Home / Romansa / Terikat Cinta Saudara Angkat / Kepulangan sang Mamah.

Share

Kepulangan sang Mamah.

Author: Miss Mega
last update Last Updated: 2023-11-21 16:04:16

Dua hari Wulan di rawat di rumah sakit. Dua hari itu pula Wulan selalu menolak kedatangan Damar. Hanya ada Karina, sahabatnya di kampus yang mengantar saat wanita itu pulang dari rumah sakit. Sungguh sejak perbincangannya malam itu, Wulan benar-benar kehilangan respect pada sosok Damar.

Wulan yang selalu menganggap Damar adalah super heronya, selalu menganggap pria itu adalah segalanya. Kini, Damar tak ubahnya seperti penjahat yang begitu Wulan benci.

"Lan, kok tumben si kakak mu nggak jemput dan kayaknya juga jarang jengukin kamu deh?" Karina tiba-tiba saja menanyakan keberadaan kakak dari sahabatnya itu.

"Dia nggak perlu datang! Dan aku juga berharap, aku tidak akan melihatnya lagi," jawab Wulan yang langsung kehilangan moodnya saat sahabatnya itu menyebut nama Damar.

"Sorry Lan, aku cuma nggak nyangka aja bakal jadi begini." Karina tertunduk merasa bersalah. Iya, Wulan sudah menceritakan segalanya pada Karina. Gadis berusia 19 tahun itu, adalah sahabat Wulan. Mereka bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Baik Karin maupun Wulan keduanya tidak pernah menyembunyikan apapun satu sama lain. Mereka membagi segala suka dan duka.

Karina mendapat kabar tentang keadaan Wulan dari tantenya yaitu dokter Alia. Karina adalah keponakan dokter Alia. Karina begitu khawatir ketik mendengar sahabatnya dirawat. Wanita berwajah manis itu langsung bergegas ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Wulan langsung menceritakan segalanya pada sahabatnya itu.

Karin begitu prihatin mendengar cerita sahabatny itu. Ia tahu betul saat ini sahabatnya itu masih terluka karena kebenaran tentang jati dirinya yang terkuak. Wulan sebenarnya masih dilanda kesedihan saat tiga bulan yang lalu kebenaran tentang statusnya yang ternyata bukan anak kandung dari Tuan prabu dan Nyonya Laura.

Sekarang luka itu seakan ditambah bahkan dengan luka yang lebih parah. Luka yang disebabkan oleh kakak angkatnya sendiri. Tidak mudah bagi Wulan menerima segala yang menimpanya saat ini.

"Ayok kita pulang sekarang, kau yakin akan pulang ke rumah itu?" tanya Karin ragu, wanita berparas ayu itu tak tega jika melihat sahabatnya harus kembali ke rumah dimana ia mendapatkan banyak luka dan trauma.

"Iya, aku tak punya pilihan, Mama dan Papa pasti akan menanyakan alasan kenapa aku tidak pulang ke rumah, dan aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada mereka tentang kejadian malam itu, antara aku dan kak Damar, aku tidak ingin membuat Mama shock dan berakibat fatal bagi kesehatannya," Wulan mengungkap alasan mengapa ia tidak bisa meninggalkan rumah. Wulan tak ingin membuat suasana menjadi semakin sulit dan rumit.

Wulan sudah berpikir selama dua hari ini mungkin saja yang dikatakan Damar ada benarnya. Bahwa ketakutannya akan kehamilan, itu tidak akan terjadi. Saat ini yang ada di pikiran Wulan adalah melupakan kejadian malam. Bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apapun antara iya dan sang kakak.

Wulan akan mencoba melupakan segalanya meskipun sulit. Meskipun nantinya ia tak tahu lagi harus berkata apa. Jika kelak ia bertemu dengan calon suaminya dan mendapati dirinya yang sudah tidak lagi suci.

Namun rupanya Wulan tidak ingin memikirkan itu sekarang. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana ia melanjutkan hidupnya. Mengejar cita-citanya membanggakan kedua orang tua yang telah merawatnya sedari kecil. Paling tidak hanya inilah yang Wulan bisa lakukan untuk membalas budi kedua orang tua angkatnya itu.

Kini Wulan dan Karin pulang dengan menaiki mobil Karin. Satu jam kemudian akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Aditama.

"Sayang, putriku!" teriak Nyonya Laura dari dalam rumah di saat melihat Wulan, putri kesayangannya telah kembali.

"Mamah." Wulan membalas dengan senyuman seraya mendekat kepeluakan sang mamah. Wulan begitu kaget melihat sang mamah rupanya telah kembali.

"Ya ampun sayang, baru saja mamah akan menyusul mu ke rumah Karin, kata Damar, kamu nginep di sana ya nak?"

"I-ya Mah, aku nginep di rumah Karin."

"Siang Tante," sapa Karin pada Nyonya Laura seraya mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.

"Siang sayang, baru aja loh tante akan kerumah kamu jemput wulan, eh kalian sudah pulang duluan," Nyonya Laura kembali berujar seraya menepuk pundak Karin lembut.

"Em... Mah, memangnya Mamah kapan pulangnya?"

"Mamah baru sampai dua jam yang lalu sayang, mama kangen banget nak sama kamu, oh ya mama bawa oleh-oleh lho nak kita masuk sayang, mama beli baju couple loh sayang untuk kita berdua,"

Perkataan Nyonya Laura sontak kembali membuat Wulan merasa bersalah. Karin paham betul apa yang rasakan. Mengingat jika posisi sahabatnya itu bukanlah putri kandung keluarga Aditama. Namun, masih dicintai begitu besar dan itu yang membuat Wulan tidak ingin mengecewakan keluarga itu.

"Em... Mah, aku boleh ke kamar sekarang?"ujar Wulan tiba-tiba saja merasa tak enak hati.

"Kamu kenapa sayang? Kamu sakit nak?" Nyonya Laura sontak menjadi khawatir melihat Wulan tak seceria biasanya.

"Tidak Tante, cuma kita berdua mau nyiapin buat acara camp besok Tan," ucap Karin cepat mencari alasan.

"Oh gitu ya sayang, em... Mau mamah bantuin nggak?" Nyonya Laura mencoba menawarkan diri. Wanita paruh baya itu rupanya masih ingin bersama-sama sang putri.

"Nggak usah Mamah sayang, Mamah istirahat aja ya," ucap Wulan seraya mencium pipi nyonya Laura.

Membuat wanita paruh baya yang masih terlihat ayu di usianya itu tersenyum sumringah. Perhatian dan kasih sayang Dinda benar-benar bagaikan obat termanjur bagi nyonya Laura. Iya, hal yang Wulan dan Damar tidak ketahui tentang Nyonya Laura. Adalah tentang penyakit wanita paruh baya itu.

Nyonya Laura ternyata mengidap penyakit serangan jantung. Untuk itulah Tuan Aditama dan Nyonya Laura selalu rutin ke luar negeri untuk menjalani pengobatan disana. Sementara, selama ini yang Damar dan Wulan tahu adalah mereka pergi keluar kota untuk perjalanan bisnis.

"Iya sayang have fun ya kalau butuh apa-apa minta sama BI Sari atau Bi Tia, ya sayang." Nyonya Laura berujar lembut seraya mengelus dan mengecup kening Wulan penuh kasih sayang.

"Makasih Mah, aku ke atas ya," ucap Wulan kemudian melangkah pergi menuju kamarnya.

"Da... Tante pamit ke kamar Wulan ya Tan,"

Setelah berpamitan mereka pun bergegas pergi naik ke atas menuju kamar Wulan. Namun, Wulan tiba-tiba saja menghentikan langkahnya tepat di depan kamar Damar. Seketika kejadian malam itu kembali terlintas.

Bayang-bayang Damar yang merenggut kesuciannya kembali berputar di kepalanya. Bagaimana pria itu menyentuh dan mencumbu tiap jengkal tuhuhhya. Bagaiman rasa sakit saat Damar berhasil merobek selaput dara miliknya dan merenggut sesuatu yang begitu berharga darinya. Semua berputar dan terasa begitu menyakitkan.

"Lan, ayo," ajak Karin saat melihat sahabatnya itu terdiam dengan air mata yang keluar membasahi kedua pipi mulusnya.

Wulan tak menjawab, wanita berparas cantik itu melangkah mengikuti langkah Karin yang membawanya menuju kamar. Sesampainya di kamar, Wulan yang sedari tadi menahan tangisnya, akhinya kembali menangis sejadi jadinya. Seolah meluapkan segala sesak yang ada di dadanya.

"Akhhh! Aku sudah hancur Rin, aku hancur aku kotor sekarang!" jerit Wulan di pelukan Karin. Untungnya Karin mendekap erat wajah Wulan di pelukannya. Jika tidak, sudah bisa di pastikan suara jeritan Wulan pasti akan terdengar hingga ke bawah.

"Wulan, dengar! Lan, dengerin aku! Stop nangisnya stop Lan, kamu nggak boleh seperti ini, kamu nggak kotor Wulan," tutur Karin mencoba menghibur dan menguatkan sahabatnya itu. Air matanya pun tak kuasa ia bendung. Sungguh melihat Wulan yang begitu rapuh membuat Karin begitu tak tega.

"Rin, apa yang harus aku katakan pada James, aku harus gimana Rin?"

"Lan, kalau kamu yakin James laki-laki yang baik, dia pasti akan terima kamu apapun keadaannya, tapi kalau James nggak terima kamu, setelah kamu cerita semuanya sama dia berarti dia bukan laki-laki baik dan kamu tidak perlu mempertahankan laki-laki seperti dia, kamu harus bangkit Lan."

Wulan seketika menghentikan tangisnya mendenagar perkataan sang sahabat. Namun, tak bisa dipungkiri jika saat ini dirinya begitu bimbang. Hubungannya yang baru akan ia mulai bersama James akhirnya harus ia lupakan.

Iya, Wulan rupanya sudah memiliki pria yang ia sukai. James dan Wulan sudah tiga tahun menjalin persahabatan. Dan selama tiga tahun ini James ternyata mencintai Wulan dan baru dua bulan ini mereka mulai intens berdekatan.

Hubungan yang seharusnya bisa berlanjut ke jenjang selanjutnya. Kini harus kandas bahkan sebelum hubungan itu dimulai. Karena tak mungkin bagi Wulan untuk bersama James. Mengingat dirinya yang kini sudah tidak suci dan tidak pantas lagi untuk bersama pria itu.

Related chapters

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Perasaan Aneh.

    Keesokan harinya, Wulan terbangun dengan tubuh yang terasa segar. Hari ini Wulan sudah memutuskan untuk melupakan kejadian buruk beberapa hari lalu. Wanita berparas cantik itu mulai menata kembali hidupnya. Wulan kemabli menapaki jalan hidupnya, ia bertekad akan meraih cita-citanya. Mewujudkan segala mimpi-mimpinya dan membanggakan kedua orang tua yang telah merawatnya selama dua puluh tahun."Pagi sayang," "Pagi Nak," sapa Nyonya Laura dan Tuan Prabu pada Wulan secara bersamaan. "Pagi Mah, pagi Pah." Wulan menjawab seraya mencium pipi Mamah dan Papahnya. Kemudian wanita itu mendukan dirinya disamping sang mamah."Sayang, Kak Damar tidak kamu bangunkan sekalian nak?" ujar Nyonya Laura menanyakan tentang Damar."Em... Itu Mah." Wulan tergagap, bingung tak tahu harus menjawab apa."Tolong bangunkan kakakmu, ya nak. Hari ini ada meeting jadi Papah akan ajak kakak kamu biar dia bisa belajar secara langsung," pinta Tuan Prabu pada Wulan untuk membangunkan Damar."Baik Pah." Wulan akhirny

    Last Updated : 2023-11-22
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Merasa Muak!

    Damar menggenggam erat pergelangan tangan Wulan. Pria itu tak memperdulikan meski pun Wulan terus meronta. "Sayang udah mau berangkat?" tanya nyonya Laura pada keduanya putra putrinya.Wanita paruh baya itu melihat aneh pada kelakuan Damar dan Wulan. Biasanya putra-putrinya itu selalu rukun, tapi saat ini nyonya Laura melihat ada yang tidak beres diantara kedua anaknya itu."Eh... i-iya Mah." Wulan menjawab dengan nada tergagap. Pasalnya wanita berparas cantik itu tengah sibuk meronta mencoba melepaskan diri. Hingga tak menyadari jika sang mamah sudah berdiri dihadapan mereka."Iya Mah, takut terlambat, nanti suami Mamah marah-marah lagi," imbuh Damar dengan nada dingin. Damar rupanya masih kesal dengan teguran sang Papah saat di meja makan tadi."Damar! Jaga bicara mu nak, Papah begitu agar kamu lebih disiplin lagi sayang." Nyonya Laura menegur tegas ucapan putranya, dengan penuh kelembutan. Wanita paruh baya itu mencoba memaklumi kekesalan putranya."Iya, iya Mah, ya sudah aku beran

    Last Updated : 2023-12-11
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Keputusan Damar.

    Sore harinya Damar sedari tadi sudah stand by di parkiran kampus untuk menjemput Wulan dari pukul empat sore. Meskipun tadi pagi mereka bertengkar namun, Wulan tetap mau menjemput Wulan. Sementara, Wulan yang sudah tahu jika sang kakak menjemputnya, terpaksa ikut pulang bersama Damar. Wanita berparas cantik itu keluar dari kampusnya. Setelah mendapatkan notifikasi pesan bahwa Damar sudah ada di parkiran kampusnya. Wulan melangkah malas menuju tempat di mana Bima memarkirkan mobilnya. Meski dengan wajah cemberut. Wulan tetap masuk ke dalam mobil sang kakak. Karena mau tidak mau dirinya memang harus pulang bersama Wulan agar sang mamah tidak merasa khawatir dan curiga pada mereka."Come on Lan, jangan cemberut gitu ya, hem," ujar Damar melirik Wulan yang masih saja terlihat cemberut.Sementara, Wulan hanya diam tak menjawab. Sebenarnya ia sudah benar-benar enggan untuk berbicara dengan kakaknya itu. Terlalu malas menanggapi ucapan dan sikap Damar yang egois dan tak berperasaan. Satu ja

    Last Updated : 2023-12-14
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Ketahuan.

    Tok!Tok!Tok!"Wulan, Sayang, makan malam yuk nak." Ketukan pintu diiringi dengan panggilan lembut terdengar dari luar kamar Wulan. Nyonya Laura mengetuk, pintu kamar sang putri. Karena sedari tadi putri cantiknya itu tak kunjung datang ke meja makan untuk makan malam."Wulan Prabu Aditama, bangun sayang, cepat turun ya nak, semua sudah menunggu untuk makan malam," Panggil nyonya Laura sekali lagi namun, tetap dengan suara yang terdengar lembut."Eummm... Iya Mah." Wulan akhirnya menjawab akan tetapi, masih dengan mata terpejam."Ya sudah mamah tunggu di bawah ya nak," ujar nyonya Laura seraya berlalu kembali ke meja makan."Iya Mah." Wulan menjawab seraya perlahan bangkit dari tidurnya namun, masih didalam posisi duduk diatas ranjangnya."Akhhh! Ummm!" teriak Wulan namun, dengan cepat membekap mulutnya sendiri. Wulan benar-benar kaget melihat penampakan dirinya di depan cermin meja rias yang menghadap kearahnya. Wulan begitu terkejut manakala mendapati penampilan dirinya yang polos

    Last Updated : 2023-12-16
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Suasana Tegang

    Dua bulan sudah Yesi berada di kediaman keluarga Aditama. Selama dua bulan ini, wanita berparas cantik itu selalu memantau segala gerak gerik yang Damar dan Wulan.Sementara, Damar dan Wulan, kini semakin dekat. Tak ada yang curiga, karena kedekatan mereka memang sudah terlihat dari dulu. Bedanya sekarang ada rasa yang lain yaitu cinta yang mereka hadirkan disana. Bukan cinta persaudaraan melainkan cinta antara dua jenis manusia yang berbeda jenis.Bahkan kini, Damar sudah merencanakan jika minggu depan saat mamah dan papahnya kembali dari luar kota. Ia akan berterus terang prihal hubungannya dengan Wulan. Iya, satu minggu sudah tuan prabu dan nyonya Laura pergi keluar kota.Seperti yang sudah-sudah Wulan dan Damar hanya tahu, jika orang tua mereka pergi untuk urusan bisnis. Namun, yang sebenarnya mereka pergi karena untuk melakukan pengobatan lanjutan pada nyonya Laura.Damar rupanya sudah merencanakan untuk bicara berdua dengan sang papah. Pemuda itu ingin berterus-terang dan memin

    Last Updated : 2023-12-21
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kabar Mengejutkan.

    Damar Wulan telah selesai dengan acara jalan-jalan meteka. Kini mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Namun, sepanjang perjalanan wajah Damar terlihat datar. Sampai-sampai Wulan, yang ada disebelahnya pun tak berani buka suara. Damar benar-benar sedang dalam mode emosi saat ini.Bagaimana tidak, saat di mall tadi dirinya benar-benar dibuat kesal akan sikap dan perilaku James pada Wulan. Pria itu benar-benar membuatnya naik pitam. Sikap dan perhatian pria itu pada Wulan membuat Damar sangat cemburu.Apalagi saat James mengelap sisa makanan di bibir Wulan. Sontak saja, Damar langsung naik darah dan langsung menghajar James. Keributan pun tak terelakkan membuat seisi restoran menjadikan mereka pusat perhatian. Keribukan itu pun disaksikan oleh kedua sahabat Wulan Karin dan Mery.Jika Karin sudah tahu akan alasan kenapa Damar bisa semarah itu pada James. Lain halnya dengan Mery. Mery yang tak tahu apa-apa. Hanya bisa terdiam dengan wajah bingungnya. Gadis itu hanya terdi

    Last Updated : 2023-12-23
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kekhawatiran Wulan

    Tante Tantri begitu bahagia setelah mengatakan niatnya pada Damar. Namun, tidak dengan Damar. Pria itu terus saja menekuk wajahnya. Sungguh ini adalah hari terburuknya. Dan tentang perjodohannya, pria itu akan bertanya langsung pada kedua orang tuannya."Pah, Mah, apa benar aku dan Yesi mau di jodohkan?" ucap Damar langsung melontarkan pertanyaan pada kedua orang tuanya. Begitu sambungan telponnya tersambung dengan sang papah."Maksudnya?" Nyonya Laura menjawab dengan wajah bingungnya. Ketika mendengar pernyataan dari sang putra. Saat ini telpon tuan Prabu tengah dalam mode loudspeaker. Nyonya Laura nampak bingung. Karena ternyata wanita paruh baya itu tak tahu apapun tentang rencana yang ternyata dibuat oleh tuan Prabu dan tuan Sanjaya. Rupanya dulu ketika tuan Sanjaya belum mengalami stroke. Mereka berdua sempat merencanakan perjodohan Yesi dan Damar tanpa sepengetahuan nyonya Laura."Iya sayang, jadi dulu aku dan Sanjaya pernah berencana untuk menjodohkan Yesi dan Damar, tapi wak

    Last Updated : 2023-12-23
  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Rencana licik Nyonya Tantri.

    Tuan Prabu Laura akhirnya pulang. Wanita paruh baya itu terlihat begitu tak suka melihat keberadaan adik iparnya itu. Nyonya Laura, sudah merasakan sesuatu yang tidak enak."Assalamualaikum Mba Laura, Mas Prabu," sapa Nyonya Tantri berbasis basi."Waalaikumsalam." Tuan Prabu dan Nyonya Laura kompak menjawab salam."Anak-anak ke mana Tantri?" tanya Nyonya Laura dengan nada dingin."Damar pergi ke kantor Mba, kalau Yes—""Apa Wulan juga berangkat ke kampus?" ujar nyonya Laura memotong ucapan sang adik ipar. Nyonya Laura sama sekali tak tertarik tentang Yesi. Sontak saja hal itu membuat nyonya Tantri itu kembali menahan gejolak kekesalannya."Iya Mba, Wulan kuliah." Nyonya Tantri menjawab dengan senyum kecut."Kalau Yesi saya sudah tahu dia pasti sedang dikamar sambil bermain handphone," ucap nyonya Laura yang seolah tahu yang sebenarnya ."I-iya Mba dia ada di kamar." Nyonya Tantri kembali menjawab dengan senyum hambarnya.'Dasar anak bodoh bukannya ikut menyambut kepulangan calon mertu

    Last Updated : 2023-12-26

Latest chapter

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Gagal.

    "Mommy...." Kejora mengigau terbangun dari tidurnya. Mendengar panggilan Kejora. Sontak saja membuat keduanya tersentak kaget. Wulan dan Damar yang tengah diselimuti hasrat yang menggebu. Langsung berhambur mencari sesuatu yang bisa menutupi tubuh polos mereka. Untung saja di meja dekat sofa ada dua handuk kimono yang disiapkan oleh pihak hotel. "Mommy sama Daddy, abis mandi ya? Kok pakai kimono?" tanya Kejora polos menatap kedua orang tuanya yang sama-sama hanya memakai handuk kimono. Belum lagi pandangan aneh gadis kecil itu yang menatap Ke arah pakaian yang berserakan dilantai. "Em, i-iya sayang Daddy dan Mommy tadi—" Wulan yang hendak menjelaskan langsung dipotong oleh Damar. "Mommy sudah selesai mandi, sekarang gantian Daddy yang mandi" jawab Damar memotong perkataan Wulan seraya memungut pakaian mereka yang tercecer. "Say-ang, Kejora kenapa bangun nak?" Kini Wulan bertanya seraya mendekat pada sang putri. "Tidur lagi ya sayang. Em ... Daddy ke kamar mandi dulu ya Nak," ujar

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kembali Melakukan.

    Jam 14.30 Tuan Leo dan Nyonya Nesa akhirnya tiba di bandara internasional Soekarno Hatta. Kedua orang tua itu langsung bergegas ke rumah sakit tempat sang putra di rawat. Diantar sopir kantor yang sudah disiapkan oleh Livi. Kedua orang tua paruh baya itu akhirnya sampai setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam. Dengan tergesa-gesa kedua orang tua itu langsung bergegas menuju ruangan tempat sang putra dirawat. "Rayan!" Panggil Nyonya Nesa begitu wanita paruh baya itu membuka pintu kamar rawat putranya. "Mommy?" Rayan berujar lirih melihat sang mommy yang baru saja masuk. "Bagaimana keadaan mu Nak?" tanya Nyonya Nesa dengan wajah penuh kekhawatiran. "Bagaimana luka mu Ray?" Tuan Leo berkata dengan wajah yang terlihat lebih tenang dari sang istri. "Aku baik Mom, Dad," jawab Rayan pada kedua orang tuanya. "Bagaimana bisa kau sampai dikeroyok oleh begal hem?" Tuan Leo langsung bertanya kronologi, bagaimana sang putra bisa bertemu dan dikeroyok oleh para begal. "B

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Gadis Penolong

    Malam itu juga, Damar beserta seluruh keluarga kecilnya akhirnya pergi menyusul Nyonya Nesa dan Tuan Leo ke Indonesia. Damar tersenyum semringah manakala rencananya kini berhasil dengan sempurna. Saat ini mereka sedang berada di dalam pesawat. Jika Damar dan kedua putra putri begitu bahagia. Lain halnya dengan Wulan, wanita itu sejak tadi hanya diam. Bukan karena tidak ingin ke Indonesia dalam lubuk hati Wulan sebenarnya ingin sekali pulang dan menjenguk papah dah mamahnya. 'Rencana pertama berjalan mulus semoga rencana berikutnya akan berjalan mulus juga," gumam Damar dalam hati. Pria itu begitu itu yakin dengan rencana keduanya yang telah ia susun sedemikian rupa. Sementara di lain tempat, "Zetta cukup! Aku harap kau sadar posisi mu saat ini!" ujar Steven menarik pergelangan tangan Zetta seraya menatap tajam gadis berambut indah itu. "Kak Steve, tapi kita tidak bisa meninggalkan Om ini sendiri, kita tunggu keluarga Om ini datang dulu ya." Zetta menolak pelan keinginan Stev

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Pulang Ke Indonesia.

    Damar memarkirkan mobilnya di halaman rumah sakit. Senyum cerah masih awet menghiasi wajahnya. Pria itu begitu yakin jika kali ini dirinya bisa membawa Wulan pulang ke Indonesia. "Daddy apa kita akan pergi menyusul Oma dan Opa ke Indonesia bersama Mommy?" tanya Kejora polos ketika mereka berjalan menuju ruang Wulan. "Of course sayang, kita akan ke Indonesia bersama Mommy menyusul Oma dan Opa dan bertemu Nenek dan Kakek." Damar tersenyum membuat kedua buah hatinya pun ikut tersenyum. Kini mereka telah sampai di depan ruangan Wulan. "Hi suster Catlin apa kabar?" sapa Wulan pada suster Catlin suster yang biasa menjadi pendamping sang mommy. "Hai, Kejora cantik, kabar ku baik, em ... hai Bintang." Suster Catlin membalas seraya menyapa Bintang. Namun pandangan suster Catlin juga tak luput memandang Damar yang berdiri menggendong Kejora. Suster Catlin masih ingat betul dengan sosok Damar yang kala itu membuat Wulan bereaksi keras terhadapnya saat dirinya tengah merawat Damar. 'Siapa s

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kecelakaan Membawa Berkah.

    Damar akhirnya membawa putra putrinya pulang terlebih dahulu kerumah keluarga Fernando. Bagaimana pun, pria itu tak bisa serta merta membawa si kembar ke Indonesia tanpa berbicara terlebih dahulu pada mommy dan Daddy mertuanya. Damar masih memiliki akal sehat dan sopan satun. Pria itu akan mendiskusikan terlebih dahulu pada mertuanya dan meminta pendapat kedua mertuanya itu. "Assalamualaikum Oma!" "Assalamualaikum!" ucap si kembar dan Damar yang baru saja tiba di rumah keluarga Fernando. "Waalaikumsalam sayang cucu Oma, sayang kalian ganti baju dulu ya, ada hal penting yang mau Oma bicarakan sama Daddy kalian." Nyonya Nesa memberi titah pada si kembar yang langsung diiyakan oleh keduanya. "Damar nak, kebetulan mommy mau bicara," ujar Nyonya Nesa kemudian membawa menantunya ke halaman samping rumah. Seketika, Damar pun mengangguk seraya mengikuti mommy mertuanya. "Ada apa Mom? Apa ada hal yang penting?" Damar bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan. "Begini Mar, mommy dan Da

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kepanikan.

    Nyonya Nesa begitu terkejut. Saat mendapati telpon yang mengabarkan jika putranya mengalami insiden yang mengakibatkan sang putra dirawat. Dengan panik Nyonya Nesa kemudian menghubungi sang suami. "Dad, Rayan mengalami insiden pengeroyokan begal Dad, dan sekarang dia di rawat di rumah sakit! Dad kita harus ke Indonesia sekrang Dad, Mommy akan berangkat malam ini Daddy susul saja ya kalau Daddy masih ada urusan disini," cecar Nyonya Nesa dengan paniknya. Sementara itu Tuan Leo hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan sang istri. "Sayang, tolong tenang ok, coba ceritakan dengan perlahan, hem." Tuan Leo berkata pada sang istri agar lebih tenang menceritakan apa yang terjadi pada putra mereka. "Daddy, tadi mommy telpon Rayan, panggilan mommy sedari tadi siang tidak diangkat dan baru saja mommy telpon lagi, ternyata yang angkat itu wanita, dia memberitahu jika putrinya menemukan Rayan sedang dikeroyok oleh sekelompok begal Dad. Rayan terluka dan dia sedang dirawat di rumah sakit sek

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Sosok Gadis Penolong.

    Rayan tengah mendapat penanganan insentif. Sebab luka di kepala terus mengeluarkan darah. Rupanya ada luka robek pada kepala bagian belakangnya membuat darah segar terus keluar. Sementara gadis yang mengantar Rayan juga masih setia menunggu pria itu. Gadis berambut indah itu, bahkan belum mengganti seragam sekolahnya yang kini terlihat kotor karena noda darah Rayan yang menempel disana. "Keluarga pasien! teriak dokter yang baru saja keluar dari ruang tindakan. "Em ... saya Dok, saya yang membawa Om itu kesini," ujar gadis berambut indah itu menjawab panggilan sang dokter. "Nona, pasien membutuhkan transfusi darah kebetulan stok darah sedang habis jadi kami mencari keluarga pasien agar bisa mendonorkan darah mereka untuk pasien." Dokter itu berkata pada gadis berambut indah itu, jika Rayan sedang membutuhkan transfusi darah. "Em ... Golongan darahnya apa Dok? Mungkin saya bisa menyumbangkan darah saya untuk Om itu?" ujar sang gadis menawarkan diri. "Golongan darahnya AB."

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Pengeroyokan.

    Ardan mengepalkan tangannya. Amarahnya membuncah kala melihat Wulan yang pergi bersama Damar dan anak-anaknya. Sungguh tadinya Ardan sudah merasa menang namun, ternyata pria itu justru semakin menelan kekalahan. Bagaimana tidak, Ardan berpikir ketika ia mempublikasikan hubungannya dengan Wulan. Itu akan membuat Damar menyingkir perlahan. Alih-alih membuat Damar menyingkir. Rupanya pria itu justru malah semakin menunjukan kepemilikannya atas Wulan. Alhasil kini Ardan begitu kecewa. Karena nyatanya statusnya sebagai kekasih Wulan tidak bermakna apa-apa semua tidak ada artinya. Sementara di dalam mobil Wulan, Damar dan si kembar sedang menempuh perjalanan ke sekolah. Damar mengantarkan si kembar terlebih dahulu setelah itu barulah ia akan mengantar Wulan kerumah sakit. "Mommy, Mommy leher Mommy kenapa? Kok merah-merah? Apa Mommy sedang alergi?" tanya Kejora polos ketika melihat tanda merah di leher sang mommy. "Humm ...." Senyum Damar tertahan mendengar pertanyaan polos dari san

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Malam Panas.

    Malam ini adalah malam yang begitu indah bagi Dokter Ardan. Karena malam ini rencanaya menyatakan cinta pada Wulan wanita pujaannya berakhir bahagia. Enam tahun yang ia tunggu akhirnya mengalami kemajuan. Karena Wulan, kini sudah menjadi kekasihnya. Itu semua tak luput dari campur tangan Rayan, sahabat sekaligus kakak Wulan. Iya, Rayan yang tidak menyukai Damar merencanakan semua skenario drama penyakit Ardan. Karena Rayan yakin Wulan akan percaya dan menerima Ardan. Benar saja rencana mereka akhirnya berhasil. Wulan akhirnya mau menerima dokter Ardan. "Thanks Bro, kalau nggak gara-gara lu pasti nggak akan terwujud," ujar Ardan pada Rayan. Kini mereka tengah mengobrol lewat panggilan telepon. "Ya Dan, aku harap kau bisa menjaga Wulan dan membahagiakannya." Rayan meminta pada Ardan dengan tulus. "Itu sudah pasti Vi, kau jangan khawatir," jawab dokter Ardan bersungguh-sungguh. Sementara di kamar Wulan, Damar yang tengah emosi begitu bringas. Damar tidak peduli lagi jika Wulan akan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status