Share

Malam Anniversary

Penulis: Nay Dinanti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sambil bersenda gurau mereka menikmati menu serba panggang yang diolah dengan tangan sendiri. Beratapkan langit malam yang cerah dihiasi taburan bintang yang berkelip di sana-sini menambah kesan estetik bagi mereka dalam menghabiskan malam.

"Lezat sekali ayam bakar madumu, Yu. Persis seperti masakan ibumu," puji Helen.

"Ah, Kak Helen bisa aja. Jauh sekali kalau dibandingkan masakan ibuku," jawab Masayu merendah.

"Lihat itu, suamimu sangat lahap makan masakanmu." Helen menyenggol tangan Masayu. Gadis itu hanya tersenyum simpul melihat Bian makan dengan begitu lahapnya sampai agak belepotan.

"Masayu, ambilkan suamimu tisu dan lap mulutnya. Lihat, saking sukanya dia dengan masakanmu makan sampai seperti bayi," kelakar Herlina.

Masayu menurut, diambilnya selembar tisu lantas mulai mengelap mulut Bian dengan perlahan. Pria itu sampai berhenti mengunyah dan memilih menatap Masayu yang hanya memandang datar padanya.

"Kamu ngantuk, Masayu?" tanya Herlina melihat wajah Masayu yang seperti lelah.

"Nggak, Ma." Masayu menggeleng, lalu membuang tisu di tangannya.

"Kedinginan mungkin, Ma," sambut Helen.

Ia lalu melepas mantelnya, menyisakan baju lengan panjang yang tengah dipakainya. Kemudian menyerahkan mantel itu pada Masayu. Bersamaan dengan Bian yang ternyata ikut berdiri menyodorkan jaketnya untuk dikenakan Masayu.

Awalnya Masayu bingung mana yang mau diambilnya. Namun, saat Helen menarik kembali mantelnya, Masayu dengan cepat menahannya.

"Aku pakai ini aja. Lebih ke cewek soalnya," ujarnya lalu segera mengenakan mantel berbulu tersebut.

Bian lalu kembali duduk. Sedangkan Helen dan Herlina saling berpandangan menangkap adanya sinyal ketidakberesan yang terjadi di antara pasangan muda itu.

Guna mencairkan suasana yang sedikit kaku, Helen malah membahas sesuatu yang membuat Bian makin merasa dongkol.

"Masayu, kamu ingat tidak dengan sepupu kami yang namanya Bisma?"

Masayu kemudian mencoba mengingat-ingat.

"Oh, yang itu? ya ya, Masayu ingat. Memangnya kenapa, Kak? Dia tinggal di mana sekarang?" tanyanya setelah berhasil mengingat orang yang dulu kerap mengganggunya ketika dia sedang membantu ibunya bekerja di sini.

"Di Amrik. Dia sekolah di sana. Kebetulan apartemennya berdekatan dengan kami. Eh, tau nggak? Pas Bisma denger kamu nikah sama Bian, dia langsung frustrasi, loh. Mabuk-mabukan terus selama seminggu." Helen terbahak.

"Haha ada-ada saja. Dia tampan dan keren, pasti jadi incaran para bule cantik di sana. Nggak ada apa-apanya kalau dibanding Masayu, Kak Helen," sahut Masayu lagi-lagi merendah. Ah, Bisma. Lelaki hangat yang dulu kerap mengirimi surat cinta untuknya. Sayang, Masayu sudah lebih dulu dimiliki Arjuna.

"Kalau inget dulu itu lucu, ya? Bisma sama Bian saingan buat dapetin kamu. Sampai-sampai orang ini berlomba menggambar wajah kamu. Siapa yang paling mirip itu yang menang, haha. Betul, kan Bian. Eh, Bi. Kamu masih nyimpen gambar itu, nggak?" cerocos Helen sampai-sampai tidak sadar kalau kakinya berulang kali ditendang oleh Bian.

"Ha??!"

Semua yang ada di sana sontak melongo mendengar fakta yang baru saja mereka ketahui. Tak terkecuali Masayu, ia bahkan susah untuk menelan daging yang tengah dikunyahnya.

———

Menjelang pagi baru lah keluarga besar yang tengah bersuka cita ini bersiap-siap untuk beristirahat. Sebelum turun mereka membereskan semuanya. Masayu jadi yang paling terakhir untuk turun. Kedua tangannya memegang botol.

Di pintu rooftop, Bian tiba-tiba menahan langkahnya.

Masayu ingin menghindar. Ia lalu bergerak ke sisi kiri, tapi Bian mengikuti. Pindah lagi ke sisi kanan, lagi-lagi pria yang memasukkan satu tangan ke dalam saku celananya itu mengikuti gerak posisinya.

Masayu lantas menarik napas karena menahan geram.

"Kamu berubah!" Bian mengucapkan kalimat itu lagi.

Masayu menunduk. Keduanya saling terdiam cukup lama.

"Obatnya sudah diminum?" tanya Bian.

"Nanti diminum." Masayu menyahut datar.

Bian lalu mengambil alih botol di tangan Masayu. "Biar saya yang bawa." Kemudian membuka jalan untuk Masayu. "Jangan lupa diminum obatnya." Bian mengingatkan sebelum Masayu menghilang di belokan tangga.

***

Bian yang sudah siap dengan tuxedo hitamnya melirik arloji di pergelangan tangannya. Pukul 17.00, masih ada waktu satu jam untuk bersiap-siap.

Pria itu lalu berjalan ke kamar Masayu. Membuka pintunya dan berhasil membuat Masayu terperanjat. Saat itu dia baru saja selesai mandi dan hanya mengenakan handuk putih yang panjangnya hanya separuh paha.

Di atas ranjangnya sudah tersedia gaun malam indah yang akan dikenakannya nanti. Serta beberapa kotak yang berjejer berisi perlengkapan make'up.

"Baru selesai mandi?" tanya Bian terperangah.

Masayu mengangguk. Tampak dirinya sedang salah tingkah berusaha menutupi pay*d*ranya yang sedikit menonjol keluar, tapi Bian tak peduli itu.

"MUA-nya ke mana?"

"Tadi izin mau beli seblak dulu sambil nunggu Ayu selesai mandi."

Bian geleng-geleng kepala mendengarnya. Ia lalu menelepon ajudannya.

"Rik, panggil MUA-nya kemari dan belikan dia seblak 50 porsi, cepat!!!"

Masayu kaget mendengarnya.

"Tapi, Bang. MUA-nya cuma dua orang."

"Suruh dia habiskan semuanya! Salah sendiri kerja tidak profesional!"

Setelah menggerutu, Bian lalu keluar kamar. Namun, sebelum benar-benar keluar dia berpesan pada Masayu.

"Obatnya jangan lupa diminum."

Masayu mengangguk. Senyumnya terbit perlahan, seiring rasa hangat yang pelan-pelan menjalar ke hatinya.

***

Suasana ballroom yang terdapat pada sebuah hotel ternama di tengah kota malam ini cukup meriah. Hotel tersebut milik keluarga Baswara. Sengaja Herlina memilih hotelnya sendiri untuk mengadakan acara anniversary putranya. Selain karena elit, hal itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri baginya.

Ruangan yang konon disulap dengan memakai konsep 'romantis' itu kini tampak mewah dan modern. Namun, tetap tidak meninggalkan kesan elegan di dalamnya. Diiringi alunan musik yang mengalun pelan makin menambah syahdunya suasana.

Tamu undangan dari berbagai kalangan kelas atas tampak berkumpul. Tak ketinggalan artis ternama juga turut hadir dalam acara tersebut.

Setidaknya Masayu yang sedang berdiri berdampingan dengan Bian dapat menyaksikan dengan jelas rupa bening para konglomerat yang berjalan wara-wiri di depannya.

Sedang asyik-asyiknya mengamati, wajah Masayu seketika memucat saat menangkap sosok yang berdiri di tengah kerumunan para tamu undangan.

'Astaga!'

Bab terkait

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Kiss Kiss

    'Nggak mungkin, aku pasti salah liat. Pasti gara-gara tadi aku lupa minum obat," batin Masayu sembari mengerjap-erjapkan matanya. Ditambah efek mengantuk juga karena semalam ia tidur menjelang pagi. Sampai kemudian ia tersentak ketika Bian menyenggol sikunya, memberi kode untuk bersalaman pada salah seorang tamu di depannya. "Ah, maaf." Masayu tersenyum sambil menjabat tangan tamu tersebut.Setelah orang itu pergi, Bian sedikit berbisik padanya."Ada apa? Mukamu pucat. Obatnya tidak diminum?"" Tebakan Bian benar."Iya, Ayu lupa karena tadi buru-buru.""Nanti Biar saya suruh Erik yang ambilkan obatnya."Gadis yang malam ini terlihat sangat cantik dengan balutan gaun yang terbuka pada bagian bahunya itu pun mengangguk. Dia lalu menengok lagi ke tempat tadi, orang itu sudah tidak ada. Masayu pun yakin jika dia hanya salah lihat. "Itu klien saya, kita temui dia." Tiba-tiba Bian merangkul pinggang ramping Masayu dan mengajaknya berjalan.Keduanya lantas menghampiri pria paruh baya yang t

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Lelaki Penuntas Hasrat

    "Ayu nggak bisa dansa. Abang sama yang lain aja," tolaknya.Dahi Bian sontak berkerut. "Apa? Dansa dengan yang lain? Apa maksudmu bicara begitu?" "Eng ... Maksudnya Ayu nggak bisa—"Lagi-lagi Ayu tak dapat berbuat banyak ketika tanpa aba-aba Bian langsung menarik tangannya menuju lantai dansa.Dengan sigap Bian mengatur posisi. Satu jemari Masayu berada dalam genggamannya, sementara jemari yang lain diletakkan di atas dada. Hanya dengan satu sentakan di pinggang rampingnya, Bian berhasil membuat tubuh istrinya itu menempel ke tubuhnya.Meski awalnya sulit, Masayu akhirnya bisa mengikuti gerakan Bian. Keduanya bergerak senada di bawah iringan musik yang mengalun pelan. Keduanya saling menatap dalam suasana temaram.'Kamu memang hebat, Bian!' bisik hati Masayu.Pria itu lantas tertawa kecil. Seolah dapat membaca pikiran istrinya dia lalu berucap, "Apa yang kamu pikirkan, Masayu?" Masayu membalas dengan senyuman samar. "Yang jelas tidak seperti yang Anda pikirkan!" Wow! Entah keberan

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Misteri Semalam

    Dengan sekuat tenaga Masayu meronta di bawah kungkungan Arjuna. "Kebetulan sekali kamu di sini, Sayangku Masayu ...! "Aahh, tidak! Lepaskan aku, Arjuna! Tidak! Jangan ... aku tidak mau!" pekiknya parau ketika pria itu berusaha mencium wajahnya. Di sisa kesadarannya ia terus meronta dan meronta. Dirinya merasa heran karena seingatnya pintu sudah ia kunci, tapi kenapa Arjuna bisa masuk ke sini? Sungguh Masayu tak habis pikir.Dan Bian ...Masayu berharap agar suaminya itu segera datang untuk menolongnya."Bang ... tolong Ayu, Bang. Tolooongg ...!" rintihnya lemah hampir tak terdengar. Hingga akhirnya Masayu pasrah ketika dirasa perlawanannya sia-sia.Setelahnya, Masayu pun pingsan.***Ayu terjaga ketika sinar matahari yang masuk melalui celah jendela mengganggu tidurnya. Sepasang netranya sontak menyipit karena silau. Ia merasa sekujur badannya pegal dan tulang-tulangnya seolah patah.Hingga kemudian dia baru sadar jika sedang berbaring di kamarnya sendiri.Kamarnya sendiri?Bagaima

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Peringatan Hari Kematian

    "Bagus, kan, Masayu?" tanya Herlina tiba-tiba."I-iya, Ma. Bagus." Entah foto mana yang dimaksud ibu mertuanya bagus, fotonya dengan Bian, atau foto perempuan itu?Tidak ada satu pun yang menyinggung perihal semalam, tak ada pula yang bertanya apapun tentang dirinya. Harusnya Masayu merasa lega. Namun, rasa ingin tahu yang tinggi seolah tak dapat ditutupi lagi.Masayu akhirnya memberanikan diri bertanya, saat ibu mertuanya itu sibuk membolak-balik lembaran album."Ma, Ayu boleh nanya sesuatu gak?""Boleh, mau nanya apa, Sayang?" sahut Herlina tanpa menoleh. "Semalam, siapa yang bawa Masayu pulang?" Bukannya menjawab, Herlina malah saling melempar pandang dengan Helen. Masayu tak sabar menunggu jawabannya."Bukannya kamu pulang dengan Bian semalam?" Herlina malah balik bertanya. Apa?Alis Masayu sontak menyatu. Dirinya benar-benar bingung mendengar pernyataan ibu mertuanya. "Masayu? Kau kenapa?" Herlina menatap Masayu lekat-lekat."Ah, ng-gak pa-pa, Ma. Ayu ... mungkin karena cuac

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Bian Pulang

    "Masayu, kamu jaga diri baik-baik di rumah, ya? Titip anak-anak. Kemungkinan Bian besok baru pulang." Dari jendela kaca mobil, Herlina berpesan. Masayu yang berdiri di sebelahnya kemudian mengangguk."Baik, Ma. Masayu pasti akan jaga anak-anak. Mama hati-hati di sana, dan selalu jaga kesehatan." Herlina kemudian berbisik padanya, "Oh, iya, Masayu. Jangan lupa untuk memakai pakaian 'dinas' kalau Bian pulang nanti."Masayu menyambut perkataan sang mertua dengan senyum malu di bibirnya. "Yu, saya sama anak-anak pamit dulu. Kapan-kapan kita jumpa lagi, ya?" Helen yang duduk di sebelah ibunya turut berpamitan."Iya, Kak. Salam untuk keluarga Kak Helen di sana, ya. Hati-hati semuanya." Masayu melambaikan tangan melepas kepergian kakak-kakak iparnya itu pulang ke Amerika. Sementara sang ibu mertua sengaja meminta ikut sebab ingin liburan di sana. "Yu, Masayu!" Tiba-tiba Bi Ijah memanggil dari dalam rumah."Iya, Bi. Ada apa?" sahutnya sambil bergegas menghampiri asisten rumah tangganya i

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Tahi Lalat di Pinggul

    Hening. Sekujur tubuh Masayu sedikit gemetar mendapat tatapan tajam dari sang suami."Ini apa?!" Setengah membentak Bian bertanya lagi, menyebabkan gadis di depannya tersentak dan menjawab cepat,"Bukan apa-apa, Bang. Ini ... ini cuma luka bekas digaruk aja.""Luka digaruk sampai semuanya begini?" Masayu mengangguk, bola matanya tak lepas menatap sang suami, salah satu trik agar pria itu mau percaya. Sepertinya Masayu salah memahami jika Bian bukanlah pria yang mudah dibodohi."Sebanyak itu nyamuk di rumahku?Masayu menelan ludah meski sesuatu terasa mencekat lehernya. Dia ingin secepatnya keluar dari kamar ini, kembali ke kamarnya dan segera tidur. Bukan didakwa seperti ini. "Jawab!""Bukan karena nyamuk, Bang. Ayu ... Ayu hanya merasa gatal, nggak tau kenapa," jawabnya setelah mendapat jawaban yang menurutnya tepat."Lalu menangis?""Ha?" Ayu sontak mendongak. Tak paham dengan pertanyaan suaminya."Habis nangisin apa sampai matamu bengkak seperti ini?" Masayu seketika termangu k

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Dugaan Hamil

    Masayu seketika teringat, kemungkinan malam itu yang mengganti lingerienya dengan baju tidur adalah suaminya. Oleh sebab itu, Masayu memilih untuk tidak membahasnya.Ia pun kembali fokus pada aktifitasnya. "Kamu tidak marah aku sudah lihat semuanya?" Bian menggodanya. "Nggak," sahut Ayu singkat. Lalu balik bertanya, "Abang tumben ke kamar Ayu. Mau ngapain?" "Kata Bi Ijah, kamu seharian nggak keluar kamar. Kenapa?"Ayu cuma lagi pingin di kamar aja. Tapi, anak-anak udah Ayu titipin sama Desi, kok," sahut Masayu sedikit merasa aneh karena akhir-akhir ini Bian jadi perhatian padanya. "Anak-anak, sih, nggak masalah. Yang jadi masalah itu kamu, karena seharian nggak makan. Iya, kan?"Berdesir hati Masayu."Habis ini Ayu makan, kok. Tapi, Abang bisa keluar dulu, nggak? Ayu mau ganti baju.""Kalau aku bilang tidak bisa, gimana?" goda Bian lagi. Sengaja membuat jantung Masayu makin berdebar-debar.Akhirnya Masayu mengalah. Sambil berselimut dia berjalan ke lemari, membukanya, dan sontak m

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Bab 17

    Seluruh persendian di tubuhnya seakan lepas, Masayu kian lunglai. Apalagi setelah melihat wajah mantan istrinya di TV. Gita, putri kecil yang usianya baru lima tahun itu kini menangis usai dibentak papanya. Tubuh mungilnya meringkuk di samping sofa ruang keluarga. Bian lantas mengusap kasar wajahnya. Makan malam yang seharusnya jadi momen berkumpul bersama keluarga setelah lelah seharian bekerja, seketika jadi berantakan. Bi Ijah datang dan membawa Genta pergi dari ruang makan. Masayu kemudian bangkit dan menghampiri Gita, lalu membawanya masuk ke dalam kamar. Cukup lama Masayu mendiamkan tangis gadis kecil itu, hingga akhirnya Gita terlelap dalam pelukannya karena kelelahan menangis.Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Masayu pura-pura memejamkan matanya ketika Bian masuk. Cukup lama pria itu berdiri di sebelahnya, hingga kemudian Masayu mendengar langkahnya meninggalkan kamar dan kembali menutup pintu.Hampir tengah malam, dan Genta pun sudah tidur sejak tadi di ranjangnya yang bersebe

Bab terbaru

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Ayahmu

    Masayu menatap nanar wajah suaminya yang masih terlelap. Wajah tampan itu tidak lagi pucat. Hanya saja perkataan Nenek Rose masih terus terngiang di telinganya. Ia pun menarik napas dan mulai membatin. Sebenarnya peristiwa kelam apa yang pernah dialami pria ini? Saat pikirannya sedang berkecamuk, mendadak ponselnya berbunyi. Dia menatap layar dan melihat deretan nomor baru yang bergerak-gerak. Tanpa merasa ragu, Masayu pun mengangkatnya. "Halo ....""Ayu ... tolong Ayah, Yu. Ayah sekarang ada di sel." Suara sang Ayah terdengar meratap. Masayu tercengang. Namun, itu hanya sesaat. Sebab dia sendiri sudah memperkirakan hal ini bakal terjadi. Cepat atau lambat, polisi pasti akan menemukan Marwan kembali. "Pasti Bian si*lan itu yang udah mengadu ke polisi!" maki ayahnya. Hati Masayu sontak merasa panas. Dia segera menyingkir dari tempat itu dan berdiri di balkon. Kemudian membantah ucapan ayahnya, "Apa maksud Ayah? Jangan sembarangan menuduh. Bang Bian nggak mungkin seperti itu. Dia

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Kemarahan Nenek Rose

    Masayu sedang dalam kondisi banjir peluh ketika mobil yang ditumpangi ibu mertuanya memasuki halaman rumah. Dia bergegas meletakkan gagang pel dan berjalan untuk membukakan pintu. Saat ini, tenaganya bahkan telah terkuras habis untuk membuka pintu yang ukurannya bak raksasa tersebut."Masayu??!" Herlina tampak terkejut saat melihat Masayu yang baru saja melebarkan pintu dengan wajah tampak lemah, letih, dan lesu akibat kelelahan."Kamu mengerjakan ini semua?!" tanya Herlina lagi. Masayu mengangguk tak berdaya. "Di mana Nenek?" Herlina melangkah ke dalam. "Nenek lagi di lantai atas, Ma." "Kenapa nggak telepon jasa cleaning service aja? Bisa bengek kamu bersihin rumah ini sendirian, Masayu," tegur Herlina."Nenek melarang, Ma. Katanya ini memang tugas seorang wanita. Nggak apa-apa, Ma, Masayu masih sanggup, kok."Herlina geleng-geleng kepala dan berjalan menuju ke lantai atas. Masayu melanjutkan pekerjaannya. Tidak berapa lama, dari lantai atas terdengar suara perdebatan. Makin l

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Nenek Bule

    "Astaga, astaga, astaga ...! Anak muda jaman sekarang kalau bercinta memang tidak tau tempat, ya!" Keduanya sama-sama terperanjat. Bian buru-buru membetulkan resleting celananya yang terlanjur sesak. Sementara Masayu dengan gugup merapikan blusnya yang acak-acakan lalu segera turun dari meja.Di hadapannya kini berdiri seorang nenek-nenek berwajah bule sambil membawa tongkat, tetapi nampak berwibawa. Nenek tersebut terlihat menggelengkan kepalanya berulang kali. "Nenek ...!" Bian berseru. Kemudian dia berkata kepada Masayu yang masih harus memasangkan beberapa kancing blusnya, "Masayu, dia nenekku. Ayo, kenalan dulu ...!" Masayu tersenyum gugup, lalu berjalan mendekati sang nenek. "Bian ... ini siapa? Perempuan mana lagi yang kamu permainkan? Memanganya kamu belum puas nakalnya? Bian ... itu nggak baik, kamu jangan seperti itu, ya ...?" Nenek sangat ketus berbicara seraya melirik sekilas ke arah dada Masayu yang belum sepenuhnya tertutup. "Nek ... saya Masayu, istrinya Bang Bian

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Imbalan

    "Jangan lupa kalau aku sudah menolong ayahmu. Aku juga membuat jalannya menjadi mulus. Jadi, kalau kamu keberatan melakukannya, anggap saja ini sebagai sebuah imbalan atas apa yang sudah kulakukan," ucap Bian dengan suara hampir berbisik, tetapi terdengar tajam di telinga Masayu. Di tengah kesulitannya dalam bergerak, Masayu sontak menelan ludah. "T-tapi, Bang ... Ayu masih menstruasi ...." Masayu tergagap sembari menggigit bibir bawahnya. Matanya bergerak-gerak memerhatikan raut wajah Bian di atasnya. Dan benar saja, wajah yang tadinya bersemangat itu, sebentar saja telah berubah menjadi kecewa. "Kenapa nggak bilang dari tadi?!" tanya Bian dengan nada kecewa. Setelah itu dia bangkit dari tubuh Masayu. Wanita itu hanya diam saja sembari merapikan pakaiannya yang tampak awut-awutan. "Kira-kira kapan selesainya?" Bian bertanya lagi. "Mungkin dua hari lagi," jawab Masayu. Bian lantas beranjak dari ranjang dan akan keluar kamar. Namun, baru dua langkah, tiba-tiba saja dia kembali l

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Seorang Pencuri dan Penguping

    Sesampainya di halaman rumah, Bian langsung keluar dari mobil dan lagi-lagi menutup pintunya dengan kasar. Masayu yang sabar hanya menghela napas panjang, kemudian turun dengan anggun dari mobil. Namun anehnya, rumah dalam keadaan sepi saat dia masuk. Seolah-olah, kondisi rumah yang sepi memang khusus diciptakan untuk mereka berdua.Masayu lalu pergi ke dapur. Di sana hanya ada Bian yang terlihat sedang minum sembari menatap tajam ke arahnya. Karena takut, Masayu pun membalikkan badannya menuju ke lantai atas. Siapa sangka Bian justru mengejarnya. Masayu yang tersadar seketika itu juga mempercepat langkahnya. Sesaat kemudian, terjadi aksi kejar-kejaran antara keduanya di atas loteng. Masayu berhasil masuk ke kamarnya, tetapi tidak berhasil menutup pintunya lantaran Bian dengan cepat menahannya. Keduanya kini saling mendorong pintu."Abang mau ngapain?" Masayu bertanya dengan panik. Matanya mencari-cari sesuatu agar bisa menahan pintu tersebut. Namun dia tidak mendapatkannya. Ada pun

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Gagal Unboxing

    Bian dengan telaten merawat luka bakar Masayu. Kulitnya yang putih kini tampak memerah, mungkin sebentar lagi akan melepuh. Bian lalu membalut punggung tangan Masayu menggunakan perban. "Masih sakit?" tanyanya.Masayu mengangguk dan menatap wajah Bian. Berharap pria itu mau mengucapkan sepatah kata maaf untuknya. Namun, yang tejadi malah, "Kali ini aku memaafkanmu. Tapi lain kali tidak. Jangan mengerjaiku seperti itu. Aku nggak suka!" tegas Bian sambil sekilas melirik Masayu. Mendapati Masayu tengah menatapnya begitu lama, mau tak mau Bian pun membalas tatapan teduh itu. "Ada apa??" tanya Bian kemudian.Masayu sontak tergeragap dan spontan bertanya, "Abang nggak minta maaf sama Ayu?""Maaf untuk apa??" Masayu memasang raut wajah kecewa. Rupanya, saking terlenanya menikmati wajah tampan di depannya, dia sampai tidak menyimak perkataan Bian. Pada akhirnya, Masayu menilai Bian adalah pria kaku yang tidak mempunyai rasa empati. Perlakuan Bian kepadanya barusan merupakan hal yang wajar

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Amarah Bian

    Sebelum mereka sempat melakukan aksinya, Bian sudah lebih dulu menahan tangan mereka dan memelintirnya. Suasana tampak tegang karena terjadi adu otot. Membuat Masayu menjerit berulang kali. Dengan segala kemampuannya, Bian akhirnya mampu melumpuhkan orang itu satu per satu. "Abang, cukup, Bang. Tolong hentikan ...!" pekik Masayu ketika melihat para warga yang sudah jatuh terkapar."Kamu tahan tinggal di lingkungan primitif seperti ini?? Ayo, sebaiknya kita tinggalkan tempat ini. Dasar gil4 mereka semua!!" umpat Bian seraya mengatur napasnya yang tampak ngos-ngosan. Mengeluarkan tenaga dan emosi secara bersamaan memang bukan hal yang mudah. Masayu yang pergelangan tangannya telah ditarik oleh suaminya cepat-cepat menyahut dengan berbisik, " Nggak mungkin Ayu ninggalin Ayah sendirian di sini, Bang." Sorot mata Masayu menatap suaminya dalam-dalam, seolah minta untuk dimengerti."Tapi bagaimana kalau nanti mereka berbuat macam-macam padamu? Apa perlu aku lapor polisi?"Bergegas Masayu m

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Digerebek

    Masayu tidak memungkiri jika dia sangat membenci ayahnya. Namun, apabila ayahnya diperlakukan secara kasar di depan matanya, Masayu jelas tidak terima."Kenapa Abang pukul Ayah? Kenapa? Apa salah Ayah?" Masayu berteriak memukul-mukul dada suaminya. Bian dengan santai menangkap kedua pergelangan tangan Masayu dan berkata, "Ayahmu memang harus dilumpuhkan untuk sementara. Kebanyakan bicara membuat luka tembak ayahmu akan semakin parah, bisa-bisa dia kehilangan banyak darah." Mendengar penjelasan Bian, Masayu berangsur-angsur mulai tenang. "Lalu selanjutnya bagaimana?" tanya Masayu setelah dia melepaskan diri dari Bian. "Kembalikan saja ayahmu ke penjara!" sahut Bian cuek.Masayu membeliak marah. "Bukannya tadi kita udah sepakat?" Bian kemudian mengeluarkan ponselnya, lalu berkata setelah sejenak dia menarik napas, "Sebenarnya agak susah. Tapi biar kucoba."Masayu berjongkok mendekati ayahnya ketika Bian berjalan menjauh untuk menelepon seseorang. Ekspresi wajahnya datar tatkala dia

  • Terikat Pernikahan Semu dengan Anak Majikan   Sebuah Negosiasi

    Masayu bimbang, tidak mungkin dia meminta tolong pada Bian terkait ayahnya. Selain sedang berseteru, Bian juga tahu tentang skandal pembunuhan ayahnya. Bisa-bisa dia melapor ke polisi dan mengatakan kalau ayahnya ada di sini."Nggak ... nggak mungkin, Yah. Nggak mungkin Ayu minta tolong sama Bang Bian. Lebih baik Ayah urus diri sendiri saja. Ayu nggak berani bertindak lebih lanjut karena Ayah buronan. Bisa-bisa Ayu ikut terseret ke dalam penjara!" Masayu lalu berbalik badan dan akan pergi. Namun ayahnya berteriak memanggilnya. "Ayu, tunggu! Apa kamu bilang tadi? Bian? Bian anaknya Baswara itu? Jadi, kamu menikah sama dia?"Masayu kembali menghadap ayahnya. "Iya, Yah. Ayu menikah sama dia."Marwan tampak berpikir keras. Hal itu nampak dari keningnya yang berkerut dalam. "Kenapa bisa? Ayu, kenapa bisa kamu menikah sama dia??!" Masayu agak terkejut mendengar nada bicara ayahnya yang meninggi. Kali ini gantian Masayu yang mengerutkan dahinya, kemudian bertanya heran pada Marwan, "Kenapa

DMCA.com Protection Status