Sore itu terjadi kegaduhan di mansion keluarga Sebastian Harold. Jeff Barnard ditemukan tak bernyawa di dekat bathtub kamar mandi. Dugaan awal penyebab kematian Jeff adalah perdarahan otak akibat terpeleset di kamar mandi dan kepalanya terbentur di tepi bathtub. Sebagai perwakilan keluarga, Sebastian menolak permintaan dari pihak rumah sakit untuk melakukan otopsi.
“Penyebab kematian sudah jelas,” ujar Sebastian meyakinkan dokter Brian yang tampak tidak yakin dengan penyebab kematian Jeff Barnard. “Tapi ada sesuatu yang aneh.” Dokter Brian ragu. “kita harus melakukan otopsi.” “Tidak perlu, dokter. Tugasmu sudah cukup sampai di sini.” Sebastian mengambil alih. Ia telah mengatur semuanya dengan sangat teliti. Bagaimana posisi tubuh pria itu harus diletakkan, bagaimana ia harus membersihkan bekas darah di lantai ruang kerja Jeff, merapikan meja kerja Jeff Barnard dan membersihkan bekas sidik jari Eloise di pemberat kertas. Sebastian harus memastikan semua tampak wajar. Tak ada kesedihan mendalam di wajah keluarga inti Jeff Barnard. Valerie yang baru tiba dari perjalanan bisnis luar kota tampak hadir di pemakamam Jeff. Begitu juga dengan Anna Mayer, istri kedua Jeff yang telah bercerai dan menikah lagi, terlihat hadir di pemakaman mantan suaminya. Anna Mayer didampingi oleh ketiga anak kandungnya dari pernikahan dengan Jeff Barnard. Sean, Casey dan Alexa. Sebastian berdiri di samping Eloise. Wajah tampan lelaki itu tampak menonjol di antara yang lain. Garis rahang kuat dan tegas, mata hijau tajam dan hidungnya yang lurus dan tinggi dengan rambut coklat muda yang sedikit berantakan. Meski sangat menawan tapi aura dingin yang terpancar dari mata lelaki itu membuat orang tak berani mendekat. Sebastian Harold. Putra dari Paula Belisaria dengan suami pertama, Edward Harold. Setelah Edward meninggal dunia, Paula menikah dengan teman bisnis suaminya, Jeff Bernard. Paula terlahir dari keluarga kaya. Orang tua Paula mewariskan Olympic Corp serta mansion yang kini ditempati oleh keluarga besar Jeff Barnard. Saat Paula meninggal dunia, usia Sebastian masih 10 tahun hingga akhirnya Olympic Corp diambil alih oleh Jeff Barnard. Eloise berdiri kaku dengan wajah tertunduk sepanjang acara pemakaman. Suasana hatinya kacau. Perasaan bersalah yang sangat mendalam terlihat dari raut wajah yang berusaha ia tutupi. Beberapa kali Eloise tampak menyeka air mata. “Jangan bersikap berlebihan gadis bodoh. Lihat!Anak kandungnya tak ada yang bersedih dengan kematian ayahnya, kau malah menangis seperti ini. Kau ingin orang-orang curiga padamu?” Sebastian tampak kesal. Eloise mengangkat wajah, menatap Sebastian yang juga tengah memperhatikannya. “Maaf, aku masih merasa bersalah,” bisiknya hampir tak terdengar. “Jadi kau ingin menebus kesalahanmu sekarang?Kau sudah siap dipenjara?” Mata Sebastian yang dingin penuh aura ancaman. Benar-benar iblis berwajah malaikat, Eloise membatin. Lelaki yang tak punya simpati akan perasaan orang lain. Eloise bertahan untuk tidak menangis, ancaman Sebastian membuatnya gentar. Eloise tak menyadari pandangan mata Valerie yang mengawasi keduanya. Saat makan malam bersama di mansion, Sebastian memberikan pengumuman mengejutkan. Ia bangkit berdiri setelah makan malam usai. “Aku mengerti ini mungkin bukan waktu yang tepat. Tapi aku ingin mengumumkan rencana pernikahanku dengan Eloise.” Semua orang yang hadir di meja makan tampak terperanjat kaget. Sebastian dan Eloise?Sejak kapan? Valerie yang pertama kali bersuara. “Bagaimana mungkin?Aku tak pernah melihat kalian bersama.” “Kau tidak suka dengan pernikahan kami?” Sebastian balik bertanya. Menatap tajam Valerie yang tiba-tiba merasa gugup dengan pandangan dingin Sebastian. “Bukan begitu, tapi ini sangat tiba-tiba,” jawab Valerie mencari alasan. Kenapa harus Eloise?Ia telah mempersiapkan Jolie Madison untuk menjadi istri Sebastian. Ia ingin putri kesayangannya mendapat suami pewaris dari Olympic Corp bukannya Eloise. “Jangan khawatir, meski ini mendadak aku takkan merepotkan kalian. Aku sudah mengatur semuanya.” Sebastian tak mau sanggahan, sorot matanya menatap satu persatu ibu tiri dan saudara tirinya. Ia mengamati sejenak Sean Barnard, putra tertua Jeff yang terlihat duduk dengan kaku. Sebastian mendengar gosip jika Sean tampaknya mendekati Eloise diam-diam. Entah apa rencana Sean. Apakah rencana pria itu sama dengannya? “Baiklah, aku sudah selesai makan, aku harus pergi,” ucap Sebastian seraya meninggalkan meja makan. Hening sesaat suasana di meja makan. Valerie menatap Eloise tajam. Gadis itu terlihat duduk dengan gelisah. Eloise yakin, semua orang akan mencecarnya dengan pertanyaan sinis terkait berita pernikahannya dengan Sebastian. “Kamu sudah selesai makan, Eloise?Aku ingin bicara denganmu. Permisi semuanya.” Valerie bangkit berdiri, tak menunggu jawaban Eloise yang termangu di tempat duduknya. Eloise pamit dengan wajah tertunduk, mengikuti langkah ibunya masuk ke dalam kamar. “Apa yang kau lakukan hingga Sebastian mau menikah denganmu, huh?Kau jual dirimu seperti pelacur ya?Kau menggodanya dengan tubuhmu?” Valerie naik pitam, ia mendorong tubuh Eloise ke arah dinding kamar. “Tidak Ibu, aku tidak menggodanya.” Valerie menjambak rambut Eloise dengan berang. Eloise berteriak tertahan menahan sakit .“Aku telah merencanakan untuk menikahkan Jolie dengan Sebastian, dan kamu merusak rencanaku.” Eloise menahan tangan Valerie agar tidak menarik rambutnya lebih kasar. Rasa sakit di hatinya melebihi rasa sakit di kepalanya. Matanya berkaca-kaca menahan perih. “Sungguh aku tidak menyangka jika Sebastian berencana menikah denganku, Bu.” Jika saja Valerie tahu alasan dibalik pernikahan ini, alasan ia menyetujui tawaran Sebastian agar pria itu membantunya menyembunyikan penyebab kematian Jeff Barnard, Valerie pasti takkan segan membunuhnya. Eloise tahu jika ibunya hanya menikah demi harta pria itu. Valerie mengincar kekayaan dan kekuasaan Jeff. Jika saat ini Jeff meninggal, kemungkinan yang akan menggantikan posisi Jeff adalah Sebastian atau Sean. “Dasar jalang!” maki Valerie melepas pegangan tangannya di rambut Eloise. “jika kau menikah dengan Sebastian, kau harus tetap patuh padaku, mengerti?!” Eloise menyeka air mata sembari mengangguk. “Sekarang keluar dari kamarku!” usir Valerie murka. Eloise berjalan tergesa meninggalkan kamar Valerie menuju kamarnya. Terkadang ia bertanya-tanya, apakah ia anak kandung Valerie?Kenapa Valerie selalu bersikap kasar terhadapnya?Hal itu berbeda jauh dengan Jolie. Adik tirinya itu selalu mendapat pujian dan sikap sayang dari ibunya. Tanpa terasa matanya kembali berair. Seumur hidupnya, ia ingin sekali saja mendapat kasih sayang dari Valerie, meskipun Eloise telah patuh dan berusaha menyenangkan hati ibunya, tapi rasanya sia-sia. Valerie tidak pernah menunjukkan sikap sayang terhadapnya.Hanya makian, hinaan dan perlakuan kasar. “Hei, aku ingin bicara denganmu.” Suara Sebastian terdengar dari arah belakang tubuh Eloise. Gadis itu menyeka air matanya dengan cepat. “Ya?” Ia membalikkan tubuh. “Besok kamu ikut denganku untuk membeli gaun pengantin,” perintah Sebastian diikuti anggukan kepala patuh dari Eloise. “Ada apa denganmu?” tanya Sebastian melihat sekilas mata Eloise yang sembab. Eloise menggeleng. “Tak apa, ada debu yang masuk ke dalam mataku, ” ucap Eloise berbohong. Sebastian tampak tak peduli. Ia melihat Eloise yang menunduk dengan memainkan jemarinya dengan gelisah. Gadis ini tampak canggung dan penuh rasa tidak percaya diri. Bagaimana mungkin ia harus menikah dengannya?Sebastian meyakinkan diri jika keputusan yang diambilnya sudah tepat. Dengan pernikahannya nanti, ia akan dengan mudah mendapat dukungan suara dari Valerie yang memiliki sebagian saham Olympic. Jalan menuju kursi pimpinan Olimpic Corp akan terbuka lebar untuknya.Sebastian mungkin kejam dan tidak memiliki simpati terhadap orang lain, tetapi di sisi lain, pria itu ternyata sangat murah hati. Ia memesan gaun pengantin di sebuah butik ternama di kota New York, meminta manajer toko memilihkan gaun pengantin termahal untuk Eloise. Ia menunggu Eloise mengepas baju pengantin sementara ia sendiri sibuk dengan jadwal meeting di ponselnya. Sebagai kepala divisi produksi, ia bertanggungjawab penuh atas kualitas barang yang diproduksi oleh Olympic Corp. “Tuan Sebastian, silahkan.” Sang manajer toko mempersilahkan Sebastian untuk melihat baju pengantin yang dikenakan calon istrinya. Sebastian bangkit berdiri menuju kamar ganti. Ia tertegun sesaat. Eloise berdiri membelakanginya hingga detik selanjutnya berbalik menghadap Sebastian. Nafas Sebastian tercekat di tenggorokan. Detik berikutnya ia menelan ludah dengan susah payah. Eloise terlihat…seksi. Ternyata selama ini gadis itu menutupi tubuhnya dengan memakai baju kemeja tidak menarik yang ukurannya
Menjadi putri Valerie tidak semudah yang terlihat. Eloise adalah anak yang tidak diinginkan. Valerie muda hamil saat masih di bangku sekolah, usianya masih sangat belia, 16 tahun. Valerie telah berkali-kali berusaha menggugurkan kandungan meski tidak berhasil. Charles Johnson, pacar yang menghamilinya, akhirnya bisa meyakinkan Valerie untuk menikah dan melahirkan putri pertama mereka, Eloise. Pernikahan Charles dan Valerie kandas di tahun ke dua. Tanpa sadar Valerie membenci Eloise, melihat putrinya seperti melihat kegagalan masa mudanya, dan itu membekas hingga bertahun-tahun, meskipun akhirnya Valerie menikah untuk kedua kalinya dan dikaruniai seorang putri, ia tidak bisa benar-benar menyayangi Eloise. Perbedaan perlakuan antara Eloise dan putri keduanya, Jolie Madison sangat kentara. Perlakuan tak adil dari Valerie dan hinaan dari Jolie sudah menjadi konsumsi sehari-hari.Sepanjang siang hingga sore hari, Eloise membantu pelayan merawat tanaman di kebun bunga. Jika Valerie berad
Minggu siang saat semua keluarga berkumpul, pengacara Jeff datang membacakan surat wasiat yang disiapkan Jeff jauh hari sebelum kematiannya yang mendadak. Ia hanya mewariskan sejumlah tanah untuk ketiga anak kandungnya. Tanpa ada bahasan tentang Olympic corp. Hal yang aneh bagi sebagian orang, tapi tak ada yang berani membahas hal itu karena mereka tahu siapa pemilik sebenarnya Olympic Corp. Meski begitu, pembagian saham sudah terlanjur terjadi di masa lalu. Masing-masing anak kandung Jeff mendapat bagian 10 persen. Jeff sendiri memiliki saham 20 persen tanpa ada penjelasan akan diberikan kepada siapa bagian sahamnya. Yang mengejutkan sebenarnya adalah Valerie, wanita itu mendapat bagian saham 15 persen padahal sebagai istri kedua, Anna tidak mendapat bagian sama sekali. Tapi hal itu menguntungkan bagi Sebastian karena ia bisa meminta dukungan suara kepada Valerie saat pemilihan CEO pengganti Jeff. Dengan saham Sebastian yang 20 persen, ia yakin pemegang saham lainnya akan memilihnya.
Sebastian yang pertama bangun. Saat membuka mata dan tidak menemukan Eloise di sebelahnya, ia bangkit duduk dan mencari keberadaan gadis itu. Ia membeku sesaat. Sosok tubuh tampak tertidur pulas di lantai kamar. Sebastian beranjak mendekat. Mengamati Eloise sejenak. Tubuh Eloise benar-benar menggoda. Sebastian mengumpat pelan. Gaun tidurnya melekat pas di tubuh Eloise. Belahan dada yang tidak terlalu rendah masih tak mampu menutupi dada Eloise yang berukuran besar. Belum lagi gaun itu tersingkap di bagian paha Eloise. Menampakkan paha mulus dan menggoda. Kejantanan Sebastian seketika mengeras. Ia mengumpat kembali. Sebastian buru-buru mengambil selimut dan menutupi tubuh Eloise dengan selimut. Setelahnya ia menuju kamar mandi sebelum kendali dirinya hilang dan menyetubuhi gadis itu dengan paksa. Tidak. Ia tak pernah memaksa satu wanita pun dalam hidupnya untuk memenuhi nafsu seksnya. Wanita-wanita dengan sukarela menyerahkan tubuh mereka untuk Sebastian. Suara gemericik air membu
Ada yang berbeda di mansion keluarga Sebastian hari ini. Suasana tampak sibuk sejak pagi hari. Para pelayan sedang mempersiapkan perayaan ulang tahun Alexa Barnard yang ke tujuh belas tahun. Eloise bisa leluasa membantu persiapan pesta karena Valerie pergi menemui Jolie untuk waktu yang cukup lama. Valerie mendukung sepenuhnya pendidikan Jolie hingga wanita itu rela putri kesayangannya melanjutkan kuliah bisnis di London Business School. Berbeda dengan Eloise, ia harus berbesar hati saat Valerie tidak memperbolehkannya melanjutkan kuliah. Eloise sibuk menyiapkan rangkaian bunga segar yang ditempatkan di beberapa sudut halaman belakang mansion. Hal yang paling disukai Emily adalah tentang bunga. Ia memiliki bakat dalam hal merangkai bunga. Impiannya adalah suatu saat memiliki toko bunga sendiri. Entah kapan. “Itu sangat cantik, Eloise,” ucap Alexa dari arah belakang. Eloise menoleh memperhatikan Alexa yang berjalan mendekat. “Terima kasih, Alexa.” Alexa mengeluarkan ponselny
Eloise tak berani membantah. Ia berjalan mendekat. Ia bertekad untuk tidak menangis. Tangan Sebastian terulur, menarik tubuh Eloise untuk duduk di pangkuannya.Eloise menahan nafas saat ia sudah berada di pangkuan pria itu. Ia merasa seperti jalang. Ia bahkan harus memeluk leher Sebastian untuk memastikan agar dirinya tidak terjatuh. Pria itu sangat dekat. Jantung Eloise berdegup kencang, bahkan rasanya ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Tatapan Sebastian menjelajahi wajah Eloise hingga ke dada wanita itu, membuat Eloise menunduk malu. Apakah memang Sebastian sengaja mempermalukannya dengan pakaian terbuka dan pose duduk seperti saat ini? Sebastian mencium lengan telanjang Eloise sekilas, memperlihatkan kemesraan yang wajar. Sean mengambil kaleng bir di meja samping tempat duduknya. Meneguknya perlahan seraya matanya mengawasi tingkah pasangan suami istri itu.“Pesta yang meriah. Bukan begitu, Sean?” Sebastian berbasa-basi.Sean tidak menjawab. Ia mengangkat kaleng birnya, m
Pagi yang tenang. Suasana begitu damai hari ini. Eloise masuk ke dalam kamar lamanya. Mengunci pintu dari dalam dan membuka sebuah kotak bekas berisi kertas-kertas dan peralatan gambar yang telah usang. Kertas-kertas itu berisi sketsa bunga yang digambar dengan pensil dan beberapa telah diberi warna.Ia mengeluarkan ponselnya. Semalam, tanpa diminta, Alexa telah mengirim beberapa gambar rangkaian bunga yang dibuat Eloise saat pesta ulang tahunnya. Eloise tersenyum bahagia. Ia mengambil pensil dan mulai menggambar rangkaian bunga persis seperti yang ada dalam foto. Tak lama setelahnya, ia mengambil gambar sketsa bunga dan meletakkan ke dalam satu frame dengan foto asli. Mengunggah ke sebuah media sosial pribadinya dengan memberi diskripsi singkat pada unggahannya. Di sebuah apartemen mewah menjelang akhir malam.Naomi berbaring puas setelah percintaan panas dengan Sebastian usai beberapa menit yang lalu. Pria itu benar-benar hebat di atas ranjang. Ia mendapat orgasme beberapa kali saa
Eloise tertegun dengan pertanyaan pria itu. Eloise tak berani menatap mata Sean, ia hanya mampu mengangguk samar. Sean tak puas dengan reaksi Eloise. Ia berjalan mendekat. Sangat dekat hingga kaki Sean menyentuh lutut Eloise yang masih duduk terpaku di depannya “Kamu mencintainya, Eloise?” Sean mengulang pertanyaan. Eloise tersenyum dengan gugup. “Tentu saja,” jawabnya parau. “Tolong lihat aku saat kau menjawabnya,” desak Sean. Eloise mendongak, menatap pria itu. “Tentu, dia suamiku.” Sean tersenyum tipis. Sejak awal mengenal Eloise, Sean tahu jika gadis itu sederhana dan lugu. Sosok wanita yang tidak bisa menyembunyikan kebohongan. Dan Sean yakin saat ini Eloise sedang berbohong. “Bagus kalau begitu. Aku ikut senang jika kamu bisa bahagia, Eloise.” Sean kini duduk di sebelah Eloise. “kau tahu, aku menyukaimu sejak pertama mengenalmu,” ucap Sean jujur. Eloise terkesiap. Benarkah? “Tapi aku kalah cepat dengan Sebastian,” ujar Sean dengan tawa sumbang. Hati Eloise mencelos. Me
“Jangan. Hentikan.” Eloise kembali memohon. “Hentikan apa?Kau menikmatinya, Eloise.” Sebastian terkekeh. “Tolong hentikan, Sebastian.” “Kenapa?Kamu tidak menginginkannya?” Eloise menggeleng. Ia menatap mata Sebastian yang berkabut gairah. “Jangan munafik, Eloise. Tubuhmu tidak bisa berbohong. Kau bahkan telah basah.” Sebastian dengan gerakan cepat menelusupkan tangannya ke daerah kewanitaan Eloise yang basah karena sentuhan Sebastian sesaat tadi. Eloise terkesiap. Ia membelalakkan mata. “Jangan, aku mohon hentikan.” Eloise menangis karena malu menyadari begitu mudahnya ia terangsang dengan sentuhan pria itu. Kalimat demi kalimat yang diucapkan Valerie terngiang di telinganya. Gadis murahan. Jalang. Menggoda pria dengan tubuhnya. Sebastian meredam gairahnya melihat tangis Eloise. Ia bangkit menjauh dari tubuh Eloise. Memperhatikan Eloise yang perlahan duduk, menyeka air matanya. “Siapa pria yang pertama kali menyentuh tubuhmu?” tanya Sebastian penuh rasa ingin tahu. Perasaan i
Eloise tertegun dengan pertanyaan pria itu. Eloise tak berani menatap mata Sean, ia hanya mampu mengangguk samar. Sean tak puas dengan reaksi Eloise. Ia berjalan mendekat. Sangat dekat hingga kaki Sean menyentuh lutut Eloise yang masih duduk terpaku di depannya “Kamu mencintainya, Eloise?” Sean mengulang pertanyaan. Eloise tersenyum dengan gugup. “Tentu saja,” jawabnya parau. “Tolong lihat aku saat kau menjawabnya,” desak Sean. Eloise mendongak, menatap pria itu. “Tentu, dia suamiku.” Sean tersenyum tipis. Sejak awal mengenal Eloise, Sean tahu jika gadis itu sederhana dan lugu. Sosok wanita yang tidak bisa menyembunyikan kebohongan. Dan Sean yakin saat ini Eloise sedang berbohong. “Bagus kalau begitu. Aku ikut senang jika kamu bisa bahagia, Eloise.” Sean kini duduk di sebelah Eloise. “kau tahu, aku menyukaimu sejak pertama mengenalmu,” ucap Sean jujur. Eloise terkesiap. Benarkah? “Tapi aku kalah cepat dengan Sebastian,” ujar Sean dengan tawa sumbang. Hati Eloise mencelos. Me
Pagi yang tenang. Suasana begitu damai hari ini. Eloise masuk ke dalam kamar lamanya. Mengunci pintu dari dalam dan membuka sebuah kotak bekas berisi kertas-kertas dan peralatan gambar yang telah usang. Kertas-kertas itu berisi sketsa bunga yang digambar dengan pensil dan beberapa telah diberi warna.Ia mengeluarkan ponselnya. Semalam, tanpa diminta, Alexa telah mengirim beberapa gambar rangkaian bunga yang dibuat Eloise saat pesta ulang tahunnya. Eloise tersenyum bahagia. Ia mengambil pensil dan mulai menggambar rangkaian bunga persis seperti yang ada dalam foto. Tak lama setelahnya, ia mengambil gambar sketsa bunga dan meletakkan ke dalam satu frame dengan foto asli. Mengunggah ke sebuah media sosial pribadinya dengan memberi diskripsi singkat pada unggahannya. Di sebuah apartemen mewah menjelang akhir malam.Naomi berbaring puas setelah percintaan panas dengan Sebastian usai beberapa menit yang lalu. Pria itu benar-benar hebat di atas ranjang. Ia mendapat orgasme beberapa kali saa
Eloise tak berani membantah. Ia berjalan mendekat. Ia bertekad untuk tidak menangis. Tangan Sebastian terulur, menarik tubuh Eloise untuk duduk di pangkuannya.Eloise menahan nafas saat ia sudah berada di pangkuan pria itu. Ia merasa seperti jalang. Ia bahkan harus memeluk leher Sebastian untuk memastikan agar dirinya tidak terjatuh. Pria itu sangat dekat. Jantung Eloise berdegup kencang, bahkan rasanya ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Tatapan Sebastian menjelajahi wajah Eloise hingga ke dada wanita itu, membuat Eloise menunduk malu. Apakah memang Sebastian sengaja mempermalukannya dengan pakaian terbuka dan pose duduk seperti saat ini? Sebastian mencium lengan telanjang Eloise sekilas, memperlihatkan kemesraan yang wajar. Sean mengambil kaleng bir di meja samping tempat duduknya. Meneguknya perlahan seraya matanya mengawasi tingkah pasangan suami istri itu.“Pesta yang meriah. Bukan begitu, Sean?” Sebastian berbasa-basi.Sean tidak menjawab. Ia mengangkat kaleng birnya, m
Ada yang berbeda di mansion keluarga Sebastian hari ini. Suasana tampak sibuk sejak pagi hari. Para pelayan sedang mempersiapkan perayaan ulang tahun Alexa Barnard yang ke tujuh belas tahun. Eloise bisa leluasa membantu persiapan pesta karena Valerie pergi menemui Jolie untuk waktu yang cukup lama. Valerie mendukung sepenuhnya pendidikan Jolie hingga wanita itu rela putri kesayangannya melanjutkan kuliah bisnis di London Business School. Berbeda dengan Eloise, ia harus berbesar hati saat Valerie tidak memperbolehkannya melanjutkan kuliah. Eloise sibuk menyiapkan rangkaian bunga segar yang ditempatkan di beberapa sudut halaman belakang mansion. Hal yang paling disukai Emily adalah tentang bunga. Ia memiliki bakat dalam hal merangkai bunga. Impiannya adalah suatu saat memiliki toko bunga sendiri. Entah kapan. “Itu sangat cantik, Eloise,” ucap Alexa dari arah belakang. Eloise menoleh memperhatikan Alexa yang berjalan mendekat. “Terima kasih, Alexa.” Alexa mengeluarkan ponselny
Sebastian yang pertama bangun. Saat membuka mata dan tidak menemukan Eloise di sebelahnya, ia bangkit duduk dan mencari keberadaan gadis itu. Ia membeku sesaat. Sosok tubuh tampak tertidur pulas di lantai kamar. Sebastian beranjak mendekat. Mengamati Eloise sejenak. Tubuh Eloise benar-benar menggoda. Sebastian mengumpat pelan. Gaun tidurnya melekat pas di tubuh Eloise. Belahan dada yang tidak terlalu rendah masih tak mampu menutupi dada Eloise yang berukuran besar. Belum lagi gaun itu tersingkap di bagian paha Eloise. Menampakkan paha mulus dan menggoda. Kejantanan Sebastian seketika mengeras. Ia mengumpat kembali. Sebastian buru-buru mengambil selimut dan menutupi tubuh Eloise dengan selimut. Setelahnya ia menuju kamar mandi sebelum kendali dirinya hilang dan menyetubuhi gadis itu dengan paksa. Tidak. Ia tak pernah memaksa satu wanita pun dalam hidupnya untuk memenuhi nafsu seksnya. Wanita-wanita dengan sukarela menyerahkan tubuh mereka untuk Sebastian. Suara gemericik air membu
Minggu siang saat semua keluarga berkumpul, pengacara Jeff datang membacakan surat wasiat yang disiapkan Jeff jauh hari sebelum kematiannya yang mendadak. Ia hanya mewariskan sejumlah tanah untuk ketiga anak kandungnya. Tanpa ada bahasan tentang Olympic corp. Hal yang aneh bagi sebagian orang, tapi tak ada yang berani membahas hal itu karena mereka tahu siapa pemilik sebenarnya Olympic Corp. Meski begitu, pembagian saham sudah terlanjur terjadi di masa lalu. Masing-masing anak kandung Jeff mendapat bagian 10 persen. Jeff sendiri memiliki saham 20 persen tanpa ada penjelasan akan diberikan kepada siapa bagian sahamnya. Yang mengejutkan sebenarnya adalah Valerie, wanita itu mendapat bagian saham 15 persen padahal sebagai istri kedua, Anna tidak mendapat bagian sama sekali. Tapi hal itu menguntungkan bagi Sebastian karena ia bisa meminta dukungan suara kepada Valerie saat pemilihan CEO pengganti Jeff. Dengan saham Sebastian yang 20 persen, ia yakin pemegang saham lainnya akan memilihnya.
Menjadi putri Valerie tidak semudah yang terlihat. Eloise adalah anak yang tidak diinginkan. Valerie muda hamil saat masih di bangku sekolah, usianya masih sangat belia, 16 tahun. Valerie telah berkali-kali berusaha menggugurkan kandungan meski tidak berhasil. Charles Johnson, pacar yang menghamilinya, akhirnya bisa meyakinkan Valerie untuk menikah dan melahirkan putri pertama mereka, Eloise. Pernikahan Charles dan Valerie kandas di tahun ke dua. Tanpa sadar Valerie membenci Eloise, melihat putrinya seperti melihat kegagalan masa mudanya, dan itu membekas hingga bertahun-tahun, meskipun akhirnya Valerie menikah untuk kedua kalinya dan dikaruniai seorang putri, ia tidak bisa benar-benar menyayangi Eloise. Perbedaan perlakuan antara Eloise dan putri keduanya, Jolie Madison sangat kentara. Perlakuan tak adil dari Valerie dan hinaan dari Jolie sudah menjadi konsumsi sehari-hari.Sepanjang siang hingga sore hari, Eloise membantu pelayan merawat tanaman di kebun bunga. Jika Valerie berad
Sebastian mungkin kejam dan tidak memiliki simpati terhadap orang lain, tetapi di sisi lain, pria itu ternyata sangat murah hati. Ia memesan gaun pengantin di sebuah butik ternama di kota New York, meminta manajer toko memilihkan gaun pengantin termahal untuk Eloise. Ia menunggu Eloise mengepas baju pengantin sementara ia sendiri sibuk dengan jadwal meeting di ponselnya. Sebagai kepala divisi produksi, ia bertanggungjawab penuh atas kualitas barang yang diproduksi oleh Olympic Corp. “Tuan Sebastian, silahkan.” Sang manajer toko mempersilahkan Sebastian untuk melihat baju pengantin yang dikenakan calon istrinya. Sebastian bangkit berdiri menuju kamar ganti. Ia tertegun sesaat. Eloise berdiri membelakanginya hingga detik selanjutnya berbalik menghadap Sebastian. Nafas Sebastian tercekat di tenggorokan. Detik berikutnya ia menelan ludah dengan susah payah. Eloise terlihat…seksi. Ternyata selama ini gadis itu menutupi tubuhnya dengan memakai baju kemeja tidak menarik yang ukurannya