Beranda / Romansa / Tergoda Rayuan CEO Muda / 63. Masih Tentang Piknik

Share

63. Masih Tentang Piknik

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-12 14:41:29

Happy Reading

*****

Penjelasan singkat terpaksa Fandra berikan. Sama seperti ketika menjelaskan pada Wening, si lelaki cuma mengatakan apa yang harus diceritakan tanpa melebih-lebihkan apa yang sudah dia capai saat ini. Rahmat pun menjadi tahu siapa dan apa profesi lelaki yang mendekati keponakannya.

Berdoa dalam hati supaya Wening dan Fandra segera disatukan dalam ikatan pernikahan. Rahmat melihat ketulusan dan cinta yang begitu besar di mata Fandra untuk Wening.

"Mbak, bapakmu tadi telpon. Katanya, bosmu itu nggak jadi datang berkunjung hari ini," ucap Rahmat setelah beberapa waktu mereka terdiam.

"Iya, Paklik."

"Memangnya ada urusan apa sampai bosmu mau datang berkunjung ke rumah?" Kali ini, Damayanti yang membuka suara.

"Mau melamar Mbak Wening, Bulik," sahut Fandra. Dia sampai membalik kepalanya menghadap belakang serta menatap sang pujaan penuh senyuman.

"Lho, kalau Mbak Ning sampai dilamar sama bosnya kamu gimana, Nak Fandra?" Damayanti malah mengajukan pertanyaan seperti itu.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   64. Bahagia Bersamamu

    Happy Reading*****Fandra menggaruk kepalanya. Tersenyum kebingungan dengan pertanyaan yang diajukan oleh pujaan hatinya. "Nanti saja ceritanya, sekarang kita istirahat dulu sekalian sarapan. Aku sudah lapar banget, Mbak," rengeknya seperti bayi yang harus dituruti permintaannya oleh sang ibu.Lelaki itu kemudian memanggil Bu Amanah yang sudah masuk terlebih dulu ke dalam."Bu, sarapan pesanan saya sudah siap, kan?" tanya Fandra, "sudah lapar banget soalnya. Tadi, cuma sempat makan camilan saja.""Lho, kok, kamu nggak ngomong kalau lapar, Nak. Padahal Bulik juga sudah nyiapin makanan berat untuk sarapan kita, tapi kamu malah mengambil makanan ringan yang kamu siapkan sendiri. Makanan yang Bulik siapkan jadinya nggak kemakan." Damayanti memajukan bibirnya."Tenang Bulik, nanti pasti dimakan, kok. Saya punya banyak pasukan di sini. Tinggal manggil, mereka pasti datang apalagi kalau mendengar ada banyak makanan." Fandra mengedipkan mata ke arah Catra yang sedang berbincang dengan Rahmat

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   65. Chat Aneh

    Happy Reading*****Mengikuti arah pandang sang pujaan, Fandra melihat seseorang anak perempuan yang sedang menari dengan bahagianya walau sendirian. "Sebentar, aku tanya dia.""Aku ikut," kata Wening dan Silvia. Rahmat dan Catra juga mengekor.Mendekati gadis cilik itu, Fandra dan Wening berjongkok. "Sayang kenapa main sendirian," tanya Wening."Teman-teman yang lain lagi seru main bareng-bareng. Ayo, kita gabung bersama yang lain," tambah Fandra."Aku nggak papa di sini saja, Om. Sendirian saja sudah bahagia kok, aku nggak mau diolok-olok sama mereka semua. Mending aku main sendiri."Wening dan Fandra saling pandang. Lalu, si gadis bertanya lagi, "Masalahnya apa sampai mereka mengolok-olok kamu."Gadis kecil itu mengngkat roknya setinggi lutut. Semua orang dewasa yang ada di dekatnya membelalakkan mata melihat banyaknya luka bernanah pada kaki si bocah."Karena aku kayak gini. Mereka jijik dan nggak mau main bareng." Raut wajah si kecil seketika berubah sedih. Matanya mulai mengemb

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   66. Sedikit Resah

    Happy Reading*****Tanpa berniat membalas pesan yang dikirimkan oleh Fahri, Wening membaca chat tersebut.Sebuah foto dengan latar belakang pantai dan batu karang terlihat. "Aku datang ke sini lagi tanpamu. Rasanya sangat aneh. Tidak seperti setahun lalu ketika bersamamu. Apa kabarmu, Sayang?"Wening menghela napas panjang membaca chat yang dikirimkan sang mantan. Foto pantai yang dikirimkan oleh Fahri adalah tempat yang paling sering dikunjungi oleh keduanya. Terakhir mereka akan pergi ke pantai tersebut, tetapi Fahri membatalkannya tanpa alasan.Diam-diam, Fandra menyadari perubahan wajah Wening yang semula terlihat bahagia menjadi galau."Mbak, ada apa?" tanya Fandra. "Hmm," ucap Wening. Mencoba menyembunyikan ponsel ke dalam sakunya kembali. "Ada apa, Dek?"Catra dan Silvia melongo mendengar panggilan Wening pada Fandra. Sementara orang yang dipanggil malah senyum-senyum sendiri dan terkesan sangat menikmati sebutan baru untuknya. "Mbak, nggak salah manggil Fandra, Adek?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   67. Dasar Genit

    Happy Reading*****Langkah kaki Wening terhenti. Dia diam mematung dan semakin yakinlah Fandra jika panggilan di ponsel si gadis berasal dari Fahri. "Kenapa nggak diangkat? Apa Mbak Ning masih punya perasaan pada saudaraku itu?"Jawaban Wening adalah dengan menggelengkan kepala. Dia kemudian merogoh saku gamisnya dan mengeluarkan benda pipih pintar yang dia simpan."Angkat saja supaya kamu tahu apa yang dia inginkan," kata Wening. Tangan kanannya yang menggenggam ponsel dia julurkan pada Fandra.Si lelaki melanjutkan langkah kakinya. Wening terpaksa mengikuti. Ponselnya terus saja berdering tanpa henti."Dek, kamu marah?" Setengah berlari, gadis itu menyejajari langkah Fahri."Nggak." Fandra menoleh pada sang gadis. "Cuma berpikir saja, mengapa Mas Fahri masih menelpon Mbak Ning.""Nggak tahu, tapi aku nggak pernah menanggapi. Tadi saja, dia ngirim foto sama chat nggak jelas."Fandra menghentikan langkahnya lagi padahal mereka sudah sangat dekat dengan Silvia dan Catra yang sedang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   68. Apa Kabar Cinta

    Happy Reading*****Masih terkikik saat membaca pesan Fandra, pintu ruangan Wening diketuk. Terpaksa perempuan itu meminta sang pengetuk untuk masuk. Suara kenop pintu diputar ke bawah membuat Wening menatap dan menghentikan tawa. Wajahnya menegang ketika mengetahui siapa lelaki yang ada di ambang pintu tersebut."Assalamualaikum, Sayang," kata lelaki berkemeja biru muda. "Waalaikumsalam." Wening menjawab dengan sangat lirih. Tentu saja dia sangat malas bertemu dengan lelaki itu. "Kamu tidak suka melihat kedatanganku? Sudah hampir tiga bulan, kita tidak bertemu. Tidakkah kamu merindukan aku?" Masuk dengan gaya khasnya, lelaki yang tak lain adalah Fahri. Langsung duduk di sofa dengan santai."Kalau ngomong yang bener. Untuk aku merindukanmu. Kita sudah tak ada hubungan apa pun. Ingat statusmu!" peringat Wening. Dia membuang muka ketika Fahri menatap intens dirinya.Wening sudah sangat jengkel melihat sang mantan kekasih. Lagaknya benar-benar memuakkan. Mengapa harus memanggil sayang

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   69. Kejutan Baru Untuk Fahri

    Happy Reading*****"Jangan aneh-aneh kalau bicara, Mas. Aku bukan istri atau kekasihmu sehingga kamu menyematkan kata selingkuh. Kamu sudah punya istri dan aku nggak pernah berselingkuh dengan siapa pun. Cabut kembali kata-katamu tadi. Jangan menyebarkan gosip yang nggak bener," ucap Wening meluruskan keadaannya. Gadis berjilbab dusty dengan gamis berwarna hitam tersebut kemudian menatap salah satu rekan kerjanya yang tadi berbincang. "Untuk kamu, Mas. Jangan suka mengatakan hal yang bukan ranahmu untuk menjelaskan. Permisi." Wening meninggalkan kedua lelaki itu.Fahri malah tersenyum melihat kemarahan Wening. Mungkin, pikirannya sudah bergeser atau dia sudah tidak waras. Jelas-jelas si gadis berjilbab sedang marah, tetapi mengapa saudaranya Fandra itu malah tertawa seperti orang yang bahagia."Kenapa Mbak Wening marah? Bukankah apa yang aku katakan tadi adalah kebenaran. Pak Ibra sendiri yang kemarin mengumumkan tentang pertunangan mereka. Aneh," gumam si lelaki. Menggaruk kepala y

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   70. Pengakuan Wening

    Happy Reading*****Tak tahan dengan tatapan marah Wening, Fahri tersenyum. "Sayang, jangan takut. Aku tidak marah asal kamu membatalkan lamaran dia," tunjuknya pada Ibra.Ramadan dan Ibra serempak menatap Fahri. Aneh rasanya, seseorang yang sudah menikah dan memiliki pasangan masih berkata seperti itu pada seorang gadis."Diam!" ucap Wening keras. Wajahnya sudah memerah marah. Kata-kata Fahri sungguh sangat melecehkannya saat ini. "Jangan gila, kamu. Kita memang pernah memiliki hubungan, tapi sudah berakhir saat kamu bertunangan dengan Bu Wening. Apa kamu nggak ingat? Aku pernah meminta penjelasan saat itu, tapi kamu mengabaikan semuanya. Apa maumu sebenarnya, Ri? Aku bukan perempuan tangguh yang akan tetap tegar saat begitu banyak badai kamu berikan. Sekarang, saat aku sudah mulai bisa hidup dengan tenang dan mengikhlaskan semuanya, kamu datang merusak semua." Suara sedih dan menahan tangis tak lagi dapat disembunyikan oleh gadis tersebut. Tangannya bahkan sampai ikut bergetar. "Ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   71. Kejujuran

    Happy Reading***** Fandra menutup panggilannya dengan wajah cemberut. Wening menyadari perubahan suasana hati si lelaki. "Siapa yang menelepon? Kenapa harus berbohong? Apakah sudah sifatmu seperti itu?" tanya Wening."Bukan siapa-siapa. Aku terpaksa berbohong untuk melindungi perasaan Mbak Ning. Sekarang aku tahu, kenapa kamu tadi menangis. Pasti Mas Fahri datang ke garmen dan menemuimu, ya?"Makanan yang semula terasa enak dan lezat, mendadak hambar ketika pertanyaan Fandra terlontar begitu saja. Sang gadis bahkan meletakkan sendok serta garpunya. Dia benar-benar menghentikan kegiatan makan siangnya ketika mendengar nama Fahri. "Apa tebakanku benar? Apa dia menyakitimu lagi, Mbak?" Fandra mulai mendesak dengan segala pertanyaan. Melihat reaksi Wening yang akan menangis. Lelaki itu berdiri dan menarik sang pujaan ke dalam pelukannya. Merasa terlindungi, Wening melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Fandra. Tubuhnya mulai bergetar dan isakan itu terdengar oleh indera Fandra.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14

Bab terbaru

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   117. Selamanya Bahagia 2

    Happy Reading*****Fandra membawa istrinya ke pelaminan. Sambil menunggu dokter datang, Wening memaksa untuk tetap berada di acara tersebut demi menghormati para tamu. Acara demi acara pun berlangsung walau tak sesuai dengan jadwal dan susunan yang sudah dibuat."Yang, sebaiknya kamu istirahat di kamar saja. Nggak papa, kok," kata Fandra."Nggak papa, Yang. Nggak enak sama tamu-tamu yang sudah kita undang.""Tapi wajahmu pucat sekali."Saat itu juga suara MC yang mengatakan bahwa sudah waktunya mereka berdua untuk berdansa. Membuat Wening berdiri."Yang, kalau nggak kuat jangan dipaksa." Fandra benar-benar cemas dengan keadaan istrinya. Senyum itu ditampilkan Wening demi semua orang. Padahal kondisinya benar-benar buruk saat ini. "Jadi, kamu nggak mau kita berdansa berdua?" "Bukan begitu, tapi kesehatanmu sedang terganggu.""Nggak papa. Ayo," ucap Wening.Bergerak mengikuti alunan musik, Wening tampak bahagia. Seluruh tamu undangan menatap ke arah kedua pasangan itu. Semakin lama,

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   116. Selamanya Bahagia

    Happy Reading*****Fahri mengusap lembut tangan sang istri. "Kita hadapi bersama ujian ini," ujarnya.Tiara mengangguk dan tersenyum ke arah Wening. "Dokter mengatakan aku memiliki kista yang cukup besar sehingga menyebabkan sulit mendapatkan keturunan. Tolong maafkan semua salahku selama ini, Ning. Aku sudah mencurigaimu tanpa alasan. Mungkin dengan kata maafmu, bisa membantu mengurangi sakit yang aku derita."Terenyuh, Wening melepaskan pegangan tangannya dari sang suami. Lalu, menangkupkan tangan kanannya pada telapak tangan Tiara. "Kita manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf. Jauh sebelum Bu Tiara minta maaf, saya sudah memaafkan dan melupakan kejadian nggak mengenakkan di masa lalu." Perempuan di samping Fandra itupun tersenyum."Kalau sudah memaafkan kenapa masih memanggilku Ibu? Kita kan saudara ipar sekarang," jawab Tiara. Senyumnya lebih tampak daripada tadi."Bener kata Mbak Tiara, Yang. Jangan panggil dia ibu, panggil saja Mbak. Sama seperti aku memanggilnya," kata Fand

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   115. Kabar Bahagia sekaligus Sedih

    Happy Reading*****Tak banyak pertanyaan, Wening mengikuti perintah sang suami. Membersihkan diri cuma dengan berwudu. Lalu, keduanya berangkat ke rumah sakit yang katakan oleh Catra. Sesampainya di parkiran rumah sakit, Fandra meminta sang istri turun. "Sayang, aku harap kamu nggak kecewa karena malam pertama kita gagal," kata sang suami. "Ish, jangan bahas itu. Aku malu."Tawa Fandra menggema di lorong rumah sakit. "Sebenarnya, kita mau menjenguk siapa?" "Silvia, dia terpeleset di kamar mandi dan sekarang perutnya terasa sakit. Kata Catra, kemungkinan besar Silvia kontraksi. Entah mengapa, sejak tadi dia mencarimu.""Eh, kenapa mencariku?""Si janin ngidam pengen ditungguin tantenya kali." Fandra menampilkan deretan gigi putihnya. Setelah tadi cukup tegang mendengar kabar dari Catra. "Awas saja kalau ini cma akal-akalannya Silvia sama Catra." Wening menghela napas kesal.Fandra meraih perempuan yang sangat dicintanya itu ke pelukan. "Kita akan menghukum mereka jika sampai ha i

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   114. Pengalaman Pertama

    Happy Reading*****Jawaban terkejut Wening membuat Fandra sudah mengangkatnya ke ranjang. Lelaki itu kini berada tepat di atas sang istri. "Yang, buka mata, dong."Perlahan, Wening membuka mata. Tangan Fandra menyusuri wajah yang selama satu tahun ini sangat dirindukannya. "Buka jilbabnya, ya. Aku pengen lihat," kata si bos lirih. Lagi-lagi, Wening tidak bisa mengeluarkan suara untuk memprotes permintaan sang suami."Masya Allah, persis seperti yang aku impikan selama ini. Rambut panjang dan berwarna hitam," ucap Fandra. Matanya mulai berkabut dan entah siapa yang memulai, keduanya larut dalam ciuman memabukkan. Wening berusaha melepas himpitan sang suami. Tangannya memberi kode pukulan ringan supaya bibir Fandra segera menjauh karena dia mulai kekurangan pasokan oksigen.Melepas pagutannya, Fandra tersenyum penuh kemenangan. "Manis sekali. Akan jadi tempat favoritku nantinya." Telunjuk kanannya bergerak mengusap bibir sang istri penuh gairah.Napas Wening memburu. Dia hampir tid

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   113. Maaf

    Happy Reading*****"Tapi," ucap Wening. Suaranya bergetar seperti orang ketakutan. "Nggak apa-apa. Mungkin, dia ingin mengucapkan selamat pada kita," bisik Fandra pada sang istri. Lelaki yang tak lain adalah Anshori, berjalan mendekati pasangan yang tengah berbahagia itu. Bersama seorang perempuan dan Widi yang menggendong adik bayinya. Tangan kanan rekan kerja Fandra terulur padanya. "Selamat Pak Fandra. Akhirnya bisa menikah dengan pujaan hatinya," ucap Anshori. Fandra tersenyum. "Terim kasih, Pak. Sudah menjaga jodoh saya dengan sangat baik," balas si pengantin pria. Anshori tak menjawab perkataan rekan kerjanya, dia langsung melepaskan jabatan mereka. Lelaki itu kini beralih akan menyalami Wening, tetapi tangan Fandra bergerak lebih cepat sehingga mereka bersalaman kembali. "Wening sudah menjadi istriku. Jadi, jangan coba-coba untuk menyentuhnya walaupun dengan alsan bersalaman." Fandra menatap Anshori penuh ancaman dan peringatan. Anshori menaikkan sebelah bibirnya, menc

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   112. Suami Istri

    Happy Reading*****Senyum lelaki yang memakai pakaian senada dengan Wening tercetak jelas. Perempuan berjilbab itu menatap sekelilingnya. Catra, Akbar, Fatur, Mahmud dan keluarga lainnya ada di belakang lelaki yang tadi membacakan doa pengantin untuknya."Pak," panggil Wening pada Mahmud. "Kenapa bisa?"Mahmud tersenyum, lalu menganggukkan kepala. "Tanyakan padanya. Bapak nggak bisa cerita apa-apa.""Ngobrol sama suamimu, Dik," kata Fatur, "ayo, Pak. Di bawah banyak tamu yang menunggu."Seluruh keluarga meninggalkan dua orang yang baru saja resmi menjadi pasangan halal. Silvia bahkan sengaja menyenggol tubuh Wening, menyebabkan perempuan itu terhuyung ke depan. Sang suami segera menahan bobot tubuhnya dengan gesit."Nakal," ucap suami Wening. Silvia menjulurkan lidah. Sangat canggung, tubuh Wening menegang ketika sentuhan tangan sang suami menempel di bahunya.Lelaki itu menutup pintu dengan kaki kanannya. Merengkuh sang istri untuk duduk di tepian ranjang. Dia sendiri, kemudian men

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   111. Hari Pernikahan

    Happy Reading***** Selesai salat Subuh, Wening sudah didandani oleh seorang perias. Nanti, tepat pukul tujuh, pengucapan akad oleh duda dua anak itu akan dilakukan. Widi bahkan sejak semalam sudah menginap di rumahnya. Walau gadis ABG itu tidak setuju dengan keputusan Wening tetap menikah dengan papanya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa pun juga.Wening diam seribu bahasa ketika wajahnya mulai dipoles oleh sang perias. Sejak semalam, tidurnya tidak tenang sama sekali. Salat subuh pun, bayangan wajah Fandra berseliweran. Istigfar, selawat, zikir-zikir penenang hati sudah dia rapalkan. Namun, hatinya tetap tidak tenang. Si gadis selalu mengingat wajah Fandra. Sekarang pun, saat matanya terpejam, senyum si bos muda hadir begitu saja."Kamu itu kenapa sih, Dek. Kok selalu saja menggangguku," kata Wening."Mbak, ngomong apa?" tanya si perias. Dia terkejut ketika Wening mengeluarkan kalimat-kalimat aneh. Membuka mata, si gadis yang sebentar lagi berganti status tersebut tersenyum.

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   110. Genderang Perang

    Happy Reading*****Catra menghela napas panjang. Setelah berkata supaya Fandra tidak datang ke pernikahannya besok, sng gadis berlalu begitu saja meninggalkan adik iparnya. "Dia siapa, Mas?" tanya pengacara di kantor Fandra."Dia calon istrinya Pak Anshori. Dia juga Mbak tersayangnya Mas Bos. Bapak tahu kan, kenapa mas bos sampai sekarang menjomblo. Ya, semua karena menunggu dan mencari Mbak Ning," jelas Catra.Pengacara yang hampir dua tahun ini bekerja dengan Fandra, manggut-manggut. Sekarang, dia tahu mengapa si bos tampan dan mapan itu tidak pernah mau dekat dengan seorang perempuan sekalipun banyak yang mendekati. Tahu juga, mengapa bosnya itu selalu menyebut nama Mbak tersayang. "Cantik dan terlihat sangat pinter," puji legal hukum yang bekerja di kantor Fandra. "Jangan sampai mengatakan hal demikian di depan Mas Bos, Pak. Bisa kena semprot sama bogeman nanti," peringat Catra. Keduanya lantas menuju ruangan Anshori karena sudah ditunggu oleh Fandra. Tanpa mengetuk pintu Cat

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   109. Patah Kedua Kali

    Happy Reading*****Sejak kejadian itu, Fandra tak pernah mau untuk pulang ke Malang maupun Banyuwangi. Dia ingin menetap di daerah sama yang ditinggali Wening, meski sang pujaan akan bersatus sebagai nyonya Anshori. Catra, terpaksa mengikuti bosnya tinggal di pulau garam, tetapi seminggu sekali lelaki itu akan pulang ke rumahnya menjenguk sang istri. "Mas, hari ini ada jadwal ketemu sama Pak Anshori untuk pembukaan kafe baru bersama anaknya yang cewek itu. Mas bos sendiri yang datang atau aku wakili?" Catra masuk ke ruangan Fandra saat lelaki itu tengah termenung menatap pantai dengan deburan ombaknya.Menoleh, Fandra tersenyum pada sng asisten. "Biarkan aku saja yang ketemu sama dia. Sekalian mau mengucapkan selamat. Bukankah besok, dia akan menikah sama Mbak tersayangku?""Mas," panggil Catra, "bisakah melupakan Mbak Wening dan mulai buka hatimu untuk cewek lain?"Fandra menggeleng, "Nggak bisa, Cat. Hatiku sudah diisi sepenuhnya oleh Wening. Sampai kapan pun, cinta ini tetap unt

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status