Share

24. Hari Pertama

Author: pramudining
last update Last Updated: 2023-09-18 14:54:13

Happy Reading

*****

"Anu apa sih, Nduk," jawab istri dari Paklik Wening yang bernama Damayanti. "Bapak juga aneh tanyanya. Orang tersenyum tandanya bahagia atau ada yang lucu. Kenapa malah diinterogasi macam maling yang ketangkap nyolong saja."

"Bukan begitu, Bu. Mas Mahmud sudah mempercayakan Nduk Ning sama kita. Bapak cuma nggak mau saja sampai kejadian lagi dia patah hati," kata Rahmat yang tak lain adalah adik kandung Mahmud.

Wening harus berterima kasih pada bibinya. Kali ini, dia terselamatkan dari interogasi Rahmat yang sama-sama posesif seperti Mahmud pada putri-putri mereka.

"Iya, Ibu ngerti, tapi Nduk Ning ini kan baru datang dan butuh istirahat. Masak langsung mau diinterogasi, Pak. Lagian, dia bukan anak ABG yang harus kita awasi selama 24 jam," bela perempuan yang seringnya dipanggil Yanti. "Sudah kita masuk dulu. Sudah mau magrib ini."

Rahmat tidak lagi bisa berkutik jika istrinya sudah mengomel seperti itu. Sang kepala keluarga terpaksa masuk rumah lebih dulu. Berjalan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   25. Kesan Pertama

    Happy Reading*****"Maaf." Suara si gadis bergetar. Baru hari pertama, Wening sudah membuat kesalahan. Menggerakkan tangan kirinya sehingga arloji yang dia kenakan terlihat, si gadis tersadar jika memang dia sudah terlambat lima menit. Padahal di parkiran tadi, dia melirik arlojinya masih belum jam masuk kantor.Apa mungkin karena tadi naik tangga pelan-pelan atau ngobrol di lobi dengan resepsionis yang terlalu lama. Entahlah, Wening menjadi bingung sendiri mengapa bisa sampai terlambat lima menit. "Aku tidak butuh maafmu. Silakan perbaiki kinerja mulai besok," kata sang atasan. "Pak Hartawan sudah merekomendasikan dirimu sebagai karyawan teladan dan loyal terhadap perusahaan, tapi kenapa sekarang kinerjamu menurun.""Saya sudah mengatakan maaf dan berjanji nggak akan mengulangi lagi. Di pintu masuk garmen tadi saya belum terlambat," bela Wening. Dia masih menundukkan pandangan. Sementara sang atasan yang bernama Ibra Adyatma Ramadan menatapnya intens. Makin lama menatap gadis di

    Last Updated : 2023-09-18
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   26. Hari yang Melelahkan

    Happy Reading.*****Sepeninggal sang atasan, Wening mulai membaca satu per satu berkas lamaran kerja di hadapannya. Ada sekitar lima puluh orang pelamar. Gadis itu memperkirakan tidak akan sanggup jika harus membacanya satu per satu dan selesai pas jam makan siang. Mencoba menghubungi Ibra lewat interkom, Wening belum tahu nomor ruangan lelaki itu. "Bagaimana ini? Apa sebaiknya aku ke ruangan beliau langsung, ya?" kata Wening bergumam sendirian.Melirik arloji di pergelangannya, Wening memutuskan untuk memilih beberapa nama yang masuk sesuai dengan pengalaman si pelamar. Tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepatnya. Gadis itu tanpa sadar larut dalam tumpukan berkas lamaran. Hingga interkom yang ada di ruangannya berdering."Astagfirullah," ucap Wening, kaget. Menetralkan degup jantungnya beberapa saat. Gadis itu kemudian mengangkat panggilan. "Halo, di sini Wening. Ada yang bisa dibantu?" tanyanya sesuai dengan prosedur setiap perusahaan saat mengangkat telepon."Sudah selesai k

    Last Updated : 2023-09-19
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   27. Hari yang Melelahkan 2

    Happy Reading*****Wening melongo, sekali lagi atasan barunya itu mengajaknya sport jantung. "Jika seperti ini terus, bisa mati muda aku," gumamnya.Tak ingin menunda menyelesaikan masalah. Wening menghubungi Bella lewat interkom. Berkali-kali berdering, tak juga terangkat panggilannya. Wening mulai khawatir berdiri dari tempat duduknya. Dia berniat turun dan menemui Bella secara langsung.Namun, baru kakinya selangkah meninggalkan ruangannya. Wajah Bella terlihat keluar dari ruangan Ibra. Wening melambaikan tangan. "Ada apa, Mbak? Kenapa mukanya tegang gitu?" kata gadis berambut cokelat tersebut."Gara-gara kamu, nih. Aku kenak semprot lagi sama Pak Bos. Kenapa lama sekali ngantar makan siang sampai jam istirahat selesai," kata Wening."Maaf, deh, Mbak. Tadi, pas beli pesanannya Pak bos, aku ketemu temen lama. Ngobrol ngalor ngidul jadinya sampai jam istirahat selesai." Bella menampilkan senyuman bersalah pada teman barunya."Ish, kamu ini. Kalau kelamaan ngobrol, rawonnya dingin,

    Last Updated : 2023-09-19
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   28. Buat Pusing Saja

    Happy Reading*****Dua lelaki dengan tinggi hampir sama itu terdiam. Mereka enggan menjawab pertanyaan Wening. Saling menatap karena takut jika gadis yang berada di tengah-tengah mereka akan membenci jika mengetahui fakta yang sebenarnya.Wening mulai tak sabar, dia menghentakkan kaki merasa kesal dengan sikap keduanya. "Oke, kalau nggak ada yang mau menjawab pertanyaanku. Aku juga ngak peduli kalau kalian saling kenal atau nggak. Permisi," katanya dan segera keluar dari gedung tempatnya bekerja. Sesampainya di halaman parkir sudah ada Silvia yang menunggu sepupunya itu. Melihat wajah muram Wening, si adik bertanya, "Kerjanya melelahkan, Mbak? Mukanya kusut banget." Sepupunya itu cuma diam. Kentara sekali jika suasana hatinya buruk. Menyerahkan helm pada Wening, Silvia mulai menjalankan kendaraan roda duanya."Cerita, dong, Mbak. Ada apa? Kalau wajahnya si princes ditekuk-tekuk begini. Aku yang bakal kena interogasi sama Bapak," kata Silvia di tengah perjalanannya menuju rumah. "Nd

    Last Updated : 2023-09-20
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   29. Getar Aneh

    Happy Reading*****Silvia menatap saudara sepupunya. "Kenapa masih membela dia, Mbak? Cowok ini kan yang sudah buat Mbak Ning nangis?"Fandra menarik sebelah garis bibirnya. Bukan meremehkan perkataan gadis yang mencengkeram kerah kemejanya, tetapi merasa bahagia karena Wening menangis karenanya. Pertanda, gadis itu mulai memikirkan keberadaannya di dalam hati. Begitulah pikiran Fandra."Vi, sudahlah. Fandra nggak ada kaitan sama sekali dengan apa yang aku alami." Wening memegang lengan sepupunya. Menatap Silvia penuh permohonan. "Kita pulang sekarang. Paklik pasti sudah menunggu di rumah."Mendengar nama sang bapak disebut, Silvia mengendurkan cengkeramannya. Lalu, segera mengajak Wening pulang. Meninggalkan Fandra beberapa langkah, saudara sepupu Silvia itu berbalik untuk menatap si lelaki. Ada begitu banyak pertanyaan dalam benak Wening.Mengetahui Wening berbalik untuk menatapnya, Fandra melambaikan tangan. Mengecup telapak tangannya sendiri dan meniupkannya pada si gadis. Wenin

    Last Updated : 2023-09-20
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   30. Kartu Undangan

    Happy Reading*****Genap sebulan, Wening bekerja di bawah pimpinan Ibra. Sebulan itu pulalah dia selalu mendapat tekanan dalam pekerjaannya. Omelan Ibra, hampir setiap hari mampir di telinga gadis berkulit kuning langsat dengan tahi lalat di leher kanannya itu.Wening juga tidak mengerti dengan tingkah Ibra itu. Terkadang dia baik, tetapi lebih banyak jahat dan jahilnya. Andai tak ingat jika Wening harus bertahan di tempat itu karena tak ingin kembali sekantor dengan Fahri, mungkin sudah sejak lama dia mengundurkan diri. Menghela napas panjang ketika mengingat semua itu. Wening mengaduk teh yang dibuatnya. Meminum minuman hangat berwarna kemerahan yang cukup pekat untuk menenangkan pikiran."Kena omel lagi, Mbak?" tanya Bella, resepsionis yang menjadi teman Wening sejak pindah di garmen cabang. Gadis itu melihat sang akuntan dengan wajahnya yang terlihat lemas."Ya, begitulah," jawab Wening. Dia kembali menyesap teh yang dibuatnya."Betah banget, sih, Mbak. Kalau aku sudah lari nyar

    Last Updated : 2023-09-20
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   31. Atasan Aneh

    Happy Reading*****Sejak hari di mana Ibra memberikan undangan pernikahan Fahri. Wening menghindari segala macam bentuk pertemuan secara langsung dengan lelaki itu. Seperti saat ini, nyata-nyata Ramadan memanggil keduanya untuk berdiskusi tentang order dari pondok pesantren Salahuddin. Namun, Wening beralasan harus mengecek nota kain yang disetor pihak gudang. Lelaki paruh baya yang sejak dua Minggu lalu mulai bergabung di garmen kembali itu merasa aneh. Tidak biasanya sang akuntan menolak diajak meeting."Kamu ada masalah sama Wening, Ib?" tanya Ramadan ketika Ibra sudah berada di ruangannya saat ini."Tidak. Kenapa Papa sampai berpikir seperti itu?" Ibra membuka berkas-berkas di hadapannya. "Papa agak aneh saja sama tingkah Wening. Dari beberapa hari lalu, Papa melihat dia seperti menghindar ketika bertemu denganmu. Apa kalian bertengkar?" tanya lelaki yang sebagian rambutnya mulai memutih itu."Apa, sih, Pa. Kayak anak kecil aja tanyanya. Tengkar sama Wening buat apa?""Papa tah

    Last Updated : 2023-09-21
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   32. Apa Maumu?

    Happy Reading*****Wening segera menengok ke sumber suara. Matanya membelalak tak kalah terkejut ketika mendapati sosok lelaki yang beberapa Minggu ini berusaha dia hindari. Lelaki yang telah mematahkan seluruh hati dan kepercayaannya terhadap cinta, dialah Fahri. Lelaki itu datang dengan mengenakan jas hitam serta kemeja berwarna baby blue. Warna favorit yang selalu dipilih Wening ketika Fahri mengajaknya berbelanja pakaian. Namun, pandangan Wening langsung tertunduk ketika mengingat semua itu."Apa kabar, Ning?" sapa Fahri. Tatapannya tajam menguliti gadis di depannya. Dari ujung kaki sampai kepala tak luput dari pengamatan lelaki itu. "Kamu kurusan. Apa beban pekerjaan di sini jauh lebih berat?"Wening diam bahkan lebih menundudukkan pandangannya. Bella sendiri menjadi bingung dan bertanya-tanya siapa lelaki yang menyapa Wening. Dia sama sekali belum pernah bertemu dengannya."Maaf, jika saya menyela perkataan Bapak. Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Bella sesuai SOP yang ha

    Last Updated : 2023-09-21

Latest chapter

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   117. Selamanya Bahagia 2

    Happy Reading*****Fandra membawa istrinya ke pelaminan. Sambil menunggu dokter datang, Wening memaksa untuk tetap berada di acara tersebut demi menghormati para tamu. Acara demi acara pun berlangsung walau tak sesuai dengan jadwal dan susunan yang sudah dibuat."Yang, sebaiknya kamu istirahat di kamar saja. Nggak papa, kok," kata Fandra."Nggak papa, Yang. Nggak enak sama tamu-tamu yang sudah kita undang.""Tapi wajahmu pucat sekali."Saat itu juga suara MC yang mengatakan bahwa sudah waktunya mereka berdua untuk berdansa. Membuat Wening berdiri."Yang, kalau nggak kuat jangan dipaksa." Fandra benar-benar cemas dengan keadaan istrinya. Senyum itu ditampilkan Wening demi semua orang. Padahal kondisinya benar-benar buruk saat ini. "Jadi, kamu nggak mau kita berdansa berdua?" "Bukan begitu, tapi kesehatanmu sedang terganggu.""Nggak papa. Ayo," ucap Wening.Bergerak mengikuti alunan musik, Wening tampak bahagia. Seluruh tamu undangan menatap ke arah kedua pasangan itu. Semakin lama,

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   116. Selamanya Bahagia

    Happy Reading*****Fahri mengusap lembut tangan sang istri. "Kita hadapi bersama ujian ini," ujarnya.Tiara mengangguk dan tersenyum ke arah Wening. "Dokter mengatakan aku memiliki kista yang cukup besar sehingga menyebabkan sulit mendapatkan keturunan. Tolong maafkan semua salahku selama ini, Ning. Aku sudah mencurigaimu tanpa alasan. Mungkin dengan kata maafmu, bisa membantu mengurangi sakit yang aku derita."Terenyuh, Wening melepaskan pegangan tangannya dari sang suami. Lalu, menangkupkan tangan kanannya pada telapak tangan Tiara. "Kita manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf. Jauh sebelum Bu Tiara minta maaf, saya sudah memaafkan dan melupakan kejadian nggak mengenakkan di masa lalu." Perempuan di samping Fandra itupun tersenyum."Kalau sudah memaafkan kenapa masih memanggilku Ibu? Kita kan saudara ipar sekarang," jawab Tiara. Senyumnya lebih tampak daripada tadi."Bener kata Mbak Tiara, Yang. Jangan panggil dia ibu, panggil saja Mbak. Sama seperti aku memanggilnya," kata Fand

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   115. Kabar Bahagia sekaligus Sedih

    Happy Reading*****Tak banyak pertanyaan, Wening mengikuti perintah sang suami. Membersihkan diri cuma dengan berwudu. Lalu, keduanya berangkat ke rumah sakit yang katakan oleh Catra. Sesampainya di parkiran rumah sakit, Fandra meminta sang istri turun. "Sayang, aku harap kamu nggak kecewa karena malam pertama kita gagal," kata sang suami. "Ish, jangan bahas itu. Aku malu."Tawa Fandra menggema di lorong rumah sakit. "Sebenarnya, kita mau menjenguk siapa?" "Silvia, dia terpeleset di kamar mandi dan sekarang perutnya terasa sakit. Kata Catra, kemungkinan besar Silvia kontraksi. Entah mengapa, sejak tadi dia mencarimu.""Eh, kenapa mencariku?""Si janin ngidam pengen ditungguin tantenya kali." Fandra menampilkan deretan gigi putihnya. Setelah tadi cukup tegang mendengar kabar dari Catra. "Awas saja kalau ini cma akal-akalannya Silvia sama Catra." Wening menghela napas kesal.Fandra meraih perempuan yang sangat dicintanya itu ke pelukan. "Kita akan menghukum mereka jika sampai ha i

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   114. Pengalaman Pertama

    Happy Reading*****Jawaban terkejut Wening membuat Fandra sudah mengangkatnya ke ranjang. Lelaki itu kini berada tepat di atas sang istri. "Yang, buka mata, dong."Perlahan, Wening membuka mata. Tangan Fandra menyusuri wajah yang selama satu tahun ini sangat dirindukannya. "Buka jilbabnya, ya. Aku pengen lihat," kata si bos lirih. Lagi-lagi, Wening tidak bisa mengeluarkan suara untuk memprotes permintaan sang suami."Masya Allah, persis seperti yang aku impikan selama ini. Rambut panjang dan berwarna hitam," ucap Fandra. Matanya mulai berkabut dan entah siapa yang memulai, keduanya larut dalam ciuman memabukkan. Wening berusaha melepas himpitan sang suami. Tangannya memberi kode pukulan ringan supaya bibir Fandra segera menjauh karena dia mulai kekurangan pasokan oksigen.Melepas pagutannya, Fandra tersenyum penuh kemenangan. "Manis sekali. Akan jadi tempat favoritku nantinya." Telunjuk kanannya bergerak mengusap bibir sang istri penuh gairah.Napas Wening memburu. Dia hampir tid

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   113. Maaf

    Happy Reading*****"Tapi," ucap Wening. Suaranya bergetar seperti orang ketakutan. "Nggak apa-apa. Mungkin, dia ingin mengucapkan selamat pada kita," bisik Fandra pada sang istri. Lelaki yang tak lain adalah Anshori, berjalan mendekati pasangan yang tengah berbahagia itu. Bersama seorang perempuan dan Widi yang menggendong adik bayinya. Tangan kanan rekan kerja Fandra terulur padanya. "Selamat Pak Fandra. Akhirnya bisa menikah dengan pujaan hatinya," ucap Anshori. Fandra tersenyum. "Terim kasih, Pak. Sudah menjaga jodoh saya dengan sangat baik," balas si pengantin pria. Anshori tak menjawab perkataan rekan kerjanya, dia langsung melepaskan jabatan mereka. Lelaki itu kini beralih akan menyalami Wening, tetapi tangan Fandra bergerak lebih cepat sehingga mereka bersalaman kembali. "Wening sudah menjadi istriku. Jadi, jangan coba-coba untuk menyentuhnya walaupun dengan alsan bersalaman." Fandra menatap Anshori penuh ancaman dan peringatan. Anshori menaikkan sebelah bibirnya, menc

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   112. Suami Istri

    Happy Reading*****Senyum lelaki yang memakai pakaian senada dengan Wening tercetak jelas. Perempuan berjilbab itu menatap sekelilingnya. Catra, Akbar, Fatur, Mahmud dan keluarga lainnya ada di belakang lelaki yang tadi membacakan doa pengantin untuknya."Pak," panggil Wening pada Mahmud. "Kenapa bisa?"Mahmud tersenyum, lalu menganggukkan kepala. "Tanyakan padanya. Bapak nggak bisa cerita apa-apa.""Ngobrol sama suamimu, Dik," kata Fatur, "ayo, Pak. Di bawah banyak tamu yang menunggu."Seluruh keluarga meninggalkan dua orang yang baru saja resmi menjadi pasangan halal. Silvia bahkan sengaja menyenggol tubuh Wening, menyebabkan perempuan itu terhuyung ke depan. Sang suami segera menahan bobot tubuhnya dengan gesit."Nakal," ucap suami Wening. Silvia menjulurkan lidah. Sangat canggung, tubuh Wening menegang ketika sentuhan tangan sang suami menempel di bahunya.Lelaki itu menutup pintu dengan kaki kanannya. Merengkuh sang istri untuk duduk di tepian ranjang. Dia sendiri, kemudian men

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   111. Hari Pernikahan

    Happy Reading***** Selesai salat Subuh, Wening sudah didandani oleh seorang perias. Nanti, tepat pukul tujuh, pengucapan akad oleh duda dua anak itu akan dilakukan. Widi bahkan sejak semalam sudah menginap di rumahnya. Walau gadis ABG itu tidak setuju dengan keputusan Wening tetap menikah dengan papanya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa pun juga.Wening diam seribu bahasa ketika wajahnya mulai dipoles oleh sang perias. Sejak semalam, tidurnya tidak tenang sama sekali. Salat subuh pun, bayangan wajah Fandra berseliweran. Istigfar, selawat, zikir-zikir penenang hati sudah dia rapalkan. Namun, hatinya tetap tidak tenang. Si gadis selalu mengingat wajah Fandra. Sekarang pun, saat matanya terpejam, senyum si bos muda hadir begitu saja."Kamu itu kenapa sih, Dek. Kok selalu saja menggangguku," kata Wening."Mbak, ngomong apa?" tanya si perias. Dia terkejut ketika Wening mengeluarkan kalimat-kalimat aneh. Membuka mata, si gadis yang sebentar lagi berganti status tersebut tersenyum.

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   110. Genderang Perang

    Happy Reading*****Catra menghela napas panjang. Setelah berkata supaya Fandra tidak datang ke pernikahannya besok, sng gadis berlalu begitu saja meninggalkan adik iparnya. "Dia siapa, Mas?" tanya pengacara di kantor Fandra."Dia calon istrinya Pak Anshori. Dia juga Mbak tersayangnya Mas Bos. Bapak tahu kan, kenapa mas bos sampai sekarang menjomblo. Ya, semua karena menunggu dan mencari Mbak Ning," jelas Catra.Pengacara yang hampir dua tahun ini bekerja dengan Fandra, manggut-manggut. Sekarang, dia tahu mengapa si bos tampan dan mapan itu tidak pernah mau dekat dengan seorang perempuan sekalipun banyak yang mendekati. Tahu juga, mengapa bosnya itu selalu menyebut nama Mbak tersayang. "Cantik dan terlihat sangat pinter," puji legal hukum yang bekerja di kantor Fandra. "Jangan sampai mengatakan hal demikian di depan Mas Bos, Pak. Bisa kena semprot sama bogeman nanti," peringat Catra. Keduanya lantas menuju ruangan Anshori karena sudah ditunggu oleh Fandra. Tanpa mengetuk pintu Cat

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   109. Patah Kedua Kali

    Happy Reading*****Sejak kejadian itu, Fandra tak pernah mau untuk pulang ke Malang maupun Banyuwangi. Dia ingin menetap di daerah sama yang ditinggali Wening, meski sang pujaan akan bersatus sebagai nyonya Anshori. Catra, terpaksa mengikuti bosnya tinggal di pulau garam, tetapi seminggu sekali lelaki itu akan pulang ke rumahnya menjenguk sang istri. "Mas, hari ini ada jadwal ketemu sama Pak Anshori untuk pembukaan kafe baru bersama anaknya yang cewek itu. Mas bos sendiri yang datang atau aku wakili?" Catra masuk ke ruangan Fandra saat lelaki itu tengah termenung menatap pantai dengan deburan ombaknya.Menoleh, Fandra tersenyum pada sng asisten. "Biarkan aku saja yang ketemu sama dia. Sekalian mau mengucapkan selamat. Bukankah besok, dia akan menikah sama Mbak tersayangku?""Mas," panggil Catra, "bisakah melupakan Mbak Wening dan mulai buka hatimu untuk cewek lain?"Fandra menggeleng, "Nggak bisa, Cat. Hatiku sudah diisi sepenuhnya oleh Wening. Sampai kapan pun, cinta ini tetap unt

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status