, aku bercengkrama dengan Kalina. Meskipun pikiranku masih terngiang-ngiang dengan kata-kata yang kurang ‘genah’ dari calon suami Ita yang sangat angkuh.

Tidak ada tanda-tanda kalau Kalina ingin memanfaatkan waktu untuk bercinta. Kalina sangat pasif dan gestur tubuhnya pun tidak memberikan isyarat apa-apa.

Setelah pihak kantor cabang di Surabaya memberitahukan aku harus pindah ke h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   135. Puncak Penyelesaian

    Kalina yang ada disampingku terlihat mulai gelisah, karena Jatimin terlalu lama mengajakku bicara. Satu sisi aku prihatin dengan apa yang dialami Jatimin, disisi lain aku pun tidak ingin Kalina kecewa.Aku akhir pembicaraan dengan Jatimin, “Jat.. maaf saya harus menyelesaikan pekerjaan dulu ya. Lakukan aja yang terbaik untuk Noni.”Aku tidak peduli Jatimin suka atau tidak aku menyelesaikan pembicaraan tersebut. Sebagai orang yang baru aku kenal, Kalina haruslah aku hargai.Aku minta maaf pada Kalina, “Kalina.. maaf ya, obrolannya tadi terlalu panjang.” Aku katakan itu sembari memeluk Kalina.Kalina hanya menatapku penuh harap, dari tatapannya aku bisa merasakan kalau Kalina sangat mengharapkan agar aku berinisiatif untuk memenuhi hasratnya.Aku menanggalkan pakaianku satu persatu tanpa ada yang tersisa. Di bawah selimut aku tahu kalau Kalina pun tanpa dibalut sehelai pakaian pun.Kalina tidak seperti gadis-gadis lain yang pernah aku kencani, dia begitu dingin meskipun aku sudah mencum

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Terjebak Gairah ABG   136. Kabar Buruk

    Waktu berlalu begitu cepat, tanpa terasa aku sudah masuk hari ke 4 di Surabaya. Saat aku sedang di kantor cabang Surabaya, Widarti telepon dan memberitahukan kalau Noni sedang di rawat di Rumah Sakit,“Mas Danu.. kami sangat mencemaskan keadaan Noni, saat ini Noni sedang di ruang ICU. Kami ingin mas ada di sisi Noni saat ini.” ujar Widarti di seberang telepon.Aku terperangah mendengar kabar tentang Noni, aku tidak menyangka kalau penyakitnya kembali kambuh. Aku kembali terbayang wajah Noni saat pertama kali melihatnya di rumah sakit.“Baik, Wid.. aku akan segera ke Bandung.” Cuma itu yang aku katakan pada Widarti.Setelah selesai bicara dengan Widarti, aku segera hubungi pak Anggoro untuk minta izin menjenguk Noni. Aku menceritakan segala situasi pekerjaan di Surabaya, dan aku jelaskan juga tentang kondisi kesehatan Noni.Begitu dapat izin dari pak Anggoro, aku segera tinggalkan Surabaya. Aku telepon Kalina agar dia tidak mencariku di hotel,“Hallo, Kal.. om hari ini harus ke Bandung

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-12
  • Terjebak Gairah ABG   137. Kondisi Noni Mencemaskan

    Dari balik kaca jendela ruang ICU, aku melihat dokter dan tim medis secara intensif melakukan tindakan terhadap Noni. Dengan penuh Kecemasan, Widarti dan Jatimin menatap ke dalam dari balik jendela kaca ruang ICU.Aku menghampiri Widarti dan Jatimin, “Memang seperti itulah kondisi Noni, saat kembali anpal. Itulah yang mas alami saat mendampinginya di rumah sakit.”Widarti terus menangis, begitu juga Jatimin. “Aku gak kuat mas melihat keadaan Noni, aku sangat merasa bersalah.”“Wid.. Kita tidak pernah tahu, apa rencana Tuhan dibalik semua ini. Tidak usah terlalu merasa bersalah.”Jatimin sendiri lebih merasa bersalah, karena sejak lahir sampai Noni berusia 20 tahun Jatimin tidak pernah tahu nasib Noni.“Kalau Tuhan sembuhkan Noni, saya akan tebus dosa dan kesalahan saya pada Noni, mas.” ucap Jatimin lirih.Dokter keluar dari ruang ICU dan menemui kami, “Bisa bicara dengan orang tua pasien?” tanya dokter.Jatimin langsung menjawab, “Bisa dok!”Dokter mengajak Jatimin ke ruangannya, seme

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-13
  • Terjebak Gairah ABG   138. Clara Lagi

    Ada kecemasan terhadap Clara. Tapi, kecemasanku terhadap Noni pun lebih dari itu. Namun, karena Clara tak kunjung berbicara, akupun menutup sambungan telepon.Jatimin kembali mengajakku bicara, “Mas Danu, bagaimana sebaiknya sikap saya menghadapi Noni? tanya Jatimin.“Hanya bersabar untuk sementara waktu, siapa tahu setelah dia sembuh ada perubahan. Tetaplah ikuti situasi hati Noni, karena dia sering berubah-ubah.”Aku juga jelaskan pada Jatimin, kalau Noni secara psikis seperti menghadapi trauma masa lalu. Dan aku minta pada Jatimin untuk bersabar sampai Noni bisa sembuh dari trauma tersebut.Sengaja aku sampaikan itu, agar Jatimin mau mencari tahu sendiri apa yang perah dialami Noni. Aku tidak ingin dia tahu masalah itu dari mulutku.“Kompleksitas yang dialami Noni itu, membuat dia tertekan. Dia butuh seseorang yang sungguh-sungguh menyayanginya, Jat.”Sengaja aku tekanan hal itu pada Jatimin, aku ingin dia fokus untuk menyayangi Noni.“Aku sudah berusaha untuk menyayangi Noni, mas.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Terjebak Gairah ABG   139. Minta Dipijat

    Saat aku merapikan selimut yang tidak menutup bagian tubuhnya, Clara terbangun dan memasarkan pandangannya dengan menyipitkan matanya. “Om Danu ya? Kapan datang, om?” tanya Clara“Baru saja, Clara.. selimut kamu berantakan tadi.”“Masak sih? Om sempat lihat dong?” canda ClaraAku hanya bisa tersenyum pada Clara, aku katakan padanya bahwa aku numpang nginap di Paviliunnya. Clara dengan senang hati menerima, karena memang itu yang diinginkannya.“Aku malah senang om mau nginap di sini, aku lagi sakit, om. Bagian paha sampai ke tumit aku sakit banget, om.”Clara membuka selimut dan memperlihatkan bagian paha dan tumitnya yang sakit. Pada bagian itu terlihat sedikit memar dan lebam.“Kenapa bisa begitu, Clara? Kamu tergelincir atau bagaimana?”Clara jelaskan bahwa, saat sedang di Treadmill dia tergelincir. Kebetulan dia memang sedang mencoba untuk nge-gym sekarang ini. Meskipun masih diawasi instruktur, namanya keteledoran bisa saja terjadi“Kalau yang seperti ini, kamu harus ditangani ol

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Terjebak Gairah ABG   140. Tragedi yang Dialami Noni

    Aku terbangun saat matahari menembus tirai kamar, Clara masih terlelap dengan pulasnya. Agaknya, pijatanku memang membuatnya nyaman.Aku bergegas ke kamar mandi, pagi ini aku harus berada di rumah sakit. Tidak ada yang terjadi antara aku dan Clara tadi malam, dengan pijatanku yang ala kadarnya sudah mampu membuatnya nyaman.Saat keluar dari Paviliun Clara, sengaja aku tidak membangunkannya. Aku tidak ingin Clara malah minta morning seks seperti kebiasaannya.Di rumah sakit, Widarti dan Jatimin wajahnya terlihat kuyu. Sepertinya mereka tidak tidur semalaman.“Pagi Wid.. Jat, kalian belum tidur sepertinya? Kenapa Wid? Noni anpal lagi?”“Iya mas, kami sangat cemas melihat kondisi kesehatannya yang turun naik. Aku bergantian berjaga dengan mas Jatimin.”“Kenapa aku gak diberi kabar, Wid? Kan aku bisa jaga dengan Jatimin, kamu bisa istirahat pulang?”Widarti tidak ingin merepotkan aku, itulah alasan yang dikemukakannya. Namun, aku merasa sangat bersalah. Aku tidak bisa bayangkan kalau sesu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Terjebak Gairah ABG   141. Musibah Lain

    Meskipun masih diliputi perasaan cemas, aku tetap pulang ke Jakarta. Noni masih dalam kondisi lemah dan tidak bisa diajak berkomunikasi saat aku tinggalkan. Saat sampai di Jakarta, di rumah aku tidak menemukan isteri dan anakku. Kondisi rumah kosong tanpa berpenghuni, aku menduga kalau isteriku sedang berada di rumah Rani. Setelah istirahat sejenak, aku pergi ke rumah Rani. Begitu sampai di rumah Rani, rumahnya dalam keadaan terkunci. Berkali-kali aku ketuk pintunya tidak ada yang menyahut. Aku telepon Sri isteriku, untuk mencari tahu, “Hallo.. Sri, sedang berada di mana? Mas lagi di rumah Rani, tapi rumahnya terkunci.”“Rani masuk rumah sakit mas..” sahut Sri. Sri memberitahukan nama rumah sakit dan alamatnya. Dia juga menceritakan kondisi kesehatan Rani. Aku buru-buru meninggalkan rumah Rani dengan perasaan galau. Aku takut terjadi sesuatu dengan kehamilan Rani. Jelas aku sangat khawatir dengan kesehatan Rani, karena dia adalah anak kandungku. Kalau pada kesehatan Noni saja aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • Terjebak Gairah ABG   142. Menuai Balasan

    Hidup kadang menjadi ladang bagi manusia menuai setiap perbuatan. Apa yang aku alami, juga Widarti dan Jatimin alami adalah balasan perbuatan yang kami terima.Aku membalas pesan Widarti dan berusaha untuk menguatkan dia dan Jatimin,[Wid.. mas doakan semoga kamu dan Jatimin kuat menghadapi ujian-Nya. Memang tidak ringan Wid, tapi hal seperti itulah yang akan menumbuhkan kasih sayang kalian pada Noni. Mas juga sedang menerima ujian Tuhan, Rani anak mas yang sedang hamil, dirawat di rumah sakit. Mas juga sadar kalau sedang menuai apa yang pernah mas tanam. Semoga kita semua kuat menghadapi ujian-Nya]Itulah pesan yang aku kirimkan pada Widarti, untuk mengingatkannya. Bahwa, sekian lama mereka berdua menyia-nyiakan Noni dan sekarang baru mereka terima betapa sedihnya melihat kenyataan, saat anak yang kita cintai menghadapi sakaratul maut.Keesokan harinyaPagi itu Radith mengajakku untuk bicara, dia sangat mencemaskan keadaan Rani, “Pa.. tolong kuatkan Radith, Papa kan sudah punya pengal

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status