Share

Percintaan panas

“Sangat indah.” Naraya tak henti mengagumi tempat dirinya kini berada.

Setelah menikah hampir dua bulan, akhirnya Naraya dan Kalandra baru bisa pergi bulan madu. Mereka pergi ke puncak karena Naraya menolak pergi ke luar negeri. Di sana Naraya berdiri di depan teras rumah, menatap hamparan kebun teh yang menyejukkan mata.

Kalandra melingkarkan kedua tangan di pinggang Naraya, lantas menyandarkan dengan manja dagu di pundak istrinya itu.

“Indah, apalagi saat bersamamu,” bisik Kalandra.

Napas hangat yang menerpa telinga membuat Naraya kegelian, dia sampai sedikit menjauhkan kepala dari wajah suaminya.

“Kamu membuatku geli, Al.”

“Benarkah? Aku baru tahu kamu bisa geli di telinga.” Bukannya menjauhkan wajahnya dari leher Naraya, Kalandra malah iseng meniup telinga dan kulit leher istrinya itu.

Tentu saja hal itu membuat Naraya tertawa sambil menutup lehernya, tidak menyangka jika sang suami bisa seiseng itu.

Kalandra mengajak Naraya masuk karena malam sudah mulai menyapa, udara dingin pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status