Share

Bab 50. Rasa Tidak Suka

Penulis: Pwati
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-22 21:52:17

Mobil Zayden tampak berhenti tepat di teras mansionnya. Sam lalu turun dan membukakan pintunya untuk Zayden.

“Turun!” serunya pada Aara.

Tampak dia yang hanya menurut dan turun dari sana.

Begitu pun dengan Zayden, dia juga turun dari sana dan melihat Aara yang berjalan mendekatinya.

Seraya melirik tajam Aara dengan ekor matanya, dia pun melangkah masuk dengan diikuti Aara di belakangnya.

Zayden melangkah dengan lebar, membuat Aara yang memang memakai higheels cukup tinggi itu kesulitan untuk mengimbanginya.

Namun, seperti biasa dia tidak diperuntukkan untuk mengeluh. Karena tugasnya hanya mengikuti perintah Zayden.

Hingga ketika mereka sampai di depan pintu kamar. Zayden pun membukanya dengan kasar, hingga membuat Aara terkejut.

Tanpa mengatakan apa pun, Zayden masuk ke dalam. Begitu pun dengan Aara.

Glek!

Dia menelan salivanya, ketika melihat Zayden yang tampaknya sangat marah. Walau hanya dilihat dari belakang, dia bisa tahu kemarahan Zayden yang begitu besar itu.

‘Apa in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 51. Ingatan Pahit

    Deg!Aara terkejut, ketika Zayden tiba-tiba memegang tangannya itu. “Beraninya kau,” pekiknya dengan tatapan yang begitu tajam, hingga membuat Aara begitu ketakutan.Dia mengempaskan tangan Aara kasar, hingga membuat wanita itu meringis kesakitan.“Sepertinya kau lupa dengan statusmu!” ujarnya, lalu mendekatkan wajahnya itu pada Aara.“Kau bukanlah istriku, kau hanyalah tawananku. Karena itu, kau tidak berhak bertanya atau mengetahui apa pun!” lanjutnya.Zayden menatap tajam Aara sesaat, sebelum akhirnya dia pun berbalik dan pergi dari sana.Tampak Aara yang melihat kepergian Zayden, seraya memegangi pergelangan tangannya yang memerah.Tapi, Aara tidak menangis. Ekspresi wajahnya itu justru menunjukkan sebuah rasa penasaran.Dia memang sakit hati, dengan apa yang baru saja Zayden katakan. Tapi, rasa penasaran dalam hatinya lebih besar dari pada rasa sakit itu.“Sebenarnya kenapa? Dia bahkan sangat marah saat aku menanyakannya,” gumamnya.***Di luar mansion, Zayden langsung

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-23
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 52. Belenggu yang Menyiksa

    Langkahnya itu harus terhenti, ketika dia melihat seseorang yang berdiri di dalam ruang sekretarisnya.Zayden tercekat, dengan ekspresi wajahnya yang begitu dingin.“Papa,” ujarnya. Dan membuat Zion pun berbalik, melihat pada putranya itu.“Kau sudah sampai,” ucapnya.Zayden tidak menjawab, dia hanya melanjutkan langkahnya mendekat pada Zion.“Anda repot-repot datang ke sini, apakah ada yang Anda inginkan Pak Presdir?” tanya Zayden dengan bahasa yang formal.Kini, giliran Zion yang terdiam. Jika di dalam kantor, memang biasanya Zion selalu berbicara formal padanya. Tapi entah kenapa saat ini terasa begitu canggung.Zion lalu mengedarkan pandangannya, dia juga melihat ke belakang Zion.‘Aku sebenarnya ke sini untuk membuktikan pemikiranku semalam. Tapi, kenapa Aara tidak ada di sini. Atau mungkin itu tidak benar. Tapi, mana mungkin Rain berbohong.”Melihat tingkah papanya, alis Zayden tampak mengerut. Sepertinya dia mulai mengerti apa yang papanya inginkan.“Sepertinya Anda s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-24
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 53. Rasa Khawatir, Lega dan Bingung

    Matahari sudah tampak terbenam di ufuk barat. Perlahan, bumi pun mulai menggelap.Kesibukan yang terus ada tanpa henti sejak siang hari itu akhirnya berakhir, jalanan juga dipenuhi oleh banyaknya orang-orang yang ingin kembali ke rumah mereka masing-masing setelah menjalani hari yang melelahkan.Berbeda dengan mereka, Aara justru tetap berada di dalam kamarnya.Dia berdiri di depan jendela kaca, melihat taman luas milik Zayden yang bisa dia lihat melalui kamarnya.Namun, pikirannya itu tidak tertuju pada taman itu melainkan pada keadaan kedua orang tuanya.Mau bagaimana pun dia beraktivitas, perasaan khawatirnya untuk kedua orang tuanya itu tidak bisa dia hilangkan.Terdengar helaan nafas berat darinya, tanda ke putus asaan yang sudah mulai menguasainya.***Sementara di bawah, Zayden baru saja datang. Dia lalu turun dari dalam mobil, dengan sambutan hangat yang selalu dia dapatkan dari para pelayannya.Dia memberikan jasnya pada Lucas, lalu mengendurkan dasinya karena terasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-25
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 54. Sakit dan Rasa Panik

    Aara tampak baru saja kembali ke dalam kamarnya setelah menyelesaikan makan malamnya.Saat baru saja masuk, pandangannya sudah tertuju pada Zayden yang duduk di atas ranjang dengan jubah tidur berwarna hitam yang sudah melekat di tubuhnya. Di tangannya tampak sebuah buku tebal yang saat ini tengah dia baca.Aara melihat ke arah buku itu dengan alisnya yang mengerut. Karena dia tidak tahu jika ternyata Zayden suka membaca, bahkan dengan buku setebal itu.Saat Aara tengah memperhatikannya, Zayden juga tampak melirik padanya. Dan memperlihatkan tatapannya yang masih terlihat kesal.“Apa liat-liat!” ujarnya kasar dan membuat Aara terkejut. Dia tersadar, lantas menggeleng.“Ti-tidak, saya tidak melihat Anda," elaknya.“Cih, masih coba berbohong. Padahal terlihat jelas,” gumamnya dengan wajah kesal. Seraya membaca kembali bukunya.Sedangkan Aara, dia terlihat duduk di sofa seraya membenarkan bantal di sana untuk dia gunakan tidur.Sebelumnya Zayden bahkan tidak mengizinkannya tidur

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-26
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 55. Malam yang Panjang

    Setelah kepergian David, Zayden yang masih berdiri di sana tampak mengarahkan pandangannya itu pada Aara.‘Tidak, semua ini bukanlah salah paham. Karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dia, benar-benar wanita kotor yang dengan tidak tahu malunya menjadi simpanan pria yang sudah beristri,' batinnya.Dengan ekspresi penuh kebenciannya, Zayden melangkah hendak kembali ke ranjang tempat tidurnya.Menurutnya, karena Aara sudah diperiksa. Dia pasti baik-baik saja, dan tidak akan terjadi apa pun padanya.“Ahh.”Teg!Namun, langkah Zayden tampak terhenti. Ketika dia mendengar suara rintihan yang kembali Aara perdengarkan.Dia pun menoleh, melihat Aara yang kembali memegangi perutnya. Apa ini karena dia belum meminum obat? Tapi David sudah menyuntiknya kan tadi, seharusnya dia baik-baik saja. Atau obatnya belum bekerja? Batinnya.Seraya menggigit bibir bawahnya, Zayden pun berbalik dan melangkah menghampiri Aara.Alis Zayden kembali mengerut, karena melihat Aara yang masih terlihat s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-27
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 56. Apa yang Sudah Terjadi?

    Pagi telah datang menghampiri bumi setelah dihiasi oleh gelapnya malam dalam waktu yang cukup lama. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi. terlihat Aara yang menggerak-gerakkan tangannya, pertanda bahwa sebentar lagi dia akan bangun.Kening Aara mengerut, ketika dia merasakan sesuatu yang begitu keras pada tangannya saat ini.‘Apa ini? Apa mungkin aku kesiangan dan Zayden memindahkanku keluar?’ batinnya dengan mata yang masih tertutup rapat.Mata Aara perlahan mulai terbuka, tapi pandangannya itu masih terlihat begitu samar.‘Apa itu, apa itu dada?’ batinnya lagi.“Apa kau masih tidak mau bangun?”Deg!Suara dingin dari seseorang yang amat dikenalnya itu sontak membuat Aara langsung membuka mata sepenuhnya.Dia kaget, setelah menyadari apa yang sudah terjadi sebenarnya padanya.Dia melihat sekelilingnya, perasaan terkejutnya itu bertambah kala dia juga menyadari di mana saat ini dia berada.“Tu-tuan Zayden,” ucapnya terbata.Zayden mendudukkan badannya, seraya tangannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 57. Fakta Baru

    Aara berjalan kembali menuju kamarnya seraya menjunjung obat yang baru saja Lucas berikan padanya.Dalam setiap langkahnya, dia terus memikirkan apa yang sebenarnya Zayden inginkan.Kenapa dia selalu bertindak sesuka hatinya, di mana dari setiap tindakannya ada saja yang membuatnya tidak mengerti.Aara memberhentikan langkahnya itu tepat di depan kamarnya. Dia lalu masuk ke dalam.Menaruh bungkusan di tangannya itu pada meja di dekat sofa yang biasa dia gunakan untuk tidur.Aara terdiam, seketika ingatannya itu mengarah pada ibunya.Hari ini, adalah jadwal operasi ibunya. Dia hanya berharap, jika semuanya akan lancar, tidak ada sesuatu hal pun yang akan terjadi pada ibunya.Air mata Aara menetes, membuktikan rasa khawatirnya yang luar biasa. Bagaimana tidak, karena sebagai seorang putri satu-satunya dia benar-benar tidak bisa bersama dengan ibunya di saat dia membutuhkan dirinya untuk berada di sampingnya.“Maafkan Aara Bu,” ucapnya.***Di rumah sakit, dokter Felix saat ini tengah me

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 58. Ingin Bertanya

    Aara yang saat ini berada di dalam kamarnya itu merasa gusar, mengingat hari ini adalah hari operasi ibunya. Dia benar-benar takut, dan merasa tidak tenang. Hatinya terus bertanya-tanya, apakah operasi itu berjalan lancar, apakah keadaan ibunya baik-baik saja sekarang.Kedua hal itu terus berputar-putar di kepalanya dan mengganggunya.Andai saja ponselnya masih ada sekarang, dia yakin dokter Felix pasti ... tunggu!Aara tiba-tiba terdiam, memikirkan hal yang baru saja diingatnya.“Apakah mungkin, dokter Felix memang sudah menghubungiku. Itu artinya, dia sudah memberitahukannya pada Zayden. Karena jika itu benar, otomatis Zaydenlah yang akan mengangkat panggilannya.”Tok tok!Saat Aara tengah menerka-nerka apa yang kemungkinan terjadi, terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarnya itu.Dia pun menoleh, sebenarnya Aara malas, karena saat ini dia ingin sendiri. Tapi, apa boleh buat. Karena dia tahu, itu pasti pelayan di sini atau mungkin kepala pelayan Lucas.“Masuklah!” sahutnya.Seke

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03

Bab terbaru

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status