Beranda / Pernikahan / Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam / Bab 165. Kemungkinan Terburuk

Share

Bab 165. Kemungkinan Terburuk

Penulis: Pwati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 22:57:22

Aara langsung datang ke rumah sakit, setelah mendengar kabar dari Anin.

Tampak dia yang langsung masuk ke dalam, Aara terlihat terburu-buru. Dia bahkan seperti tidak mengingat bahwa saat ini tengah mengandung.

“Nyonya pelan-pelan, ingat bayi Anda,” ujar Anin yang mengikuti Aara dari belakang.

Sebenarnya, dia tidak menyangka jika Aara akan seterpukul ini. Di mengingat dengan jelas ekspresi Aara tadi saat dia memberi tahu kabar mengenai kecelakaan Zayden.

Nyonyanya itu terdiam sesaat, dia lalu menggeleng. Seakan tidak mempercayainya.

Tapi, setelah beberapa kali Anin mengatakannya. Aara langsung menangis histeris dan meminta diantarkan ke rumah sakit.

Setibanya di depan ruang UGD, langkah kaki Aara pun terhenti. Di sana, dia sudah melihat keberadaan Alya dan juga Zion.

Air mata Aara semakin deras menetes, karena itu artinya benar. Di dalam sana, orang yang tengah dirawat itu adalah Zayden.

Langkah kaki Aara begitu lemas, rasanya bahan dia tidak sanggup lagi untuk berdiri.

“Nyony
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 166. Kumohon Bangunlah

    Waktu terus berlalu, kini sudah 3 jam berlalu sejak Zayden dipindahkan ke ruang ICU.Aara, Alya dan Zion masih setia menunggunya di luar ruang ICU. Mereka menunggu dengan perasaan khawatir, dan penuh ketakutan.Alya menautkan kedua tangannya itu, untuk sedikit menenangkan tubuhnya yang terus bergetar. Dia benar-benar sangat takut jika putranya tidak bisa melewati masa kritisnya.Pandangan Alya lalu beralih pada Aara yang hanya berdiri seraya menunduk, meskipun jaraknya terpaut 2 meter saat ini. Tapi dia bisa melihat tubuh Aara yang juga bergetar hebat.Sama seperti dirinya, Aara juga pasti merasakan ketakutan yang luar biasa saat ini.Kakinya itu lalu melangkah, mendekat pada Aara.“Nak,” panggilnya.Mendengar suara Alya, Aara pun mengangkat kembali wajahnya itu.“Nyonya,” jawabnya.Air mata Aara terus keluar semakin deras, terlebih saat dia melihat wajah Alya yang juga dibanjiri oleh air mata.“Maafkan saya, sayalah penyebab semua ini. Saya telah membuat hati Zayden terluka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 167. Aku Tidak Akan Membiarkan Ini Lagi!

    Sudah satu minggu berlalu, tapi Zayden tak kunjung membuka matanya. Setiap hari Aara, Alya dan Zion selalu datang, untuk menemaninya. Seperti sekarang, mereka tampak masuk ke ruang rawat Zayden bahkan jika itu hanya untuk sekedar menyapanya. Alya duduk di kursi yang ada di sana, begitu pun Aara. Tangannya itu membelai lembut kening Zayden, berharap jika putranya itu akan segera sadar. “Selamat pagi sayang, hari ini pun mama, papa dan Aara datang lagi. Kapan kamu akan sadar, dan melihat kami. Ini sudah terlalu lama, apa kamu sudah tidak mau melihat mama lagi. Dengar, sekarang Aara bahkan sudah memaafkanmu dan tidak akan pergi lagi darimu. Bukankah itu keinginanmu, karena itu. Bangunlah sayang, kami merindukanmu.” Alya menunduk, hatinya tidak bisa berbohong. Dia memang sangat ingin melihat Zayden sadar kembali, dan bersama lagi dengannya juga orang-orang yang menyayanginya. Di sampingnya, Aara mengusap lembut bahu ibu mertuanya itu. Dia merasakan kesedihan dan kerinduan yang amat d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 168. Apa?!

    Aara, Alya dan Zion terlihat berada di ruangan David. Mereka bertiga duduk di depan meja kerja David, dengan David yang juga tampak ada di sana.“David, sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa Zayden tidak bisa mengingat Aara, dan juga semua kenangan bersamanya?” tanya Alya.David terdiam sebentar, dia melirik pada Aara yang tampak juga begitu penasaran.“Sepertinya Zayden mengalami amnesia pasca trauma. Seperti yang kalian tahu, Zayden mengalami mengalami benturan yang sangat keras di kepalanya. Hal itu membuat cedera yang parah, karena itu dia juga mengalami koma, bukan? Dan oleh sebab itu, amnesia seperti ini juga bisa terjadi,” jelasnya.“Tapi, kenapa hanya pada Aara. Sedangkan pada kami, kau dan yang lainnya. Dia tidak melupakannya?” tanya Zion kemudian.“Seperti akhir-akhir ini pikiran Zayden terus dipenuhi oleh Aara, tapi bukan hal yang menyenangkan. Melainkan pikiran itu membuatnya stres dan mungkin ke arah depresi. Karena itu, dia hanya melupakan sosok Aara dan juga kenangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 169. Ini Memang Asing, Tapi Aku Tidak Membencinya

    “Dia istrimu Zay.”Deg!Apa yang dikatakan Alya itu tentu saja membuat Zayden begitu terkejut. Dia langsung terdiam, dengan ekspresi wajah yang lebih terlihat tidak percaya.“Apa?” ucapnya, “ja-jadi, maksud Mama aku sudah menikah dengannya? Dan anak yang ada di dalam kandungannya itu adalah anakku?”Alya mengangguk.“Hah.” Zayden menunjukkan senyum tidak percayanya. “Mama pasti sedang bercanda, kan? Aku tidak mungkin sudah menikah. Aku bahkan belum memiliki pacar, terlebih sebentar lagi aku akan jadi ayah? Jika mama marah padaku, mama marahi saja aku seperti biasanya. Tapi untuk lelucon ini, aku tidak bisa menerimanya,” ucapnya panjang lebar.Alya menatap putranya itu sendu, karena ternyata dia benar-benar tidak mengingat perihal Aara. “Tapi sayangnya, itu bukan lelucon,” ujarnya kemudian. Dan sukses membuat Zayden kembali terdiam.Dia lalu menatap Aara, yang saat itu tampak menunduk. Lalu secara perlahan mengangkat wajahnya dan menatap padanya.Zayden sedikit tersentak, ketik

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 170. Perasaan Aara dan Siapa, Kau!

    Suasana di ruang rawat Zayden tampak begitu sepi, hari juga sudah begitu larut. Karena waktu memang telah menunjukkan pukul 11 malam.Namun, Zayden sama sekali tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan ucapan mamanya.Dengan perlahan, Zayden menolehkan wajahnya ke arah Aara yang tampak sudah mulai terlelap dalam tidurnya.Zayden berkedip, lalu melihat lagi pada Aara. Rasanya dia sama sekali tidak percaya jika wanita itu adalah istrinya, bukan hanya itu. Tapi saat ini wanita itu tengah mengandung calon anaknya.“Sebenarnya apa yang terjadi, bagaimana aku bisa kecelakaan. Dan kenapa aku sama sekali tidak bisa mengingat wanita itu,” gumamnya.Zayden merasa kepalanya sedikit sakit, karena sepertinya dia terlalu memaksa untuk mengingat memorinya.Dia menarik nafasnya dalam, lalu mengeluarkan secara perlahan untuk membuat perasaannya kembali tenang.Zayden lalu memegang tenggorokannya yang terasa kering. “Aku haus,” ucapnya.Dia melihat ke arah nakas di sampingnya. Dan mendapati segela

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 171. Rasa Shock dan Tertangkap

    Tidur lelap Aara terasa terganggu, saat telinganya itu mendengar suara pintu ruang rawat Zayden yang terbuka lalu tertutup lagi.Dia juga mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Sayup-sayup, Aara mendengar suara laki-laki yang sepertinya cukup dia kenal.“Aku tidak menyangka, rupanya kau masih bisa bertahan, sama seperti dulu. Aku pikir kau sudah pergi ke neraka Zayden Crisiant Tan, tapi ternyata kau masih sangat beruntung. Baiklah, sepertinya aku memang harus membunuhmu dengan tanganku sendiri.”Deg!Aara terlonjak bangun kala dia mendengar kalimat terakhir dari suara yang dia dengar.“Siapa kau!” ujarnya, saat melihat seorang pria tinggi yang berdiri di sebelah Zayden dengan memegang sebuah senjata tajam. Matanya membelalak saat dia mengenali sosok itu. “Kau,” pekiknya.Zayden juga tampak terbangun, karena suara Aara yang cukup keras. Sama seperti Aara, dia juga kaget setelah melihat penampakan sosok pria di depannya itu.“Aland,” ujarnya.Aland terlihat sangat kesal,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 172. Rasa Khawatir?

    Aara baru kembali lagi ke ruang rawat Zayden pada pagi hari, karena rupanya setelah melakukan pemeriksaan dini hari tadi, dokter memintanya untuk beristirahat di ruangan terpisah. Agar kondisi psikis Aara kembali normal.Aara pun menurut, lagi pula dia juga harus memikirkan keadaan calon anak-anaknya. Dia bersyukur karena anak-anaknya baik-baik saja, mengingat bagaimana dia begitu syok tadi malam.Aara membuka pintu ruang rawat Zayden, saat baru saja masuk dia sudah melihat Alya yang berada di sana dan juga tentunya Zayden, yang melihat ke arahnya dalam posisi setengah berbaring di ranjangnya.Tatapan Zayden tampak terus terfokus pada Aara, dia bahkan tidak mengalihkannya sampai Aara benar-benar berada dekat padanya.“Sayang,” ujar Alya yang berdiri lalu memeluk Aara. Dia mengusap-usap lembut punggung Aara untuk memberikannya ketenangan, karena mendengar cerita dari suaminya semalam juga dari Zayden tadi. Dia bisa membayangkan bagaimana syoknya Aara.Alya lalu melepaskan pelukann

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 173. Perasaan Canggung

    “Apa yang mau kau lakukan.”Refleks, Aara pun mengangkat wajahnya dan melihat pada Zayden. Dia terdiam, karena Zayden menatapnya dengan begitu dingin.Sesaat, dia merasa kembali ke masa lalu. Dimana Zayden masih begitu membencinya. Padahal, belum lama ini dia merasakan tatapan hangat darinya. Tapi tak lama, kehangatan itu telah pergi dan aura dingin ini kembali lagi.“Saya hanya ingin membantu Anda,” jawab Aara.“Tidak usah!” ujar Zayden.“Tapi posisi ini tidak nyaman untuk tidur, biarkan saya membantu Anda.”“Kau ....” Zayden hendak menolak lagi bantuan Aara. Tapi saat melihat perutnya yang buncit, entah kenapa kemarahannya tidak bisa keluar lagi dari mulutnya.Alhasil dia pun menerima bantuan dari Aara, dan akhirnya berbaring sepenuhnya di atas ranjangnya.Aara memperlakukannya dengan begitu lembut, dia sangat memerhatikan area kepalanya yang terluka agar tidak terbentur sedikit pun.“Apa sudah terasa nyaman?” tanyanya.Zayden pun tidak menjawab, tapi Aara mengerti jika po

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10

Bab terbaru

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status