Home / Romansa / Terjebak Dua Cinta / Bab 06 - Pasrah

Share

Bab 06 - Pasrah

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2024-10-29 11:09:10

Sambutan hangat Nuri pada Tanti, mengingatkan Farzan akan sambutan berbeda ibunya pada Ristin tempo hari. Pria berkemeja marun mendengkus pelan menyaksikan bagaimana senangnya Nuri karena didatangi Tanti. 

Farzan mengamati kala perempuan bersetelan blazer biru mendatangi Haedar dan menyalaminya dengan takzim. Farzan kembali membatin jika sang ayah juga terlihat senang dengan kedatangan anak sahabatnya. 

Percakapan ringan dilakukan Tanti dan Nuri. Farzan tidak urun bicara. Dia hanya mengamati interaksi kedua perempuan berbeda generasi yang terlihat begitu akrab.

"Maaf, aku ke sini nggak bawa apa-apa," tutur Tanti. 

"Tidak apa-apa, Nak. Kamu datang saja, Ibu sudah senang," balas Nuri. 

"InsyaAllah, kalau ke sini lagi, aku bawakan menu terbaru dari kafe." Tanti mengalihkan pandangan pada lelaki tua yang matanya sama sendunya dengan sang putra. "Om mau dibawakan apa?" tanyanya. 

Haedar menggeleng. "Saya cuma ingin kamu sering-sering ke sini," tuturnya dengan suara pelan. 

Tanti mengangguk. "Kuusahakan. Kemaren itu lagi sibuk. Jadi belum sempat ke sini. Sekarang, semuanya udah selesai. Semoga bisa sering berkunjung." 

"Waktu Mas Saad datang tempo hari, beliau bawa makanan apa itu namanya,  ya? Saya suka." 

Tanti mengerutkan dahi. "Ehm, nanti kutanyain ke Bapak." 

Selama beberapa menit berikutnya, kedua perempuan kembali berbincang mengenai berbagai hal. Tanti mendengarkan cerita Nuri yang mengeluhkan suaminya masih menolak makan. 

Sang gadis melirik Haedar, kemudian berkata, "Om, harus makan. Biar lekas pulih dan bisa pulang ke rumah." 

"Hmm, ya," bisik Haedar. 

"Aku pengen lihat, supaya jadi bukti bila Om benar-benar makan." 

Farzan menunduk untuk menutupi senyumannya. Dia tidak menduga jika Tanti punya siasat halus yang tidak bisa ditolak Haedar. Lelaki beralis tebal menengadah dan turut memperhatikan ketika sang ayah memaksakan diri makan sembari disuapi ibunya. 

Farzan melirik gadis berambut sebahu yang tengah tersenyum. Dia senang karena kehadiran Tanti benar-benar menjadikan Haedar menurut untuk makan. Satu kesadaran menyentak hati Farzan. Dia meyakini jika hanya Tanti-lah yang bisa meluluhkan hati orang tuanya. Bukan Ristin. 

Puluhan menit berlalu, Tanti berpamitan pada Nuri dan Haedar. Dia menyalami keduanya dengan takzim. Kemudian dia menunggu Farzan berpamitan pada kedua orang tuanya. 

Setelah Farzan keluar dari ruang perawatan VIP, mereka jalan bersisian menyusuri lorong panjang rumah sakit. Tidak ada yang bicara, hingga mereka tiba di tempat parkir dan memasuki kendaraan. 

"Ti," panggil Farzan, sesaat setelah mobil keluar dari area parkir. 

"Ya," sahut Tanti.

"Makasih telah mau membujuk Ayah. Akhirnya beliau mau makan juga." 

"Kembali kasih, Mas." Tanti melirik sekilas, kemudian berkata, "Kalau sudah tua, kadang memang kembali manja layaknya anak kecil. Bapakku juga sama. Kalau sakit, aku dan Teteh harus rajin merayu supaya beliau mau makan." 

"Tapi Bapak nggak nurut ke Jihan. Sama kamu, tadi langsung mau nurut." 

"Mungkin beliau malu dan mau nggak mau jadi nurut." 

"Menurutku bukan itu. Ayah memang mau kamu datangi." 

Tanti mengangguk. "Kuusahakan tiap hari datang, Mas. Kasihan juga Ibu Mas kalau terlalu lama di sana. Beliau pasti capek ngerawat yang sakit." 

Farzan tidak menyahut dan hanya mengangguk. Dia meneruskan mengemudi sembari memikirkan kata-kata untuk menerangkan kedatangannya pada Saad. Farzan teringat percakapannya dengan Haedar tempo hari, tentang keputusannya untuk menerima perjodohan dengan satu persyaratan. 

Puluhan menit berikutnya, kehadiran Farzan membuat Saad gembira. Pria berkaus putih mengajak anak sahabatnya ke teras samping kanan yang menjadi tempat favorit Saad. 

Tanti mendatangi bundanya yang tengah menyiapkan suguhan buat tamu. Dia membatin jika sepertinya Endang juga senang dengan kedatangan Farzan, seperti halnya Saad. 

"Kamu mandi dulu, Ti. Biar segeran," pinta Endang. 

Tanti enggan berdebat dan segera memenuhi permintaan bundanya. Perempuan berbibir tipis berbalik dan jalan menaiki tangga. Dia meneruskan langkah hingga tiba di depan pintu kamarnya di bagian belakang rumah. 

Kala Tanti kembali ke lantai satu belasan menit berikutnya, dia tertegun mendengar tawa Saad, Farzan dan Dayyan, Adik Tanti yang ternyata telah pulang dari kantor. Perempuan berhidung bangir memperhatikan ketiga lelaki yang masih terus bercanda. Tanpa sadar dia mengulum senyum ketika menyadari bila Farzan telah berhasil mengakrabkan diri dengan keluarganya. 

Senyuman Tanti menghilang saat mengingat dulunya Yosrey juga cukup akrab dengan keluarganya. Namun, semuanya berubah ketika lelaki berkumis tipis itu berpaling dan menjalin hubungan dengan Githa. 

Masih terbayang jelas dalam benak Tanti, betapa marahnya Saad ketika Yosrey datang untuk meminta maaf. Semenjak itu Tanti dan Yosrey selalu bertemu di luar, meskipun dia sudah diperingatkan Saad untuk meninggalkan Yosrey. 

Tanti akhirnya menuruti keinginan sang bapak setelah Yosrey berangkat ke Jepang dan hanya berpamitan lewat telepon. Tanti mendengkus pelan, karena dia benar-benar tidak akan bisa kembali pada Yosrey karena takut kecewa kembali. Selain itu, Tanti juga yakin jika Yosrey tidak akan pernah diterima sebagai menantu oleh keluarganya. 

Azan magrib bergema. Saad mengajak Farzan dan Dayyan salat di musala. Tanti dan Endang turut menjadi makmum. Kemudian kedua perempuan bergegas menyiapkan hidangan dengan dibantu seorang asisten. 

Selama acara bersantap, Tanti tidak ikut berbincang seperti halnya keempat orang lainnya. Dia baru urun suara kala ditanya Saad mengenai rencana pertemuan keluarganya dengan keluarga Farzan. 

"Bapak rasa, mempercepat pernikahan bisa menjadi penyemangat Haedar untuk segera sembuh," tutur Saad sembari memandangi putrinya dan Farzan secara bergantian. "Bagaimana, apa kalian setuju?" tanyanya. 

Farzan melirik pada gadis berkaus putih yang duduk di kursi seberang meja. "Saya, gimana Tanti aja, Pak," sahutnya yang menyebabkan perempuan tersebut mengeluh dalam hati. 

"Ehm, aku ... terserah Bapak dan Bunda aja," cicit Tanti sembari menunduk. 

"Bapak tidak mau lama-lama, Ti. Maksimal bulan depan sudah walimahan," tukas Saad. "Masalah teknisnya, nanti Bapak dan Bunda rembukkan lagi," lanjutnya. 

Tanti bergeming. Selanjutnya dia hanya menjadi pendengar percakapan orang-orang di sekitarnya. Perempuan berhidung bangir sudah tidak bisa menolak perjodohan. Meski nantinya dia hanya akan menjadi istri pajangan. 

Tanti menengadah untuk mengamati Farzan. Dia sudah berjanji untuk menyembunyikan rahasia lelaki tersebut yang akan berpoligami. Tanti tahu, bapaknya akan marah bila tahu tentang hal itu. Namun, Tanti hanya ingin menghindari Yosrey. Menikah dengan Farzan adalah jalan satu-satunya agar sang mantan tidak lagi mendatanginya. 

Saat Farzan meminta waktu berbincang berdua dengannya, Tanti mengajak lelaki berambut lebat ke bangku taman. Mereka duduk di bagian ujung kanan dan kiri, kemudian mengamati jalan depan rumah yang dalam kondisi lengang. 

"Sekali lagi, aku mengucapkan terima kasih. Karena kamu mau menerima perjodohan ini," tutur Farzan. 

"Aku cuma ingin membantu agar Om Haedar lekas pulih. Selain itu, aku juga butuh status itu agar bisa menjauhi Mas Yosrey," jelas Tanti. 

"Ya, dan aku akan membantumu mengusirnya. Jika dia kembali mendatangimu." 

"Ehm, Mas. Apa aku boleh ketemu dengan pacar Mas?" 

"Ristin?" 

"Hu um." 

"Mau ngapain?" 

"Aku mau menjelaskan jika kita hanya menikah pura-pura." 

"Dia sudah tahu tentang itu." 

"Lalu?" 

"Dia setuju. Dengan catatan, aku harus menempatkan kalian di rumah yang berbeda." 

"Aku bisa tetap di sini." 

"Kita akan repot harus terus bersandiwara, Ti. Keluargamu pasti curiga kalau aku tidak pulang. Beda halnya kalau kita tinggal di rumah sendiri. Mereka nggak akan tahu jika aku punya rumah lain." 

"Ehm, ya. Terserah Mas aja." 

"Kamu nanti tinggal di rumah yang sudah lama kubeli. Sedangkan Ristin akan kucarikan rumah di tempat lain." 

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Sya
Tanti kasihan bgt yah perjodohan yg di paksakan dan calon suami yang egois
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
ini sih keluarga nya yang pada egois kasian Tanti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 07 - Apa Kamu Masih Cinta Sama Dia?

    07Jalinan detik bergulir menjadi menit. Perputaran jam berlanjut begitu cepat hingga hari berganti menjadi minggu. Haedar akhirnya diizinkan pulang oleh tim dokter karena kondisinya sudah membaik. Pria tua menuruti semua nasihat dokter. Haedar tidak menolak apa pun yang disuguhi istrinya untuk dimakan. Lelaki berkumis dan berjanggut berusaha keras agar bisa lekas pulih, demi menyongsong acara pertemuan keluarga dengan calon besan.Tanti tidak menduga jika orang tuanya begitu gesit mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan acara perkenalan keluarga sekaligus lamaran. Perempuan bermata cukup besar masih terkaget-kaget menyaksikan semua kehebohan di rumahnya, tepat dua minggu setelah dia menerima perjodohan. Sabtu pagi, Tanti didandani Sovia Mindira, kakaknya yang baru tiba kemarin malam dari Yogyakarta. Sovia sudah bermukim di sana sejak lima tahun silam, untuk mengikuti suaminya, Rauf, yang bertugas di kota gudeg tersebut. Sovia yang berprofesi sebagai penata rias, begitu

    Last Updated : 2024-10-30
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 08 - Perjanjian

    08Pertanyaan Farzan tadi siang masih terngiang-ngiang di telinga Tanti. Dia tidak menduga jika Farzan akan menanyakan hal yang selama itu menjadi kebimbangan hatinya. Tanti tadi tidak menyahut. Dia hanya menggeleng tanpa menjelaskan apa pun. Bagi Tanti, itu sangat privasi. Meskipun mereka akan menikah, Farzan tidak perlu mengetahuinya. Malam kian larut. Tanti memasuki kamarnya dan mematikan lampu utama. Dia berpindah ke meja rias untuk menyalakan lampu kecil, kemudian mencabut kabel pengisi daya dan meraih ponselnya. Tanti menghempaskan badan ke tepi tempat tidur. Dia membuka kunci layar ponsel dan mengecek puluhan pesan yang masuk. Satu nama yang mengirimkan banyak pesan membuat Tanti berdecih. Dia mengabaikan pesan-pesan itu dan beralih berselancar dalam dunia maya. Dering ponselnya menyebabkan Tanti menjengit. Dia mengamati nama pemanggil, sebelum mendengkus kuat. Namun, Tanti akhirnya memutuskan untuk menerima panggilan karena tahu orang yang menelepon tidak akan berhenti sam

    Last Updated : 2024-10-30
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 09 - Terburu-buru Menikah Untuk Menutupi Sesuatu?

    09Beberapa hari telah berlalu dari pertemuan terakhirnya dengan Farzan. Siang itu, pria berkumis tipis tiba-tiba datang ke kafe dan mengajak Tanti menemui ibunya. Meskipun bingung, perempuan berkulit kuning langsat tetap memenuhi permintaan laki-laki berkemeja hijau lumut. Sepanjang perjalanan Farzan mengajak Tanti berbincang mengenai bisnis. Dia dan teman-temannya berencana membangun resor di Lembang. Farzan mengajak Tanti untuk menjadi rekanan yang khusus menyediakan pastry dan berbagai macam kue. "Ya, Mas. Aku mau," ungkap Tanti sembari memandangi Farzan dengan sorot mata berbinar-binar. "Oke. Senin depan, meeting pertama. Kamu ikut," terang Farzan. "Acaranya di mana dan jam berapa?""Ruang rapat hotel. Nanti kamu bisa sekalian diskusi dengan wedding organizer. Mungkin ada masukan sebelum mereka mempersiapkan dekorasi untuk resepsi kita." "Semuanya sudah kuserahkan sama Bunda dan Ibu. Biar mereka yang urus tentang itu. Aku cuma mau fokus pada diri sendiri." Farzan melirik se

    Last Updated : 2024-10-31
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 10 - Orang Ketiga

    10Tanti jalan mondar-mandir sepanjang ruang kerjanya. Dia sekali-sekali akan melirik pergelangan tangan kanan untuk mengecek arloji. Detik demi detik menunggu terasa begitu lama bagi perempuan berbaju abu-abu. Kala ponselnya berbunyi, dia segera mengangkatnya. Tidak berselang lama Tanti sudah jalan menyusuri tangga. Setibanya di lantai satu, dia menyambangi pria berkemeja biru tua yang tengah duduk di kursi dekat meja kasir. Setelah menempati kursi seberang Farzan, Tanti langsung menceritakan tentang perdebatannya kemarin malam dengan Yosrey. "Ternyata dia benar-benar mencari tahu tentang Mas lewat akun instagram. Jadi, waktu Ristin men-tag Mas, kebukalah semuanya," tutur Tanti. Farzan mendengkus pelan. Dia tidak menduga jika Yosrey akan menggali informasi tentang dirinya. "Akunnya apa? Biar kublokir," cakapnya. "Kupikir dia pakai akun palsu. Akan ketahuan kalau dia gunakan akun asli." "Ehm, ya, benar juga." "Tolong sampaikan ke Ristin, untuk sementara jangan up apa pun yang b

    Last Updated : 2024-10-31
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 11 - Membagi Hati

    11Kedatangan Farzan yang bertepatan dengan azan magrib, mengejutkan orang-orang di kediaman Saad. Tanti yang menemui calon suaminya dengan ditemani Nabila, mengulaskan senyuman ketika Farzan menyerahkan satu buket bunga. "Buatku, nggak ada, Mas?" tanya Nabila. "Nanti kubelikan," balas Farzan. "Beneran, loh, ya." "Hu um. Mau bunga apa?" "Tulip, minimal dua puluh tangkai. Lalu diselipkan kartu ATM dengan saldo minimal seratus juta." "Waduh! Perampokan itu." Keduanya tergelak, sementara Tanti hanya menggeleng pelan. Perempuan bermata cukup besar mengajak Farzan duduk, kemudian dia memberikan buket bunga pada Nabila yang membawanya ke dalam. "Mas nggak salat?" tanya Tanti. "Mau. Numpang salat di sini," jawab Farzan. "Ehm, mau minum apa? Kubuatin sambil nunggu Mas salat." "Kopi susu." Tanti mengangguk Dia hendak berdiri, tetapi dicegah Farzan. "Ada apa?" tanyanya. "Habis salat, kita keluar, yuk!" ajak Farzan. "Mau ke mana?" "Makan sate di simpang lima." "Aku lagi dipingit

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 12 ' Menjelang Pernikahan

    12Langit pagi Kota Bandung sangat cerah. Awan putih berarak melintasi lapisan atas. Udara minim polusi kian menyegarkan siapa pun yang tengah menikmati keindahan panorama. Tanti mendengarkan kesibukan orang-orang di halaman belakang, yang tengah berjibaku menyiapkan makanan, untuk acara pengajian sekaligus selamatan, yang akan dilangsungkan nanti siang. Perempuan bermata cukup besar tidak mengetahui jumlah pasti para tetangga yang ikut membantu juru masak keluarga. Namun, dia meyakini jika jumlah mereka banyak. Sekali-sekali terdengar gelakak mereka yang turut memancing senyuman Tanti. Dia ikut terbahak kala mendengar latahnya Nenek Ros yang tinggal di rumah sebelah kanan. Panggilan dari luar menyebabkan tawa Tanti menghilang. Dia mempersilakan orang yang tengah mengetuk pintu untuk segera masuk. Secarik senyuman terbit di paras ayu Tanti ketika melihat kedua sepupunya yang tinggal di Jakarta ternyata telah datang. Kedua perempuan yang rambutnya sama-sama pendek, bergantian mend

    Last Updated : 2024-11-01
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 13 - Yes, I'm A Lion

    13Sabtu pagi, konvoi belasan mobil melintasi jalan raya BKR. Farzan yang berada di mobil sedan mewah milik Saad yang berada di bagian terdepan, berusaha menenangkan jantungnya yang sejak tadi berdegup kencang. Farzan menyadari bila pernikahannya dengan Tanti adalah sebuah tanggung jawab besar. Pria berbeskap sage kian meragukan keputusannya untuk menikah pura-pura. Terutama karena dirinya mengingat petuah Haedar kemarin malam. Farzan menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Dia menimbang-nimbang untuk membicarakan hal itu pada Tanti, nanti malam. Meskipun tidak yakin calon istrinya akan setuju, tetapi Farzan tetap akan mencobanya. Mobil yang dikemudikan Irshad berbelok ke kiri menyusuri jalan sepi. Puluhan meter berikutnya konvoi memasuki sebuah gang yang cukup besar. Beberapa petugas parkir berseragam rompi hijau, mengarahkan semua mobil untuk parkir di tanah kosong, tepat di sebelah kanan kediaman Saad. Para penumpangnya turun dan spontan merapikan pakaian masing-ma

    Last Updated : 2024-11-02
  • Terjebak Dua Cinta   Bab 14 - Nggak Usah Pulang

    14Tanti keluar dari kamar mandi dengan rambut lembap. Dia memegangi pakaian pengantin di depan dada, kemudian melangkah menuju gantungan. Dengan hati-hati dia merapikan kebaya pada hanger sebelum berpindah ke dekat rak. Sekian menit berlalu, Tanti baru selesai salat Zuhur kala pintu kamar terbuka dan sosok Farzan memasuki ruangan. Pria berkaus putih membawa nampan dan meletakkannya di meja dekat sofa. Dia memanggil Tanti yang segera menyambanginya. "Makan lagi?" tanya Tanti saat melihat isi piring di nampan. "Kita sebelum naik tadi nggak makan dulu. Jadinya lapar," jelas Farzan. "Mau?" tanyanya sembari memandangi perempuan berhidung bangir di hadapannya. "Ehm, dikit aja." "Aku sengaja bawa dua piring. Mungkin kamu juga lapar." Farzan membagi isi piringnya, kemudian memberikan piring kedua pada Tanti. Keduanya makan sambil menonton televisi yang menayangkan berita dunia selebriti tanah air. "Mas udah salat?" tanya Tanti, sesaat setelah menghabiskan hidangan. "Udah. Aku numpang

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 55 - Perpisahan Kedua (TAMAT)

    55Jalinan waktu terus bergulir. Hampir sepekan berada di kota kelahiran, Tanti dan Farzan sangat bahagia. Mereka mengunjungi tempat berbeda setiap hari, untuk memenuhi undangan para kerabat. Sabtu pagi menjelang siang, kediaman keluarga Bramanty dipenuhi banyak orang. Acara syukuran empat bulanan dilaksanakan dengan khidmat dan tertib. Selepas tausiah dan pembacaan doa oleh Ustaz sahabatnya Saad, para tamu mendatangi pemilik hajat untuk mengucapkan selamat, atas kehamilan Tanti. Satu per satu bingkisan diberikan pada semua tamu, sebelum mereka meninggalkan tempat acara. Selanjutnya, Saad dan istrinya mengajak seluruh tamu penting untuk bersantap. Puluhan orang memenuhi garasi yang menjadi tempat empat stand makanan dan minuman. Seusai mengambil ransum, mereka berpencar untuk kembali berkumpul dengan kelompok masing-masing. Tanti memutuskan untuk bergabung dengan kelompok para istri bos PG dan PC, yang telah datang dari Jakarta dan sekitar Kota Bandung. "Ti, roti cane dan kariny

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 54 - Mudik

    54Selama seminggu berikutnya, Tanti ditinggalkan Farzan untuk berangkat ke tempat proyek bersama Hisyam, Nanang dan Zacky. Tanti menyibukkan diri dengan membantu Evangeline di kebun, sekaligus menyiapkan berbagai bawaan untuk orang-orang terkasih di kampung halaman. Dua hari sebelum bertolak ke Indonesia, Farzan dan yang lainnya pulang. Semua orang di dua rumah dinas, begitu antusias untuk mudik. Meskipun hanya libur dua minggu, tetapi itu sudah cukup untuk mencurahkan kerinduan pada orang-orang terdekat. Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Sabtu sore, kelompok pimpinan Nanang telah berada di bandara Auckland. Mereka tidak memasuki tempat check in umum. Melainkan mengarahkan langkah ke tempat khusus pesawat carteran ataupun pribadi. Tanti yang baru kali itu menumpang di pesawat pribadi, sangat antusias mengamati seluruh bagian pesawat itu. Seperti anggota kelompok lainnya, Tanti dan Farzan turut melakukan swa foto di depan pesawat, sebelum menaiki burung besi tersebut. Tanti dimin

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 53 - Batu Kali Dan Berlian

    53Minggu berganti. Kedatangan Hisyam dan Nanang ke Auckland, disambut gembira para perantau di dua rumah. Berbagai oleh-oleh yang dibawakan keduanya, dibuka untuk dinikmati bersama-sama oleh seluruh penghuni. Setelahnya, para ajudan dan Moreno berpindah ke mess untuk beristirahat sekaligus salat Magrib berjemaah.Sementara di rumahnya, Tanti dan kedua asisten berjibaku untuk menyiapkan hidangan di meja makan. Tanti tiba-tiba berhenti bergerak dan mengaduh. Dia memegangi perut sambil meringis, yang mengejutkan Darmi dan Carla. "Duduk dulu, Non," ujar Darmi sembari menuntun Tanti ke sofa. "Kunaon?" tanyanya sambil mengamati sang nyonya yang tengah mengusap perutnya. "Mendadak keram, Bi," cicit Tanti sembari duduk menyandar ke tumpukan bantal sofa. "Oh, memang gitu, Non. Sudah masuk empat bulan, janinnya makin besar. Bentar lagi akan ditiupkan roh-nya." Darmi turut mengusap perut Tanti. "Sing sehat, Anak bageur," ucapnya dengan lembut. "Ehm, ternyata begitu. Pantas Ibu bilang, mau

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 52 - Jeratan Cinta

    52Detik terjalin menjadi menit dan mengubah jam dengan kecepatan tinggi. Minggu berganti menjadi bulan, hingga tibalah waktu musim semi berganti menjadi musim panas.Berbeda dengan benua Eropa dan Amerika, di New Zealand dan Australia, waktu musimnya berbeda. Meskipun sama-sama memiliki empat musim seperti kawasan Eropa dan lainnya.Udara hangat tetapi tetap sejuk, menjadikan Desember hingga Februari sebagai waktu yang tepat untuk mengunjungj New Zealand.Hal itu mengakibatkan banyaknya turis dan rammainya tempat-tempat wisata terkenal di New Zealand. Begitu pula dengan meningkatnya kehidupan di berbagai kota.Proyek yang tengah dikebut pengerjaannya, menjadikan Farzan lebih sering berada di Queenstown. Akhirnya dia memboyong Tanti, karena khawatir dengan kondisi istrinya yang sedang berbadan dua. *Grup Proyek New Zealand* Hansel : @Farzan. Mama ngomel-ngomel asistennya diculik lagi.Keven : Tanti diangkut ke Queenstown?Hansel : Ya, @Mas Keven. Padahal Mama sudah bikin jadwal sa

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 51 - Takdir

    51Jalinan waktu terus bergulir. Sebab Farzan harus sering ke tempat proyek, akhirnya Tanti mengikuti saran Evangeline untuk menyibukkan diri dengan berbagai hal positif.Tanti mengikuti kursus memasak makanan western dan aneka kue. Dia juga membantu Evangeline di kebun bunga milik perempuan tua tersebut. Tanti tidak menduga jika bunga memiliki banyak variasi. Dia giat mempelajari ilmu bercocok tanam, sembari mengaplikasikannya bersama Evangeline. Jumat sore itu, Tanti dan yang lainnya telah berada di kediaman Timothy. Mereka menyambut kedatangan keluarga Bryan dan Keven beserta Ibu masing-masing. Tanti turut bergabung dengan Aruna dan ketiga perempuan tua, yang berkumpul di teras belakang. Sekali-sekali Tanti ikut memangku Kaylee, anak Aruna dan Keven yang berusia setahun lebih. Tanti mengamati interaksi antara Aruna, Karin dan Lucky. Tanti bisa melihat ketulusan kasih Aruna pada kedua keponakannya, yang diperlakukan sama dengan Kaylee. Karin dan Lucky tidak sungkan untuk berman

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 50 - Kode

    50Hari berganti menjadi minggu. Bulan terlewati dengan kecepatan maksimal. Berbeda dengan negara-negara di Eropa yang musim seminya berlangsung di Maret sampai Mei, bulan September hingga November di New Zealand merupakan musim semi di negara kepulauan tersebut. Pagi itu Tanti terbangun dengan tubuh linu. Dia meringis ketika kesulitan menggerakkan badan, terutama area pinggang. Tanti menggapai ponselnya di meja samping kanan kasur, lalu menghubungi Darmi. Perempuan tua segera mendatangi Nyonya mudanya di kamar utama. Darmi terkejut kala menyadari bila tubuh Tanti sangat panas dan wajahnya pun pucat. Darmi segera memanggil suaminya yang berada di halaman. "Non, kita ke dokter, ya," usul Yayat seusai menempelkan telapak tangan ke dahi dan leher Tanti. "Aku nggak bisa bangun," bisik Tanti. Mulutnya terasa kering dan leher sedikit sakit. "Paman panggilkan Dimas. Dia lagi libur hari ini. Sekalian minta dia yang nyetir, karena Paman belum berani mengemudi di sini," ungkap Yayat. Kala

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 49 - 47 Tahun 111 Hari

    49*Grup Proyek New Zealand*Axelle Dante Adhitama : Kami sudah sampai di bandara Cengkareng.Baskara Gardapati Ganendra : Alhamdulillah.Artio Laksamana Pramudya : Lusa kita meeting, @Dante.Dante : Mas @Tio, bisa nggak jangan rapat dulu? Aku mau cuti dan istirahat di rumah.Tio : Cutinya, kan, dari kantor Adhitama. Dari PG, cuti sudah diambil bulan lalu.Dante : Astagfirullah! Dasar, Komisaris pelit!Tio : Aku harus tegas, karena gajimu besar, @Dante.Dante : Aku mau resign aja dari PG!Tio : Enggak bisa. Kontrakmu masih berlaku sampai 47 tahun, 111 hari lagi.Dante : Gelo!Yanuar Kaisar Ming Sipitih : Aku terkenyout!Austin David Wirapranata : Apa itu, @Yanuar?Yanuar : Terkejut, @Mas David. Bahasa gaul itu.Alvaro Gustav Baltissen : Bukan bahasa gaul, tapi alay.Heru Pranadipa Dewawarman : Yanuar memang masih remaja.Samudra Adhitama : ABG.Arrivan Qaiz Latief : Ababil.Fairel Attalariz Calief : Gen Z.Harry Adhitama : Yanuar bukan lagi gen Z, tapi, gen ZZZ.Wirya Arudji Kartawina

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 48 - Tempat Bersembunyi

    48"Aku buatin teh hangat, ya," tutur Farzan. "Hu um," sahut Tanti sambil memegangi lengan suaminya dan mengajak Farzan keluar. "Ada makanan apa, Mas? Perutku harus diisi. Kayaknya masuk angin," ungkapnya. "Macam-macam. Nasi juga ada. Mungkin pihak hotel sengaja menyediakan itu buat kita." "Lagi nggak kepengen nasi. Ada sup?" "Ada. Paling banyak, sih, aneka cake. Kamu pasti tahu jenisnya apa aja. Aku nggak hafal." Keduanya tiba di dekat sofa dan duduk berdampingan. Farzan dengan tangkas membuatkan minuman hangat buat sang istri. Sementara Tanti memerhatikan hidangan, sebelum mengambil mangkuk sup jagung yang ternyata masih hangat, karena dihidangkan dalam tempat pemanas makanan. Farzan meletakkan cangkir berisi teh ke meja. Kemudian dia berpindah ke balkon untuk mengambil makanan dan minumannya, untuk dialihkan ke dalam. Selama beberapa saat suasana hening. Mereka sibuk menghabiskan berbagai makanan yang ternyata lezat. Kala Tanti bersendawa, keduanya serentak tersenyum sambil

  • Terjebak Dua Cinta   Bab 47 - Jet Lag

    47Terminal F keberangkatan Bandara internasional Soekarno-Hatta, terlihat ramai orang berkemeja ataupun blus putih. Para pengawal yang ikut berangkat menemani bos masing-masing, mengenakan kemeja putih dengan logo PB di saku kiri. Selain mereka, beberapa komandan yang turut serta juga menggunakan pakaian serupa. Farzan dan Ristin saling menatap sesaat, kemudian lelaki bercelana jin biru mendekap mantan kekasihnya yang sebentar lagi juga akan menjadi mantan istrinya. Farzan membiarkan Ristin menangis di dadanya, karena hanya itu yang bisa dilakukannya untuk sang istri kedua. Tidak lama berselang, Ristin mengurai dekapan. Dia mengusap mata dan pipi yang basah dengan tisu. Farzan mengucapkan kata-kata penghiburan yang dibalas Ristin dengan anggukan. Setelah melepaskan perempuan berbaju hijau, Farzan berpindah menyalami Bobby. Dia menitipkan Ristin pada pria yang lebih muda. Sekaligus memastikan Bobby akan membantu usaha baru Ristin yang berkolaborasi dengan BPAGK. Adegan perpisahan

DMCA.com Protection Status