“Yue!” panggil Leo saat akan masuk ke kamarnya.Yue segera berbalik menghadap sang majikan. “Iya, Tuan Muda?”“Ada beberapa barang yang sudah tidak kubutuhkan lagi, bisa kamu membantuku untuk membereskannya?”Yue sedikit tidak yakin. Jika dia membantu Leo, maka itu artinya dia harus masuk ke kamar Leo. Hanya akan ada mereka berdua di sana, hal yang selama ini selalu Yue hindari, yaitu hanya berdua saja dengan Leo.“Yue! bisa kamu membantuku?”Yue tersentak—“Ah, iya, Tuan Muda.”Pada akhirnya Yue mengikuti Leo masuk ke dalam kamar. Leo lantas memberi tahu barang-barang mana saja yang ingin dia keluarkan dari kamarnya.Sejauh ini, selain membereskan barang-barang, tidak ada hal lain yang mereka lakukan. Yue dan Leo sama-sama tidak saling bicara. Kamar Leo sunyi meski kini ada dua manusia di dalamnya.Sejujurnya Leo ingin sekali mengajak Yue bicara. Namun, entah mengapa mulutnya tiba-tiba justru tertutup rapat.“Sudah selesai, apakah hanya ini saja, Tuan Muda?” tanya Yue memecah kehening
Sejak pulang dari makam, Natasha memang melihat langit di luar sana sudah gelap tertutup mendung. Kini air langit yang menggumpal di langit itupun perlahan mulai jatuh.Tahu bahwa akan turun hujan deras, Natasha lantas menutup gorden kamarnya. Hujan memang membawa luka tersendiri untuk Natasha, dan kali ini luka itu datang jauh lebih menyakitkan karena saat ini dirinya tengah berada di Beijing.Lucas yang awalnya fokus menatap layar laptop kini beralih menatap ruang tempat tidurnya yang mendadak gelap. Tidak lama kemudian dia melihat Natasha yang menyalakan semua lampunya. Penasaran, akhirnya Lucas menghampiri Natasha. “Ada apa, Natasha?” Natasha yang sedang sibuk mencari sesuatu di meja riasnya itupun mengabaikan Lucas, Sementara Lucas, dia hanya mengamati dari jauh, mencoba melihat apa yang sebenarnya dicari oleh Natasha.“Ah, kenapa habis?” ucap Natasha kesal. “Apa yang habis?” sahut Lucas.Natasha menjawab, “Kapas, kapasku habis.” Lucas sungguh bingung karena kini Natasha just
“Apa yang terjadi? ada apa dengan kakakmu?” tanya Lucas begitu melihat Leo menutup teleponnya. Leo menjawab pertanyaan Lucas. “Kak Shishi bilang, Kak Duan ada di kantor polisi dekat apartemenku, aku diminta ke sana untuk melihat.” Lucas sama sekali tidak terkejut mendengar kabar tersebut. Pasalnya, selama ini Duan memang sering keluar masuk kantor polisi karena masalah yang dia buat. “Apa lagi kali ini yang dia lakukan?” Leo menjawab, “katanya, Kak Duan baru saja menabrak seseorang.” “Baiklah, kalau begitu lihatlah dulu, beri tahu aku jika kamu butuh bantuan!” “Baik, Kak, aku pergi dulu!” Di malam sebelum kejadian .... Shishi melihat Duan menerima telepon dari teman-temannya sebelum akhirnya bersiap pergi. “Kamu mau ke mana?” tanya Shishi kepada sang suami. “Pergi ke klubnya Tan, malam ini anak-anak buat pesta perpisahan untuk Max sebelum dia pulang ke Inggris.” “Harus malam ini, ya, pestanya? tidak bisakah kalau kamu tidak pergi?” “Ya tentu saja tidak bisa,” jawab Duan, “be
“Jadi, bagaimana dokter?” tanya Duan.“Maaf, Tuan! kami tidak bisa menyelamatkan nyawa Tuan tadi.”“Ha?”—Duan ketakutan—“ah, sialan!”Rupanya, kali ini keberuntungan sudah tidak lagi berpihak kepada Duan. Masalah yang ia timbulkan jauh lebih rumit.Duan hanya bisa berharap keluarga mertuanya tidak mengetahuinya. Namun, ternyata kenyataan yang ada justru berbanding terbalik dengan harapannya.Ketika Duan berpikir bisa mengajak keluarga korban menempuh jalan damai, nyatanya keluarga korban justru menginginkan kejadian itu dibawa ke jalur hukum. Pada akhirnya, di sinilah Duan berada, kantor polisi.“Leo, kamu harus bantu kakak keluar dari sini!” perintah Duan, “kalau kasus ini berlanjut, keluarga Li akan kena imbasnya.”Leo tidak bisa berkata-kata lagi. Dia terlalu marah untuk menanggapi Duan yang muka tembok. Semua ini tidak akan terjadi kalau saja Duan bisa sedikit saja menahan nafsunya untuk bertingkah.Leo berbalik dan berjalan keluar untuk menelepon. Dia tentu tidak bisa menangangi
Kabar tentang Duan kini sampai ke telinga semua anggota keluaga Li, tidak terkecuali Natasha. Mengingat selama ini Duan selalu mengganggunya, kini ada sedikit perasaan lega di hati Natasha mengetahui Duan ditahan.Selama ini Natasha tidak bisa tenang ketika tahu Duan di rumah. Beberapa kejadian sebelumnya membuat Natasha harus selalu waspada terhadap Duan.“Yue, apa menurutmu Duan akan segera bebas?” tanya Natasha kepada Yue saat mereka di paviliun.“Saya tidak yakin, Nona,” jawab Yue, “selama ini Tuan Duan memang selalu bisa bebas cepat, akan tetapi kali ini keadaannya berbeda. Beritanya naik ke media dan sudah menyebar ke seluruh negeri, jadi sepertinya tuan besar dan Tuan Anming akan membiarkan semua berjalan sebagaimana harusnya.”Dari perkataan Yue itu Natasha menangkap maksud tersirat. “Maksudmu, selama ini papa dan Om Anming selalu ikut campur dalam kasus Duan?”Yue menggigit bibir bawahnya. Dia akhirnya sadar atas apa yang baru saja dikatakan.“Bukan seperti itu maksud saya, N
“Kenapa di saat banyak perusahaan besar meminta kerja sama, kamu justru lebih memilih perusahaan papaku? Apa alasannya, Lucas?”Lucas tahu bahwa pada akhirnya Natasha akan mempertanyakan hal tersebut. Oleh karena itu, Lucas sudah menyiapkan jawabannya sejak jauh hari.“Bodoh,” jawab Lucas.“Apa?”—Natasha bingung—“kamu menyebutku bodoh?”“Tidak, bukan kamu, tapi aku,” jelas Lucas, “bekerja sama dengan perusahaan papamu ialah kebodohanku saat itu. Aku terlalu naif karena optimis terhadap papamu dan perusahaan kalian.”“Itu masih belum menjawab pertanyaanku sebelumnya, Lucas! apa yang membuatmu tertarik pada perusahaan keluargaku?”Lucas lantas bercerita tentang masa lalunya kepada Natasha. Dia mengungkap seperti apa hubungannya yang sangat tidak akur dengan Jiang.“Dulu, visi-misiku dan papamu tidak jauh berbeda, intinya kami sama-sama mengutamakan kebenaran dan kebaikan di atas segalanya.”Natasha sedikit terkejut mendengarnya. “Lalu, bagaimana dengan sekarang?”“Sudah kukatakan, itu i
Malam ini Natasha tidur sendiri di paviliun. Dia menggunakan salah satu kamar di samping bekas kamar mama Lucas.Natasha duduk di lantai dengan bersandar pada tempat tidur seraya menatap ke luar jendela. Bulan sedang tertutup mendung malam ini, seolah menggambarkan pikiran Natasha yang tengah gelap tertutup awan kebingungan.“Benarkah jika Paman Adam di Tianjing waktu itu? bisakah aku percaya pada Lucas, sedangkan dia saja tidak jujur mengenai alasannya datang pada papaku?” risau Natasha dalam pikirannya, “Lucas bisa melakukan semua ini, dia bisa saja memalsukan semua bukti yang ia tunjukkan padaku.”Natasha merasakan kepalanya pening. Dia menundukkan kepalanya dan meletakkannya di atas kedua tangannya yang terlipat di atas lutut.Tidak lama setelah itu terdengar suara gemuruh di langit di luar sana. Natasha terkejut, dan itu juga membuat Lucas yang masih duduk di ruang kerjanya langsung menatap ke arah jendela.Pikiran Lucas langsung tertuju pada Natasha yang saat ini ada di paviliun
Sebelum berangkat ke kantor, Lucas membuka ruang kerjanya dan meminta Natasha untuk duduk di kursinya. Kemudian, dia menyalakan komputer yang saat ini ada di depan Natasha. “Mulai hari ini kamu akan belajar mengamati secara langsung bagaimana Grup Shangzi bekerja,” ucap Lucas.Posisi antara dirinya dan Lucas yang sangat dekat membuat Natasha dapat mencium aroma parfum yang bercampur dengan aroma tubuh Lucas. Aroma itu membuat Natasha kembali mengingat kejadian semalam, di mana aroma itu mampu memberikan ketenangan untuknya.“Hari ini akan ada rapat dengan dewan, kamu amatilah apa yang terjadi dalam rapat nanti dan nanti malam sampaikan padaku apa yang kamu pahami!” lanjut Lucas.Natasha yang masih terlena pada aroma menenangkan milik Lucas itupun sangat diam. Hal itu membuat Lucas penasaran apakah Natasha memperhatikan dirinya bicara atau tidak.“Kamu mendengarku, Natasha?” tanya Lucas seraya menoleh untuk menatap Natasha.Lucas tidak tahu jika jaraknya dengan Natasha sangatlah dekat