Tergoda Gadis Muda
Bab 64Aku semakin kesal melihat tingkah Rini yang selalu seenaknya kepada anak-anakku. Rini sering memarahi Lala dengan alasan yang tak jelas. Kang Udin sebagai bapaknya hanya diam dan tak membela. Tambah membenci hatiku, ingin menampar wajah yang pas-pas itu. Kenapa aku begitu mencintai lelaki pengecut sepertinya.Ku tarik tubuh kang Udin dan mendorongnya ke arah sumur agar ia sadar kewajibannya menjaga anak-anaknya. Sayang itu hanya dalam khayalan. Rasa geram hanya bisa kupendam. Seandainya, aku dapat menghajar lelaki itu. Ah, semua hanya mimpi belaka.Rini keluar dari kamar. Bertolak pinggang bagaikan juragan tanah. Kimono masih menempel di tubuhnya."Lala! Kamu sikat lantai kamar mandi ini!" perintah Rini bertolak pinggang. Seolah-olah ia adalah majikan dan anakku pembantu.Tubuh Lala menghampiri Rini dengan santai tanpa membantah. Mungkin sudah terbiasa dengan sikap buruk waTergoda Gadis Muda Bab 65Mengambil dua cangkir memberi kopi dan gula di cangkir berbeda. Mataku melirik kanan dan kiri. Mengeluarkan botol kecil dari kantung baju. Kutuangkan sedikit demi sedikit ke dalam cangkir mereka. Semoga esok pagi mereka tak bersuara lagi. Kang Udin dan Rini meraih cangkir yang kuletakkan di atas meja. Menatap mereka dari kejauhan. Apa reaksi yang akan terjadi. Aku memberi obat pencuci perut kepada bapak dari anak-anakku. Beberapa kali ia harus mondar mandir ke kamar mandi. Rasa kesal ku pada lelaki itu membuatku tega melakukan hal tersebut.Sedangkan Rini. Kuberi obat tidur agar mulutnya tak berkoar. Rini langsung masuk ke kamar. Kang Udin selalu mondar-mandir ke kamar mandi. Biar rasa ia sakit perut. Tubuh kang Udin semakin melemas. Rini tak kuat menahan katuk mata. Rini membawa kang Udin ke klinik dan akhirnya lelaki itu harus di rawat inap. Sel
Tergoda Gadis MudaBab 66"Sedang apa kalian!" teriak Rini. Ia memergoki ku sedang berpelukan dengan kang Udin. Kami terkejut dengan kemunculannya. Kang Udin melepaskan pelukannya. Ia manatap Rini dengan benci."Ternyata, selama ini kalian membohongiku. Kamu adalah Eni. Kurang ajar sekali kamu!" makinya dengan menunjukkan jari telunjuk ke arah wajahku.Rini mengambil gawainya dalam saku celana, ia hendak menghubungi seseorang. Kang Udin merebut paksa ponsel tersebut."Tolong, jangan kamu sakiti mereka!" ucap kang Udin mengiba. Ia menjauhkan ponsel Rini. Rini berusaha mengambilnya, meraihnya dengan paksa. Ia memukul tubuh kang Udin."Berikan ponselku, Kang. Berikan! Kau akan menyesal telah mempermainkanku," ancam Rini. Wajahnya memerah menahan amarah."Tidak, aku tak akan membiarkan kamu menyakiti mereka. Kamu hampir membunuh istriku. Kali ini aku tak akan diam saja." Rini terkejut dengan ucapan suaminya dan
Tergoda Gadis Muda Bab 67"Lala, kenapa bapak belum keluar?" tanyaku kepada anakku.Tiba-tiba perasaanku tak enak. Apa yang dilakukan suamiku di dalam rumah.Aku masih setia menunggu suamiku tak kunjung datang. Segumpal asap keluar dari dalam rumah."Lala, apa yang terjadi? Mengapa banyak asap di rumah itu?" Kuingin mendekat, tapi melihat Titan dalam dekapan berpikir dua kali."Ibu lebih baik kita lihat bapak," ujar Lala. Wajahnya khawatir menatap rumah itu.Tak berapa lama terdengar bunyi ledakkan dan api semakin membesar. Gumpalan asap menghitam tercium bau bensin."Bu, Bapak masih di dalam!" Lala panik hendak menyusul. Aku menariknya untuk menjauh. Orang-orang mulai berdatangan. Kami berteriak meminta tolong."Tolong! Tolong! Kebakaran!"Semua orang mengambil ember dan mengisi dengan air."Awas! Mobilny
Tergoda Gadis MudaBab 68Pov Author."Kalian tunggu di sana. Ada yang mesti aku lakukan," ucap Udin kala itu."Simpan ini, gunakan sebaik-baiknya," pesannya. Memberikan tas yang berisi uang serta perhiasan. Ia masuk ke dalam rumah dan menoleh ke arah keluarga kecilnya yang berdiri di seberang jalan menunggu dirinya.Udin masuk ke kamar, tubuh Rini masih terikat. Menatap wanita itu dan berkata," Jika saja aku tak tergoda olehmu. Mungkin kami akan bahagia. Tapi, apa mau dikata.Aku hanya seorang pedosa membuat umi, adikku, istriku, dan anak-anakku menderita. Semua sudah terjadi, aku harus akhiri agar korban dari keegoisanku tak mengalami hal buruk lagi. Maafkan Akang, Rini." Udin mengecup kening Rini lama. Ia bergegas mengambil bensin yang tersimpan di gudang. Lelaki itu sudah merencanakan semuanya.Suara lelaki memanggil nama Rini dengan sebutan sayang. Udin terkejut, ia mengintip di balik tembok gudang." Amir,"
Tergoda Gadis MudaBab 69"Kami hanya ingin bertemu Non Lala," ucapnya sopan dan hormat.Lala muncul dari dalam, ia mengandeng Titan yang sudah bisa berjalan."Ada apa, saya Lala," ucapnya lantang. Menatap para pria bertubuh kekar.Mereka langsung memberi hormat kepada Lala. Menundukkan tubuhnya hingga membentuk siku-siku.Gadis ABG itu mengernyit heran, mengapa mereka bersikap demikian. Lelaki itu menyerahkan amplop kepada Lala."Ini apa?" tanya Lala ketus. Membolak-balikkan amplop."Surat ini menyatakan bahwa Non Lala adalah pewaris harta dan perusahaan milik Nyonya Rini.""Apa!" teriak Eni dan Lala bersamaan.Sejak kejadian itu, para anak buah Rini datang ke warkop Eni. Lala datang membawa ember kecil berisi air.Byur!"Kalian ngapain di sini. Pergi!" Baju mereka telah basah. Setiap hari Lala akan melakukan segala cara untuk mengusir mereka.
Tergoda Gadis MudaBab 70"Lala, apa kamu yakin kita tinggal di rumah ini?" tanya Eni.Menahan langkahnya. Perasaan ragu dan takut dalam dada. Tangannya mengandeng Titan.Rumah yang sangat besar warisan dari Rini membuat Eni tak bisa mengedipkan mata. Suasana rumah sangat sepi hanya ada para pekerja seperi penjaga rumah, tukang kebun dan pembantu."Yakin, Bu. Tinggal di sini lebih baik. Ibu gak usah pusing mikirin kontrakkan.""Tapi, para pekerja siapa yang bayar?"Baron menghampiri mereka. Para pekerja dan keperluan rumah non Lala yang atur," ungkap Baron."Apa! Dari mana uang sebanyak itu. Sedangkan anak saya masih SMP. Tidak mau kami tak mau," tolak Eni hendak berbalik badan."Non Lala tidak usah bekerja. Perusahaan Non Rini banyak, aset dan sahamnya berlimpah." Jelas Baron."Kalau Rini orang kaya. Mengapa tinggal di desa dan memilih jadi anak kamp
Tergoda Gadis MudaBab 71Lala menenteng tas di punggung masuk ke dalam kelas dengan santai. Duduk di bagian paling belakang. Melangakah bagaikan model kelas atas. Menyibakkan rambut hitam yang lurus dan halus.Sepasang mata hitam dengan kumis halus dan jambang rambut panjang menatap langkah Lala.Tatapannya sulit diartikan. Tangan kiri memegang buku tebal sedangkan tangan kanan mengenggam spidol hitam yang siap mencoret-coret papan putih.Sorot matanya penuh amarah. Tubuh mungil Lala melewati tanpa berucap apa-apa seolah-olah lelaki itu tak ada. Bagaikan setan tak terlihat. Dilewati tanpa permisi."Hei, kamu! Kenapa baru datang?" Tunjuk jarinya ke arah Lala yang sudah duduk dengan menyilangkan kaki."Saya datang dari tadi. Bapak saja yang gak lihat saya." Melepaskan tas dan meletakannya di dalam kolong meja. Tanpa dosa dan tak mau berterus terang."Kamu tiba di sekolah sejak tadi. Kenapa baru masuk?" bentak Ark
Tergoda Gadis MudaBab 72Suara musik mengema di ruang tersebut. Lampu berwarna-warni berkelap-kelip. Hanya ada suara musik yang membuat tubuh bergoyang mengikuti irama. Semakin panas dan ramai.Dj cantik dan tampan berdiri paling depan seolah-olah mereka yang memimpin pesta itu. Semua pengunjung mengoyangkan tubuh dan tangan mengikuti irama. Para pasangan menikmati semua sentuhan musik yang diciptakan para DJ.Ruang berhawa dingin tak terasa menusuk tulang mereka. Minuman beralkhohol berjejer di meja.Para pekerja berpakaian hitam melayani para tamu. Beberapa orang bertubuh kekar bertugas menjaga keamanan bar tersebut.Banyak pengunjung dari luar negri dan dalam kota. Bar R termasuk paling populer dan aman.Bar tersebut juga ketat dalam menerima tamu. Tak boleh ada narkoba atau para wanita penjual tubuh.Minuman pun berkadar alkohol rendah. Murah meriah dan merakyat.Gadis manis berpenampilan memesona me
Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."
Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide
Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam
Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya.