Setelah terjatuh dari gedung tinggi, kini Mayleen terbaring koma di rumah sakit. Narasi yang tersebar di masyarakat saat ini ialah Mayleen yang sengaja menjatuhkan diri karena frustasi diceraikan Anming dan terbongkarnya reputasi jeleknya.“Kamu tidak mau melihatnya?” tanya Lin kepada Anming yang sejak tadi termenung di balkon kamar mereka.“Dia bukan siapa-siapaku,” jawab Anming.“Biar bagaimanapun dia tetap ibu dari Leo, putramu.”“Tapi dia yang sudah membuat Leo pergi dari rumah ini dan membenci semua keluarganya.”“Tidak, tidak semua,” sahut Lin, “Leo sangat menyayangi putri kita, Najia. Dia sungguh memperlakukan Najia layaknya seorang kakak yang selalu menjaga adiknya di saat kita sendiri yang notabene orang tuanya justru membuatnya sedih.” Anming menoleh ke arah Lin. “Aku sungguh gagal menjadi orang tua mereka!” ucap Anming dengan suara parau. Ingin sekali Anming menangis. “Selama ini aku sudah berdosa karena menyakitimu dan Najia, juga sudah menempatkan Leo dalam keadaan seper
Sejak Lucas membongkar semua keburukan Mayleen di masa lalu hingga masa sekarang, Natasha mulai merenungi tentang seberapa jauh Lucas tahu tentang orang di sekitarnya. Natasha baru sadar bahwa laki-laki yang menjadi suaminya itu selalu saja memiliki kartu As untuk menggulingkan setiap lawannya, tidak terkecuali keluarga sendiri.Berawal dari hal tersebut, akhirnya Natasha mulai mencari tahu tentang Lucas lebih dalam. Dia meminta Yue untuk berdiri di sisinya dan membantunya mencari tahu semuanya tentang Lucas.Pagi ini Natasha bertemu dengan Yue di paviliun guna mendengarkan laporan setelah beberapa hari penyelidikan. Yue mengungkap semua informasi yang dia dapatkan, akan tetapi hampir semua informasi itu sudah Natasha ketahui.“Tidak, semua cerita itu template, aku butuh cerita yang sesungguhnya,” batin Natasha. “Apa ada yang lain, Yue?” tanya Natasha kemudian.“Nona, sebenarnya ada hal yang belum saya sampaikan, tapi ....”“Tapi kenapa? katakan saja!” ucap Natasha antusias. Ini yang
“Kamu bertanya apakah aku percaya padamu?”—Natasha membalas tatapan tajam Lucas—“kalau begitu, dengarkan aku baik-baik!” pintanya Natasha, “iya, jawabannya iya, Lucas, aku percaya padamu.” Lucas terdiam dan jujur saja dia terkejut atas respon serta jawaban Natasha. Bahkan, kini mata Lucas mulai tidak lagi bisa fokus.“Aku percaya padamu, Lucas, bahkan ketika kamu orang yang tidak kukenal membawaku pergi dari Macau, alam bawah sadarku sudah mempercayaimu.”Lucas semakin tidak bisa berkata-kata. Bukan ini jawaban dan ekspresi yang Lucas inginkan serta bayangkan. Lucas memang seharusnya senang Natasha mempercayainya. Namun, tidak, Natasha tidak boleh begitu mempercayainya.“Sekarang, setelah kamu tahu jawabanku, bisa aku bertanya padamu?” tanya Natasha. Lucas pun kembali fokus dan bersiap mendengarkan. “Tolong jawab pertanyaanku dengan jujur, Lucas! apa kamu sudah tahu tentang papaku jauh sebelum kamu menjadi rekan bisnisnya?” Lucas mengatur napas dan mimik wajahnya terlebih dahulu s
Setelah dihubungi oleh Natasha, Daniel langsung terbang ke Beijing. Dia cukup syok saat tiba-tiba dipanggil “kak” oleh Natasha. Namun, hingga kini ia masih belum mendapat penjelasan apapun. Natasha hanya meminta Daniel untuk menemuinya dulu, baru setelah itu dia akan menceritakan semuanya.Begitu menginjakkan kaki di bandaran, Daniel segera menghubungi Natasha. “Aku sudah sampai di Beijing, mau bertemu di mana? ... baiklah, aku langsung ke sana sekarang.”Ternyata, Natasha meminta Daniel untuk menemuinya di salah satu hotel di pusat kota. Di mana saat ini Natasha sudah menunggu di sana.Setelah pembicaraan serius pagi tadi, Lucas memutuskan untuk tidak pulang ke rumah utama dan lebih memilih tinggal di apartemen. Sedangkan Natasha, dia memilih untuk menyewa kamar hotel.Sebenarnya Lucas memilih pulang ke apartemen karena dia ingin memberikan ruang kepada Natasha yang meminta waktu untuk sendiri. Namun, pulang ke kediaman Li tentu bukan sebuah solusi baginya.Natasha tidak bisa jika ha
Pagi ini Natasha menghubungi Yue dengan niat meminta tolong untuk mengirimkan beberapa barang ke hotel. Namun, Natasha justru menerima kabar mengejutkan dari Yue.“Maaf, Nona, saya tidak bisa,” jelas Yue, “sekarang saya sudah bukan lagi pelayan di kediaman Li dan saat ini saya sudah ada di bandara bersama dengan ibu saya.”“Apa? kamu mau pergi ke mana? kenapa mendadak? apa Lucas memecatmu?”“Ini sudah merupakan bagian dari kesepakatan saya dan Tuan Lucas sejak awal, Nona. Kesepakatan kami seharusnya sudah berakhir sejak Nyonya Mei Rui mengetahui identitas saya sebagai mata-mata tuan muda, tapi Tuan Muda Lucas memberi saya kesempatan untuk menemani Anda lebih lama.” “Kalau begitu kenapa sekarang kamu pergi? kamu sudah tidak mau menemaniku lagi?”—Natasha menuntut penjelasan yang lebih.“Bukan seperti itu, Nona, saya memang sudah waktunya pergi. Sekarang ibu saya sudah pulih sepenuhnya dan beliau ingin keluar dari rumah sakit, tapi kami tidak memiliki rumah di sini dan Tuan Lucas sudah
Saat ini Natasha tengah berbincang ramah dengan beberapa orang tamu yang mendatanginya untuk memberi selamat. Hal itu kemudian digunakan oleh Lucas untuk berbincang dengan Daniel.“Jadi, dalam rangka apa kamu di Beijing? tidak mungkin, ‘kan, jika hanya untuk datang ke pesta ini?” tanya Lucas ke Daniel.“Benar, alasanku ke Beijing memang untuk urusan lain, ... urusan pribadi,” jelas Daniel, “aku datang ke pesta karena sebelum ini aku tidak sengaja bertemu Natasha di hotel tempatku menginap, and than dia mengundangku untuk datang.”Lucas hanya bisa mengangguk-angguk. Dia tidak bisa maju lagi karena Daniel sudah menghentikannya dengan membawa kalimat ‘urusan pribadi’. Akan terkesan tidak sopan jika Lucas terus mencecarnya, lagipula dia tidak benar-benar membutuhkan jawaban jujur keluar dari mulut Daniel, sebab dia sudah tahu kebenarannya. Suasana hening pun menyelimuti keduanya untuk beberapa saat. Baik Lucas maupun Daniel, kini hanya menatap satu sosok yang sama, Natasha.Tidak lama ke
Mei Rui berdiri di depan tong dengan api menyala di dalamnya. Dia memasukka satu per satu isi dari amplop coklat yang ditemukannya di ruang kerja Jiang. Mei Rui berpikir bahwa dengan membakar semua bukti itu kebenaran juga akan ikut hilang sehingga dirinya aman. Namun, tidak, karena nyatanya sang pengirim bukti tidak bodoh dan sudah menyiapkan rencana cadangan.“Apa yang kamu bakar?” Mei Rui kaget mendengar suara laki-laki yang sangat ia kenal menginterupsi aktivitasnya. “S-su-amiku, kamu kembali? Jiang mengabaikan pertanyaan istrinya dan melirik ke dalam tong berisi api yang menyala. “Apa yang kamu bakar, Mei Rui?” tanya Jiang sekali dengan penuh penegasan. “A-a-ku, hanya membakar sampah,” jawab Mei Rui gelagapan.“Benarkah?”Jiang mendekati Mei Rui lalu menarik tangan sang istri yang sejak tadi disembunyikan di balik badannya. Mei Rui hanya bisa mengumpat dalam hati ketika tangannya terangkat dan menampakkan selembar kertas dari lab. yang belum sempat ia bakar dan juga gelang em
Leo berjalan mendekati pria yang saat ini berdiri di bawah jembatan menatap sungai yang tenang mengalir. Dia lantas berdiri di sisi pria itu.“Bagaimana, Kak? kamu sudah puas?” tanya Leo.“Apa maksudmu?” balas si pria yang tidak lain ialah Lucas.Leo tersenyum miring, dia tahu kakaknya itu tahu apa yang ia maksud. “Aku heran ada orang yang ingin menghancurkan keluarganya sendiri.”“Sudah bertahun-tahun dan kamu masih heran?” tanya Lucas, “Lagipula, sejak awal keluarga itu juga sudah berantakan menuju kehancuran, aku hanya menjalankan peran sebagai mediator kehancurannya saja,” jelas Lucas.Leo menaikkan sebelah alisnya—“Dan aku sebagai penontonnya.”Keduanya saling menatap lalu tersenyum bersama. Sejak awal Leo memang sudah tahu semuanya, terkait apa yang dilakukan Lucas, tapi dia diam dan hanya melihat saja. Orang pertama di Keluarga Li yang tahu Sishi bukan anak kandung Anming sebenarnya ialah Leo. Saat itu Leo tidak sengaja mendengarnya sendiri dari mulut Mayleen ketika usianya ma
Setelah membicarakan semuanya, Lucas bersama Ana, Duan, dan Muchen akhirnya sepakat bahwa mereka tidak akan melibatkan polisi dalam hal ini. Posisi Song Zi yang hanya hidup sendiri membuat semuanya lebih mudah untuk mereka melakukan pemakaman. Sementara anak-anak buah Song Zi, mereka diserahkan kepada Muchen. Lucas membiarkan Muchen melakukan apapun pada mereka. “Karena kalian ada di sini, mampirlah dulu ke rumah, mama dan tante pasti sangat senang bisa melihat kalian, apalagi Ashana, cucu cantik mereka,” ucap Ana seusai pemakaman tuan Song. Lucas dan Natasha saling menatap. Mereka tidak keberatan mengenai hal itu. Natasha sendiri sejak kembali ke Indonesia belum pernah bertemu lagi dengan keluarga Lucas. “Bagaimana, Sayang, kamu mau bertemu dengan tante dan yang lain?" tanya Lucas kepada istrinya. Natasha mengangguk--“Mau!” jawab Natasha dengan senang hati. Keluarga Li itupun lantas berkumpul kembali. Namun, pertemuan mereka kali ini bukanlah di kediaman Li, melainkan r
Lucas mengambil kembali ponselnya dan melacak lokasi keberadaan ponsel Natasha serta mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Mobil yang mereka sewa masih ada di depan kediaman Li. Namun, lokasi ponsel Natasha saat ini....“Tidak, ini bukan mengarah ke bandara,” ucap Lucas.“Cepat kejar mereka, Lucas!” perintah Daniel.Lucas melihat kondisi Daniel yang sudah tidak baik-baik saja. Daniel sudah kehilangan banyak darah.“Jangan hiraukan aku! tolong selamatkan saja Natasha, Ashana, dan Alexa!” ucap Daniel sekali lagi.Lucas tidak punya pilihan. Dia mengambil tiga pistol milik anak buah Song Zi dan mengisi penuh pelurunya. Dua pistol dia bawa, sementara satu sisanya dia berikan pada Daniel untuk berjaga-jaga.“Bertahanlah, sebentar lagi adik-adikku akan sampai di sini untuk mengurus semua yang ada di sini!” pesan Lucas pada Daniel.Setelah mendapat anggukan dari Daniel, Lucas bergegas meninggalkan kediaman Li. Dia meng
Keluarnya Daniel dari mobil untuk memasuki kediaman Li dilihat oleh Tuan Song melalui jendela. “Anda membawa teman, Tuan?” tanyanya pada Lucas.Lucas yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepala. Matanya ikut melihat ke arah luar dan mendapati Daniel menuju pintu utama.Lucas sontak bangkit berdiri. Namun, tiba-tiba ....KLIK!Dia merasakan sesuatu menyentuh kepala belakangnya. Lucas ditodong senjata api oleh anak buah Song Zi.“Sedikit saja kau bergerak, kupastikan kau tidak akan pernah melihat putrimu, Tuan,” ucap Song Zi.Lucas tahu orang tua di depannya saat ini tidak main-main dengan ucapannya. Sehingga, hal tersebut membuat Lucas tidak bisa berkutik.Sementara itu di ruang depan, Daniel tengah berhadapan dengan beberapa orang bermasker yang tiba-tiba menyerangnya. Jumlah yang tidak seimbang cukup membuat Daniel kesusahan. Namun, pada akhirnya dia berhasil mengalahkan mereka.“Lucas!” panggil Daniel begitu dia sampai di ruang keluarga. Namun, tidak lama setelahnya ....DOR!
Setelah sekian lama akhirnya Lucas kembali menginjakkan kaki di rumah besar yang selama lebih dari tiga puluh tahun ia tinggali. Kabar terakhir yang ia dapat, rumah itu dilelang oleh pihak pemerintah China. Namun, siapa sangka jika yang memiliki rumah itu sekarang adalah Tuan Song.TUK! ... TUK! ... TUK!Suara langkah kaki Lucas sampai ke telinga Tuan Song yang saat ini sedang duduk di kursi rodanya di ruang keluarga. “Oh, Tuan Lucas, Anda sudah datang?” Tuan Song berbalik menghadap Lucas dan membungkuk memberi hormat padanya. “Selamat datang kembali di kediaman Li, Tuan!”“Hentikan omong kosong ini, Tuan Song! cepat katakan di mana Ashana!”“Bersantailah dulu, Tuan, Nona Muda baik-baik saja. Dia sedang tidur di kamar Anda.”Lucas tentu masing sangat ingat di mana letak kamarnya itu. Di lantai dua paling ujung sebelah kanan. “Hah ...!”—Tuan Song menghela napas seolah merasa sangat lega.“Duduklah, Tuan Lucas! memangnya Anda tidak tertarik untuk mengenang masa lalu bersama saya?” Lu
Setelah mendapat perintah dari Lucas, Kai dan Dania segera menuju Swiss. Setelah seharian menunggu di sekitar bandara kedatangan luar negeri pada akhirnya mereka menemukan apa yang mereka tunggu.Nurmala, perempuan berusia tiga puluhan awal itu menginjakkan kakinya di Swiss bersama dengan seorang laki-laki. Berdasarkan informasi yang didapat oleh Kai, laki-laki itu adalah suami Nurmala yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah operasi jantung.Kai menyamar sebagai orang yang menjemput Nurmala. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu dan suaminya.Baik Nurmala maupun suaminya sama sekali tidak ada yang curiga. Sampai pada akhirnya, Nurmala merasa ada yang aneh.“Kenapa jauh sekali? bukankah Tuan Song bilang aku akan bekerja di perkotaan? tapi ini ....”Kai mengernyitkan dahinya—“Tuan Song?” tanyanya dalam batin. “Tuan Song ingin kalian menikmati liburan terlebih dahulu,” jawab Kai kemudian.“Oh, jadi begitu, baiklah.”“Sayang, bosmu baik sekali!” ucap suami Nurmala,
Setelah selesai semua proses hukum terkait tuduhan wanprestasi yang dilakukan Scienic Tech. terhadap Grepes, Daniel dan Alexa pikir mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah sampai di Indonesia. Namun, siapa sangka ketika baru turun dari pesawat mereka justru mendapat kabar tidak bagus tentang Ashana.“Apa yang tejadi, Lucas?” Daniel dan Alexa yang baru saja tiba di rumah Lucas itupun langsung menuntut penjelasan. “Apa maksudmu Ashana diculik? siapa yang menculiknya?” imbuh Alexa.“Masih belum jelas siapa yang menculiknya, penculik itu dengan suara samaran mengatakan kalau mereka tidak mengiginkan apapun. Mereka hanya ingin membuatku menderita dengan kehilangan anak.”“Shit!”—Daniel begitu frustasi mendengarnya.“Jika demikian, bukankah itu berarti bisa jadi mereka adalah musuh-musuhmu yang menyimpan dendam?” tanya Alexa.“Hem, kurasa begitu.”“Lalu, di mana Natasha sekarang?” tanya Daniel kemudian.“Dia ada di kamar, dia masih sangat terpukul.” Daniel ingin sekali menghampiri
Lucas mencoba memeriksa rekaman CCTV yang ada di rumahnya untuk mencari petunjuk mengenai hilangnya Ashana. Namun, ternyata semua kamera pengawas yang ada di sana sudah mati sebelum kejadian penculikan. “Argh! sial!” umpat Lucas sambil mengusak kasar rambutnya. Dia kembali ke dalam rumah dan menghampiri Natasha yang tengah duduk menangis di sofa dan ditenangkan oleh pelayan perempuan rumah mereka. “Bagaimana, Lucas?” “Tidak ada petunjuk,” jawab Lucas. “Ah, bagaimana ini? Ashana ....” “Tenanglah, Natasha!” Semua orang yang bekerja di rumah Natasha saat ini berkumpul mengelilingi mereka. Lucas memperhatikan wajah para pegawainya satu per satu. “Seperti ada yang kurang,” batin Lucas. Dia lantas bertanya kepada para pelayannya. “Di mana satu rekan kalian yang belum datang?” Semua pelayan langsung memeriksa orang-orang di samping mereka. Barulah saat itu mereka sadar bahwa masih ada satu orang yang belum terlihat. “Oh, Nurmala!” sahut salah satu orang yang bert
Setelah bergabungnya Dania, kini semua pihak memiliki lawannya masing-masing. Organisasi intelijen, Grepes, Alexander dan Ring Fire, semuanya telah memiliki lawan yang seimbang. Perjanjian Lucas dengan Adolf berhasil membuat Ring Fire kesulitan. Mereka menjadi saingan di pasar gelap. Semenatar itu, Scienic Farm. dengan dibantu oleh Dania tengah menghimpun bukti-bukti keterlibatan pihak internal perusahaan dan juga para pejabat bermasalah. Serta, bukti-bukti hubungan mereka dengan Ring Fire dan Alexander sebagai penjembatan. Sedangkan Scienic Tech. yang kini berubah nama menjadi Bite Inc., mereka tengah menyiapkan ‘bom bunuh diri’ untuk Grepes. Ketika semua sudah dirasa cukup, mereka akan pun akan menekan tombol ‘ledak’. “Kak, rusa buruan sudah lumpuh.” Pesan tersebut merupakan kode dari Kai kepada Lucas untuk memberitahukan keadaan Ring Fire yang telah berhasil dibekukan. Lucas mematikan sambungan teleponnya dengan Kai dan langsung menghubungi Alexa. Sambil terus melu
Di hari pameran ....Dania memasuki galeri dan menunjukkan kartu undangan dari Lucas kepada salah seorang pegawai.“Oh, silakan lewat sini, Nona!”Dania diajak ke sebuah ruangan yang ternyata terdapat sebuah lorong rahasia di dalamnya. Sesampainya di pintu lorong, pegawai tadi mempersilakan Dania untuk memasuki lorong itu sendiri. Hanya perlu mengikuti jalur lorong maka nanti dia akan sampai ke aula tempat pelelangan.“Kamu tidak mengantarku?” tanya Dania ke pegawai tersebut.“Maaf, Nona, saya tidak bisa. Tuan Lucas hanya mengizinkan kami untuk mengantar sampai sini.”“Oh, baiklah.”Pada akhirnya Dania menelusuri lorong sendirian dengan diterangi cahaya lampu yang temaram. Sesampainya di ujung lorong dia menjumpai hanya ada satu pintu di sana. Dania membukanya ....“Dania!” panggil Kai yang berdiri tidak jauh dari pintu. “Kai ....”“Jangan hanya berdiri di sana saja, masuklah!”Menerima undangan tersebut, Dania langsung melangkahkan kakinya memasuki aula. Mata Dania mindai sekitar.