Dukunglah kisah Risa dan Shouhei dengan membuka gemboknya menggunakan koin berbayar, dan beri hadiah rutin agar cerita ini tetap bertahan di platform kesayangan kalian. Terima kasih sebelumnya.^^
Acara yang dihadiri oleh Risa Abdullah ternyata adalah pertemuan para investor dan perusahaan keuangan yang cukup ternama di dalam dan luar negeri. Pertengkarannya dengan Adnan di kamar sebelumnya, sekarang bagaikan angin lalu di antara mereka berdua. Wanita bergaun indah ini tampak digandeng oleh Adnan Budiraharja yang ketika memasuki ruangan indah dan luas itu langsung saja disambut dengan banyak pasang mata penuh kagum. Semuanya terpana dan bisik-bisik kecil membicarakan mereka, tapi tidak banyak yang berani mendekat. “Selamat malam, Tuan Budiraharja! Tidak sangka ternyata rumor itu benar adanya!” sapa seorang pria tua berkumis unik, tubuhnya besar tapi agak pendek daripada Adnan. Risa hanya bisa tersenyum sopan, akting bahwa semua baik-baik saja. “Senang bertemu dengan Anda, Tuan Tanaka. Sama sekali tidak menduga Anda akan hadir di acara ini,” balas Adnan sopan, sangat elegan dan berwibawa. “Tentu saja saya harus datang! Acara ini adalah acara yang diadakan sekali setahun. Sa
Selama perbincangan Adnan bersama tamu lain, Risa merasa sangat tertekan karena harus terus berakting bahagia, menyapa mereka satu per satu, dan yang paling sulit adalah memperlihatkan kemesraan mereka berdua setelah bertengkar hebat beberapa saat lalu. Risa Abdullah tidak menyangka Adnan akan berkata jujur kepadanya kalau dia memang sengaja menipunya pada pertemuan pertama mereka. Pria yang tidak mau melepas lengannya ini, berkata kalau dia akan mulai jujur dan terbuka kepadanya sejak dia mengangguk setuju memulai hubungan mereka tanpa ada hal yang disembunyikan satu sama lain. Benarkah seorang Adnan yang merupakan playboy kelas atas ini akan sejujur itu kepada Risa Abdullah, wahai para pembaca? Mari kita simak kisah keseriusan pria berkacamata ini dalam menunjukkan kata-katanya. Perbincangan itu akhirnya selesai, dan karena Risa merasa tidak nyaman dengan para tamu yang datang silih berganti menyapa Adnan yang sudah seperti open house hari lebaran saja, dan hanya membahas masala
#Warning rate 18 + Mohon maaf atas ketidaknyamannya. …………… Seiring wanita yang sudah memucat gelap ini mencoba lari dari kenyataan, hatinya jatuh langsung tenggelam ke dasar perutnya, mendingin dan membeku di sana. Menarik kebahagiannya dari wajah cantiknya. Seolah-olah hilang tak berbekas. “Shouhei, kemari sebentar! Aku perkenalkan kepada teman yang aku maksud tadi!” seru Ayana dengan nada dewasa manisnya, anggun dan lembut. Sangat indah bagaikan daun yang jatuh gemulai oleh hembusan semilir angin. Sang pria berjas putih dengan dasi merah gelap yang terlihat mewah dan tinggi itu berbalik memperlihatkan wajah tampan arogan dan dinginnya. Risa Abdullah oleng sedikit, hampir jatuh dari posisi berdirinya. “Risa?!” seru Adnan cepat dalam suara berbisiknya, menahan tubuh Risa dengan kedua tangan, memeluknya erat. “Kenalkan, pria tampan sok dingin ini adalah Shouhei Shiraishi. Pacarku, sekaligus calon suamiku, Kak Adnan.” Mata Risa Abdullah terkunci kepada Shouhei Shiraishi. Pup
Risa Abdullah seketika bangkit dari kursi, membuat semua orang di meja itu menoleh menatapnya. Wanita ini gugup, kemudian tertawa canggung. Tubuhnya gemetar, tapi berusaha akting dengan baik. “A-aku mau ke toilet sebentar. Kalian lanjutkan saja.” “Mau kutemani?” tanya Adnan lembut, meraih tangan kanannya. Risa hendak menarik tangannya, tapi tidak enak di depan pasangan itu. Apalagi Adnan pasti akan curiga, maka dia hanya menggeleng pelan. “Tidak perlu. Hanya ke toilet. Aku tahu, kok, tempatnya. Tidak akan tersesat.” “Baiklah. Jika ada apa-apa, pusing, atau yang lain, segera hubungi aku. Kamu baik-baik saja?” “Iya. Aku sudah sedikit baikan.” Risa mengangguk cepat, permisi dari meja itu dengan sopan. Tidak ada niat sedikit pun untuk bersitatap dengan pria tampan berjas putih di meja. Wajahnya sudah pucat dan kelam, hatinya sangat tidak nymana. Dunianya terasa begitu gelap sesaat. Apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia bisa jatuh ke dalam perangkap Shouhei seperti ini? Tidak s
#Warning rate 18 + Mohon maaf atas ketidaknyamannya. …………… “KAMU GILA!” maki Risa sakit hati, tubuhnya gemetar oleh amarah bagaikan lava mendidih di hatinya. Air matanya kembali tumpah, terisak dan tergugu dengan wajah galaknya. “Kamu bilang kalau ini hanya sementara!” lanjutnya dengan nada frustasi. Dia penasaran, apakah Shouhei sudah punya ide agar pernikahannya dengan Adnan batal? Apakah dia terlalu mempercayai pria ini? Hati Risa berdarah. Kepalanya berdenyut hebat, rasanya sudah mau meledak gila mendengar jawaban tidak masuk akal itu! Shouhei mengeraskan ekspresinya, menariknya mendekat, berkata dengan dingin. “Lalu, apa kamu mau kita berpisah? Apa kamu bisa menghentikan perjodohan itu, Risa Abdullah? Adnan Budiraharja adalah pria dari keluarga Budiraharja yang memiliki pengaruh kuat di mana-mana. Apa kamu bisa mengatasinya saat kamu memutuskan perjodohan itu?” Pupil mata wanita ini mengecil kalut, terguncang dengan jawaban sang pria. Apakah sebelumnya dia salah memiki
“Kamu dari mana saja?” tanya Adnan dengan kening ditautkan lemah, menatap Risa yang baru muncul beberapa menit kemudian setelah Adnan menyerah mencarinya di luar. Risa tertawa canggung, berkata dengan agak gugup. “Tadi, aku sedang mencari tempat untuk mengisi baterai ponsel sebentar. Takut ada pesan atau telepon masuk. Maaf, ya, agak lama. Tidak sempat memberitahumu, padahal tadi aku melihat pesan dan panggilan masuk darimu. Sayangnya, aku tidak sempat membalasnya gara-gara harus segera diisi ulang.” Adnan diam sejenak, lalu tersenyum kecil. Sedikit ada perasaan dingin di hatinya. “Oh, begitu. Pantas saja aku mencoba menghubungimu, tapi tidak diangkat. Sudah baikan sekarang?” tanyanya sembari meraih sebelah bahu Risa, menuntunya menuju meja mereka kembali. Risa yang merasa canggung dengan kebaikan Adnan setelah bermesraan dengan Shouhei merasa sangat buruk, tapi dia tidak bisa apa-apa dengan kondisinya sekarang. Bagaimana bisa wanita lain di luar sana menjadi simpanan seorang pria
“Shouhei ini benar-benar pemalu, ya?” kekeh Ayana centil. Dengan gaya malu-malu, bergantian mengelap krim di sudut bibirnya dan di bibir Shouhei. Hati Risa Abdullah tenggelam, wajahnya pucat mengkelam lebih suram. Menatap dingin dan kesal dalam diam kepada Shouhei yang tampaknya tidak ada reaksi apa pun setelah dicium begitu saja oleh sang pacar. Bos galaknya itu malah hanya menatapnya tanpa kedip dengan mata gelap dinginnya. Seolah-olah jiwanya sedang disedot keluar. Risa merasa dunianya yang sudah berputar hebat, membuatnya sedikit pusing. “Bagaimana, Kak Adnan? Kami cukup mesra, kan?” Ayana tersenyum jahil malu-malu, memeluk sebelah lengan Shouhei sambil memasang wajah cantik dewasanya, terlihat manis di saat yang sama. Adnan terdiam sebentar, cukup dingin melihat ke arah Shouhei, lalu dia pun berkata pelan antusias. “Sepertinya begitu. Baiklah. Kami tunggu undangan pernikahan kalian. Tapi, kami duluan, ya, yang menikah.” Berkata begini sambil tersenyum meraih pundak sang calo
Risa geram, kedua tangan mengepal kuat. “Dasar pembohong! Kamu bilang kita berdua akan menikah! Tapi, sejauh ini kamu hanya membual semata! Aku masih sabar menghadapimu! Masih sabar mau menjalin hubungan terlarang ini meski sudah punya calon suami! Tapi, apa-apan tadi itu? Kenapa kamu tidak jujur kepadaku?! Kenapa kamu tidak bilang sudah punya wanita lain di sisimu?!” Risa memukul-mukul dadanya yang keras dan kokoh, menangis sesenggukan parah. Shouhei tidak memberikan perlawanan, membiarkan sang wanita seperti itu untuk sementara. “Keluar!” bentak Risa marah, mendorongnya agar keluar dari ruangan, “aku tidak mau melihatmu lagi! Pergi!” Shouhei menahan Risa dalam pelukannya, tidak mengatakan apa pun. Wajahnya sangat dingin. “Kenapa kamu begitu jahat mempermainkanku! Kenapa?! Sudah lama aku mencari pasangan hidup! Sudah lama aku menginginkan pria yang mencintaiku dengan tulus, dan aku juga ingin mencintainya sepenuh hati, tapi apa ini semua?! Benar –benar jahat!” gugunya dengan bibi
Pria dingin di meja mencoba untuk menenangkan diri. Lewat wajahnya yang tidak ada emosi sama sekali, dia berkata lebih lembut, "Risa Abdullah, kemarilah. Ayo duduk. Tidak baik menyisakan makanan seperti itu. Jangan melampiaskan amarahmu kepada hal-hal yang tidak bersalah. Kamu tidak ingin berdosa karena membuang-buang makanan, bukan?"Hati Risa tenggelam berat. Dia menatap muram pria dingin di meja itu, dengan tangannya yang mengepal erat. Bagaimana bisa dia begitu saja berkata seperti itu setelah mengancamnya dengan nyawa orang lain? Terlebih lagi, itu adalah nyawa calon ayah mertuanya!Melihat Risa tidak bergerak dari tempatnya, Shouhei lalu menatapnya lebih dingin. "Duduk," titahnya dengan nada yang tidak bisa dibantah. Seketika saja, Risa merasakan sekujur tubuhnya gemetar oleh rasa takut yang tidak biasa. Tatapan pria itu sangat menakutkan hingga membuat hatinya menciut hebat. Keringat dinginnya sudah turun banyak. Dengan perasaan enggan, dia berjalan kembali ke kursinya da
Pada Kamis esok paginya, Risa berangkat ke kantor dengan perasaan lesu. Sepertinya, berita mengenai kepala keluarga dari calon mertuanya menyebar dengan sangat cepat dan menghebohkan semua kalangan. Vera yang seketika melihatnya langsung mendekat buru-buru. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya dengan bisik-bisik. Risa hanya bisa menghela napas dan bergegas menuju lift, tidak ingin mendapat tatapan menarik dari banyak orang. Entah apa yang sudah beredar di internet, tetapi sepertinya itu juga terkait dengan dirinya. Vera yang sudah masuk bersama dengan Risa ke dalam lift, segera bersandar dan bertanya sembari memberi tatapan penasaran. "Katanya, rem mobil itu disabotase. Apakah benar?" Risa hanya bisa menggeleng pelan. Wajahnya semakin murung. "Aku tidak tahu. Adnan bilang, ayahnya hanya mengalami kecelakaan. Bahkan, gara-gara itu pernikahan kami harus ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan." Vera tersentak kaget mendengar ucapannya. "Jadi, pernikahan kalian ditu
Rencana lanjutan Shouhei tidak berjalan dengan lancar. Tiba-tiba saja, ada berita mengejutkan dari Ibu Kota."Risa, bangunlah! Kita sudah tiba," ucap Shouhei lembut sambil mengguncang pelan bahunya.Risa membuka mata dengan perasaan lemah. Sepertinya, dia belum sepenuhnya tersadar dari rasa kantuknya."Ada apa? Bolehkah aku tidur sebentar lagi?" ucapnya dengan nada serak.Shouhei langsung mendekatkan wajahnya ke depan wajah Risa. "Bangun. Kita sudah sampai di Ibu Kota."Risa membuka matanya lebar-lebar, terkejut luar biasa. Dia langsung mendorong pria di depannya."Kenapa begitu, sih? Bikin orang kaget saja!" protesnya marah.Shouhei hanya berdiri dengan kedua tangan terlipat di dadanya. "Nona cantik, bukankah kamu yang memaksa kita kembali ke Ibu Kota? Karena tidak sengaja mendengar kabar mengenai kecelakaan yang menimpa calon mertuamu."Risa seperti baru saja dipukul di belakang kepalanya. Seketika dia teringat dengan kejadian beberapa jam lalu."Oh, ya, ampun! Benar juga! Astaga, a
Karena tidak tahan dengan rasa lapar yang datang tiba-tiba kepadanya, Risa akhirnya terpaksa menuruti paksaan Shouhei yang terlalu tirani. Setelah makan beberapa suap, Risa baru menyadari sesuatu.Tunggu sebentar!Bukankah di yacht ini tidak ada orang lain selain mereka berdua?Itu artinya yang menyiapkan sarapan ini semua adalah dia, ataukah sudah disiapkan terlebih dahulu? Namun, saat Risa melihat hidangan rumit di depannya, keningnya segera berkerut.Shouhei, yang menyadari raut wajahnya yang berubah, segera menegurnyam, "Ada apa? Kamu tidak suka dengan sarapan yang kubuat?"Alis Risa naik dengan cepat, disertai rasa keterkejutan."Jadi benar, sarapan ini kamu yang membuatnya?"Senyum Shouhei terlihat sangat manis dan tampan. "Tentu saja. Menurutmu siapa lagi? Aku tidak akan sembarangan membiarkan orang lain memasak untukmu."Wajah Risa memerah dengan cepat. Perkataannya terkesan sangat romantis dan manis. Walaupun dia tersipu malu, tapi entah kenapa ada hal aneh yang tersembunyi
Matahari bersinar sangat lembut ketika Risa Abdullah terbangun keesokan harinya. Dia menatap linglung langit-langit yang asing baginya.Tunggu! Dia tidur di mana sekarang? Kenapa dia tidak ingat apa pun?Selama beberapa detik, dia mencoba memproses semuanya dengan pikiran kacau balau. Lalu setelah memejamkan mata sebentar, dia langsung panik mengingat kejadian semalam!Tidak!Risa tidak ingat tentang mimpi es krim rasa pandannya, tapi teringat kalau dia sedang berduaan hanya dengan Shouhei entah di mana di tengah laut saat ini.Takut terjadi hal yang tidak diinginkan sebelum hari pernikahannya, dia segera memeriksa tubuhnya dan lega mendapati pakaiannya masih utuh.“Ke mana dia? Kenapa tidak ada di mana pun?” tanyanya kepada diri sendiri begitu keluar kamar sambil mengenakan sandal tidur yang lucu.Risa mencari-cari keberadaan bos galaknya di semua lantai yacht mewah tersebut, tapi tidak menemukan siapa pun.“Kenapa rasanya sangat menakutkan begini?” gumamnya kepada diri sendiri, mengu
Meskipun Risa tidak begitu senang dengan apa yang telah disiapkan oleh Shouhei, tapi dia akhirnya bisa menikmatinya juga di bawah taburan bintang-bintang yang sangat banyak.Kembang api dinyalakan dalam berbagai macam jenis, membuat suasana di tepi pantai itu terlihat sangat meriah meski hanya ada mereka berdua.Tidak jauh dari sana, tempat untuk mengadakan makan malam dengan lilin romantis telah dipersiapkan sedemikian rupa.Pantai yang mereka datangi adalah salah satu pulai kecil yang berada tidak jauh dari pulau utama. Itu juga termasuk dari pulau yang telah dibeli oleh Shouhei.Tawa Risa sangat keras dan lepas. Dia menari dengan kedua tangan memegang kembang api yang memancarkan bunga api yang sangat indah. Keringatnya bahkan sampai menghiasi wajahnya.Walaupun dia terlihat senang, sebenarnya dia sangat merasa bersalah kepada Adnan. Tentu saja karena pernikahannya dengan pria itu hanya tinggal menghitung hari. Namun, karena dia berpikir mustahil bisa bersama cintanya yang sangat an
Keesokan paginya, di tempat lain, Adnan Budiraharja menatap kesal layar ponselnya dengan perasaan kacau.Dia telah mencoba mencari tahu keberadaan Risa sejak pesan aneh datang kepadanya. Sebenarnya, dia tahu siapa yang membalasnya, tapi dia masih mencoba memikirkannya.“Kamu yakin?” tanya Adnan kepada sekretaris pribadinya.Pria muda yang berdiri menghadapnya dengan gugup tampak tersenyum canggung. “Maaf, Pak. Tapi, sejauh yang bisa saya cari tahu kalau mereka katanya sedang dalam perjalanan bisnis.” Adnan mengerutkan kening dalam. “Perjalanan bisnis apa yang memakan waktu sangat lama dan tidak ada kabar terbaru sama sekali?”Sebentar lagi pernikahannya dengan Risa akan diadakan, tapi tiba-tiba saja dia menghilang bagaikan ditelan bumi. Kedua orang tua wanita itu telah menenangkannya kalau tidak ada masalah sama sekali. Tapi, kenapa dia merasa tidak nyaman.Seburuk apapun seorang pria, Adnan tahu dengan jelas.“Selidik lebih jauh pergerakan Shouhei Shiraishi dua minggu ini, aku yakin
Seperti biasa, Shouhei tidak memikirkan pendapat Risa sama sekali. Dia langsung menggerakkan tangan ke arah seorang pelayan pria tua, lalu berkata kepada para tim desainer, “Silakan mengukur pakaian yang sedikit longgar untuknya. Aku tidak mau dia memakai pakaian yang ketat dan menonjol. Untuk masalah desainnya, berikan saja setelah kalian mengukur tubuhnya dan pastikan berikan yang terbaik.”Risa melotot hebat mendengar perintahnya yang sangat tirani.“Shouhei! Apa kamu mendengarku?! Aku bilang aku tidak akan melakukannya! Aku tidak akan menerima apa pun yang kamu berikan kepadaku lagi. Apa otakmu ada masalah?”Shouhei diam melihatnya, menatapnya berlama-lama. Dia lalu tersenyum paling lembut hingga membuat sang wanita merasa salah tingkah dan canggung.Kenapa dia malah tersenyum seperti itu?Apakah dia tidak marah?“Kamu mengerti, kan? Aku tidak mau diberikan pakaian mewah! Aku bisa membelinya sendiri! Lagi pula, untuk apa memiliki banyak pakaian yang tidak bisa dipakai setiap hari?
Perjalanan menggunakan helikopter itu sangat menyenangkan di luar dugaaan Risa. Walaupun pada mulanya dia sangat marah kepada pilot dadakan yang ada di dekatnya, ternyata pemandangan di sekitar pulau pribadi begitu menakjubkan!Sudut bibir Shouhei tertarik melirik Risa yang terkesima melihat hamparan pemandangan indah di bawah mereka. Pasir putih yang menakjubkan dan masih alami, lautan jernih yang seperti kristal biru, dan juga luas pulau pribadi yang cukup memukau dengan daratan yang memiliki banyak variasi daratan, membuat Risa tidak sadar terlalu menikmatinya.Sebagai putri dari keluarga kaya yang sudah lama menjadi rakyat biasa, berlibur adalah hal yang jarang dilakukan olehnya. Jadi, ketika dihadapkan dengan situasi seperti sekarang, dia menjadi lebih antusias.Siapa bilang kalau menjadi kaya raya itu suka berlibur ke tempat-tempat indah? Risa tidak punya waktu sama sekali gara-gara kesibukan kerjaan yang selalu menghampirinya. Kalaupun libur, dia pasti hanya akan mengikuti libu