Tergoda Gadis Muda
Bab 104Para murid telah siap untuk berlatih. Mengasah kembali teknik dan strategi basket.Arka bediri di depan murid-muridnya. Lala menundukkan kepala tak mau bertatapan dengan lelaki itu.Setelah melakukan pergerakkan pemanasan. Arka memberikan strategi kepada mereka."Saya butuh satu anak untuk melawan saya. Lala!" panggil Arka."Saya dengar kalau kamu paling jago dari teman-temanmu."Lala terkejut namanya di panggil. Mendelikkan mata ke arah lain. "Kenapa mesti aku," gerutunya dalam hati."Hadapi lawan dengan menatap matanya bukan membuang muka. Mana kelihatan bolanya."Lala menatap mata Arka. Lelaki itu bersikap biasa saja. "Pak Arka, biasa aja. Kok aku yang ribet," ucapnya dalam hati."Tatap lawan kamu. Jangan sampai lengah. Perhatikan baik-baik. Lihat anak-anak!"Semua mata memperhatikan mereka berdua. Saling mengoper bola dan memasukkTergoda Gadis MudaPertandingan antar Kodamadya sedang berlangsung, SMA 8 Jakarta melawan SMA 41 Jakarta. Lala mewakili SMA 8 Jakarta.Arka berteriak memberikan support kepada muridnya. Bertepuk tangan dengan keras. Begitu juga para penonton tak kalah meriah.Lala mengoper ke kiri dan berlari tepat di bawah ring. Teman satu team memasukkan bola tersebut ke dalam ring.Suara tepukkan meramaikan suasana pertandingan. Eni dan Titan berada di antara penonton tersebut. Bertepuk tangan dan memanggil Lala.Seorang wanita berhijab tersenyum melambaikan tangan ke arah Arka. Hal itu menjadi pusat perhatian Lala. Arka berlari mengahampirinya yang duduk paling depan.Lala yang dilempar bola oleh temannya akhirnya direbut oleh lawan. Mata Lala tak bisa teralihkan dari Arka yang menghampiri Laila."Mau ngapain dia ke sini?" bisik hati Lala dengan tatapan tak suka. Amarahnya terlihat jelas hingga menabrak tubuh la
Tergoda Gadis MudaSetelah lima hari sakit, Lala masuk sekolah. Melangkah ragu dan enggan. Rehan mengikuti langkah Lala."Ayo Bos!"Mereka tak menggunakan motor sport merah. Eni tak mengizinkan Lala untuk mengendarainya."Pake mobil. Nanti, kamu sakit lagi. Banyak angin dan sering hujan," cerocos Eni pagi tadi."Tiba-tiba malas," ungkap Lala. Mengentikan langkah. Tak ada semangat dan gairah belajar."Sebentar lagi ujian masa sakit mulu. Kapan lulusnya."Lala melanjutkan langkahnya berjalan beriringan dengan Lala. Melihat Lala masuk sekolah para siswa tersenyum dan melambaikan tangan.Semua murid menegur Lala dengan senyum ramah dan sopan tak ada ucapan yang menyindir dirinya yang telah melakukan kecerobohan dalam pertandingan."Hai, La. Udah sembuh," sapa salah satu teman Lala dari kelas lain."Alhamdulillah." Tersenyum kikuk. Tak biasanya menegur Lala. Biasany
Tergoda Gadis Muda21+"Lala kamu pulang bareng saya aja," ajak Arka setelah mereka selesai makan dan mencuci tangan."Gak usah, Pak. Aku bareng mereka," tolak Lala tak enak dengan teman-temannya."Mereka beda arah sama kamu. Bareng saya aja. Kita satu jalan. Lagian rumah saya lewatin rumah kamu.""Iya, betul kata Pak Arka. Kamu bareng aja. Kita gak papa kok. Lagian kamu baru sembuh.""Kak Lala, kata papa. Kakak jago main PS," sambung Rafatar. Mulai ingat nama Lala.Tak disangka Arka bercerita tentang dirinya kepada anaknya. "Ehm, gak juga. Kamu bisa main PS?""Bisa. Gak ada yang bisa lawan aku," ucapnya bangga. Menunjukkan jari telunjuk. "Papa aja kalah.""Benarkah? Mana buktinya?" Lala tertantang dengan kesombongan bocah dihadapannya. Menaikkan satu alis ke atas."Ayo kita bertanding!" tantang Rafatar.Sekilas cara bicaranya mirip Arka. Sem
Tergoda Gadis MudaPantulan sinar matahari menyentuh pipi mulus Lala. Gadis itu mengeliat bagaikan anak kucing.Menatap sekeliling ruangan. Meraba bagian samping. "Eh, kosong. Ke mana dia?"Lala masih ingat kalau Arka tidur dalam satu sofa dengannya. Rasanya sangat nyaman dan tak bisa dilupakan begitu saja.Kaki mulusnya turun menyentuh lantai dengan keramik putih polos. Bayangan Lala terlihat di dalamnya.Lala mendengar suara di arah dapur. Seperti seseorang yang sedang bercakap. Perlahan mendekati dapur tersebut.Lala mengintip di balik tembok dan mendengarkan percakapan mereka.Laila memeluk Arka dari arah belakang. Sedangkan, Arka sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.Sosis dan nugget goreng terlihat di meja dekat kompor gas hitam dua tungku. Suara air mendidih terdengar jelas. Arka mematikan kompor tersebut."Mas, apa kamu tak rindu denganku?" tanya Laila dengan mesr
Tergoda Gadis Muda"Hijab rapi ternyata mulutnya gak sesuai penampilan," cibir Lala dalam hati. Kalau tak ada Rafatar, Laila sudah diserang dan habis dibantai Lala.Sejak tadi Laila selalu saja melarang ini dan itu. Begaikan pembantu dan majikan. Lala hanya bisa menatap dalam diam.Beberapa kali Arka meminta maaf atas perlakuan mantan istrinya kepada Lala.Laila sengaja melakukan hal tersebut agar Lala tak nyaman dan segera pergi. Namun, Arka melarangnya."Lala, maafkan Laila. Dia gak bermaksud demikian. Jangan diambil hati.""Saya gak ambil hatinya. Munhkin, hatinya sudah mati dan tak terbentuk lagi." Sindirian Lala menancap di dada Laila.Arka melihat jelas sikap Laila mengomel karena bermain tidak-tidak. Entah mengapa Laila bisa sebawel itu biasanya wanita itu tak demikian."Lala, jangan ajak Rafatar lari-larian nanti dia jatuh," teriak Laila yang selalu menyalahkan Lala.&nbs
Tergoda Gadis Muda Senyum di wajah lelaki berjaket hijau terlihat gugup. "Selamat sore, Nyonya Eni." "Sore." Tubuh Eni menegang. "Saya datang mengirimkan paket ini untuk Anda. Silahkan diterima." Eni mengerjap-ngerjapkan mata. Menatap bunga mawar merah yang sangat indah. "Ini untukku?" "Iya, untuk wanita cantik dan memesona," puji lelaki itu. Wajah Eni bagaikan kepiting rebus. Sekian lama menjanda jarang ada yang memuji kecantikannya. Pria berjaket hijau menekuk lututkan dan menyodorkan kotak berudu. "Eni, mau' kah kamu menjadi istriku untuk yang terakhir." Eni terkejut, pinangan lelaki itu sangat mendadak. Tak ada angin tak ada hujan datang tiba-tiba membawa kejutan. Selama ini Eni dan Devin hanya jalan biasa saja. Devin tak pernah mengungkapkan perasaannya. Ia tak ingin memiliki pacar melainkan ing
Tergoda Gadis MudaEni telah siap dengan gaunnya. Menatap pantulan cermin dirinya. Seminggu setelah ujian Lala telah selesai, wanita yang telah menjanda beberapa tahun akhirnya akan segera dimiliki orang. Dirinya sulit jatuh cinta begitu juga Devin.Devin gagal dengan rumah tangganya strinya telah selingkuh dengan temannya sendiri dan divonis memiliki penyakit serius.Tak lama kemudian istri Devin meninggalkan dunia selama-lamanya. Kesalahan istri Davin amat fatal telah melakukan hubungan dengan lelaki lain.Lala berada satu ruangan. Menghampiri sang ibu. Memeluk tubuh Eni dari samping. Tatapan Lala ke arah cermin. Kecantikkan ibunya tak pernah hilang."Ibu cantik sekali," puji Lala. Menatap dari pantulan cermin besar dalam kamar Eni."Terima kasih. Kamu juga cantik." Mencium pipi Lala lembut.Melihat sang ibu bahagia tentu saja Lala bahagia. Lala belum memberitahu keinginannya kuliah di luar
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka"Untuk sementara kamu kami penjara," ucap salah satu petugas berseragam coklat.Arka masih berada di kantor polisi. Tuduhan itu amat menyakitkan Arka. Semua laporan mengacu pada dirinya.Arka memang nakal, tetapi ia bukan pembunuh. Menyakiti seseorang dengan cara demikian."Saya tidak bersalah, saya tak mau dipenjara. Saya bukan pembunuh. Saya mau pulang!" teriak Arka tak terima.Kedua orang tua Arka belum diberitahu. Para petugas sedang manjemput mereka di ŕumah Arka."Bawa dia masuk!" perintahnya."Jangan Pak! Saya tak bersalah. Kalian memfitnah saya. Saksi itu berbohong. Itu tidak benar!" Arka bagaikan orang yang kesetanan. Meraung, berteriak dan menolak untuk dibawa masuk."Mohon kerja samanya atau kami bertindak kasar. Untuk sementara kamu berada di sini dulu.""Saya tidak mau!"Para petugas memaksa Arka
Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."
Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide
Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam
Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya.