Home / CEO / Tergoda Hasrat si Presdir Tampan / Bab 70 ( Orang Dalam )

Share

Bab 70 ( Orang Dalam )

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2023-11-22 20:55:57

Siska menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Pintu rumah Restu yang masih terbuka. Bukankah ini sudah tiga hari meninggal sang Tante? Lantas, untuk apa dirinya pergi ke rumah Nasya, sedangkan wanita itu sudah di kuburkan tiga hari yang lalu?

Siska menyugar rambutnya, pikirannya melayang entah kemana. Selama tiga hari semenjak peristiwa kekerasan yang dilakukan Restu, otaknya sudah tidak normal lagi!

Siska Kembali ke dalam rumah, mencari keberadaan Restu.

"Kau sengaja mempermainkan diriku?"

Restu yang akan memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya, terpaksa mengurungkan niatnya itu. Kembalinya Siska membuat selera makannya hilang.

"Tante Nasya sudah dikuburkan! Kenapa tidak-"

"Sepertinya kepalamu benar-benar terluka parah karena pukulan ku malam itu. Kau baru saja sadar, tapi otakmu belum bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Apakah kau tidak ingat, jatuh pingsan setelah percintaan yang kita lakukan?"

Siska terlihat memutar tubuhnya, meninggalkan Restu yang belum mendapatk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 71 ( Pria Bertopi)

    Setelah selesai menyelesaikan pembayaran untuk perlengkapan bayinya,Suci dan Rangga tidak langsung pulang ke rumah. Keduanya sama-sama saling memutuskan untuk mencari makan siang. Kali ini, Rangga yang memutuskan tempatnya. Karena Suci telah memutuskan untuk mengerjainya ke pasar tradisional."Makan di Mall?" Suci sempat ingin protes, namun ia urungkan. Ia baru saja mendapatkan kesempatan untuk pergi ke pasar, jadi kali ini Ia harus mengapresiasi keputusan Rangga untuk memilih tempat makan."Aku pesan kapal selam saja." Ucap Suci saat seorang waiters menyodorkan sebuah buku menu ke hadapannya."Suci, jangan main-main! Jangan buat malu aku. Mana ada kapal selam di restoran ini!" Rangga menggelengkan kepalanya berulang kali. Ia benar-benar tidak habis pikir, mengapa istrinya begitu aneh, memesan kapal selam di tempat makan. Padahal, kalau Suci mau, Rangga bisa saja membeli Kapal untuk makan malam romantisnya."Kapal selam yang aku maksud itu Empek-empek Palembang, Mas! Itu makanan…bukan

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 72 ( Flashback)

    "Kau selalu saja mencuri kesempatan untuk bisa mendapatkan kembali wanita itu!" teriak Rahayu saat sesi pemotretan Keluarga selesai. Rangga yang akan melewati ruang tamu, mengurungkan niatnya untuk melewati ruang tersebut. Ia memilih untuk bersembunyi dibalik tembok, mendengarkan perdebatan yang berlangsung antara Ayah dan ibunya itu. Ia yang masih duduk di bangku sekolah dasar hanya bisa diam dan tak terlalu paham akan yang di ributkan oleh kedua orang tuanya itu."Kau sama saja Rahayu! Kau selalu mencari kesempatan untuk bisa bersama pria itu! Jangan melimpahkan semua masalah padaku, karena pada akhirnya kita semua sama. Kita sama-sama Munafik dan tidak bisa menghargai satu sama lainnya! Kita ini egois, memaksakan kehendak untuk menikah hanya untuk melampiaskan kekesalan yang berujung kau hamil dan melahirkan anak bodoh itu!""Rangga tidak bodoh dan jaga bicaramu, jangan sampai Rangga mendengarnya!""Aku tidak peduli jika ia mendengarnya!""Mas!""Dasar wanita murahan!"Rangga menut

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 73 ( Tolong Anakku!)

    Suci berjalan-jalan di pinggiran rumput yang terdapat di area Rumah Sakit. Hari ini adalah tanggal perkiraan kelahiran anaknya walaupun belum ada tanda-tanda bayi itu akan lahir, Rangga tetap memutuskan untuk membawa Suci ke Rumah sakit agar jika waktunya tiba, perjalanan ke Rumah Sakit tidak terlalu memakan waktu lama. Kata dokter yang menangani Suci juga memberikan masukan agar Suci lebih baik berada Rumah Sakit untuk mengurangi resiko jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Walaupun sudah diperiksa, dan semua hasilnya baik, dokter akan tetap melakukan operasi Caesar jika hari ini Suci belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan."Sayang, ada masalah di Kantor. Apakah tidak masalah jika kau aku tinggalkan sendirian? Sebentar lagi Ibu akan datang ke sini untuk menemani dirimu." Ucap Rangga yang dihadiahi anggukan oleh Suci."Baik Mas, aku akan kembali ke Kamar saja. Jaga dirimu,"Rangga memeluk tubuh Suci. Ia benar-benar berat meninggalkan Suci, namun kondisi perusahaan sedan

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 74 (Bayi Mungil)

    Perlahan-lahan Suci membuka kedua matanya. Membutuhkan waktu cukup lama baginya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya."Sayang, kau sudah sadar?" Rahayu menatap lega waja pucat Suci yang sudah mulai menggerakkan matanya.Hal yang pertama kalinya dilihat Suci adalah Rahayu. Lalu ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang serba putih itu."Suci! Kau sudah sadar, sayang!" Rangga hendak memeluk tubuh istrinya itu, namun dilarang oleh Rahayu. "Dimana ini Mas?"Rangga menggenggam tangan Suci, memberikan sentuhan hangat untuk istrinya itu."Rumah Sakit, sayang. Kau berada di Rumah Sakit." Lirih Rangga.Suci terdiam sejenak memikirkan sesuatu yang begitu mengganjal hati dan pikirannya. Perlahan, genggaman tangan Rangga dilepaskan. Lalu, tangannya mulai meraba perutnya yang sudah tidak buncit. Perutnya sudah kembali rata kembali."Dimana anakku?" ekspresi wajah Suci berubah menjadi marah."Kalian sembunyikan dimana anakku! Tidak! Kembalikan anakku! Dia tidak bersal

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 75 ( Wajah Pelaku)

    Restu terdiam sejenak saat pikirannya kembali melayang pada Suci. Wanita yang dicintainya itu benar-benar sudah berada dalam titik terendahnya. Restu masih ingat, saat ia meninggalkan Suci dalam keterpurukan ekonomi keluarganya itu, wanita itu tidak terlalu banyak berkeluh kesah. Tidak peduli berapa banyak teman yang telah mengkhianati dirinya, ia tetap tegar. Sekalipun orang yang meninggalkan dirinya adalah Ibunya sendiri."Kau melamun?" Restu menatap malas pada wajah Siska. Wanita itu sudah cukup baik dengan selalu mengikuti semua ucapan Restu. Tapi, bagi Restu Siska adalah wanita bertopeng yang kapan saja bisa berubah bentuknya."Lebih baik kau kembali ke rumahmu. Kau sudah tidak aku perlukan lagi. Lagipula, kehidupan Suci sudah hancur semenjak ia kehilangan anaknya."Siska tersenyum menanggapi perkataan Restu."Tidak ada kata menyerah dalam hidupku. Aku tidak ingin menyerah begitu saja, sedangkan untuk bisa mendapatkan kembali Rangga, aku harus benar-benar menyingkir wanita itu!"

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 76 ( Saksi Kunci yang Lenyap)

    Suci menjelaskan tentang bagaimana wajah pria yang menyeretnya ke dalam ruang menuju ke tangga darurat. Pelukis wajah yang didatangkan langsung dari Surabaya itu begitu menyimak penjelasan wanita berambut panjang itu.Sesekali Rangga mengelus lembut punggung Suci, menyalurkan rasa nyaman pada istrinya itu.Rahayu yang ikut melihat,raut wajahnya terlihat begitu sedih.Setelah selesai, Suci menoleh menatap wajah Suaminya."Kau berhasil sayang, kau berhasil melewatinya dengan baik. Kau adalah Ibu yang sangat hebat untuk anak kita yang sudah di Surga." Ucap Rangga mencoba untuk menguatkan hati istrinya.Suci bernafas lega, lalu ia menyandarkan kepalanya pada Sofa."Sebelum menendang perutku, pria itu mengatakan aku harus merasakan kepedihan yang dirasakan oleh orang yang telah membayarnya. Berarti, dia hanyalah orang suruhan?"Rangga tak ingin menambah beban pikiran Suci. Ia berpura-pura tidak memahami ucapan Suci. Walaupun dalam hatinya, ia begitu penasaran dengan siapa orang dibalik ini

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 77 ( Soal Lestari)

    Anton mencoba kembali mengunjungi Ayah Siska yang sedang berada di dalam tahanan."Kenapa kau terus datang kemari! Sudah aku katakan, aku bungkam atas semua pertanyaanmu itu!""Termasuk hal yang berkaitan dengan dokter Nasya?"Sandi mengerutkan keningnya dan menatap wajah pria yang terus mendatanginya beberapa bulan ini.Anton memang sengaja tidak memberitahu soal kematian Nasya. Lagi pula, pihak kepolisian hanya mengetahui bahwa Sandi ini hanyalah seorang duda yang sudah tidak memiliki istri, jadi Anton sangat yakin jika Sandi belum mengetahui perihal kematian dokter Nasya."Kenapa kau menyinggung nama itu?"Anton mengetuk jari-jarinya ke meja, menimbulkan suara-suara berisik di telinga Sandi."Cepat katakan atau aku akan berteriak dan meminta masuk ke dalam tahanan sekarang juga!" "Dokter Nasya telah meninggal dunia. Wanita itu jadi korban pembunuhan berencana oleh seseorang yang berkaitan dengan keluarga pemilik Perusahaan Roti terbesar di Indonesia, yaitu PT. Ramadhan Group. Kau

    Last Updated : 2023-11-23
  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 78 ( Kebebasan Sandi)

    "Jangan bunuh anakku!"Rangga terkejut mendengar teriakkan Suci yang masih dalam keadaan tidur di sampingnya. Wanita itu terlihat memegangi perutnya, Seperti melindungi perutnya dari sesuatu yang begitu menakutkan."Sayang, bangunlah. Kau sedang bermimpi!" Rangga mengelus lembut rambut dan pipi Suci, berharap sentuhannya dapat membangunkan istrinya dari mimpi buruk itu. Rangga tidak dapat membayangkan, bagaimana traumanya Suci saat mendapatkan perlakuan kasar seperti itu.Setelah mulai bangun dari tidurnya, Suci menatap ke sekeliling ruangan dan mendapati dirinya masih berada di dalam kamar."Mas!" Suci menoleh dan mendapati Suaminya berada disampingnya."Tenang sayang, ada aku di sini." Rangga memeluk tubuh sang istri, memberikan kenyamanan pada wanita yang terlihat lemah itu."Anakku, mas…anak kita. Aku yakin, dia masih hidup."Rangga menggeleng cepat, ia sendiri yang telah menguburkan jenazah bayi mungilnya itu. Tidak mungkin bayinya masih hidup. Itu hanyalah pikiran Suci yang begi

    Last Updated : 2023-11-23

Latest chapter

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 152 ( I Love You, My Presdir! )

    "Sepertinya, kita salah kamar."Rangga dan Joni saling tatap, lalu mengalihkan pandangannya pada Suci."Apa maksudmu, sayang?" tanya Rangga."Wanita itu, dia tidak mungkin Siska. wajahnya...sama sekali, tidak mirip dengan Siska. aku yak-""Maaf, tapi itulah Siska. wanita yang wajahnya rusak dan bertubuh kurus itu Siska." Potong Joni. Saat Suci akan mematahkan perkataan Joni, seorang dokter dan perawat datang menghampiri mereka."Siapa diantara kalian, yang bernama Rangga?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Saya, dok. " Rangga maju selangkah, agar bisa lebih dekat dengan sang dokter bertubuh gempal itu."Saya harap, kedatangan anda bisa sedikit membantu kesembuhan Siska," Mendengar nama Siska disebut, Suci kembali menolehkan kepalanya pada kaca jendela ruangan itu.Suci kembali mendekatkan wajahnya pada kaca jendela ruangan itu. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya, air matanya menetes begitu saja tanpa dapat ia cegah. Siska yang dulu terlihat begitu cantik dengan wajah yang semp

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 151 ( Menemui Mantan)

    Sandi yang telah sepenuhnya pulih dari luka yang dideritanya, telah kembali ke rumah. Lebih tepatnya, rumah yang disediakan oleh Lestari. Ia begitu menjaga keamanan mantan sahabatnya itu, dari orang-orang yang bisa saja kembali akan melukainya."Bagaimana, sudah kau urus semuanya?"Joni mengangguk mengiyakan.Lestari mendesah lega, karena semua rencana yang telah ia rancang sudah mulai menemui titik terang."Baguslah, kalau begitu tugasmu kali ini adalah mengantarkan anak menantuku ke Rumah Sakit-""Anda serius?"potong Joni. Pria itu nampak menatap wajah majikannya itu begitu serius."Maaf, apabila tindakan saya tidak sopan. tapi, terlalu berisiko jika harus kembali mempertemukan Rangga dengan mantan kekasihnya itu. saya hanya kasihan pada Suci." Lanjutnya tanpa berani memandang wajah Lestari.wanita itu sempat ingin memprotes, namun hal itu urung ia ucapkan karena paham bahwa Joni sudah mengetahui seluk beluk tentang keluarganya.Joni bukan sekedar anak buah Lestari. Namun, pria itu

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 150 ( Sedikit Rasa Iba)

    Lestari menatap wajah Suci, sebenarnya ia tidak ingin menyakiti buah hatinya itu. Tapi, sebagai seorang wanita, Lestari tidak cukup kuat untuk menahan beban pikiran saat melihat penderitaan Siska.“Maafkan, ibu sayang. Ibu kasihan melihat keadaan Siska. Dia benar-benar membutuhkan bantuan kita. Ibu tahu, kau akan kembali terluka saat suamimu menolongnya. Tapi, ibu yakin kau akan merasa kasihan jika melihat keadaannya.”Suci mengalihkan pandangannya pada suaminya. Ia ingin melihat dan mendengar, apa yang akan diucapkan oleh Rangga. Suci ingin mendengar, jawaban yang akan keluar dari bibir pria itu.Rangga yang ditatap seperti itu, mengalihkan pandangannya. Ia tidak dapat langsung memberikan jawaban atas apa yang diinginkan oleh ibu mertuanya itu. Jujur saja, banyak hal yang dulu pernah ia alami bersama dengan Siska. Ia tidak menampik, bahwa kehadiran Siska dulu pernah mengisi ruang dalam hatinya.“Apa jawabanmu, mas?” Suci tidak dapat bersabar lagi. Ia tidak ingin menunggu lebih lama l

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 149 ( Permintaan Lestari)

    Rangga hanya diam menatap isi karung yang telah dibuang oleh seseorang di depan pagar rumahnya.“Apa kita laporkan ke polisi saja, mas?” tanya Suci saat melihat isi karung yang membuat perutnya bergejolak ingin muntah.“Tega sekali mereka,”“Hubungi Polisi, kita akan lihat apa yang sebenarnya mereka inginkan. Jangan-jangan ini perbuatan Anton.” Pikir Rangga dengan mata yang masih menatap tubuh anjing yang telah mati. Bukan hanya satu, melainkan tiga ekor anjing yang sudah tidak bernyawa.***Pemberitaan tentang Karung berisi anjing yang telah mati menjadi topik hangat untuk, dibicarakan diberbagai macam platform media elektronik. Keluarga Rangga kembali menjadi bulan-bulanan pembicaraan media sosial manapun. Hal itu, membuat pria itu kembali harus ekstra berhati-hati saat pergi ke suatu tempat, terutama untuk keselamatan Suci, istrinya.“Ini adalah hasil petisi tanda tangan para karyawan yang tidak menginginkan kehadiran mu, di kantor ini.” Anton membuka rapat koordinasi dengan para p

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 148 ( Kali Ini, Harus Berhasil!)

    "Apa kau mau aku pecat, hah! mengganggu saja!" ucap Rangga pada seorang wanita yang terlihat menundukkan kepalanya saat pintu kamar telah terbuka."Ma-maaf pak, tapi tadi ada mobil berhenti di depan gerbang. terus melemparkan sesuatu di dalam karung. penjaga di depan gerbang, tidak berani membukanya tanpa persetujuan anda." Jawab wanita itu.Rangga menggeleng, otaknya terasa ingin pecah. namun, ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi kenyataan bahwa ada saja manusia yang mencoba untuk mengganggu waktunya."Baiklah, dengarkan aku baik-baik. biarkan karung itu ditempatnya, tunggu sampai aku turun ke bawah, yang terpenting. kamera pengawas sudah merekam aksi orang tersebut. mengerti?""Baik, pak. saya akan memberikan informasi ini pada para penjaga." wanita itu bergegas untuk pergi meninggalkan Rangga."Ada apa mas?" tanya Suci, saat Rangga kembali masuk.ke dalam kamar dan menutup pintu."Hanya masalah kecil, tapi mereka membesarkan semuanya."Rangga menatap tubuh Suci yang sudah terbal

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 147 ( Ada Pengganggu)

    Rangga masih belum beranjak dari tempat duduknya. pria itu terlihat kesal karena sudah mendapatkan penolakan mentah-mentah oleh Suci. wanita itu nampak lebih segar setelah keluar dari kamar mandi.Suci memang menolak berhubungan dengan Rangga. hal itu karena bagian bawah tubuhnya masih merasa sakit karena ulah Rangga saat di kantor tadi."Masih marah?" Rangga menatap dingin wanita cantik yang saat ini sedang menatapnya."Sayang..." Suci mendekat, duduk di samping pria yang masih menampilkan wajah enggannya.Rangga mendesah pasrah, ia tidak mungkin bisa terus-terusan marah pada istrinya itu."Aku kesal, tidak dapat menikmati makananku." Jawab Rangga dengan senyum liciknya."Jadi, kau pikir aku ini makanan?"Rangga tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Istrinya itu.Suci terlihat sedikit terkejut, dengan respon yang diberikan oleh suaminya itu. setelah beberapa lama tidak melihat wajah Rangga yang tertawa lepas Seperti ini, rasanya hal ini begitu menakjubkan.Suci merengkuh tubuh

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 146 ( Diiringi dengan Hujan)

    Rangga mendekatkan wajahnya pada Suci, membuat wanita itu seketika mundur dan tidak dapat berbuat apa-apa karena kepalanya telah terpojok ke kaca jendela mobil."Mas, berhenti!"Rangga menghentikan gerakannya, alisnya terangkat satu. raut wajahnya terlihat agak kesal karena ucapan Suci."Mas, tolonglah. ini di jalanan, masa mau ciuman di dalam mobil?""Tidak ada yang salah, kita adalah suami istri yang sah!" Rangga terlihat kesal, pria itu kembali memperbaiki posisi duduknya pada kursi yang diduduki."Mas, jangan marah. dengarkan aku, setelah itu... terserah dirimu mau melakukan apa pun yang mas mau."Rangga menoleh, menatap wajah sang istri dengan senyum liciknya."Aku sempat menatap sorot mata Anton yang begitu kosong. apa mungkin selama ini Anton berpura-pura saja menjadi jahat?"Rangga semakin mengerutkan keningnya . ia masih merasa aneh dengan cara berpikir Suci. bagaimana bisa, apa motifnya?Rangga menggeleng, bentuk dari tidak setujunya ucapan yang baru saja Suci ucapkan."Tapi

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 145 ( Tatapan Mata yang Kosong)

    Suci sedang bersandar pada mobil, menunggu Rangga yang sedang mengambil kunci mobilnya yang tertinggal di ruangannya.“Suci?”Mendengar namanya dipanggil, Suci sedikit terkejut. Terlebih, ia mengenali suara itu. Walaupun ragu, Suci akhirnya menoleh . Karena tidak mungkin dirinya berpura-pura tidak mendengar sapaan itu. “Anton?”Pria itu menyunggingkan senyumnya. Seperti tidak terjadi apa-apa.“Pertemuan ini terasa canggung,” ujar Anton. Langkah kakinya semakin mendekat pada tubuh Suci.Suci berdehem beberapa kali, untuk menghilangkan rasa gugupnya.“Sebenarnya…hal ini tidak perlu terjadi. Aku, masih berharap agar kau tetap jadi asisten, mas Rangga.” Anton menghentikan langkahnya, tepat dihadapan Suci.Pria itu terlihat masih tersenyum menanggapi perkataan Suci. Namun, senyumannya justru membuat wanita cantik itu terlihat tidak suka. Lebih tepatnya, rasa takut yang terlihat jelas pada wajah Suci.“Kenapa ekspresi mu seperti itu? bukankah kita teman?”“Teman?”Anton mengangguk, mengiy

  • Tergoda Hasrat si Presdir Tampan   Bab 144 ( Tidak akan Kalah! )

    Setelah puas menikmati permainan singkat yang telah Rangga lakukan, Suci segera membasuh tubuhnya di toilet ruangan Rangga. Ia tidak ingin jika bertemu dengan karyawan di kantor ini, mereka dapat mencium aroma tubuh Rangga yang masih menempel pada tubuhnya.“Sudah?” tanya Rangga yang melihat tubuh istrinya itu baru keluar dari toilet.Suci mengangguk, lalu memilih untuk duduk di Sofa.Rangga dapat melihat bagaimana lelahnya sang istri setelah mendapatkan hukuman atas kesalahannya karena main kabur dari rumah. Namun, siapa sangka jika Suci tidak menyadari hal itu. Rangga memang sengaja akan mengerjai Suci di kantor, itulah sebabnya mengapa ia memilih untuk berangkat pagi-pagi sekali.“Mas, apa hari ini kau ada rapat?”Rangga mencoba untuk mengingat.“Hari ini tidak, tapi besok jam sebelas akan ada Rapat yang membahas soal petisi tanda tangan untuk aku dikeluarkan dari kantor ini, dan di pindahkan ke kantor cabang.” Jawab Rangga, wajahnya sama sekali tidak mengisyaratkan kesedihan. Pri

DMCA.com Protection Status