21. Terjebak Cinta Terlarang.Penolakan Ningsih Penulis:Lusia Sudarti Part 21 Rate 21+++++ *** "Maaf saat itu, aku betul-betul sibuk!" kilahku. "Oh ya sudah! Kalo sekarang, kira-kira sibuk enggak nih? "Baru banget pulang! Duduk pun belum Ga!" ketusku. Ya udah, enggak pa-pa," sahutnya. Pasti ia kecewa terhadapku.Fikiranku bercabang-cabang antara Arga dan Rafa. 'Ahh pusing! Biarlah waktu yang menjawabnya." Hari ini ritual pun dimulai.Setelah semalam melakukan tirakatan.Tidak tidur sekejap pun.Satu hari ini makan nasi tujuh kepal yang harus habis.Dan kepalan itu harus Ibu yang membuat, karena dari beliaulah restuku. Begitu juga keesokan harinya.Di hari kedua, enam buah nasi putih kepal. Begitu selanjutnya. Selalu dikurang satu. Hari terakhir hanya satu kepal nasi putih.Dan kepalan itu sebesar mangkuk bakso. Setelah tujuh hari tujuh malam, ini yang paling berat. Puasa satu hari satu malam, tanpa tidur, makan dan minum.Menjelang pukul tiga dinihari, harus melakukan
22. Terjebak Cinta Terlarang Baru saja mau membuka hati, kecewa kembali Penulis: Lusia Sudarti WARNING!!! Mengandung konten dewasa!! Bijaklah untuk memilih.RATE 21++++ Part 22 Aku mengangguk. Anjani tertidur dipelukanku.Kasihan sekali, usianya masih terlalu kecil untuk mendengarkan kata-kata yang tak pantas. Kubaringkan ia dikamar. Lalu aku menemani Sella ngopi yang tadi belum sempat kami minum.Aku menghempaskan bobot disamping Sella. Huuffftt ...! Kuhempas nafas dengan kasar dan emosi masih menguasai hati dan fikiran. "Lalu apa yang kamu lakukan setelah kejadian tadi May? Aku turut bersedih tentang hal ini," Sella mengusap lembut pundakku, untuk memberikan kekuatan. "Entahlah Sel ... aku sedang berusaha menata hatiku sekarang! Baru saja aku membuka lembaran baru, tapi ternyata kenyataan dan kebahagiaan hanyalah khayalan belaka," desahku sendu. "Sabar ya May? Mungkin Allah sedang menunjukkan siapa nantinya yang terbaik untukmu," ujar Sella. "Nanti malam ia berjanji un
23. Terjebak Cinta TerlarangPenulis : Lusia Sudarti Kedatangan Mas Rafa Part 23"Ini tehnya Mas," Sella membawakan teh untuk kami. Lalu segera pamit. "Iya Sell terimakasih," sela hanya tersenyum. "Sell, ini tolong bawain kebelakang ya," aku meminta tolong padanya membawakan oleh-oleh dari Mas Rafa, ia pun menyambut plastik yang kuberikan untuk dibawa serta kedapur.*** Sella datang lagi membawa piring diatas baki berisi makanan dari Mas Rafa. Mas Rafa menatapku dengan pandangan sulit untukku jabarkan. Aku pun masih diam seribu basa, entah dari mana aku harus memulai percakapan dengannya. Aku teringat akan kata dan penghinaan Tante Ningsih. Tante dari Mas Rafa, yang begitu menyakitkan. 'Sehina itukah aku dimata mereka?" lirihku. "Oh ada tamu to?" sapa Bapak yang baru keluar dari dapur. Entah habis dari mana! Dan duduk disebelahku berbasa-basi sebentar. "Iya Pak, barusan datang," jawabku. Setelah Mas Rafa menyalaminya. "Kabarnya, mau pulang ke Bengkulu Mas, kapan?" tanya Ba
24. Terjebak Cinta Terlarang Kehebohanku Bersama Sahabatku Penulis : Lusia Sudarti Part 24 "May aku sebelah sana, anjani ditengah, kamu dipinggir ya." "Iya, aku dipinggir aja," tukasku. Kami pun terlelap dalam buaian mimpi.*** Sayup-sayup terdengar suara adzan dari masjid di desaku.Aku mengumpulkan segenap tenagaku, aku merenggangkan otot-otot yang terasa kaku. Aku membangunkan Sella yang masih tertidur pulas. Hem, tidurnya kok pulas banget, sampai-sampai suara adzan tak terdengar olehnya. "Sell! Sella ... ayo bangun sholat dulu. Nanti kalau masih ngantuk tidurlah lagi!" aku memanggilnya perlahan sambil menepuk-nepuk pipinya perlahan agar terbangun. Ia pun membuka mata dengan tatapan heran kearahku. Mungkin ia lupa kalau tidur di tempatku. "Hei, kok bengong sih? Ayo bangun sholat! Nanti keburu habis waktu lho," ajakku lagi. Ia mengerjapkan mata, memandang berkeliling, menyapu setiap sudut dengan netranya. "Heem May, aku lupa kalau aku dikamar mu!" ucapnya menggeliat lal
25. Terjebak Cinta Terlarang Berkenalan Di Dunia Maya Penulis: Lusia Sudarti Part 25 "Oh iya Pak, tadi pagi-pagi buta mereka bikin heboh lho, Ibu sampai kebangun." Ibu menyela sejenak sembari mengunyah nasi goreng. "Apa iya Bu?" tanya Bapak menatap Ibu sejenak. "Bener Pak," Ibu meyakinkan Bapak, sedang aku dan Sella hanya nyengir. *** Hari ini Sella pulang kerumahnya, aku jadi kesepian lagi. Anakku sekolah sedang Ibu sama Bapak dengan kesibukannya masing-masing. 'Aduuhhh bosen banget siihh," ucapku gusar. Mending aku nonton ahh ... aku hendak beranjak ~ Suara nada panggilan dari gawaiku terdengar nyaring. Aku raih benda pintar tersebut dari atas nakas disamping pembaringan. Tertera nama si pemanggil. Arga memanggil ... (Halo May, apa kabar nih? Sombong banget kamu sekarang, mentang-mentang aku sibuk. Enggak mau sama sekali telfon aku!) semprotnya. Arga sama sekali tak memberi waktu untukku menjawab, bahkan untuk bernafas sekalipun. (May, kok diam. Kamu ma
26. Terjebak Cinta Terlarang. Maaf Mas, Aku Enggak Bisa Bersamamu! Penulis : Lusia Sudarti Part 26(Iya Mas, kutunggu kedatangan Mas nanti malam, alhamdulillah sudah selesai sholat) Segera aku kirimkan balasan dan berwarna biru.(Iya Dek, Mas harap keputusan Adek benar-benar yang keluar dari sanubari yang paling dalam) balasnya. (Insyaallah Mas) 🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Aku melenggang kedapur setelah meletakkan gawaiku diatas nakas, untuk menyiapkan sarapan pagi sebelumnya, aku bangunkan Anjani untuk segera mandi. Setelah berada di dapur ...Aku termenung sejenak berfikir enaknya bikin sarapan apa pagi ini. 'Ahh iya, aku masak indomie sambal aja, bikin mendoan sama nasi uduk aja deh," tiba-tiba ideku muncul. Aku segera menyiapkan semua keperluan lalu mengekskusinya. "Ma, harum banget. Mama bikin apa?" Tiba-tiba Anjani mengagetkanku yang sedang menumis bumbu tambahan untuk indomie. Anjani sudah harum dan memakai seragam dengan rapi. Hanya saja belum dikucir rambutnya yang hitam dan panja
27. Terjebak Cinta Terlarang Mendapat Kenalan Di Dunia Maya Penulis : Lusia Sudarti Part 27Aku menikmati sejenak perasaan bahagia ini. Mungkin esok takkan bertemu lagi atau mungkin takkan terjadi lagi momen-momen seperti ini.*** Aku mengambil keputusan.Menolak Mas Rafa dengan baik-baik. Walau hatiku hancur berkeping-keping. Tapi itulah yang terbaik. Begitu pun dengan Mas Rafa, ia menerima keputusanku dengan legowo (ikhlas) karena cinta itu tidak harus memiliki. Arti cinta yang sesungguhnya adalah ... bahagia jika melihat orang yang kita cintai hidup bahagia! Walau ia tak bersama kita. Itulah arti SEJATI cinta yang sesungguhnya. Begitu pun aku dan Mas Rafa saling mencintai dan saling mengikhlaskan karena ada sebuah jurang yang memisahkan. Dan kami berdua saling mendoakan untuk kebahagiaan kami dan jika sama-sama telah menemukan jodoh masing-masing. Sebelum kami berpisah, kami berdua menghabiskan malam ditemani sinar rembulan. "Dek, lihatlah bintang itu!" ujarnya sembari menun
28. Terjebak Cinta Terlarang Kambuhnya Penyakitku Penulis : Lusia Sudarti Part 28(Terserah kamu Ga!) kuputuskan panggilan sepihak. Aku bingung, kenapa keras kepala sekali.Entah harus dengan cara apa aku memberikan pengertian kepadanya.Aku hanya pasrah dengan takdirku.🌷🌷🌷🌷🌷Karena aku bosan dirumah, aku memutuskan untuk nguli lagi diperkebunan. Kali ini aku masih sendirian, Sella belum bisa ikut kerja. Aku menghabiskan waktu diperkebunan. Hanya ditemani musik dari gawai yang aku hubungkan ke earphone aku menyelesaikan pekerjaanku. Maklum anak ndeso ya kerjanya pun buruh. "Lho May, kok sendirian?" ujar tetanggaku.Aku kaget, karena aku fokus dipekerjaan sehingga tak menyadari kehadirannya. "Oh iya Mbak, Sella belum bisa ikut. Mungkin besok," jawabku mengulas senyum dan berhenti sejenak. "Mau kemana Mbak?" tanyaku. "Ini lho, mau menabur pupuk disebelah sana!" ia menunjuk arah dimana ia bekerja. "Oh iya, enggak jauh dari sini," pandanganku mengikuti arah telunjuknya.🌷?
46. Terjebak Cinta Terlarang Kabar Menyedihkan Dari Mas Reno. Penulis Lusia Sudarti Part 46"Heem, kebiasaan ya," jawabku sambil mencubit pipinya. "Ayo ..." ajakku sambil menggandeng tangannya untuk mengantarkannya ke TPA. Perlahan aku mengendarai motor menuju ke TPA, diatas motor Anjani bernyanyi lagu campur sari, aku hanya tersenyum mendengarnya. "Duh denok gandulane ati, tegone nyulayani, nanananana, nanananaa ..., lupa Ma syairnya. Hehehe," Anjani terkekeh sendiri, bernyanyi sendiri. "Ya udah sih kalo lupa," ujarku sambil menoleh kebelakang. "Ih Mama ini," Anjani bersungut-sungut sambil memelukku. Aku hanya tersenyum dalam hati dan tak menimpali ucapannya sedikitpun. Aku tetap fokus di jalan tanpa menoleh kekiri dan kekanan. Dari kejauhan aku kok seperti melihat siluet seseorang yang aku kenal. "Anjani, itu seperti Ayahmu," kataku sembari menatap lurus kedepan dengan seksama, memastikan kalau yang kulihat itu memang Agus, Ayahnya Anjani. "Mana Ma?" tanya Anjani memaju
45. Terjebak Cinta Terlarang Hatiku Sedih Membaca Surat Dari Mas Reno. Penulis : Lusia SudartiIya Sayang, Mas percaya kok. Ya udah Sayang nanti Mas telpon lagi ya?" "Iya Mas." "Love u sayang." "Love you to Mas."Part 45"Setelah panggilan terputus, Mas Reno kembali berbincang dengan Hendri. Mas mengutarakan niat datang kerumah Hendri." "Hen, sebetulnya gue datang kemari, untuk meminjam sejumlah uang kepada elu." "Mas Reno menatap Hendri dengan tatapan penuh harap.Sementara Hendri yang mendengar ucapan Mas Reno mendadak bungkam." "Emang keuangan elu betul-betul anjlok ya." "Hendri bertanya balik kepada Mas." "Kini Mas Reno yang terdiam. Mas bingung harus menjawab apa atas pertanyaan Hendri." "Entahlah Hen, keluargaku kacau balau, Mama bermaksud menjodohkan aku dengan ular betina itu." "Hendri sesungguhnya merasa iba atas apa yang menimpa Mas Reno, namun ia tak dapat berbuat apapun untuk membantu Mas. Bukan apa-apa. Melainkan Hendri telah mendapat ancaman dari Viona melalu
44. Terjebak Cinta Terlarang Suka Duka Dalam Perjalanan. Penulis : Lusia Sudarti Part 44Setelah rasa lelah berkurang, Mas Reno melanjutkan perjalanan kembali menghampiri penjual bensin eceran.Dan mengisinya hingga full tank.Kemudian dengan pasti Mas melesat kembali menuju Cilacap. 'Aduh, kenapa tiba-tiba dada dan juga kepalaku sakit banget," rintih Mas Reno kala itu, Mas mengurangi kecepatan laju motor Mas Reno memang mempunyai penyakit yang lumayan parah. Paru-paru basah dan juga kanker otak. Semua itu Mas sembunyikan dariku. Mas Reno takut jika aku mengetahuinya aku akan pergi meninggalkan Mas Reno. Padahal aku tak akan meninggalkannya, sampai kapanpun.Kemudian aku melanjutkan membaca kembali. *** Dari jauh Mas melihat ada warung yang buka dan Mas Reno memutuskan untuk beristirahat sejenak sembari mencari sarapan, semalam suntuk Mas tak memejamkan netra. Para pembeli diwarung memindai penampilan Mas Reno yank! Dengan raut heran, karena kostum yang Mas kenakan mirip seora
43. Terjebak Cinta TerlarangMelanjutkan Kembali Membaca Surat Dari Mas Reno.Penulis : Lusia Sudarti Part 43"Mama mau bikin sarapan dulu ya, Tante masih ambil wudhu, habis Tante, Anjani segera sholat!" titahku kepadanya, aku melangkah menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. "Iya Ma," jawabnya lirih.🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺Siang ini begitu terik aku hendak melanjutkan pekerjaanku yang sempat tertunda. Aku takut bos akan marah kepadaku, jika pekerjaanku belum selesai dan belum dikerjain. Aku dan Sella udah berjanji untuk kerjain pekerjaan kami yang tertunda. Sebelum ia pulang tadi pagi kami berjanji untuk mendatangi pemilik perkebunan. "Bu, Maya mau kerumah Sella dulu ya? Anjani tertidur, titip dulu ya Bu?" Aku menghampiri Ibu yang sedang nonton televisi, beliau baru pulang dari mengurus bayi baru yang lahir, profesi Ibuku. "Kamu jadi kerjanya?" tanya Ibu sambil mendongakkan kepala menatapku yang berdiri dibelakangnya. "Rencananya sih Bu! Dari pada pusing dirumah!" ujarku sam
42. Terjebak Cinta Terlarang Aku Menunggu Kedatangan Mu Mas! Penulis: Lusia Sudarti Part 42Aku membaca sampai kedua bola mataku terasa pedih, namun masih penasaran dengan perjalanan Mas Reno.🌷🌷🌷🌷🌷🌷 Malam semakin merambat, namun aku bertekad untuk membaca semua surat yang Mas Reno kirimkan. "Tapi gue ada urusan Rom!" kata Mas Reno berbasa-basi, sesungguhnya Mas pun lelah untuk melakukan perjalanan kembali. Tetapi Mas memang harus istirahat untuk mengumpulkan tenaga agar esok dapat fokus dalam melakukan perjalanan panjang. Romi membujuk Mas agar mau bermalam dirumahnya. "Alah, urusan besokkan bisa sehabis dari sirkuit!" sergah Romi sembari menyulut sebatang rokok marlboro. Mas diam sesaat mendengar perkataan Romi dan mempertimbangkan ajakannya. "Ya udah deh, gue ngalah." Akhinya Mas menyetujui ajakannya. "Nah gitu donk, kita happy aja dulu ini malam, sebelum tanding," kata Romi sambil tersenyum senang.Namun, ada yang tak Mas suka darinya yang selalu turut campur mas
41. Terjebak Cinta Terlarang⁰ Aku Kembali Mendapat Surat Dari Mas Reno. Penulis : Lusia Sudarti Part 41"Anjani ganti baju dulu ya, Tante mau omelin tuh Mama Anjani!" titah Sella kepada Anjani. "Asiap Tante cantik," ujar Anjani sambil tersenyum genit kearah Sella kemudian beralih menatapku, aku hanya mencibir melihatnya. Anjani berlalu dari hadapan kami menuju ke kamar untuk berganti pakaian. "May, bisa gak sih kamu bersikap biasa aja!" Sella menjatuhkan bobot disampingku, ia menatapku dengan raut datar. "Apaan sih, jutek amat!" sungutku, aku melipat tangan di dada, seraya menatapnya. Pyuuurrr! "Happy birthday to you, happy birthday to you," Anjani dan Sella berjingkrak, melompat dan Anjani menuang tepung terigu ke kepala dan wajahku, hingga hanya kedua bola mataku yang terlihat. Seketika aku melongo mirip sapi ompong. "Selamat ulang tahun Mama," katanya sambil memelukku yang berlumur tepung dan mencium pipiku. "Tiup lilinnya May!" Sella mendekat kepadaku sambil membawa sa
40. Terjebak Cinta Terlarang Masih Membaca Sambungan Surat Mas Reno. Penulis: Lusia Sudarti"Kurang ajar, gue gak akan membiarkan elu pergi dari sini dan jauh dari gue, gak akan gue biarin elu menikahi tuh cewek kampung!" umpatnya seorang diri dan terlihat dari cctv.Viona mengintai dari celah pintu kamar milik Mas Reno yang terbuka sedikit. Part 40"Maaf ya Dek, jika surat Mas terlalu panjang. Mas lanjutkan ya Dek ..." Aku masih membaca surat Mas Reno, karena aku penasaran tentang dirinya.'Gue harus ngubungi seseorang, untuk mencegah dan menghalangi Kak Reno kembali ke Sumatera, bila perlu Kak Reno gue sekap!" ujar Viona pelan sembari masih tetap mengawasi mereka di dalam kamar. "Viona tak menyadari, jika ia Mas awasi melalui cctv." Aku menjadi geram membaca surat Mas Reno tentang Viona.🌷🌷🌷🌷🌷🌷 "Hingga akhirnya Mas pamit sama Mama dan Dian." "Mah, Reno pamit ya? Jaga kesehatan Mama, kalo ada apa-apa, hubungi Reno.""Mas Reno memeluk Mama Ovi dengan sangat erat dan lam
39. Terjebak Cinta Terlarang Sambungan Surat Dari Mas Reno Penulis : Lusia Sudarti Part 39 Hingga di sepertiga malam aku membaca surat dari Mas Reno. "Mulai kepo deh elu Yan!" ujar Mas, sambil menyentil kening Dian. "Mas malah jadi bahan ledekan yank." Aku tersenyum membacanya."Iihh Mas Reno pelit amat sih! Heem Dian tau, pasti Mbak Maya begitu spesial, dan baru kali ini Mamas gue bertekuk lutut ama yang namanya cewek, hehehe," ujar Dian menggoda Mas.Mas Reno tentunya hanya nyengir mendengar candaan Adik Mas itu. "Ya iyalah, masa iya, iya donk," balas Mas Reno yang semakin membuat Dian kesal. "Disaat Mas sama Dian becanda, muncullah ras terkuat di bumi, yank. Yaitu Mama.""Ternyata kalian ada disini ...?" perempuan setengah baya berdiri diambang pintu sambil bersedekap, dengan tatapan penuh kerinduan. "Eeh Mama," Mas Reno beranjak bangun lalu memeluk perempuan yang Mas panggil Mama dengan erat.Begitupun sebaliknya. Kami berpelukan dengan erat. Dian pun turut serta, merek
38. Terjebak Cinta Terlarang Ada Tabir Yang Menaungi(Surat Dari Mas Reno) Penulis: Lusia Sudarti Part 38"Oh iya, saya sudah tahu maksud kedatangan Mbak," ujarnya menatapku, kami semua hanya saling pandang mendengar ucapan beliau, aku pun mengangguk. "Oh iya, ini sama Mbak siapa ya?" Pak Senen bertanya kepadaku, beliau membawa sebuah buku dan satu buah pulpen ditangannya. "Saya Maya Pak!" jawabku sopan seraya tersenyum. "Oh Mbak Maya! Kalo nama calonnya siapa?" beliau bertanya kembali nama Mas Reno. "Reno Pak namanya," ujarku lagi dan beliau manggut-manggut sambil menulis namaku dan Mas Reno. Aku tak tahu apa yang ditulis di buku itu.Keningnya bertaut melihat buku yang di genggamannya.Sorot kedua bola matanya menyiratkan sebuah ke khawatiran membaca apa yang ia tulis. "Mbak, maaf sebelumnya! Bagaimana kalo di gagalkan saja dengan Masnya ...!" Pak Senen menggantung ucapannya. Itu semua membuatku penasaran. Ibu dan Kak Heri terdiam seribu basa mendengar penuturan beliau. "Me