Home / Romansa / Tergoda Rayuan CEO Muda / 27. Hari yang Melelahkan 2

Share

27. Hari yang Melelahkan 2

Author: pramudining
last update Last Updated: 2023-09-19 14:00:38

Happy Reading

*****

Wening melongo, sekali lagi atasan barunya itu mengajaknya sport jantung. "Jika seperti ini terus, bisa mati muda aku," gumamnya.

Tak ingin menunda menyelesaikan masalah. Wening menghubungi Bella lewat interkom. Berkali-kali berdering, tak juga terangkat panggilannya. Wening mulai khawatir berdiri dari tempat duduknya. Dia berniat turun dan menemui Bella secara langsung.

Namun, baru kakinya selangkah meninggalkan ruangannya. Wajah Bella terlihat keluar dari ruangan Ibra. Wening melambaikan tangan.

"Ada apa, Mbak? Kenapa mukanya tegang gitu?" kata gadis berambut cokelat tersebut.

"Gara-gara kamu, nih. Aku kenak semprot lagi sama Pak Bos. Kenapa lama sekali ngantar makan siang sampai jam istirahat selesai," kata Wening.

"Maaf, deh, Mbak. Tadi, pas beli pesanannya Pak bos, aku ketemu temen lama. Ngobrol ngalor ngidul jadinya sampai jam istirahat selesai." Bella menampilkan senyuman bersalah pada teman barunya.

"Ish, kamu ini. Kalau kelamaan ngobrol, rawonnya dingin,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   28. Buat Pusing Saja

    Happy Reading*****Dua lelaki dengan tinggi hampir sama itu terdiam. Mereka enggan menjawab pertanyaan Wening. Saling menatap karena takut jika gadis yang berada di tengah-tengah mereka akan membenci jika mengetahui fakta yang sebenarnya.Wening mulai tak sabar, dia menghentakkan kaki merasa kesal dengan sikap keduanya. "Oke, kalau nggak ada yang mau menjawab pertanyaanku. Aku juga ngak peduli kalau kalian saling kenal atau nggak. Permisi," katanya dan segera keluar dari gedung tempatnya bekerja. Sesampainya di halaman parkir sudah ada Silvia yang menunggu sepupunya itu. Melihat wajah muram Wening, si adik bertanya, "Kerjanya melelahkan, Mbak? Mukanya kusut banget." Sepupunya itu cuma diam. Kentara sekali jika suasana hatinya buruk. Menyerahkan helm pada Wening, Silvia mulai menjalankan kendaraan roda duanya."Cerita, dong, Mbak. Ada apa? Kalau wajahnya si princes ditekuk-tekuk begini. Aku yang bakal kena interogasi sama Bapak," kata Silvia di tengah perjalanannya menuju rumah. "Nd

    Last Updated : 2023-09-20
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   29. Getar Aneh

    Happy Reading*****Silvia menatap saudara sepupunya. "Kenapa masih membela dia, Mbak? Cowok ini kan yang sudah buat Mbak Ning nangis?"Fandra menarik sebelah garis bibirnya. Bukan meremehkan perkataan gadis yang mencengkeram kerah kemejanya, tetapi merasa bahagia karena Wening menangis karenanya. Pertanda, gadis itu mulai memikirkan keberadaannya di dalam hati. Begitulah pikiran Fandra."Vi, sudahlah. Fandra nggak ada kaitan sama sekali dengan apa yang aku alami." Wening memegang lengan sepupunya. Menatap Silvia penuh permohonan. "Kita pulang sekarang. Paklik pasti sudah menunggu di rumah."Mendengar nama sang bapak disebut, Silvia mengendurkan cengkeramannya. Lalu, segera mengajak Wening pulang. Meninggalkan Fandra beberapa langkah, saudara sepupu Silvia itu berbalik untuk menatap si lelaki. Ada begitu banyak pertanyaan dalam benak Wening.Mengetahui Wening berbalik untuk menatapnya, Fandra melambaikan tangan. Mengecup telapak tangannya sendiri dan meniupkannya pada si gadis. Wenin

    Last Updated : 2023-09-20
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   30. Kartu Undangan

    Happy Reading*****Genap sebulan, Wening bekerja di bawah pimpinan Ibra. Sebulan itu pulalah dia selalu mendapat tekanan dalam pekerjaannya. Omelan Ibra, hampir setiap hari mampir di telinga gadis berkulit kuning langsat dengan tahi lalat di leher kanannya itu.Wening juga tidak mengerti dengan tingkah Ibra itu. Terkadang dia baik, tetapi lebih banyak jahat dan jahilnya. Andai tak ingat jika Wening harus bertahan di tempat itu karena tak ingin kembali sekantor dengan Fahri, mungkin sudah sejak lama dia mengundurkan diri. Menghela napas panjang ketika mengingat semua itu. Wening mengaduk teh yang dibuatnya. Meminum minuman hangat berwarna kemerahan yang cukup pekat untuk menenangkan pikiran."Kena omel lagi, Mbak?" tanya Bella, resepsionis yang menjadi teman Wening sejak pindah di garmen cabang. Gadis itu melihat sang akuntan dengan wajahnya yang terlihat lemas."Ya, begitulah," jawab Wening. Dia kembali menyesap teh yang dibuatnya."Betah banget, sih, Mbak. Kalau aku sudah lari nyar

    Last Updated : 2023-09-20
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   31. Atasan Aneh

    Happy Reading*****Sejak hari di mana Ibra memberikan undangan pernikahan Fahri. Wening menghindari segala macam bentuk pertemuan secara langsung dengan lelaki itu. Seperti saat ini, nyata-nyata Ramadan memanggil keduanya untuk berdiskusi tentang order dari pondok pesantren Salahuddin. Namun, Wening beralasan harus mengecek nota kain yang disetor pihak gudang. Lelaki paruh baya yang sejak dua Minggu lalu mulai bergabung di garmen kembali itu merasa aneh. Tidak biasanya sang akuntan menolak diajak meeting."Kamu ada masalah sama Wening, Ib?" tanya Ramadan ketika Ibra sudah berada di ruangannya saat ini."Tidak. Kenapa Papa sampai berpikir seperti itu?" Ibra membuka berkas-berkas di hadapannya. "Papa agak aneh saja sama tingkah Wening. Dari beberapa hari lalu, Papa melihat dia seperti menghindar ketika bertemu denganmu. Apa kalian bertengkar?" tanya lelaki yang sebagian rambutnya mulai memutih itu."Apa, sih, Pa. Kayak anak kecil aja tanyanya. Tengkar sama Wening buat apa?""Papa tah

    Last Updated : 2023-09-21
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   32. Apa Maumu?

    Happy Reading*****Wening segera menengok ke sumber suara. Matanya membelalak tak kalah terkejut ketika mendapati sosok lelaki yang beberapa Minggu ini berusaha dia hindari. Lelaki yang telah mematahkan seluruh hati dan kepercayaannya terhadap cinta, dialah Fahri. Lelaki itu datang dengan mengenakan jas hitam serta kemeja berwarna baby blue. Warna favorit yang selalu dipilih Wening ketika Fahri mengajaknya berbelanja pakaian. Namun, pandangan Wening langsung tertunduk ketika mengingat semua itu."Apa kabar, Ning?" sapa Fahri. Tatapannya tajam menguliti gadis di depannya. Dari ujung kaki sampai kepala tak luput dari pengamatan lelaki itu. "Kamu kurusan. Apa beban pekerjaan di sini jauh lebih berat?"Wening diam bahkan lebih menundudukkan pandangannya. Bella sendiri menjadi bingung dan bertanya-tanya siapa lelaki yang menyapa Wening. Dia sama sekali belum pernah bertemu dengannya."Maaf, jika saya menyela perkataan Bapak. Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Bella sesuai SOP yang ha

    Last Updated : 2023-09-21
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   33. Persaingan

    Happy Reading*****Ramadan tertawa dengan perkataan anak-anak muda di sekitarnya. "Kalian ini. Semakin kalian mengingkari perasaan masing-masing. Semakin terlihat dengan jelas bahwa kalian berdua tertarik pada Wening."Papa ngawur ngomongnya," kata Ibra."Jangan sembarangan, Om. Saya sudah akan menikah beberapa hari lagi," sahut Fahri.Mengeraskan tawa, Ramadan menatap Wening. "Siapa yang akan kmu pilih, Ning. Jika apa yang saya katakan tadi salah benar. Apakah kamu akan memilih putraku atau akan menjadi pelakor di antara hubungan Fahri dan Tiara.""Pa.""Om."Menegakkan kepala, Wening menghela napas. Lalu, menatap Ramadan. "Saya nggak akan memilih keduanya, Pak.""Alasannya?" tanya ketiga lelaki itu serempak."Ternyata, kalian berdua juga kepo dengan alasan Wening. Gitu tidak mau mengakui perasaan masing-masing." Ramadan tertawa sekali lagi."Sudahlah, Pak. Jika nggak ada yang perlu saya kerjakan lagi. Lebih baik saya permisi. Sudah waktunya makan siang," kata Wening."Silakan, Ning

    Last Updated : 2023-09-21
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   34. Resepsi Pernikahan

    Happy Reading***** Ketiga lelaki itu terdiam. Melihat keganjilan itu, Wening memilih meninggalkan mereka. Sudah tak ada alasan baginya untuk dekat-dekat dengan ketiganya. "Siapa kamu sebenarnya, Fan. Mengapa ... orang yang aku kenal ternyata mengenal Fahri juga. Aku benci kalian semua," ucap Wening sepanjang perjalanan menuju rumah Pakliknya.Sejak kejadian itu, sikap Wening berubah sepenuhnya. Dia tak lagi menanggapi telepon atau chat yang dikirimkan Fandra. Tak lagi berinteraksi berlebihan dengan Ibra. Jika lelaki itu mulai bersikap menjengkelkan, Wening memilih diam dan meninggalkannya. Pun demikian dengan sikap gadis itu pada Fahri yang beberapa kali menghubungi dan meminta maaf. Semua tidak digubrisnya. Wening juga menjadi jauh lebih pendiam. Terkadang, Silvia bertanya kenapa, tetapi jawabannya selalu saja sama. Tidak ada masalah apa pun yang perlu diceritakan pada sepupunya itu. Hari yang ditentukan itu tiba, mau tak mau Wening harus menghadiri acara pernikahan mantan kekas

    Last Updated : 2023-09-22
  • Tergoda Rayuan CEO Muda   35. Resepsi Pernikahan 2

    Happy Reading*****Tak ingin kehilangan muka di depan tamunya, Mahmud terpaksa menyetujui permintaan sang istri. Ibra seolah mendapat angin segar dengan tawaran ibunya Wening. Dia dengan senang hati menyetujui. Mereka semua masuk tanpa berkata apa pun lagi. Mahmud menunjukkan kamar yang akan digunakan Ibra di lantai bawah, tepat di sebelah kamarnya."Mungkin, kamarnya nggak semewah kamar hotel, Nak. Semoga kamu bisa tidur nyenyak malam ini," kata Mahmud sebelum meninggalkan si bos sendirian."Terima kasih, Pak. Kamarnya cukup nyaman. Jadi, tidak ada alasan bagi saya untuk tidak tidur dengan nyenyak." Mahmud tersenyum. Mengucapkan salam perpisahan dan meninggalkan kamar tersebut. Ibra segera mengistirahatkan tubuhnya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Menyetir dengan jarak jauh ternyata melelahkan juga. Dia pun dengan cepat berada di alam mimpi.Berbeda dengan Ibra yang sudah tertidur dengan pulas. Wening, begitu sangat gelisah malam ini. Bayangan Kebersamaan dengan Fahri munc

    Last Updated : 2023-09-22

Latest chapter

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   117. Selamanya Bahagia 2

    Happy Reading*****Fandra membawa istrinya ke pelaminan. Sambil menunggu dokter datang, Wening memaksa untuk tetap berada di acara tersebut demi menghormati para tamu. Acara demi acara pun berlangsung walau tak sesuai dengan jadwal dan susunan yang sudah dibuat."Yang, sebaiknya kamu istirahat di kamar saja. Nggak papa, kok," kata Fandra."Nggak papa, Yang. Nggak enak sama tamu-tamu yang sudah kita undang.""Tapi wajahmu pucat sekali."Saat itu juga suara MC yang mengatakan bahwa sudah waktunya mereka berdua untuk berdansa. Membuat Wening berdiri."Yang, kalau nggak kuat jangan dipaksa." Fandra benar-benar cemas dengan keadaan istrinya. Senyum itu ditampilkan Wening demi semua orang. Padahal kondisinya benar-benar buruk saat ini. "Jadi, kamu nggak mau kita berdansa berdua?" "Bukan begitu, tapi kesehatanmu sedang terganggu.""Nggak papa. Ayo," ucap Wening.Bergerak mengikuti alunan musik, Wening tampak bahagia. Seluruh tamu undangan menatap ke arah kedua pasangan itu. Semakin lama,

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   116. Selamanya Bahagia

    Happy Reading*****Fahri mengusap lembut tangan sang istri. "Kita hadapi bersama ujian ini," ujarnya.Tiara mengangguk dan tersenyum ke arah Wening. "Dokter mengatakan aku memiliki kista yang cukup besar sehingga menyebabkan sulit mendapatkan keturunan. Tolong maafkan semua salahku selama ini, Ning. Aku sudah mencurigaimu tanpa alasan. Mungkin dengan kata maafmu, bisa membantu mengurangi sakit yang aku derita."Terenyuh, Wening melepaskan pegangan tangannya dari sang suami. Lalu, menangkupkan tangan kanannya pada telapak tangan Tiara. "Kita manusia biasa. Tempatnya salah dan khilaf. Jauh sebelum Bu Tiara minta maaf, saya sudah memaafkan dan melupakan kejadian nggak mengenakkan di masa lalu." Perempuan di samping Fandra itupun tersenyum."Kalau sudah memaafkan kenapa masih memanggilku Ibu? Kita kan saudara ipar sekarang," jawab Tiara. Senyumnya lebih tampak daripada tadi."Bener kata Mbak Tiara, Yang. Jangan panggil dia ibu, panggil saja Mbak. Sama seperti aku memanggilnya," kata Fand

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   115. Kabar Bahagia sekaligus Sedih

    Happy Reading*****Tak banyak pertanyaan, Wening mengikuti perintah sang suami. Membersihkan diri cuma dengan berwudu. Lalu, keduanya berangkat ke rumah sakit yang katakan oleh Catra. Sesampainya di parkiran rumah sakit, Fandra meminta sang istri turun. "Sayang, aku harap kamu nggak kecewa karena malam pertama kita gagal," kata sang suami. "Ish, jangan bahas itu. Aku malu."Tawa Fandra menggema di lorong rumah sakit. "Sebenarnya, kita mau menjenguk siapa?" "Silvia, dia terpeleset di kamar mandi dan sekarang perutnya terasa sakit. Kata Catra, kemungkinan besar Silvia kontraksi. Entah mengapa, sejak tadi dia mencarimu.""Eh, kenapa mencariku?""Si janin ngidam pengen ditungguin tantenya kali." Fandra menampilkan deretan gigi putihnya. Setelah tadi cukup tegang mendengar kabar dari Catra. "Awas saja kalau ini cma akal-akalannya Silvia sama Catra." Wening menghela napas kesal.Fandra meraih perempuan yang sangat dicintanya itu ke pelukan. "Kita akan menghukum mereka jika sampai ha i

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   114. Pengalaman Pertama

    Happy Reading*****Jawaban terkejut Wening membuat Fandra sudah mengangkatnya ke ranjang. Lelaki itu kini berada tepat di atas sang istri. "Yang, buka mata, dong."Perlahan, Wening membuka mata. Tangan Fandra menyusuri wajah yang selama satu tahun ini sangat dirindukannya. "Buka jilbabnya, ya. Aku pengen lihat," kata si bos lirih. Lagi-lagi, Wening tidak bisa mengeluarkan suara untuk memprotes permintaan sang suami."Masya Allah, persis seperti yang aku impikan selama ini. Rambut panjang dan berwarna hitam," ucap Fandra. Matanya mulai berkabut dan entah siapa yang memulai, keduanya larut dalam ciuman memabukkan. Wening berusaha melepas himpitan sang suami. Tangannya memberi kode pukulan ringan supaya bibir Fandra segera menjauh karena dia mulai kekurangan pasokan oksigen.Melepas pagutannya, Fandra tersenyum penuh kemenangan. "Manis sekali. Akan jadi tempat favoritku nantinya." Telunjuk kanannya bergerak mengusap bibir sang istri penuh gairah.Napas Wening memburu. Dia hampir tid

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   113. Maaf

    Happy Reading*****"Tapi," ucap Wening. Suaranya bergetar seperti orang ketakutan. "Nggak apa-apa. Mungkin, dia ingin mengucapkan selamat pada kita," bisik Fandra pada sang istri. Lelaki yang tak lain adalah Anshori, berjalan mendekati pasangan yang tengah berbahagia itu. Bersama seorang perempuan dan Widi yang menggendong adik bayinya. Tangan kanan rekan kerja Fandra terulur padanya. "Selamat Pak Fandra. Akhirnya bisa menikah dengan pujaan hatinya," ucap Anshori. Fandra tersenyum. "Terim kasih, Pak. Sudah menjaga jodoh saya dengan sangat baik," balas si pengantin pria. Anshori tak menjawab perkataan rekan kerjanya, dia langsung melepaskan jabatan mereka. Lelaki itu kini beralih akan menyalami Wening, tetapi tangan Fandra bergerak lebih cepat sehingga mereka bersalaman kembali. "Wening sudah menjadi istriku. Jadi, jangan coba-coba untuk menyentuhnya walaupun dengan alsan bersalaman." Fandra menatap Anshori penuh ancaman dan peringatan. Anshori menaikkan sebelah bibirnya, menc

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   112. Suami Istri

    Happy Reading*****Senyum lelaki yang memakai pakaian senada dengan Wening tercetak jelas. Perempuan berjilbab itu menatap sekelilingnya. Catra, Akbar, Fatur, Mahmud dan keluarga lainnya ada di belakang lelaki yang tadi membacakan doa pengantin untuknya."Pak," panggil Wening pada Mahmud. "Kenapa bisa?"Mahmud tersenyum, lalu menganggukkan kepala. "Tanyakan padanya. Bapak nggak bisa cerita apa-apa.""Ngobrol sama suamimu, Dik," kata Fatur, "ayo, Pak. Di bawah banyak tamu yang menunggu."Seluruh keluarga meninggalkan dua orang yang baru saja resmi menjadi pasangan halal. Silvia bahkan sengaja menyenggol tubuh Wening, menyebabkan perempuan itu terhuyung ke depan. Sang suami segera menahan bobot tubuhnya dengan gesit."Nakal," ucap suami Wening. Silvia menjulurkan lidah. Sangat canggung, tubuh Wening menegang ketika sentuhan tangan sang suami menempel di bahunya.Lelaki itu menutup pintu dengan kaki kanannya. Merengkuh sang istri untuk duduk di tepian ranjang. Dia sendiri, kemudian men

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   111. Hari Pernikahan

    Happy Reading***** Selesai salat Subuh, Wening sudah didandani oleh seorang perias. Nanti, tepat pukul tujuh, pengucapan akad oleh duda dua anak itu akan dilakukan. Widi bahkan sejak semalam sudah menginap di rumahnya. Walau gadis ABG itu tidak setuju dengan keputusan Wening tetap menikah dengan papanya, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa pun juga.Wening diam seribu bahasa ketika wajahnya mulai dipoles oleh sang perias. Sejak semalam, tidurnya tidak tenang sama sekali. Salat subuh pun, bayangan wajah Fandra berseliweran. Istigfar, selawat, zikir-zikir penenang hati sudah dia rapalkan. Namun, hatinya tetap tidak tenang. Si gadis selalu mengingat wajah Fandra. Sekarang pun, saat matanya terpejam, senyum si bos muda hadir begitu saja."Kamu itu kenapa sih, Dek. Kok selalu saja menggangguku," kata Wening."Mbak, ngomong apa?" tanya si perias. Dia terkejut ketika Wening mengeluarkan kalimat-kalimat aneh. Membuka mata, si gadis yang sebentar lagi berganti status tersebut tersenyum.

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   110. Genderang Perang

    Happy Reading*****Catra menghela napas panjang. Setelah berkata supaya Fandra tidak datang ke pernikahannya besok, sng gadis berlalu begitu saja meninggalkan adik iparnya. "Dia siapa, Mas?" tanya pengacara di kantor Fandra."Dia calon istrinya Pak Anshori. Dia juga Mbak tersayangnya Mas Bos. Bapak tahu kan, kenapa mas bos sampai sekarang menjomblo. Ya, semua karena menunggu dan mencari Mbak Ning," jelas Catra.Pengacara yang hampir dua tahun ini bekerja dengan Fandra, manggut-manggut. Sekarang, dia tahu mengapa si bos tampan dan mapan itu tidak pernah mau dekat dengan seorang perempuan sekalipun banyak yang mendekati. Tahu juga, mengapa bosnya itu selalu menyebut nama Mbak tersayang. "Cantik dan terlihat sangat pinter," puji legal hukum yang bekerja di kantor Fandra. "Jangan sampai mengatakan hal demikian di depan Mas Bos, Pak. Bisa kena semprot sama bogeman nanti," peringat Catra. Keduanya lantas menuju ruangan Anshori karena sudah ditunggu oleh Fandra. Tanpa mengetuk pintu Cat

  • Tergoda Rayuan CEO Muda   109. Patah Kedua Kali

    Happy Reading*****Sejak kejadian itu, Fandra tak pernah mau untuk pulang ke Malang maupun Banyuwangi. Dia ingin menetap di daerah sama yang ditinggali Wening, meski sang pujaan akan bersatus sebagai nyonya Anshori. Catra, terpaksa mengikuti bosnya tinggal di pulau garam, tetapi seminggu sekali lelaki itu akan pulang ke rumahnya menjenguk sang istri. "Mas, hari ini ada jadwal ketemu sama Pak Anshori untuk pembukaan kafe baru bersama anaknya yang cewek itu. Mas bos sendiri yang datang atau aku wakili?" Catra masuk ke ruangan Fandra saat lelaki itu tengah termenung menatap pantai dengan deburan ombaknya.Menoleh, Fandra tersenyum pada sng asisten. "Biarkan aku saja yang ketemu sama dia. Sekalian mau mengucapkan selamat. Bukankah besok, dia akan menikah sama Mbak tersayangku?""Mas," panggil Catra, "bisakah melupakan Mbak Wening dan mulai buka hatimu untuk cewek lain?"Fandra menggeleng, "Nggak bisa, Cat. Hatiku sudah diisi sepenuhnya oleh Wening. Sampai kapan pun, cinta ini tetap unt

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status