“Dengan hasil permainan semalam, kamu pantas mendapatkan hadiahnya. Ini adalah kopi latte kesukaanmu, dan kotak kue ini isinya ada berbagai rasa. Aku tidak yakin kamu suka rasa apa, jadi aku belikan saja beberapa yang paling enak di toko. Ke depannya, nanti beritahu aku saja kamu mau kue apa, ya?!” Risa tidak membalasnya, hanya tertawa aneh dengan nada dingin menyindir mendengar suaranya yang mendayu penuh bujukan, mencoba menarik lepas lengan yang ditahan oleh Bu Sari, tapi tidak juga dilepaskan. Jadilah keduanya ada aksi tarik-menarik yang membuat suasana menjadi tegang seketika. Risa melotot, tapi Bu Sari tidak mau kalah, akhirnya baru lepas setelah Vera datang melerai keduanya karena telah menjadi tatapan semua orang. “Aduh! Bu Sari! Repot-repot sudah bawa kue begini! Apa ini hadiah Risa untuk semalam?!” seru Vera, ada nada menyindir dalam suaranya, memaksa kedua orang tadi terpisah di kedua sisi tubuhnya. Mendapati Vera ikut campur, Bu Sari mendengus kesal, tapi langsung mena
“Apa maksudmu? Bukankah semua sudah selesai dengan luar biasa? Mereka tidak menggosipimu lagi, kan? Tinggal dua wanita itu saja yang akan bermasalah!” Mata Vera berkobar ketika mengatakannya. Suara Risa terdengar menciut kecil, sudut-sudut matanya berkilau oleh air mata, wajah memelas sedih bak anak kecil. “Ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan, Vera....” “Apanya yang tidak sesederhana yang aku pikirkan?” Kedua alis Vera langsung naik, tampak baru menyadari sesuatu, lalu kedua tangan menarik kedua bahu Risa untuk ditegakkan, “atau, jangan-jangan, kamu ini sedang stres, ya? Takut calon suamimu mendengar gosip yang tidak-tidak? Tenang saja! Ada aku yang akan menjadi saksinya! Kamu tidak perlu berbicara yang berbelit-belit! Kamu bilang, dia akan datang menjemputmu sore nanti sekaligus mengenalkan kita semua kepadanya, kan? Ini adalah kesempatan bagus untuk menjernihkan masalah dari pihakmu sendiri! Dengan begitu, baik kamu dan Pak bos akan merasa sama-sama lega!” Risa termenung mem
Dia ini benar-benar iblis, ya?! Ataukah rentenir berwujud iblis tampan? Meskipun Risa menjual semua barang-barang yang dimilikinya juga tidak akan sampai senilai itu! Bunga 50 persen sehari? Sial! Seharusnya, dia dulu tidak menolak ayahnya membelikannya mobil mewah dan menerima persenan saham dari perusahaan mereka! Dia memiliki gelang dan kalung mahal pemberian Adnan, tapi tidak mungkin menjualnya demi menutupi aib ini, kan? Dia juga tidak bisa menjelaskan hal itu tanpa membuat calon suaminya salah paham. Adnan pasti tidak akan mau meminjamkan uang 1 milyar kepada calon istri yang baru dikenalnya beberapa hari! Apa yang akan dipikirkan pria itu tentang dirinya nanti? Malu, dong! Ternyata, menjadi rakyat biasa memang mudah untuk ditindas oleh penguasa! Risa mengubah taktiknya, mulai bersikap baik dan sopan dalam bujuk rayunya. “Tu-Tuan CEO, tolong jangan terlalu iseng mengerjai karyawan rendah seperti saya. Saya memang salah sejak awal. Sekarang juga, saya tidak bisa membedaka
Risa yang ditarik-tarik paksa sudah mirip seperti cumi-cumi yang mengapung di lautan, pasrah terbawa arus ke mana pun tubuhnya dibawa. "Bisa tidak jangan membahasnya sekarang?" pinta Risa memelas saat diseret menuju ke sebuah kafe di lantai satu perusahaan, menatap malas Vera yang sedang memesan minuman di kasir dengan wajah berseri-seri. "Tidak boleh! Hal hebat ini harus dirayakan juga, bukan?" "Di-dirayakan?" Risa terbengong mendengarnya. Beberapa saat kemudian. Dua buah minuman cokelat dingin tergeletak di meja di depan kedua wanita itu. Satunya tampak bersemangat, satunya tampak sudah kehilangan roh, duduk lemas dengan kepala bersandar tak bertenaga menghadap langit-langit. “Apa yang ingin kamu dengar, kan? Kisah percintaanku yang malang ini? Ataukah kesialan bertubi seperti kutukan? Siksaan mana yang ingin kamu berikan kepadaku?” tanya Risa, tidak mengubah posisinya. Vera menggeleng cepat, sangat antusias. “Katakan! Bagaimana bisa kamu menjadi sekretaris pribadi selama di B
Vera menawarkan diri, langsung dicegat dengan kedua tangan. Kalau dia ikut, Adnan pasti ikut juga, kan? “Tidak usah! Aku bisa sendiri menjelaskannya! Ini, kan, hari pertama. Aku rasa bos kita tidak akan begitu kejam. Ahahaha!” Matanya melirik Adnan yang tersenyum polos. Rasa bersalah menggantung di hati wanita ini. “Aku benar-benar minta maaf, Adnan. Aku sangat ceroboh hari ini. Kamu juga malah terjebak macet gara-gara datang ke sini.” “Tidak usah pikirkan itu. Cepatlah keluar,” hiburnya dengan nada menenangkan. “Hubungi saja aku setelah sampai di rumah. Kita masih bisa ngobrol lewat telepon, kan? Ini bukan zaman dinosaurus, Risa.” Risa mengangguk pelan, mulai sedikit tenang. Mata melirik diam-diam ke arah Vera, meminta lagi untuk diam soal bosnya itu. Vera dengan cepat membentuk tanda ‘ok’ menggunakan tangan kanan, tersenyum penuh semangat. Otak Vera sudah mulai travelling ke mana-mana tentang cinta segitiga! Bukankah akan sangat seru? Risa melambaikan tangan sampai kedua oran
Risa Abdullah akhirnya pasrah, dan tidak mau melawan. Ya, sudah, deh, ikuti saja apa maunya malam ini. Yang penting cepat-cepat selesai dan berpisah darinya! “Ingin protes?” Mata dingin Shouhei mengebor kedua bola matanya yang gemetar, dengan tepat sasaran mengenai niat dalam hatinya. Kepala Risa digelengkan cepat berkali-kali, tersenyum canggung. “Bagus,” pujinya puas, tersenyum lebar dan lepas, membuat wajah tampannya semakin tampan. “Bos?” tegur Risa pelan. Syok! Risa tertegun kaget ketika mata dingin itu meliriknya bagaikan laser. “Tadi aku bilang apa?” ancamnya dengan nada memerintah. “Sho-Shouhei?” “Benar. Ada apa? Mau ke toilet dulu?” Risa berpikir, suasana hati bosnya sudah mulai membaik karena pembawaannya tiba-tiba menjadi lembut luar biasa, maka dia pun mencoba keberuntungannya, tersenyum manis dipaksakan. “Apakah kita harus bergandengan tangan selengket begini? Sho-Shouhei?” “Tidak suka?” Hawa dingin langsung menampar punggung Risa, membuatnya mati kutu. Nada s
Shouhei melirik Risa dalam rangkulannya, mata dingin dan dewasa itu tidak terbaca apa pun. Andres mendengus geli, berkata dengan santai. “Risa, Risa. Aku tahu ini hanya bercanda, kan? Zaman apa sekarang masih saja bersandiwara di depan seorang mantan demi menjaga muka? Apa kamu pikir aku bodoh? Trik kecil begini, tidak akan mempan kepadaku. Seorang pria tiba-tiba mengaku sebagai calon suamimu? Pria yang tidak selevel denganmu? Katakan, siapa dia sebenarnya?” desaknya dengan wajah serius di akhir kalimat, menunjuk Shouhei dengan ujung dagunya. Apa seperti ini pria idaman wanita itu? Tidak mungkin! Berpikir Risa bukanlah wanita yang cocok dengan pria semacam Shouhei. Kepribadian mereka berdua bagaikan bumi dan langit! Cocok di mananya? Andres terlihat tidak senang. Apalagi pria di samping Risa yang tengah memeluknya sangat posesif itu terlihat luar biasa. Tampaknya, dia bukanlah orang sembarangan dari pembawaannya yang sangat dingin dan misterius. Hatinya semakin berpilin, karena R
“Tampaknya benar waktu mengubah seseorang, eh? Kamu menjadi lebih dewasa... dan lebih cantik tentu saja,” puji Andres dingin, melirik Risa yang berkeringat gelisah, senyumnya hilang di wajah tampannya. “Aku sudah tidak mengganggu hidupmu lagi. Jadi, sebaiknya kita jangan saling mengganggu. Masalah di masa lalu itu, aku tidak akan minta maaf. Kamu sendiri yang memulai semuanya! Kamu sangat jahat!” ucap Risa tegas, berusaha menguatkan hatinya, menjaga harga dirinya sebaik mungkin. Sudut-sudut matanya memanas. Shouhei yang melihat Risa sudah tidak tahan menghadapi Andres, langsung cepat mengambil alih, menghentikan percakapan itu. “Permisi, Tuan Andres. Saya rasa, sudah cukup sampai di sini percakapan kita. Kami masih memiliki urusan penting untuk dilakukan. Anda percaya atau tidak mengenai pernikahan kami berdua, bulan depan Anda bisa melihat kebenarannya di berbagai media berita yang ada. Saya adalah pria yang sangat mencintai Risa, menghargai masa lalunya, dan tidak akan bisa mentol
Pada Selasa keesokan harinya, Risa mengirimkan pesan kepada Shouhei, tapi pria itu sama sekali tidak membalasnya. Bahkan, centangnya tidak berubah warna.Risa mulai cemas. Katanya, hari ini dia juga tidak akan masuk kantor."Aku dengar katanya dia akan menemani kekasihnya untuk berlibur ke luar kota. Aku tidak menyangka kalau Nona Ayana sangat beruntung memiliki calon suami seperti itu," ujar salah seorang karyawan wanita.Saat itu, Risa sedang menikmati makan siangnya, meskipun tanpa selera sama sekali. Dia telah mengirimkan beberapa pesan kepada pria dingin itu, tapi sama sekali tidak ada tanggapan. Sekarang dia malah mendengarkan gosip tentangnya sangat panas dan romantis. Benar-benar sial!“Kenapa dia tidak sekalian memblokirku saja?” batinnya dalam hati.Wajahnya cemberut, kesal menatap semangkuk mi di depannya. Dia benar-benar sangat kesal!Risa mulai curiga kalau apa yang menimpa perusahaan Adnan adalah perbuatan Shouhei selama ini.Selesai menikmati makan siang, Risa nyaris ta
Sejak mereka berpisah di restoran, Risa Abdullah benar-benar tidak berhubungan lagi dengan bos dinginnya. Selama tiga hari itu, dia terus menghindarinya dalam berbagai bentuk. Walaupun dia adalah bosnya, wanita itu berusaha untuk tidak menatap mata dengannya meskipun pria itu sekadar lewat di depannya, hanya menyapanya secara formal.Mungkin begitu juga Shouhei ingin mengujinya, makanya dia jarang sekali muncul dan bersikap sangat dingin.***Setelah tiga hari lewat, hari Senin pun tiba. Risa datang ke kantor dengan hati sedikit berat, tetapi dia senang. Tiga hari tanpa gangguan dari pria buas itu membuat hidupnya lebih baik dan damai.Adnan meneleponnya."Apakah aku akan menjemputmu sore nanti? Kamu bilang akan mengunjungi Ayah, bukan?"Risa yang sedang berjalan di trotoar tersenyum kecil dan menjawab dengan nada tulus, "Ya, tentu saja. Aku dengar kalau kondisi ayahmu sudah lebih baik. Walaupun dia belum sadar dari komanya, tapi dokter berkata ada kemajuan yang signifikan. Aku ingin
Pria dingin di meja mencoba untuk menenangkan diri. Lewat wajahnya yang tidak ada emosi sama sekali, dia berkata lebih lembut, "Risa Abdullah, kemarilah. Ayo duduk. Tidak baik menyisakan makanan seperti itu. Jangan melampiaskan amarahmu kepada hal-hal yang tidak bersalah. Kamu tidak ingin berdosa karena membuang-buang makanan, bukan?"Hati Risa tenggelam berat. Dia menatap muram pria dingin di meja itu, dengan tangannya yang mengepal erat. Bagaimana bisa dia begitu saja berkata seperti itu setelah mengancamnya dengan nyawa orang lain? Terlebih lagi, itu adalah nyawa calon ayah mertuanya!Melihat Risa tidak bergerak dari tempatnya, Shouhei lalu menatapnya lebih dingin. "Duduk," titahnya dengan nada yang tidak bisa dibantah. Seketika saja, Risa merasakan sekujur tubuhnya gemetar oleh rasa takut yang tidak biasa. Tatapan pria itu sangat menakutkan hingga membuat hatinya menciut hebat. Keringat dinginnya sudah turun banyak. Dengan perasaan enggan, dia berjalan kembali ke kursinya da
Pada Kamis esok paginya, Risa berangkat ke kantor dengan perasaan lesu. Sepertinya, berita mengenai kepala keluarga dari calon mertuanya menyebar dengan sangat cepat dan menghebohkan semua kalangan. Vera yang seketika melihatnya langsung mendekat buru-buru. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyanya dengan bisik-bisik. Risa hanya bisa menghela napas dan bergegas menuju lift, tidak ingin mendapat tatapan menarik dari banyak orang. Entah apa yang sudah beredar di internet, tetapi sepertinya itu juga terkait dengan dirinya. Vera yang sudah masuk bersama dengan Risa ke dalam lift, segera bersandar dan bertanya sembari memberi tatapan penasaran. "Katanya, rem mobil itu disabotase. Apakah benar?" Risa hanya bisa menggeleng pelan. Wajahnya semakin murung. "Aku tidak tahu. Adnan bilang, ayahnya hanya mengalami kecelakaan. Bahkan, gara-gara itu pernikahan kami harus ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan." Vera tersentak kaget mendengar ucapannya. "Jadi, pernikahan kalian ditu
Rencana lanjutan Shouhei tidak berjalan dengan lancar. Tiba-tiba saja, ada berita mengejutkan dari Ibu Kota."Risa, bangunlah! Kita sudah tiba," ucap Shouhei lembut sambil mengguncang pelan bahunya.Risa membuka mata dengan perasaan lemah. Sepertinya, dia belum sepenuhnya tersadar dari rasa kantuknya."Ada apa? Bolehkah aku tidur sebentar lagi?" ucapnya dengan nada serak.Shouhei langsung mendekatkan wajahnya ke depan wajah Risa. "Bangun. Kita sudah sampai di Ibu Kota."Risa membuka matanya lebar-lebar, terkejut luar biasa. Dia langsung mendorong pria di depannya."Kenapa begitu, sih? Bikin orang kaget saja!" protesnya marah.Shouhei hanya berdiri dengan kedua tangan terlipat di dadanya. "Nona cantik, bukankah kamu yang memaksa kita kembali ke Ibu Kota? Karena tidak sengaja mendengar kabar mengenai kecelakaan yang menimpa calon mertuamu."Risa seperti baru saja dipukul di belakang kepalanya. Seketika dia teringat dengan kejadian beberapa jam lalu."Oh, ya, ampun! Benar juga! Astaga, a
Karena tidak tahan dengan rasa lapar yang datang tiba-tiba kepadanya, Risa akhirnya terpaksa menuruti paksaan Shouhei yang terlalu tirani. Setelah makan beberapa suap, Risa baru menyadari sesuatu.Tunggu sebentar!Bukankah di yacht ini tidak ada orang lain selain mereka berdua?Itu artinya yang menyiapkan sarapan ini semua adalah dia, ataukah sudah disiapkan terlebih dahulu? Namun, saat Risa melihat hidangan rumit di depannya, keningnya segera berkerut.Shouhei, yang menyadari raut wajahnya yang berubah, segera menegurnyam, "Ada apa? Kamu tidak suka dengan sarapan yang kubuat?"Alis Risa naik dengan cepat, disertai rasa keterkejutan."Jadi benar, sarapan ini kamu yang membuatnya?"Senyum Shouhei terlihat sangat manis dan tampan. "Tentu saja. Menurutmu siapa lagi? Aku tidak akan sembarangan membiarkan orang lain memasak untukmu."Wajah Risa memerah dengan cepat. Perkataannya terkesan sangat romantis dan manis. Walaupun dia tersipu malu, tapi entah kenapa ada hal aneh yang tersembunyi
Matahari bersinar sangat lembut ketika Risa Abdullah terbangun keesokan harinya. Dia menatap linglung langit-langit yang asing baginya.Tunggu! Dia tidur di mana sekarang? Kenapa dia tidak ingat apa pun?Selama beberapa detik, dia mencoba memproses semuanya dengan pikiran kacau balau. Lalu setelah memejamkan mata sebentar, dia langsung panik mengingat kejadian semalam!Tidak!Risa tidak ingat tentang mimpi es krim rasa pandannya, tapi teringat kalau dia sedang berduaan hanya dengan Shouhei entah di mana di tengah laut saat ini.Takut terjadi hal yang tidak diinginkan sebelum hari pernikahannya, dia segera memeriksa tubuhnya dan lega mendapati pakaiannya masih utuh.“Ke mana dia? Kenapa tidak ada di mana pun?” tanyanya kepada diri sendiri begitu keluar kamar sambil mengenakan sandal tidur yang lucu.Risa mencari-cari keberadaan bos galaknya di semua lantai yacht mewah tersebut, tapi tidak menemukan siapa pun.“Kenapa rasanya sangat menakutkan begini?” gumamnya kepada diri sendiri, mengu
Meskipun Risa tidak begitu senang dengan apa yang telah disiapkan oleh Shouhei, tapi dia akhirnya bisa menikmatinya juga di bawah taburan bintang-bintang yang sangat banyak.Kembang api dinyalakan dalam berbagai macam jenis, membuat suasana di tepi pantai itu terlihat sangat meriah meski hanya ada mereka berdua.Tidak jauh dari sana, tempat untuk mengadakan makan malam dengan lilin romantis telah dipersiapkan sedemikian rupa.Pantai yang mereka datangi adalah salah satu pulai kecil yang berada tidak jauh dari pulau utama. Itu juga termasuk dari pulau yang telah dibeli oleh Shouhei.Tawa Risa sangat keras dan lepas. Dia menari dengan kedua tangan memegang kembang api yang memancarkan bunga api yang sangat indah. Keringatnya bahkan sampai menghiasi wajahnya.Walaupun dia terlihat senang, sebenarnya dia sangat merasa bersalah kepada Adnan. Tentu saja karena pernikahannya dengan pria itu hanya tinggal menghitung hari. Namun, karena dia berpikir mustahil bisa bersama cintanya yang sangat an
Keesokan paginya, di tempat lain, Adnan Budiraharja menatap kesal layar ponselnya dengan perasaan kacau.Dia telah mencoba mencari tahu keberadaan Risa sejak pesan aneh datang kepadanya. Sebenarnya, dia tahu siapa yang membalasnya, tapi dia masih mencoba memikirkannya.“Kamu yakin?” tanya Adnan kepada sekretaris pribadinya.Pria muda yang berdiri menghadapnya dengan gugup tampak tersenyum canggung. “Maaf, Pak. Tapi, sejauh yang bisa saya cari tahu kalau mereka katanya sedang dalam perjalanan bisnis.” Adnan mengerutkan kening dalam. “Perjalanan bisnis apa yang memakan waktu sangat lama dan tidak ada kabar terbaru sama sekali?”Sebentar lagi pernikahannya dengan Risa akan diadakan, tapi tiba-tiba saja dia menghilang bagaikan ditelan bumi. Kedua orang tua wanita itu telah menenangkannya kalau tidak ada masalah sama sekali. Tapi, kenapa dia merasa tidak nyaman.Seburuk apapun seorang pria, Adnan tahu dengan jelas.“Selidik lebih jauh pergerakan Shouhei Shiraishi dua minggu ini, aku yakin