27. Terjebak Cinta Terlarang Mendapat Kenalan Di Dunia Maya Penulis : Lusia Sudarti Part 27Aku menikmati sejenak perasaan bahagia ini. Mungkin esok takkan bertemu lagi atau mungkin takkan terjadi lagi momen-momen seperti ini.*** Aku mengambil keputusan.Menolak Mas Rafa dengan baik-baik. Walau hatiku hancur berkeping-keping. Tapi itulah yang terbaik. Begitu pun dengan Mas Rafa, ia menerima keputusanku dengan legowo (ikhlas) karena cinta itu tidak harus memiliki. Arti cinta yang sesungguhnya adalah ... bahagia jika melihat orang yang kita cintai hidup bahagia! Walau ia tak bersama kita. Itulah arti SEJATI cinta yang sesungguhnya. Begitu pun aku dan Mas Rafa saling mencintai dan saling mengikhlaskan karena ada sebuah jurang yang memisahkan. Dan kami berdua saling mendoakan untuk kebahagiaan kami dan jika sama-sama telah menemukan jodoh masing-masing. Sebelum kami berpisah, kami berdua menghabiskan malam ditemani sinar rembulan. "Dek, lihatlah bintang itu!" ujarnya sembari menun
28. Terjebak Cinta Terlarang Kambuhnya Penyakitku Penulis : Lusia Sudarti Part 28(Terserah kamu Ga!) kuputuskan panggilan sepihak. Aku bingung, kenapa keras kepala sekali.Entah harus dengan cara apa aku memberikan pengertian kepadanya.Aku hanya pasrah dengan takdirku.🌷🌷🌷🌷🌷Karena aku bosan dirumah, aku memutuskan untuk nguli lagi diperkebunan. Kali ini aku masih sendirian, Sella belum bisa ikut kerja. Aku menghabiskan waktu diperkebunan. Hanya ditemani musik dari gawai yang aku hubungkan ke earphone aku menyelesaikan pekerjaanku. Maklum anak ndeso ya kerjanya pun buruh. "Lho May, kok sendirian?" ujar tetanggaku.Aku kaget, karena aku fokus dipekerjaan sehingga tak menyadari kehadirannya. "Oh iya Mbak, Sella belum bisa ikut. Mungkin besok," jawabku mengulas senyum dan berhenti sejenak. "Mau kemana Mbak?" tanyaku. "Ini lho, mau menabur pupuk disebelah sana!" ia menunjuk arah dimana ia bekerja. "Oh iya, enggak jauh dari sini," pandanganku mengikuti arah telunjuknya.🌷?
29.. Terjebak Cinta Terlarang Aku Dilamar Orang Yang Tidak Aku Kenal. Penulis : Lusia Sudarti Part 29"Ayo naik, ntar aku ceritain dikebun!" ujarku sambil mengambil tas bekalnya. Tanpa bantahan ia mengikutiku dari belakang dan naik keatas motor tuaku. "Kenapa terlambat May?" tanya Sella langsung tancap gas ketika kami telah tiba diperkebunan. "Biasa kali Sell, Mak-mak rempong. Itulah warga datangan sok-sok'an membulli aku, yah kamu tahu sendiri mulutku. Enggak bisa ngerem kalau udah kesal." Aku menjelaskan sembari memarkir motor. "Eh Sell, ngomong-ngomong. Lakinya cakep lho, pingin tak gaet rasanya." Aku tersenyum saat mengucapkan itu pada Sella. "Enggak usah ngadi-ngadi kamu May ..." Kepalaku ditoyor olehnya saat mendengar ucapanku.Aku tergelak melihat ekspresi Sella. "Bercandyaaa, bercandyaa. Emang aku doyan laki orang, apalagi bekas tuh Mak gempal," candaku lagi yang membuat Sella terbahak. "Hahaha, kamu ini bener-bener ya May." Aku dan Sella memulai bekerja dan masi
30. Terjebak Cinta Terlarang Berkenalan Dengan Duda Anak Dua Penulis : Lusia Sudarti Part 30"Baiklah May, tapi Ibu mohon temui dahulu dan ajak bicara pelan-pelan, jangan membuat seorang laki-laki sakit hati ya?" Ibu memberikan petuah. Aku mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, tolong Ibu bilang kalau aku mandi dulu."Ibu tersenyum lalu melangkah keruang tamu. Aku bergegas mandi, tak lupa keramas, maklum kerja diperkebunan sebagai buruh yang harus mengeluarkan tenaga dan keringat. Aku menemui tamu yang sedari tadi menunggu diruang tamu ditemani Ibu. Aku mengulas senyum tipis, ketika yang namanya Reno menatapku lembut. Ia pun membalasnya dengan tersenyum.Aku menjabat tangannya memperkenalkan diri. "Maya," ujarku. "Reno," jawabnya masih tetap menebarkan senyum. "Ibu kebelakang dulu Nak Reno.Maya ajak ngobrol Mas Reno nya!" lalu beliau bangkit dari duduk. "Iya Bu makasih," jawabnya kepada Ibu. Seraya melirik sekilas kepadaku. Kemudian suasana menjadi hening, kami bergulat den
31. Terjebak Cinta Terlarang Aku Menerima Kehadiran Mas Reno. Penulis: Lusia Sudarti Part 31"Mas suka wangi rambut Adek," pujinya. Wajahku memerah mendengar pujiannya untukku. Aku hanya tersenyum lalu melenggang kedapur membawa sejuta kuntum bunga yang bermekaran dihatiku.(Dek, Mas kangen) pesan dari Mas Reno. (Perasaan baru aja pulang, kok kangen) balasku. Wajahku udah mirip dengan udang goreng, untung aja ia tak melihatnya. 'Coba aja seandainya ia melihat kedua pipiku yang memerah, mau ditaruh dimana wajahku," gumamku. (Beneran lho Dek, Mas enggak bohong) balasnya lagi. (Iya, iya ... gitu aja kok) balasku lagi.Hatiku terasa damai dan nyaman saat bersamanya. Akhirnya aku resmi berpacaran dengan Mas Reno. Entah ... hatiku begitu bahagia sejak bertemu dengannya. **** "Mas, ada waktu enggak besok? Adek mau minta antar berobat ke Kota. Tapi, kalau Mas ada waktu lho," tanyaku, disaat Mas Reno datang kerumah untuk yang kedua kalinya. "Lihat besok ya Dek, kalau seandainya bes
32. Terjebak Cinta Terlarang Kehujanan Penulis : Lusia Sudarti Part 32Aku tersenyum melihat mereka antusias menerima kehadiran Mas Reno. Biismillhirrohmanirohim, mungkin inilah jodohku setelah lima tahun menyendiri," lirihku.🌺🌺🌺🌺🌺 "Pak, Bu Maya pamit mau ikut seminar ya," aku berpamitan kepada kedua orang tuaku. "Iya, hati-hati di jalan, Nak Reno Bapak sama Ibu titip Maya, antarkan sampai tujuan ya?" sahut Bapak dan diringi senyuman dibibir mereka berdua. "Iya Pak, Bu. Kami pamit," Mas Reno mencium punggung tangan Ibu dan Bapak bergantian. "Anjani, Mama berangkat dulu jangan nakal ya?" aku mencium pipi Anjani, kemudian tanganku di cium takzim, juga Mas Reno. "Adek cantik banget, cocok pakai stelan blazer, seperti pegawai kantor," puji Mas Reno sewaktu dalam perjalanan mengendarai motor. Wajahku bersemu merah mendengar pujiannya yang tampak dari spion motor, untung saja aku duduk dibelakang, jadi ia tak melihat wajahku yang memerah karena malu dan bahagia. Ternyata begi
33. Terjebak Cinta Terlarang Penulis: Lusia Sudarti Part 33"Iya Bu, lapar banget," jawab Mas Reno tanpa canggung. Ibu tersenyum lalu melangkah kedapur untuk memasak. "Emang beneran lapar ya Mas?" tanyaku sambil menggodanya.Iya tersenyum menatapku sembari berucap. "Iya, lapar pengennya makan kamu ...," jawabnya berbisik ditelingaku seraya mengerlingkan netranya. "Ihh, mulai ya." Aku memukul bahunya perlahan, sambil menahan malu. Dengan sigap ia menangkap tanganku dan menariknya agar semakin dekat dengannya."Ish malu tau kalo dilihat Ibu," aku menggeser tubuhku sedikit menjauh darinya.🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Tak terasa aku menjalin hubungan dengan Mas Reno telah berjalan dua bulan. Setiap hari rasa cintaku semakin dalam. Dan begitu pun dengannya. Siang ini aku merebahkan diri untuk beristirahat sejenak. Ting! Aku mendengar samar notifikasi dari ponselku dan aku meraih ponsel diatas nakas. (Reno, pulanglah Nak, Mama kangen. Dimana kamu sekarang?) Aku membaca sebuah pesan yang masuk
34. Terjebak Cinta Terlarang Mas Reno Mengunjungi Orang Tuanya. Penulis : Lusia Sudarti Part 34Aku masih mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu.Tak berselang lama, Mas Reno menutup sambungan telpon, lalu melangkah masuk kembali, aku melompat dan kembali ketempat dudukku semula."Maaf lama Dek," ia tersenyum menatapku lalu duduk disisiku."Enggak apa-apa kok Mas," jawabku, aku menatapnya sejenak. 'Untung aja tak ketahuan kalau aku nguping, hehehe," ujarku dalam hati. Mas Reno termenung, ia menarik nafas gusar. Ada apakah gerangan? Tapi aku tak mempunyai keberanian untuk sekedar bertanya penyebabnya ia menjadi murung. Untuk beberapa saat suasan terasa sunyi, kami terlibat dalam fikiran masing-masing.Wajahnya tampak begitu sendu. Hingga sejurus kemudian, ia berbicara memecah keheningan. "Dek, Mas harus bagaimana ya?Mas bingung antara pulang atau gak pulang! Jika Mas pulang, itu artinya gak akan bertemu Adek untuk waktu yang lumayan lama. Jika Mas gak pulang, Mas gak
39. Terjebak Cinta Terlarang Sambungan Surat Dari Mas Reno Penulis : Lusia Sudarti Part 39 Hingga di sepertiga malam aku membaca surat dari Mas Reno. "Mulai kepo deh elu Yan!" ujar Mas, sambil menyentil kening Dian. "Mas malah jadi bahan ledekan yank." Aku tersenyum membacanya."Iihh Mas Reno pelit amat sih! Heem Dian tau, pasti Mbak Maya begitu spesial, dan baru kali ini Mamas gue bertekuk lutut ama yang namanya cewek, hehehe," ujar Dian menggoda Mas.Mas Reno tentunya hanya nyengir mendengar candaan Adik Mas itu. "Ya iyalah, masa iya, iya donk," balas Mas Reno yang semakin membuat Dian kesal. "Disaat Mas sama Dian becanda, muncullah ras terkuat di bumi, yank. Yaitu Mama.""Ternyata kalian ada disini ...?" perempuan setengah baya berdiri diambang pintu sambil bersedekap, dengan tatapan penuh kerinduan. "Eeh Mama," Mas Reno beranjak bangun lalu memeluk perempuan yang Mas panggil Mama dengan erat.Begitupun sebaliknya. Kami berpelukan dengan erat. Dian pun turut serta, merek
38. Terjebak Cinta Terlarang Ada Tabir Yang Menaungi(Surat Dari Mas Reno) Penulis: Lusia Sudarti Part 38"Oh iya, saya sudah tahu maksud kedatangan Mbak," ujarnya menatapku, kami semua hanya saling pandang mendengar ucapan beliau, aku pun mengangguk. "Oh iya, ini sama Mbak siapa ya?" Pak Senen bertanya kepadaku, beliau membawa sebuah buku dan satu buah pulpen ditangannya. "Saya Maya Pak!" jawabku sopan seraya tersenyum. "Oh Mbak Maya! Kalo nama calonnya siapa?" beliau bertanya kembali nama Mas Reno. "Reno Pak namanya," ujarku lagi dan beliau manggut-manggut sambil menulis namaku dan Mas Reno. Aku tak tahu apa yang ditulis di buku itu.Keningnya bertaut melihat buku yang di genggamannya.Sorot kedua bola matanya menyiratkan sebuah ke khawatiran membaca apa yang ia tulis. "Mbak, maaf sebelumnya! Bagaimana kalo di gagalkan saja dengan Masnya ...!" Pak Senen menggantung ucapannya. Itu semua membuatku penasaran. Ibu dan Kak Heri terdiam seribu basa mendengar penuturan beliau. "Me
37. Terjebak Cinta Terlarang Mas Reno Mengirim Kabar. Penulis: Lusia Sudarti Part 37Mas jangan kenceng-kenceng, aku takut!" Teriaknya sembari memeluk erat pinggang Reno. Sedang Reno hanya mengusap jemari Maya dengan mesra memberikan kekuatan dan keberanian. Aku semakin erat memeluk Reno, jantungku bertalu-talu antara takut dan bahagia karena bertemu dengan Reno lelaki yang telah tiga bulan ini mengisi ruang kosong dalam hatiku, yang telah dua pekan ini meninggalkanku, pamit hanya satu pekan tetapi belum kembali juga. Reno mengendarai motornya semakin kencang, ia piawai sekali memegang kendali, bagai seorang pembalap yang sedang tanding disircuit. Gedung tinggi menjulang di daerah perkotaan, kota yang sangat asing bagiku. Dikawasan elit, Reno mengurangi kecepatan motornya, kemudian ia memasuki halaman luas yang berpagar tinggi, rumah mewah dua lantai bertengger dengan megah. Motor pun berhenti tepat disisi bangunan nan megah, ia melepaskan helm yang membalut kepalanya. Aku s
36. Terjebak Cinta Terlarang Mimpi Bertemu Mas Reno Penulis : Lusia Sudarti Part 36 "Hehehe, bisa aja kamu," Sella terkekeh sambil mencubit tanganku pelan. "Yah kamu itu. Masa iya laporan tertulis, kayak yang resmi aja," sungutku. "Ya kan biar kamu yakin! Enggak anggap ucapanku modus, wek," sungutnya sembari menjulurkan lidah untuk menggodaku. Aku mencibir mendengar ucapannya. "Ehh, masih gak percaya!" ujarnya seraya berdiri dan melangkah menuju kearahku dengan tatapan tajam dan kedua tangannya diangkat hendak menyentuh pinggangku. Aku yang menyadari situasi, segera ambil ancang-ancang menggunakan langkah seribu.Ia melompat menyergapku. "Iya ampun Sell, ampun, iya percaya kok, hehehe," kataku terpingkal-pingkal ketika kedua tangan Sella menggelitik punggangku tanpa ampun. "Ampun Sell, ampun!" teriakku memohon kepadanya dengan wajah memelas. "Lagi?" tanyanya hendak bersiap menggelitikku kembali. "Enggak Sell, ampun," jawabku sembari duduk dilantai karena lemas di gelitikn
35. Terjebak Cinta Terlarang Kasus dengan Ibu-Ibu Pembuat Masalah. Penulis : Lusia Sudarti Part 35 "Ma, Anjani berangkat dulu ya?" aku terkejut, tiba-tiba ia telah berada disampingku. Sepontan aku menoleh kesamping dan menatapnya, sembari mengusap dada. "Ngagetin aja sih!" ujarku sambil mencubit gemas kedua pipinya yang cubby, ia malah terkekeh. "Hehehe, semenjak Om pergi, Mama melamun terus deh," ujarnya menggoda aku."Mama kangen ya?" sambungnya sembari duduk disampingku, aku hanya diam tak menjawab. "Ayo kalo mau Mama anter ngaji," ujarku sembari menarik tanyanya perlahan. Aku mencoba mengalihkan pertanyaannya. "Aduh sebentar donk Ma! Anjanikan belum bawa tas," jawabnya, seketika aku menoleh kebelakang untuk menatapnya, ia masih terkekeh melihatku. Dengan segera aku melepaskan pegangan tanganku, membiarkannya mengambil tas di dalam kamar, sementara aku hanya mampu menggelengkan kepala. "Ayo Ma!" ujarnya seraya menarik tangan kiriku.Aku mengikuti langkahnya menuju ke arah
34. Terjebak Cinta Terlarang Mas Reno Mengunjungi Orang Tuanya. Penulis : Lusia Sudarti Part 34Aku masih mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu.Tak berselang lama, Mas Reno menutup sambungan telpon, lalu melangkah masuk kembali, aku melompat dan kembali ketempat dudukku semula."Maaf lama Dek," ia tersenyum menatapku lalu duduk disisiku."Enggak apa-apa kok Mas," jawabku, aku menatapnya sejenak. 'Untung aja tak ketahuan kalau aku nguping, hehehe," ujarku dalam hati. Mas Reno termenung, ia menarik nafas gusar. Ada apakah gerangan? Tapi aku tak mempunyai keberanian untuk sekedar bertanya penyebabnya ia menjadi murung. Untuk beberapa saat suasan terasa sunyi, kami terlibat dalam fikiran masing-masing.Wajahnya tampak begitu sendu. Hingga sejurus kemudian, ia berbicara memecah keheningan. "Dek, Mas harus bagaimana ya?Mas bingung antara pulang atau gak pulang! Jika Mas pulang, itu artinya gak akan bertemu Adek untuk waktu yang lumayan lama. Jika Mas gak pulang, Mas gak
33. Terjebak Cinta Terlarang Penulis: Lusia Sudarti Part 33"Iya Bu, lapar banget," jawab Mas Reno tanpa canggung. Ibu tersenyum lalu melangkah kedapur untuk memasak. "Emang beneran lapar ya Mas?" tanyaku sambil menggodanya.Iya tersenyum menatapku sembari berucap. "Iya, lapar pengennya makan kamu ...," jawabnya berbisik ditelingaku seraya mengerlingkan netranya. "Ihh, mulai ya." Aku memukul bahunya perlahan, sambil menahan malu. Dengan sigap ia menangkap tanganku dan menariknya agar semakin dekat dengannya."Ish malu tau kalo dilihat Ibu," aku menggeser tubuhku sedikit menjauh darinya.🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Tak terasa aku menjalin hubungan dengan Mas Reno telah berjalan dua bulan. Setiap hari rasa cintaku semakin dalam. Dan begitu pun dengannya. Siang ini aku merebahkan diri untuk beristirahat sejenak. Ting! Aku mendengar samar notifikasi dari ponselku dan aku meraih ponsel diatas nakas. (Reno, pulanglah Nak, Mama kangen. Dimana kamu sekarang?) Aku membaca sebuah pesan yang masuk
32. Terjebak Cinta Terlarang Kehujanan Penulis : Lusia Sudarti Part 32Aku tersenyum melihat mereka antusias menerima kehadiran Mas Reno. Biismillhirrohmanirohim, mungkin inilah jodohku setelah lima tahun menyendiri," lirihku.🌺🌺🌺🌺🌺 "Pak, Bu Maya pamit mau ikut seminar ya," aku berpamitan kepada kedua orang tuaku. "Iya, hati-hati di jalan, Nak Reno Bapak sama Ibu titip Maya, antarkan sampai tujuan ya?" sahut Bapak dan diringi senyuman dibibir mereka berdua. "Iya Pak, Bu. Kami pamit," Mas Reno mencium punggung tangan Ibu dan Bapak bergantian. "Anjani, Mama berangkat dulu jangan nakal ya?" aku mencium pipi Anjani, kemudian tanganku di cium takzim, juga Mas Reno. "Adek cantik banget, cocok pakai stelan blazer, seperti pegawai kantor," puji Mas Reno sewaktu dalam perjalanan mengendarai motor. Wajahku bersemu merah mendengar pujiannya yang tampak dari spion motor, untung saja aku duduk dibelakang, jadi ia tak melihat wajahku yang memerah karena malu dan bahagia. Ternyata begi
31. Terjebak Cinta Terlarang Aku Menerima Kehadiran Mas Reno. Penulis: Lusia Sudarti Part 31"Mas suka wangi rambut Adek," pujinya. Wajahku memerah mendengar pujiannya untukku. Aku hanya tersenyum lalu melenggang kedapur membawa sejuta kuntum bunga yang bermekaran dihatiku.(Dek, Mas kangen) pesan dari Mas Reno. (Perasaan baru aja pulang, kok kangen) balasku. Wajahku udah mirip dengan udang goreng, untung aja ia tak melihatnya. 'Coba aja seandainya ia melihat kedua pipiku yang memerah, mau ditaruh dimana wajahku," gumamku. (Beneran lho Dek, Mas enggak bohong) balasnya lagi. (Iya, iya ... gitu aja kok) balasku lagi.Hatiku terasa damai dan nyaman saat bersamanya. Akhirnya aku resmi berpacaran dengan Mas Reno. Entah ... hatiku begitu bahagia sejak bertemu dengannya. **** "Mas, ada waktu enggak besok? Adek mau minta antar berobat ke Kota. Tapi, kalau Mas ada waktu lho," tanyaku, disaat Mas Reno datang kerumah untuk yang kedua kalinya. "Lihat besok ya Dek, kalau seandainya bes