Tergoda Gadis Muda
Sesion 2"Bos, kenapa tuh muka kusut bener kayak benang," ledek Rehan yang asik mengali lubang dengan jarinya. Semakin dalam semakin enak rasanya."Diem kamu!"
"Duh, galak bener! Lagi PMS ya. Sensi banget ditanya."
"Bisa diem, gak! Atau saya lakban mulut kamu."
"Astaga, mulut mau dilakban emangnya kardus. Serem banget!"
"Kesel saya sama anak-anak. Mereka ledekin aja!"
"Ledekin apa?"
"Ibu mau jodohin saya sama pak Arka."
"Serius? Alhamdulillah!" Rehan mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Berucap senang dan gembira.
"Kok alhamdulillah."
"Kalau pak Arka kawin sama bos. Nilai saya dikasih bagus gak merah lagi." Terkekeh.
Pletak!
"Aduh, kenapa dipukul?"
"Saya gak mau dijodohin sama orang kayak gitu. Apanya yang bisa dibanggain. Romantis kaga nyebelin iya. Nanti makan ati."
Tergoda Gadis Muda Session 2Lala mengenakan hoodie coklat yang ia pinjam, melangkahkan kaki melewati Baron di depan warung kopi. Saat ini, ia tak ingin diganggu oleh siapapun. Entah mengapa hatinya mendadak galau. Tangan kanannya melambaikan tangan untuk menghentikan angkutan umum merah menuju suatu tempat.Lala membuka penutup kepala dan melepaskan masker di mulutnya. Menyandarkan tubuh ke jendela. Angin berhembus menyejukkan kulitnya. Tatapan ke luar jendela mengikuti mobil berjalan. Lala merindukan seseorang dan pelukannya. Mengingat moment kebersamaan mereka. Walaupun, menyakitkan hati akan tetapi rasa cinta dan sayang kepada dia tak akan tertandingi. Lala menghapus jejak air mata."Neng, kenapa?" tanya seorang ibu yang duduk di sampingnya." Jangan sedih, cowo emang gitu. Cari lagi, Neng." "Eh, gak papa Bu. Cuma rindu aja." "Mendingan cari cowo yang lain. Neng it
Tergoda Gadis MudaSession 2Lala mengenakan hoodie sebagai penutup kepala. Bagian belakang tubuhnya sudah basah. Rok abu-abu Lala terciprat air jalanan.Mobil berhenti tepat di samping tubuh Lala. Pintu terbuka lebar membuat Lala hampir menabraknya."Ayo, masuk!" teriaknya.Pandangan mata Lala berubah ke pemilik mobil. Mata membulat dan rasa kesal itu muncul tiba-tiba."Tidak usah!" tolaknya ketus. Hampir saja tubuhnya terluka akibat pemilik mobil tersebut."Masuk, Lala. Hujan deras. Kamu bisa basah kuyup. Buku-bukumu akan rusak dan jika, hal itu terjadi, saya ingin kamu menulis ulang. Masuk!" ancamnya.Lala mendesis kesal, masuk ke mobil dan membanting pintu."Pelan-pelan Nona," sindir Arka.Arka memberikan jaket hitam kepada Lala. "Tutupi tubuhmu!"Lala menerima dengan terpaksa tanpa berucap apa-apa."Kamu ngapain di kober?" Arka melirik an
Tergoda Gadis MudaSession 2Tit!Suara klakson mengagetkan Lala. Mobil hitam berhenti di depan Lala. “ Ya ampun! Apa semua pemilik mobil melakukan hal ini. Sungguh terlalu.” Ini bukan pertama kali Lala mengalami hal begini.“Permisi Non Lala!” sapa laki-laki berpakaian hitam keluar dari mobil. Membungkukkan badan Sembilan puluh derajat berhadapan dengan Lala.“Kamu! Mau apa lagi?” Bertolak pinggang dan membulatkan mata. Lala mengenali laki-laki dihadapannya.“Saya mau jemput Nona untuk ke suatu tempat.” Ucapannya sopan dan halus. Tatapan mata tak berani melihat Lala. Ia takut hatinya akan goyah.“Maaf, saya tak bisa,”tolak Lala mengacuhkannya. Berjalan menyenggol bahu lelaki suruhan seseorang.“Ini perintah dari tuan Ron.” Berucap pelan namun di tekan.“Memangnya siapa dia? Saya tidak bisa,” ungkapnya kesal. Melirik t
Tergoda Gadis MudaSesions 2“Mr. Ron sudah saya bilang saya tak berminat berbisnis Berlian. Kenapa masih saja ke mari,” usir Lala tak suka dengan kehadiran lelaki itu. Ron lelaki yang tak mengerti arti kata tidak. Hidup dan keinginannya selalu terpenuhi tanpa ada penolakan. kali ini orang yang pertama kali tak takut dan menolak Ron adalah Lala, gadis muda memiliki pesona luar dalam.Ron mendapatkan sambutan kurang enak dan tak ramah menoleh ke arah anak buahnya. Meminta penjelasan. Mengapa Lala ketus dengannya padahal, anak buah Mr. Ron berkata kalau Lala mengundangnya secara pribadi. Kabar itu membuat Mr. Ron bersuka ria. Apa yang diterima oleh lelaki di atas kursi roda selalu bersyukur kalau Lala menerima kekurangan dalam dirinya.“Maaf Lala bukannya kamu yang menyuruh saya datang ke rumah menemuimu?” Ron mencoba mengingatkan Lala atas ucapannya sendiri.“Siapa yang nyuruh?
Tergoda Gadis MudaSessions 2Mengapa lelaki itu tak bertanggung jawab sejak kejadian pertama kali. Mengapa baru sekarang. Seharusnya lelaki itu lebih peka atas kesalahan anak buahnya. Mungkin juga Mr Ron telah memecat anak buah yang telah menyakiti Lala, pikir Eni.“Saya akan menikahi Lala segera mungkin,” ucap Ron lantang.Wajah Eni dan Lala terkejut. Apa Ron sudah gila atau memang sudah tak waras. Melamar Lala sebagai bentuk tanggung jawab. Sungguh gila apa Mr Ron egois hanya mengikuti keinginan dirinya. Mendapatkan Lala dan datang semau dirinya.“Bisa Anda ulangin lagi perkataan Anda. Mungkin saya salah mendengar ucapan Anda barusan.” Eni duduk kembali dan meminum air jeruk dihadapannya. Rasa panas dalam hati tak bisa meredakan menjadi dingin. Air dingin yang tak bisa merubah hatinya hanya saja haus terobati dan tenggorokan basah akibat aliran air yang
Tergoda Gadis MudaBab 96Kunjungan SekolahSuara bel terdengar mengema, Lala yang berada di ruang keluarga bersama Rehan menoleh ke arah pintu. Tak ada salah satu yang mau bangkit untuk membukanya. Lala asik dengan ponselnya sedangkan Rehan menonton bola.“Ayo, maju terus. Gol!” teriak Rehan.” Ah, gagal!”Layar televisi menampilkan tendangan bebas. Rehan begitu tegang tak mendengar suara bel berkali-kali.“Ada tamu buka pintunya.” Memukul kepala Rehan dengan bantal.Suara rumah sepi tak ada orang lain selain mereka berdua. Eni pergi bersama adik-adik Lala ke taman bermain. Sedangkan Ibu Rehan pergi ke warung kelontong untuk gibahin orang. Katanya sih biar otak tidak gila akan pekerjaan rumah.“Bos paling bibi.”“Bibi dari pintu belakang. Buruan buka berisik tahu!”“Ganggu aja!” Rehan tak beranjak dari duduknya.
Tergoda Gadis Mudasession 2Memberantas KejahatanLala dan Rehan sedang nongkrong di halte. Mereka mengawasi jalan raya, entah apa yang mereka lihat.Toni dan Baron juga duduk tak jauh dari mereka. Menikmati es marimas di tangan masing-masing.“Bos, yang dicari belum nonggol juga,” ungkap Rehan.Toni dan Baron saling berpandangan. “Emang siapa yang ditunggu?” Baron mengernyit heran.“Judika.” Lala menghisap kembali es berwarna merah dengan sedotan.“Judika, penyanyi?” Toni membuka suaranya.“Bukan, tukang cendol.”Rehan dan Baron tertawa terbahak-bahak. Lelucon Lala selalu saja membuat orang tertawa. Melihat wajah polosnya sangat cocok sebagai aktris komedi.“Bos, dia beraksi,” bisik Rehan.Lelaki tua membawa tongkat dan berkacamata melewati jalan raya. Bagian tangan kanan menenteng tas besar. Terliha
Tergoda Gadis MudaSession 2Setengah jam mereka telah sampai di rumah. Waktu sudah menunjukkan jam lima sore. Di depan halaman rumah Lala terdapat mobil yang amat ia kenali. Lala segera turun dan menghampiri laki-laki itu yang duduk bersama Eni. Penampilannya membuat Lala takjub.“Masya Allah.”Lelaki yang dihadapan Lala membuat dirinya takjub dan bangga."Assalamualaikum," sapa lelaki berkopiah dengan baju koko putih. Ia tak mengunakan kursi roda dan tak ada anak buah yang mengikuti."Mr. Ron. Anda?""Alhamdulillah, saya sudah masuk agama islam.""Alhamdulillah."Wajah lelaki bermata sipit terlihat seperti pak ustad. Wajahnya bersinar bagaikan bulan. Sejuk dan adem."Saya ke sini mau berpamitan," ungkap lelaki itu lembut. Eni menatap mereka berdua dari tempat duduknya."Lusa saya akan balik ke Korea," ungkap lelaki itu."Korea?"