Share

57. Bingung

Author: pramudining
last update Last Updated: 2023-10-10 16:20:47

Happy Reading

*****

Masuk tanpa berani memprotes ucapan Ibra, Yasna duduk di kursi belakang kemudi. Wening mau tak mau menuruti perintah sang atasan, duduk si sebelahnya. Setelah semua masuk, Ibra menjalankan kendaraan roda empat dengan perlahan sesuai standar kecepatan yang ditetapkan dalam berkendara.

Sepanjang perjalanan menuju kafe tak satu pun dari ketiganya membuka suara. Ibra fokus menyetir dan Wening lebih menikmati pemandangan jalanan di luar sana. Yasna sendiri sibuk dengan benda pipih pintar miliknya.

Masuk ke kafe WEFA yang sering Wening datangi bersama Silvia sekedar menikmati makanan ringan serta bercengkrama dengan Catra sang manajer kafe. Beberapa pegawai yang mengenalnya langsung menyapa.

"Tumben, Mbak. Datang pas jam makan siang gini?" ucap salah satu dari pegawai kafe tersebut.

Wening cuma tersenyum dan membiarkan si bos serta sepupunya berjalan terlebih dahulu. Lalu, dia pun berbisik pada sang pegawai kafe. "Lagi ada traktiran dari bos," ucapnya.

"Oh, kirain ada j
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   58. Haruskah Aku Pergi?

    Happy Reading*****Seketika, Wening menegang. Matanya terbuka sempurna. Pertanyaan Fandra sama sekali tak pernah terpikirkan olehnya. Bagaimana mungkin seorang lelaki seperti Ibra akan melamarnya. Keseharian saja si bos begitu menjengkelkan. "Bukan. Nggak mungkin aku, perempuan yang akan Pak Ibra lamar. Kami bahkan nggak dekat satu sama lain," sanggah Wening, "mungkin Yasna adalah gadis yang dimaksud."Si gadis berjilbab melirik perempuan di sebelah Ramadani. Yasna bahkan tersenyum penuh kemenangan, sementara lelaki yang memberi pengumuman terlihat tidak suka dengan perkataan sang akuntan. "Tentu saja akulah orangnya. Mau siapa lagi?" Yasna bahkan sampai berdiri demi memperkenalkan dirinya sebagai perempuan yang paling dicintai Ibra."Yas, duduk," kata Ramadan, "bukan kamu yang akan menjadi calon menantu kami.""Kami sudah menganggapmu sebagai putri tidak mungkin kami akan menjadikanmu menantu. Mas Ibra, hanya menganggapmu sebagai adik, tidak lebih," tambah Ramadani.Fandra mencerm

    Last Updated : 2023-10-10
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   59. Pengakuan Implisit

    Happy Reading*****Ibra tak tahan dengan drama yang diperankan oleh dua orang di depannya. Dia memilih masuk dan mengabaikan apa yang Wening katakan. Baginya, sudah tak ada lagi harapan untuk bisa melamar gadis itu.Mencoba tersenyum di hadapan semua orang, Ibra kembali duduk di meja orang tua dan juga Yasna. Papa-mamanya bertanya ke mana Wening pergi tadi. Ibra menjawab jika si akuntan pergi ke toilet,"Cowok yang bertanya tadi, adiknya Fahri, kan, Ib?" tanya Ramadani."Iya, Ma. Dia Fandra, adiknya Fahri sekaligus pemilik kafe ini. Mama lupa?" kata Ibra. Tangannya sibuk memasukkan makanan ke mulut. Selain lapar, dia juga ingin mengusir rasa sedih dan galau akibat percakapan dua orang tadi.Sementara itu, di luar ruangan yang di sewa Ibra. Fandra masih menunggu Wening untuk menjawab pertanyaannya tadi. Si gadis masih diam dengan posisi sama seperti ketika Ibra meninggalkannya. "Jadi, apa jawaban Mak Wening?" Fandra mendekati gadis pujaannya. Seseorang yang akan menjadi kekasih dan

    Last Updated : 2023-10-10
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   60. Membuka Hati

    Happy Reading*****"Hah?!" kata Wening terkejut mendengar ucapan Ibra. Dia segera menggelangkan kepala dengan kuat. "Saya nggak pernah cemburu dengan teman-teman wanita Bapak. Perkataan saya tadi adalah sebagai perempuan. Mengapa Bapak harus memilih dan mencari perhatian saya, sedangkan di sekeliling Bapak ada begitu banyak perempuan."Tawa Ibra seketika berhenti. Raut wajah yang semula berbinar kini meredup. Bak pemadaman listrik, gelap menyelimuti. Jawaban Wening sungguh di luar ekspetasinya. Namun, lelaki itu masih berusaha tenang walau hatinya mendidih saat ini."Apa kamu tahu bahwa cinta itu hadir begitu saja tanpa aku ketahui, kita tidak bisa memaksa suatu perasaan. Dia jatuh begitu saja pada seseorang yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Andai aku tahu bahwa apa yang aku lakukan selama ini adalah cinta dan membuatmu tidak nyaman. Tentu aku tidak akan pernah membuatmu jengkel." Ibra menyandarkan punggung dan kepalanya. Dia seperti seseorang yang kalah saat berper

    Last Updated : 2023-10-11
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   61. Membuka Hati 2

    Happy Reading*****Membereskan peralatan kerja yang berserakan di meja, Wening tak lagi menanggapi chat yang dikirimkan Fandra. Tak lama berselang, lelaki itu melakukan panggilan video padanya."Biarin, salah sendiri ngerjain aku," gumam Wening setelah melihat nama siapa yang tertera di layar ponselnya.Membiarkan panggilan Fandra berhenti dengan sendirinya, Wening menuju musala kantor. Rutinitas yang selalu dia lakukan setiap hari sebelum pulang. Salat Asar terlebih dahulu sebelum meninggalkan kantor.Tak seperti biasa yang selalu sepi ketika waktu salat asar datang, Wening melihat Ibra sudah duduk menghadap kiblat. Enggan mengganggu ibadah yang tengah dijalankan atasannya, si gadis segera mengucapkan niat dan bertakbiratul Ikhram. Setelahnya, dia larut dalam kewajiban pada sang pencipta.Menengok ke rah belakang, Ibra mendapati Wening tengah duduk di antara dua sujud. "Lelaki mana pun pasti akan tertarik dengan kepribadianmu yang seperti ini, Ning. Wajar jika aku berusaha untuk me

    Last Updated : 2023-10-11
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   62. Acara Piknik

    Happy Reading*****"Anu, Paklik," sahut Wening. Gadis itu terlihat gugup sekali saat ini. Jari telunjuknya bahkan mencolek paha sang sepupu."Bukan siapa-siapa, Pak. Catra itu salah satu pegawai yang bekerja bareng Fandra di kafe," kata Silvia."Oh, jadi Nak Fandra itu kerja di kafe. Pantesan tiap hari bawain kamu bekal, Mbak." Raut muka Rahmat seketika berubah. Entah mengapa, Wening merasa ada yang aneh ketika Rahmat mengetahui jika Fandra bekerja di kafe. Namun, si gadis segera membuang pikiran buruk yang sempat terlintas tadi. Rahmat tidak seperti ibunya yang selalu memandang remeh pekerjaan seseorang di bawah mereka."Benar, Paklik. Catra itu manajernya kafe WEFA yang terkenal itu, lho. Yang biasanya Bulik sama Paklik minta dibeliin minuman di sana," jelas Wening."Oh," Rahmat membuka lebar mulut dan juga matanya. "Kalau Catra manajernya terus jabatan Fandra di sana sebagai apa?""Sebagai orang penting, Pak. Nggak bisa dijelaskan jabatan dia sebagai apa. Adik tahunya semua karya

    Last Updated : 2023-10-11
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   63. Masih Tentang Piknik

    Happy Reading*****Penjelasan singkat terpaksa Fandra berikan. Sama seperti ketika menjelaskan pada Wening, si lelaki cuma mengatakan apa yang harus diceritakan tanpa melebih-lebihkan apa yang sudah dia capai saat ini. Rahmat pun menjadi tahu siapa dan apa profesi lelaki yang mendekati keponakannya.Berdoa dalam hati supaya Wening dan Fandra segera disatukan dalam ikatan pernikahan. Rahmat melihat ketulusan dan cinta yang begitu besar di mata Fandra untuk Wening."Mbak, bapakmu tadi telpon. Katanya, bosmu itu nggak jadi datang berkunjung hari ini," ucap Rahmat setelah beberapa waktu mereka terdiam."Iya, Paklik.""Memangnya ada urusan apa sampai bosmu mau datang berkunjung ke rumah?" Kali ini, Damayanti yang membuka suara."Mau melamar Mbak Wening, Bulik," sahut Fandra. Dia sampai membalik kepalanya menghadap belakang serta menatap sang pujaan penuh senyuman."Lho, kalau Mbak Ning sampai dilamar sama bosnya kamu gimana, Nak Fandra?" Damayanti malah mengajukan pertanyaan seperti itu.

    Last Updated : 2023-10-12
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   64. Bahagia Bersamamu

    Happy Reading*****Fandra menggaruk kepalanya. Tersenyum kebingungan dengan pertanyaan yang diajukan oleh pujaan hatinya. "Nanti saja ceritanya, sekarang kita istirahat dulu sekalian sarapan. Aku sudah lapar banget, Mbak," rengeknya seperti bayi yang harus dituruti permintaannya oleh sang ibu.Lelaki itu kemudian memanggil Bu Amanah yang sudah masuk terlebih dulu ke dalam."Bu, sarapan pesanan saya sudah siap, kan?" tanya Fandra, "sudah lapar banget soalnya. Tadi, cuma sempat makan camilan saja.""Lho, kok, kamu nggak ngomong kalau lapar, Nak. Padahal Bulik juga sudah nyiapin makanan berat untuk sarapan kita, tapi kamu malah mengambil makanan ringan yang kamu siapkan sendiri. Makanan yang Bulik siapkan jadinya nggak kemakan." Damayanti memajukan bibirnya."Tenang Bulik, nanti pasti dimakan, kok. Saya punya banyak pasukan di sini. Tinggal manggil, mereka pasti datang apalagi kalau mendengar ada banyak makanan." Fandra mengedipkan mata ke arah Catra yang sedang berbincang dengan Rahmat

    Last Updated : 2023-10-12
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   65. Chat Aneh

    Happy Reading*****Mengikuti arah pandang sang pujaan, Fandra melihat seseorang anak perempuan yang sedang menari dengan bahagianya walau sendirian. "Sebentar, aku tanya dia.""Aku ikut," kata Wening dan Silvia. Rahmat dan Catra juga mengekor.Mendekati gadis cilik itu, Fandra dan Wening berjongkok. "Sayang kenapa main sendirian," tanya Wening."Teman-teman yang lain lagi seru main bareng-bareng. Ayo, kita gabung bersama yang lain," tambah Fandra."Aku nggak papa di sini saja, Om. Sendirian saja sudah bahagia kok, aku nggak mau diolok-olok sama mereka semua. Mending aku main sendiri."Wening dan Fandra saling pandang. Lalu, si gadis bertanya lagi, "Masalahnya apa sampai mereka mengolok-olok kamu."Gadis kecil itu mengngkat roknya setinggi lutut. Semua orang dewasa yang ada di dekatnya membelalakkan mata melihat banyaknya luka bernanah pada kaki si bocah."Karena aku kayak gini. Mereka jijik dan nggak mau main bareng." Raut wajah si kecil seketika berubah sedih. Matanya mulai mengemb

    Last Updated : 2023-10-12

Latest chapter

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   117. Selamanya Bahagia 2

    Happy Reading*****Fandra membawa istrinya ke pelaminan. Sambil menunggu dokter datang, Wening memaksa untuk tetap berada di acara tersebut demi menghormati para tamu. Acara demi acara pun berlangsung walau tak sesuai dengan jadwal dan susunan yang sudah dibuat."Yang, sebaiknya kamu istirahat di kamar saja. Nggak papa, kok," kata Fandra."Nggak papa, Yang. Nggak enak sama tamu-tamu yang sudah kita undang.""Tapi wajahmu pucat sekali."Saat itu juga suara MC yang mengatakan bahwa sudah waktunya mereka berdua untuk berdansa. Membuat Wening berdiri."Yang, kalau nggak kuat jangan dipaksa." Fandra benar-benar cemas dengan keadaan istrinya. Senyum itu ditampilkan Wening demi semua orang. Padahal kondisinya benar-benar buruk saat ini. "Jadi, kamu nggak mau kita berdansa berdua?" "Bukan begitu, tapi kesehatanmu sedang terganggu.""Nggak papa. Ayo," ucap Wening.Bergerak mengikuti alunan musik, Wening tampak bahagia. Seluruh tamu undangan menatap ke arah kedua pasangan itu. Semakin lama,

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   116. Selamanya Bahagia

    Happy Reading*****Fahri mengusap lembut tangan sang istri. "Kita hadapi bersama ujian ini," ujarnya.Tiara mengangguk dan tersenyum ke arah Wening. "Dokter mengatakan aku memiliki kista yang cukup besar sehingga menyebabkan sulit mendapatkan keturunan. Tolong maafkan semua salahku selama ini, Ning. Aku sudah mencurigaimu tanpa alasan. Mungkin dengan kata maafmu, bisa membantu mengurangi sakit yang aku derita."Terenyuh, Wening melepaskan pegangan tangannya dari sang suami. Lalu, menangkupkan tangan kanannya pada telapak tangan Tiara. "Kita manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf. Jauh sebelum Bu Tiara minta maaf, saya sudah memaafkan dan melupakan kejadian nggak mengenakkan di masa lalu." Perempuan di samping Fandra itupun tersenyum."Kalau sudah memaafkan kenapa masih memanggilku Ibu? Kita kan saudara ipar sekarang," jawab Tiara. Senyumnya lebih tampak daripada tadi."Bener kata Mbak Tiara, Yang. Jangan panggil dia ibu, panggil saja Mbak. Sama seperti aku memanggilnya," kata Fand

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   115. Kabar Bahagia sekaligus Sedih

    Happy Reading*****Tak banyak pertanyaan, Wening mengikuti perintah sang suami. Membersihkan diri cuma dengan berwudu. Lalu, keduanya berangkat ke rumah sakit yang katakan oleh Catra. Sesampainya di parkiran rumah sakit, Fandra meminta sang istri turun. "Sayang, aku harap kamu nggak kecewa karena malam pertama kita gagal," kata sang suami. "Ish, jangan bahas itu. Aku malu."Tawa Fandra menggema di lorong rumah sakit. "Sebenarnya, kita mau menjenguk siapa?" "Silvia, dia terpeleset di kamar mandi dan sekarang perutnya terasa sakit. Kata Catra, kemungkinan besar Silvia kontraksi. Entah mengapa, sejak tadi dia mencarimu.""Eh, kenapa mencariku?""Si janin ngidam pengen ditungguin tantenya kali." Fandra menampilkan deretan gigi putihnya. Setelah tadi cukup tegang mendengar kabar dari Catra. "Awas saja kalau ini cma akal-akalannya Silvia sama Catra." Wening menghela napas kesal.Fandra meraih perempuan yang sangat dicintanya itu ke pelukan. "Kita akan menghukum mereka jika sampai ha i

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   114. Pengalaman Pertama

    Happy Reading*****Jawaban terkejut Wening membuat Fandra sudah mengangkatnya ke ranjang. Lelaki itu kini berada tepat di atas sang istri. "Yang, buka mata, dong."Perlahan, Wening membuka mata. Tangan Fandra menyusuri wajah yang selama satu tahun ini sangat dirindukannya. "Buka jilbabnya, ya. Aku pengen lihat," kata si bos lirih. Lagi-lagi, Wening tidak bisa mengeluarkan suara untuk memprotes permintaan sang suami."Masya Allah, persis seperti yang aku impikan selama ini. Rambut panjang dan berwarna hitam," ucap Fandra. Matanya mulai berkabut dan entah siapa yang memulai, keduanya larut dalam ciuman memabukkan. Wening berusaha melepas himpitan sang suami. Tangannya memberi kode pukulan ringan supaya bibir Fandra segera menjauh karena dia mulai kekurangan pasokan oksigen.Melepas pagutannya, Fandra tersenyum penuh kemenangan. "Manis sekali. Akan jadi tempat favoritku nantinya." Telunjuk kanannya bergerak mengusap bibir sang istri penuh gairah.Napas Wening memburu. Dia hampir tid

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   113. Maaf

    Happy Reading*****"Tapi," ucap Wening. Suaranya bergetar seperti orang ketakutan. "Nggak apa-apa. Mungkin, dia ingin mengucapkan selamat pada kita," bisik Fandra pada sang istri. Lelaki yang tak lain adalah Anshori, berjalan mendekati pasangan yang tengah berbahagia itu. Bersama seorang perempuan dan Widi yang menggendong adik bayinya. Tangan kanan rekan kerja Fandra terulur padanya. "Selamat Pak Fandra. Akhirnya bisa menikah dengan pujaan hatinya," ucap Anshori. Fandra tersenyum. "Terim kasih, Pak. Sudah menjaga jodoh saya dengan sangat baik," balas si pengantin pria. Anshori tak menjawab perkataan rekan kerjanya, dia langsung melepaskan jabatan mereka. Lelaki itu kini beralih akan menyalami Wening, tetapi tangan Fandra bergerak lebih cepat sehingga mereka bersalaman kembali. "Wening sudah menjadi istriku. Jadi, jangan coba-coba untuk menyentuhnya walaupun dengan alsan bersalaman." Fandra menatap Anshori penuh ancaman dan peringatan. Anshori menaikkan sebelah bibirnya, menc

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   112. Suami Istri

    Happy Reading*****Senyum lelaki yang memakai pakaian senada dengan Wening tercetak jelas. Perempuan berjilbab itu menatap sekelilingnya. Catra, Akbar, Fatur, Mahmud dan keluarga lainnya ada di belakang lelaki yang tadi membacakan doa pengantin untuknya."Pak," panggil Wening pada Mahmud. "Kenapa bisa?"Mahmud tersenyum, lalu menganggukkan kepala. "Tanyakan padanya. Bapak nggak bisa cerita apa-apa.""Ngobrol sama suamimu, Dik," kata Fatur, "ayo, Pak. Di bawah banyak tamu yang menunggu."Seluruh keluarga meninggalkan dua orang yang baru saja resmi menjadi pasangan halal. Silvia bahkan sengaja menyenggol tubuh Wening, menyebabkan perempuan itu terhuyung ke depan. Sang suami segera menahan bobot tubuhnya dengan gesit."Nakal," ucap suami Wening. Silvia menjulurkan lidah. Sangat canggung, tubuh Wening menegang ketika sentuhan tangan sang suami menempel di bahunya.Lelaki itu menutup pintu dengan kaki kanannya. Merengkuh sang istri untuk duduk di tepian ranjang. Dia sendiri, kemudian men

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   111. Hari Pernikahan

    Happy Reading***** Selesai salat Subuh, Wening sudah didandani oleh seorang perias. Nanti, tepat pukul tujuh, pengucapan akad oleh duda dua anak itu akan dilakukan. Widi bahkan sejak semalam sudah menginap di rumahnya. Walau gadis ABG itu tidak setuju dengan keputusan Wening tetap menikah dengan papanya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa pun juga.Wening diam seribu bahasa ketika wajahnya mulai dipoles oleh sang perias. Sejak semalam, tidurnya tidak tenang sama sekali. Salat subuh pun, bayangan wajah Fandra berseliweran. Istigfar, selawat, zikir-zikir penenang hati sudah dia rapalkan. Namun, hatinya tetap tidak tenang. Si gadis selalu mengingat wajah Fandra. Sekarang pun, saat matanya terpejam, senyum si bos muda hadir begitu saja."Kamu itu kenapa sih, Dek. Kok selalu saja menggangguku," kata Wening."Mbak, ngomong apa?" tanya si perias. Dia terkejut ketika Wening mengeluarkan kalimat-kalimat aneh. Membuka mata, si gadis yang sebentar lagi berganti status tersebut tersenyum.

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   110. Genderang Perang

    Happy Reading*****Catra menghela napas panjang. Setelah berkata supaya Fandra tidak datang ke pernikahannya besok, sng gadis berlalu begitu saja meninggalkan adik iparnya. "Dia siapa, Mas?" tanya pengacara di kantor Fandra."Dia calon istrinya Pak Anshori. Dia juga Mbak tersayangnya Mas Bos. Bapak tahu kan, kenapa mas bos sampai sekarang menjomblo. Ya, semua karena menunggu dan mencari Mbak Ning," jelas Catra.Pengacara yang hampir dua tahun ini bekerja dengan Fandra, manggut-manggut. Sekarang, dia tahu mengapa si bos tampan dan mapan itu tidak pernah mau dekat dengan seorang perempuan sekalipun banyak yang mendekati. Tahu juga, mengapa bosnya itu selalu menyebut nama Mbak tersayang. "Cantik dan terlihat sangat pinter," puji legal hukum yang bekerja di kantor Fandra. "Jangan sampai mengatakan hal demikian di depan Mas Bos, Pak. Bisa kena semprot sama bogeman nanti," peringat Catra. Keduanya lantas menuju ruangan Anshori karena sudah ditunggu oleh Fandra. Tanpa mengetuk pintu Cat

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   109. Patah Kedua Kali

    Happy Reading*****Sejak kejadian itu, Fandra tak pernah mau untuk pulang ke Malang maupun Banyuwangi. Dia ingin menetap di daerah sama yang ditinggali Wening, meski sang pujaan akan bersatus sebagai nyonya Anshori. Catra, terpaksa mengikuti bosnya tinggal di pulau garam, tetapi seminggu sekali lelaki itu akan pulang ke rumahnya menjenguk sang istri. "Mas, hari ini ada jadwal ketemu sama Pak Anshori untuk pembukaan kafe baru bersama anaknya yang cewek itu. Mas bos sendiri yang datang atau aku wakili?" Catra masuk ke ruangan Fandra saat lelaki itu tengah termenung menatap pantai dengan deburan ombaknya.Menoleh, Fandra tersenyum pada sng asisten. "Biarkan aku saja yang ketemu sama dia. Sekalian mau mengucapkan selamat. Bukankah besok, dia akan menikah sama Mbak tersayangku?""Mas," panggil Catra, "bisakah melupakan Mbak Wening dan mulai buka hatimu untuk cewek lain?"Fandra menggeleng, "Nggak bisa, Cat. Hatiku sudah diisi sepenuhnya oleh Wening. Sampai kapan pun, cinta ini tetap unt

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status