Share

Bab 92. Siapa Orang Ini?

Penulis: Pwati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 21:01:19

Di sebuah rumah mewah yang tak kalah besar dari mansion Zayden. Aland tampak menuangkan wine ke dalam gelas berukuran sedang sembari terus menunjukkan senyum misteriusnya.

“Sejak dari pesta itu, aku terus mengawasi pergerakan Zayden dan juga ayahnya. Tidak kusamgka hal seperti ini akan terjadi, ini sangat menarik. Sekaligus mempermudahku untuk membalas dendam.” Aland semakin melebarkan senyumnya, dia lalu menggeleng karena merasa lucu dengan pikirannya saat ini.

“Aku pikir dia sangat pintar, dia terkenal jenius dulu. Tidak kusamgka, ternyata dia sangat bodoh. Bagaimana dia bisa menganggap wanita itu sebagai selingkuhan ayahnya, dan menikahinya untuk balas dendam. Haha, bukankah itu sangat lucu?” lanjutnya.

Aland mengambil gelas wine yang sudah terisi itu dan meminumnya seteguk. Dia lalu duduk di kursi yang mengarah kepada jendela kaca besar di rumahnya dan menyandarkan punggungnya sembari menikmati pemandangan yang terlihat dari jendela kacanya itu.

“Menurutku, kau tidak cerdas Za
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 93. Menyembunyikan dengan Sebaik Mungkin

    Aara kembali menatap layar ponsel itu yang saat ini sudah mati. Dia menghela nafasnya, berharap rasa takut di hatinya itu bisa menghilang.“Sedang apa kau?” tanya seseorang. Nara tersentak ketika mendengar suara dingin yang amat dikenalinya, siapa lagi jika bukan Zayden.Dengan refleks, Aara langsung berbalik menghadapnya seraya menyembunyikan ponselnya itu ke belakang tubuhnya, lalu menjatuhkannya ke lantai dan menggeserkannya dengan kakinya sampai ke bawah sofa dengan diam-diam.Zayden menyipitkan matanya, saat melihat tingkah aneh Aara. Dengan perlahan dia pun melangkahkan kakinya mendekat padanya.Glek!Aara menelan salivanya dengan gugup. Walaupun dia sudah menyembunyikan ponsel itu. Tapi, orang di hadapannya ini adalah Zayden Crisiant Tan, dia mungkin akan menyadari keanehannya dan menanyai dirinya sampai dia mengaku kepadanya.“Kau tahu, kegugupan yang terlihat jelas di wajahmu itu mengundang kecurigaanku. Jadi, aku sarankan kau untuk tidak berbohong,” ujar Zayden dingin.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 94. Apa Aku Memilih Keputusan yang Salah?

    Zayden melangkah mendekati Aara dan berdiri di hadapannya. “Angkat kepalamu!” serunya. “Ke-kenapa?” tanya Aara dengan gugupnya. “Karena aku ingin melihat wajahmu!” Jawab Zayden dingin. Glek! Aara menelan salivanya terlebih dahulu sebelum akhirnya dia pun mengangkat wajahnya dan mendongakkannya. Zayden menatap mata Aara dengan lekatnya, seakan-akan mencari tahu isi hati Aara saat ini. 'Rileks Aara Rileks. Atau Zayden akan mengetahui bahwa kau memiliki rencana untuk menemui pria bernama Aland itu,' batinnya yang berusaha untuk bersikap biasa saja. “Kau meminum vitamin yang dokter kandungan itu berikan?” tanya Zayden. “I-iya,” jawab Aara sembari mengangguk. Zayden tampak memegang dagunya sendiri. Dia seperti memikirkan sesuatu yang serius yang terus mengganggu pikirannya. ‘Apa dokter itu salah memberikan resep? Kenapa tingkah wanita ini jadi aneh saat meminum resep dari dokter itu. Meskipun ketakutan, biasanya dia tetap menatapku saat aku sedang berbicara dengannya. Tapi, kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 95. Ajakan Kerja Sama

    “Silakan turun Nyonya.” Sopir yang tak lain adalah Edward itu membukakan kembali pintu mobil untuk Aara setelah mereka sampai di kediaman Aland.Lagi-lagi dengan perasaan ragu, Aara pun turun dari mobil. Terlihat Aara yang memperhatikan sekitarnya, halaman yang begitu luas dia lalu melihat bangunan besar dan mewah yang ada di depannya. Tidak kalah mewah dari mansion milik Zayden, itulah yang sekiranya dia pikirkan.“Mari ikut dengan saya Nyonya.” Edward meminta Aara untuk mengikutinya, dia akan membawa Aara menemui tuannya Aland.Mendengar itu, Aara pun mulai melangkahkan kakinya untuk mengikuti orang yang tadi mengantarkannya kemari itu. Berkali-kali Aara terus menelan salivanya, tubuhnya sebenarnya sedikit gemetar, dia takut kalau pria bernama Aland ini mau menyakitinya.Saat memasuki rumah itu, Aara tiba-tiba merinding. Perasaannya sama ketika berada di rumah Zayden. Yaitu, perasaan takut dan tertekan.Tok tok!Ceklek!Edward mengetuk sebuah pintu ruangan yang ada di ruma

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 96. Kado Ulang Tahun?

    Aland melangkah kembali mendekatkan jaraknya pada Aara. Namun, tidak seperti sebelumnya dimana Aara merasa takut. Justru, kini hatinya merasa baik-baik saja. Dia bahkan terus menatap pada Aland, yang bahkan sekarang sudah berada tepat di depannya.“Dengar Aara, sama sepertimu yang membenci Zayden. Aku juga sangat membencinya. Kau tahu apa yang dia lakukan padaku dan keluargaku?”Aara tidak menjawab, tampak dia yang hanya terus diam seraya fokus menatap lekat pada Aland.“Dia membuat mamaku menjadi gila!”Seketika, mata Aara melebar. Dia terkejut dengan apa yang baru saja Aland katakan.“Apa?”Aland mengangguk. “Seperti yang kau tahu. Zayden, dia manusia yang sangat kejam. Dia tidak akan segan menginjak-injak orang yang tidak dia sukai. Dia bahkan membunuh ayahmu, seperti nyamuk. Dia tidak mengasihani siapa pun. Karena yang terpenting adalah kepuasannya.”Aland menarik nafasnya, lalu mengeluarkannya dengan teratur. “Aara, kita sama-sama tersakit oleh Zayden. Jadi, apa salahnya j

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-27
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 97. Suasana Ulang Tahun yang Berbeda

    Aara terlihat masuk ke dalam kamarnya, dia lalu duduk di sofa seraya menghela nafasnya. Pandangan matanya itu melihat pada kalender kecil yang berada di atas meja. Tangannya lalu terulur, mengambil kalender itu dan melihat salah satunya angka yang terlingkar dengan spidol berwarna merah. Dimana angka yang terlingkar itu adalah hari ulang tahunnya. Tidak terasa, besok adalah hari ulang tahunnya yang ke dua 23. Aara menengadah, melihat pada langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Ingatannya itu lalu melayang, pada tahun-tahun sebelumnya tepatnya di hari-hari ulang tahunnya yang telah berlalu. Dimana ayah dan ibunya selalu berada di sisinya, dan mengucapkan selamat padanya. Dia tahu, sejak setahun terakhir sikap ayahnya memang berubah menjadi sedikit lebih kasar. Tapi, dia sama sekali tidak pernah melupakan hari ulang tahunnya. Ayahnya selalu memberinya selamat paling awal, karena itu. Dia selalu yakin, bahwa ayahnya masih sangat menyayanginya. Tapi, semua itu sudah berlalu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-28
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 98. Perasaan yang Masih Tersembunyi

    Aara bersama ibunya tampak tengah duduk taman mansion milik Zayden.Mereka mengobrol seraya melihat bunga-bunga yang bermekaran di sana.“Sayang, ibu tidak tahu jika nak Zayden sekaya ini,” ucapnya.Aara tidak menjawab, dia terlihat hanya tersenyum simpul.“Kau pasti bahagia kan, sayang? Nak Zayden bukan hanya mencukupi materimu. Tapi dia juga sangat menyayangimu, sekarang. Tidak ada alasan lagi untuk ibu khawatir padamu. Kau benar-benar sangat beruntung Nak.”“Iya Bu, Aara benar-benar bahagia,” jawabnya.“Oh iya, hadiah apa yang bak Zayden berikan padamu. Itu pasti sangat mahal, kan?”Aara terlihat gelagapan, karena sebenarnya Zayden tidak memberikan apa pun padanya.“Itu ... dia memang sudah memberikannya Bu,” jawabnya kemudian.“Apa itu?”“Hmm, se-sebuah tas. Tas yang sangat mahal.”“Benarkah?”Aara mengangguk dengan ekspresi wajah yang tampak canggung. Dan Asti menyadari itu.‘Apa sekarang kau sedang berbohong, Nak? Kalung itu adalah hadiah dari nak Zayden, dan kau bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 99. Permusuhan yang Nyata!

    Tan Group.Zayden tengah berkutik dengan laptopnya, dia tengah mengerjakan dokumen yang menumpuk di mejanya. Tiba-tiba, ingatannya itu melayang pada Aara tanpa dia sadari. Seketika senyumnya pun tersungging, kala mengingat kalung yang dia berikan itu dipakai oleh Aara.Deg!Zayden terperanjat sendiri dengan apa yang baru saja dia pikirkan. “Tidak! Ada apa denganku sebenarnya, aku tidak boleh menjadi gila. Aku harus selalu ingat tujuan utamaku,” ucapnya.Zayden berusaha untuk memfokuskan dirinya lagi, tampak dia yang kembali melihat pada dokumennya dan membacanya.Tok tok!Konsentrasinya pun kembali buyar, kala dia mendengar suara ketukan dari luar pintu ruangannya.“Masuk!” sahutnya kemudian.Tak lama setelah sahutan dari Zayden, pintu pun terbuka. Samlah yang tampak membuka pintu itu, namun rupanya dia tidak sendiri, di belakangnya ada sosok pria tinggi dengan bola mata hazel.Bibir dari pria itu menunjukkan senyum miring, yang membuat aura misteriusnya semakin terlihat.“T

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 100. Tidak Pernah Menduga Sebelumnya

    Zion duduk di ruangannya dengan raut wajahnya yang terlihat muram.Ingatannya itu kembali tertuju pada pertemuannya tadi dengan Aland.Selain itu, apa yang Aland katakan juga berhasil membuat pikirannya tidak nyaman.Dia tahu, hubungannya dan Aland sudah sejak lama renggang. Sejak hari itu, dimana dia telah membuat putranya Zayden terluka bahkan hampir merenggang nyawa.Dan hari ini adalah pertemuan pertama mereka setelah sekian lama, hatinya sedikit berdesir tadi. Karena sekarang Aland sudah dewasa, dan fisiknya amat sangat mirip dengan ayahnya Kiel.Air mata Zion tiba-tiba menetes, karena dia teringat kembali akan sahabatnya. Selain itu, kesalahan dan juga janji yang sudah dia ingkari.Sekarang, sepertinya hubungannya sudah tidak bisa lagi diperbaiki dengan Aland. Karena dia bisa melihat dengan jelas seberapa besar kebencian Aland padanya.“Kenapa dia kemari? Bukankah seharusnya dia ada di Amerika?” gumamnya.Zion menghela nafasnya, ada begitu banyak hal yang mengganggu piki

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09

Bab terbaru

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status