“Kamu bertanya apakah aku percaya padamu?”—Natasha membalas tatapan tajam Lucas—“kalau begitu, dengarkan aku baik-baik!” pintanya Natasha, “iya, jawabannya iya, Lucas, aku percaya padamu.” Lucas terdiam dan jujur saja dia terkejut atas respon serta jawaban Natasha. Bahkan, kini mata Lucas mulai tidak lagi bisa fokus.“Aku percaya padamu, Lucas, bahkan ketika kamu orang yang tidak kukenal membawaku pergi dari Macau, alam bawah sadarku sudah mempercayaimu.”Lucas semakin tidak bisa berkata-kata. Bukan ini jawaban dan ekspresi yang Lucas inginkan serta bayangkan. Lucas memang seharusnya senang Natasha mempercayainya. Namun, tidak, Natasha tidak boleh begitu mempercayainya.“Sekarang, setelah kamu tahu jawabanku, bisa aku bertanya padamu?” tanya Natasha. Lucas pun kembali fokus dan bersiap mendengarkan. “Tolong jawab pertanyaanku dengan jujur, Lucas! apa kamu sudah tahu tentang papaku jauh sebelum kamu menjadi rekan bisnisnya?” Lucas mengatur napas dan mimik wajahnya terlebih dahulu s
Setelah dihubungi oleh Natasha, Daniel langsung terbang ke Beijing. Dia cukup syok saat tiba-tiba dipanggil “kak” oleh Natasha. Namun, hingga kini ia masih belum mendapat penjelasan apapun. Natasha hanya meminta Daniel untuk menemuinya dulu, baru setelah itu dia akan menceritakan semuanya.Begitu menginjakkan kaki di bandaran, Daniel segera menghubungi Natasha. “Aku sudah sampai di Beijing, mau bertemu di mana? ... baiklah, aku langsung ke sana sekarang.”Ternyata, Natasha meminta Daniel untuk menemuinya di salah satu hotel di pusat kota. Di mana saat ini Natasha sudah menunggu di sana.Setelah pembicaraan serius pagi tadi, Lucas memutuskan untuk tidak pulang ke rumah utama dan lebih memilih tinggal di apartemen. Sedangkan Natasha, dia memilih untuk menyewa kamar hotel.Sebenarnya Lucas memilih pulang ke apartemen karena dia ingin memberikan ruang kepada Natasha yang meminta waktu untuk sendiri. Namun, pulang ke kediaman Li tentu bukan sebuah solusi baginya.Natasha tidak bisa jika ha
Pagi ini Natasha menghubungi Yue dengan niat meminta tolong untuk mengirimkan beberapa barang ke hotel. Namun, Natasha justru menerima kabar mengejutkan dari Yue.“Maaf, Nona, saya tidak bisa,” jelas Yue, “sekarang saya sudah bukan lagi pelayan di kediaman Li dan saat ini saya sudah ada di bandara bersama dengan ibu saya.”“Apa? kamu mau pergi ke mana? kenapa mendadak? apa Lucas memecatmu?”“Ini sudah merupakan bagian dari kesepakatan saya dan Tuan Lucas sejak awal, Nona. Kesepakatan kami seharusnya sudah berakhir sejak Nyonya Mei Rui mengetahui identitas saya sebagai mata-mata tuan muda, tapi Tuan Muda Lucas memberi saya kesempatan untuk menemani Anda lebih lama.” “Kalau begitu kenapa sekarang kamu pergi? kamu sudah tidak mau menemaniku lagi?”—Natasha menuntut penjelasan yang lebih.“Bukan seperti itu, Nona, saya memang sudah waktunya pergi. Sekarang ibu saya sudah pulih sepenuhnya dan beliau ingin keluar dari rumah sakit, tapi kami tidak memiliki rumah di sini dan Tuan Lucas sudah
Saat ini Natasha tengah berbincang ramah dengan beberapa orang tamu yang mendatanginya untuk memberi selamat. Hal itu kemudian digunakan oleh Lucas untuk berbincang dengan Daniel.“Jadi, dalam rangka apa kamu di Beijing? tidak mungkin, ‘kan, jika hanya untuk datang ke pesta ini?” tanya Lucas ke Daniel.“Benar, alasanku ke Beijing memang untuk urusan lain, ... urusan pribadi,” jelas Daniel, “aku datang ke pesta karena sebelum ini aku tidak sengaja bertemu Natasha di hotel tempatku menginap, and than dia mengundangku untuk datang.”Lucas hanya bisa mengangguk-angguk. Dia tidak bisa maju lagi karena Daniel sudah menghentikannya dengan membawa kalimat ‘urusan pribadi’. Akan terkesan tidak sopan jika Lucas terus mencecarnya, lagipula dia tidak benar-benar membutuhkan jawaban jujur keluar dari mulut Daniel, sebab dia sudah tahu kebenarannya. Suasana hening pun menyelimuti keduanya untuk beberapa saat. Baik Lucas maupun Daniel, kini hanya menatap satu sosok yang sama, Natasha.Tidak lama ke
Mei Rui berdiri di depan tong dengan api menyala di dalamnya. Dia memasukka satu per satu isi dari amplop coklat yang ditemukannya di ruang kerja Jiang. Mei Rui berpikir bahwa dengan membakar semua bukti itu kebenaran juga akan ikut hilang sehingga dirinya aman. Namun, tidak, karena nyatanya sang pengirim bukti tidak bodoh dan sudah menyiapkan rencana cadangan.“Apa yang kamu bakar?” Mei Rui kaget mendengar suara laki-laki yang sangat ia kenal menginterupsi aktivitasnya. “S-su-amiku, kamu kembali? Jiang mengabaikan pertanyaan istrinya dan melirik ke dalam tong berisi api yang menyala. “Apa yang kamu bakar, Mei Rui?” tanya Jiang sekali dengan penuh penegasan. “A-a-ku, hanya membakar sampah,” jawab Mei Rui gelagapan.“Benarkah?”Jiang mendekati Mei Rui lalu menarik tangan sang istri yang sejak tadi disembunyikan di balik badannya. Mei Rui hanya bisa mengumpat dalam hati ketika tangannya terangkat dan menampakkan selembar kertas dari lab. yang belum sempat ia bakar dan juga gelang em
Leo berjalan mendekati pria yang saat ini berdiri di bawah jembatan menatap sungai yang tenang mengalir. Dia lantas berdiri di sisi pria itu.“Bagaimana, Kak? kamu sudah puas?” tanya Leo.“Apa maksudmu?” balas si pria yang tidak lain ialah Lucas.Leo tersenyum miring, dia tahu kakaknya itu tahu apa yang ia maksud. “Aku heran ada orang yang ingin menghancurkan keluarganya sendiri.”“Sudah bertahun-tahun dan kamu masih heran?” tanya Lucas, “Lagipula, sejak awal keluarga itu juga sudah berantakan menuju kehancuran, aku hanya menjalankan peran sebagai mediator kehancurannya saja,” jelas Lucas.Leo menaikkan sebelah alisnya—“Dan aku sebagai penontonnya.”Keduanya saling menatap lalu tersenyum bersama. Sejak awal Leo memang sudah tahu semuanya, terkait apa yang dilakukan Lucas, tapi dia diam dan hanya melihat saja. Orang pertama di Keluarga Li yang tahu Sishi bukan anak kandung Anming sebenarnya ialah Leo. Saat itu Leo tidak sengaja mendengarnya sendiri dari mulut Mayleen ketika usianya ma
“... Aku tidak bisa memberi Lucas keturunan.”Mendengar hal itu, seoalah ada sengatan listrik di dada Mei Rui. Kata ‘keturunan’ bagi Mei Rui sudah menjadi sebuah kata traumatis. Dia benci mendengarnya, dia benci dengan yang mengingatkannya pada luka masa lalu.Natasha menarik napas lalu menatap Mei Rui dengan mata berkaca-kaca. “Jadi, ayo Ma, kita makan!” ajak Natasha lagi.Kali ini kaki Mei Rui seperti tergerak sendiri. Dia beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Natasha yang duduk di sofa. Sementara itu, Natasha dalam batinnya bersorak, “Gotcha!”Tidak ada lagi cara paling ampuh untuk menundukkan seseorang selain memanfaatkan emosinya. Sekali harga diri perempuan terluka, luka itu akan sulit disembuhkan. Sekali luka itu tersentuh, maka ego yang akan memimpin gerak tubuhnya. Setelah siang itu, hubungan Natasha dan Mei Rui jadi semakin dekat. Natasha jadi lebih sering berkunjung ke galeri Mei Rui. Hal itu pada akhirnya sampai kepada Lucas. Dia penasaran Natasha bisa tiba-ti
Galeri masih sangat sepi ketika Mei Rui memasuki aulanya. Kemarin dia mendapat kabar dari sekretarisnya bahwa karya baru untuk koleksi yang akan dilelang dua bulan lagi telah sampai dan selesai dipajang. Mei Rui penasaran dan ingin memeriksa lukisan-lukisan itu, mengingat nilai transaksinya yang cukup fantastis dan sulitnya sang kreator melepaskannya. Namun, ketika melihat semua lukisan itu, reaksi Mei Rui sangat jauh dari apa yang dia bayangkan sendiri. Mata Mei Rui membelalak—“A-apa ini?”Semua lukisan itu, Mei Rui sangat mengenalnya bahkan hanya dari goresan catnya saja. Semua lukisan yang saat ini terpajang di dinding galerinya ialah lukisan-lukisan Linda.Mei Rui menggila setelah melihatnya. Diturunkannya dan dihempaskannya semua lukisan itu ke lantai sambil berteriak. “A! ... ha! ... bahkan setelah mati pun kau masih terus mengusikku! ... dasar jalang sialan!” Teriakan dan tangisan Mei Rui memenuhi galeri. Para karayawan yang saat ini mulai berdatangan pun pada akhirnya meli