Tergoda Gadis Muda
session 2
Memberantas Kejahatan
Lala dan Rehan sedang nongkrong di halte. Mereka mengawasi jalan raya, entah apa yang mereka lihat.
Toni dan Baron juga duduk tak jauh dari mereka. Menikmati es marimas di tangan masing-masing.
“Bos, yang dicari belum nonggol juga,” ungkap Rehan.
Toni dan Baron saling berpandangan. “Emang siapa yang ditunggu?” Baron mengernyit heran.
“Judika.” Lala menghisap kembali es berwarna merah dengan sedotan.
“Judika, penyanyi?” Toni membuka suaranya.
“Bukan, tukang cendol.”
Rehan dan Baron tertawa terbahak-bahak. Lelucon Lala selalu saja membuat orang tertawa. Melihat wajah polosnya sangat cocok sebagai aktris komedi.
“Bos, dia beraksi,” bisik Rehan.
Lelaki tua membawa tongkat dan berkacamata melewati jalan raya. Bagian tangan kanan menenteng tas besar. Terliha
Tergoda Gadis MudaSession 2Setengah jam mereka telah sampai di rumah. Waktu sudah menunjukkan jam lima sore. Di depan halaman rumah Lala terdapat mobil yang amat ia kenali. Lala segera turun dan menghampiri laki-laki itu yang duduk bersama Eni. Penampilannya membuat Lala takjub.“Masya Allah.”Lelaki yang dihadapan Lala membuat dirinya takjub dan bangga."Assalamualaikum," sapa lelaki berkopiah dengan baju koko putih. Ia tak mengunakan kursi roda dan tak ada anak buah yang mengikuti."Mr. Ron. Anda?""Alhamdulillah, saya sudah masuk agama islam.""Alhamdulillah."Wajah lelaki bermata sipit terlihat seperti pak ustad. Wajahnya bersinar bagaikan bulan. Sejuk dan adem."Saya ke sini mau berpamitan," ungkap lelaki itu lembut. Eni menatap mereka berdua dari tempat duduknya."Lusa saya akan balik ke Korea," ungkap lelaki itu."Korea?"
Tergoda Gadis MudaSesion 2Wajah Lala masam tak ceria tadi pagi. Rehan menghampiri gadis itu."Bos, bagaimana keadaannya?""Lumayan," ucapnya lesu."Kok, lesu?""Gara-gara tersedak baso semua makananku tumpah. Hiks ... hiks ....""Cup ... cup ... Bos bisa beli lagi.""Ini bukan soal masalah beli lagi atau uang. Tapi, makanannya mubazir. Hiks ... hiks ....""Iya, ya. Kenapa gak diambil lagi. Belum lima menit." Mengangkat kelima jari."Sudah diinjak-injak. Kotor pula.""Lagian kenapa bisa tersedak begitu?""Emangnya kamu gak tahu?"Rehan mengelengkan kepala. Lala mendekatkan mulutnya ke telinganya."Astaghfirullahaladzim, ngomong apaan sih, Bos!""Kamu itu bolot bin budek. Bu Friska mau melamar Baron.""Apa! Bugh!"Rehan terbentur tembok, tak percaya dengan ucapan Lala yang
Tergoda Gadis Muda Bab 100Suara klakson terdengar di depan rumah bercat putih dengan pagar besi hitam menjulang tinggi. Taman kecil menghiasi rumah membuatnya semakin indah. Penjaga rumah mendorong besi hitam kokoh menutupi rumah tersebut. Menyapa seseorang yang berada di dalam mobil. Beberapa tumbuhan sudah ditumbuhi bunga dan ada juga yang sudah merekah indah. Harum bunga mawar tercium terbawa angin yang berhembus. Eni melambaikan tangan ke arah lelaki yang masih berada di dalam mobil. Mobil pajero putih berhenti tepat di depan mereka. Senyum menghiasi keduanya. Lala tak mengedipkan mata sekalipun. Terpesona dengan ketampanan pria mengenakan baju batik lengan pendek tersenyum begitu manis dan ramah. Umur hampir sama dengan ibunya. Mungkin lebih tua. Terlihat sedikit uban putih di rambut lelaki itu. "Selamat malam, wanita-wanita cantik," sapa pria itu setelah turun dari mobil mendekati mereka.
Tergoda Gadis MudaBab 101Suara deheman mengagetkan Lala, mata gadis itu hampir tertutup sempurna karena kekenyangan. Mengusap perut sedikit buncit. Tubuh Lala tetap ramping walaupun makan banyak. Idaman bagi setiap wanita. "Sudah kenyang ngantuk. Dasar kebo!" sindirnya tanpa melihat keadaan sekitar yang ramai."Loh, kok Bapak di sini?" tanya Lala terkejut. Keberadaan Arka membuat dirinya malas dan malu. Suara udara yang keluar dari mulutnya sangat kencang hingga berkali-kali. "Masa kamu lupa yang nikah itu siapa?" Arka duduk di samping Lala. Gadis berdress merah muda merapikan penampilannya. "Bapak, cari tempat duduk lain aja. Jangan di sini. Ini tempat ibu." Alasan Lala tak ingin berdekatan dengan Arka. Mendorong tubuh Arka agar tak berdekatan. "Ibumu gak ada," ucap Arka santai. "Ada, kok. Tadi sama om Devin. Mata Lala menelusuri gedung tersebut. Tak ada penampakan ibunya.
Tergoda Gadis Muda Bab 102"Titan, kenapa bisa jatuh?" cetus Lala ketika sampai si rumah sakit. Titan harus dirawat beberapa hari. Bagian kaki mengalami retak sehingga harus dioperasi. "Titan kepleset, Kak." "Pasti kamu main lari-larian." "Ehm, Titan lagi ngejar Ali. Di tangga licin jadi jatuh." "Kakak khawatir banget!" Lala mengusap rambut adiknya. "Lain kali. Hati-hati, ya." "Arka, makasih udah anter Lala ke sini." "Sama-sama Mbak." "Di luar hujan. Lebih baik pulangnya nanti saja. Kamu pakai motor' kan." "Iya, Mbak. Mobilnya masih di bengkel." Arka duduk di sofa mengobrol dengan Eni. Sedangkan, Lala sudah terlelap tidur bersama adiknya. Titan berada di kelas VIP. Ruangan terlihat lebar dan ber AC. "Mbak, tidur aja. Biar saya yang jaga Titan." "Ah, gak enak Mba. Udah repotin kamu terus." "Santai aja, Mba!
Tergoda Gadis MudaBab 103Lala meraba kepalanya yang benjol akibat terbentur meja. Memijat-pijat pelan dengan tangannya. Rehan mengikuti Lala dari belakang. "Sakit, ya Bos?" "Enggak." "Kok, dipegangin aja." "Takut hilang kepalaku." "Ah! Mana bisa hilang." "Bisa, mau disembeleh." "Astaga, Bos!" Memegang lehernya."Emangnya kambing potong-potong aja." "Buruan ambil motor. Aku tunggu di depan jalan.""Jalan mana?" Mengaruk kepalanya. "Jalan ke surga," celetuk Lala. "PMS," sindir Rehan. "Bodo! Buruan!" Mendorong tubuh Rehan. Lala berjalan kaki menuju pinggir jalan depan sekolah. Mobil Arka terlihat hendak keluar gerbang. Jantung Lala berdegup kencang. Tangannya berubah dingin sedingin es batu. Lala menutup wajahnya dengan telapak tangan. Berjalan lebih cepat tanpa mau menoleh ke arah Arka.
Tergoda Gadis MudaBab 104Para murid telah siap untuk berlatih. Mengasah kembali teknik dan strategi basket. Arka bediri di depan murid-muridnya. Lala menundukkan kepala tak mau bertatapan dengan lelaki itu. Setelah melakukan pergerakkan pemanasan. Arka memberikan strategi kepada mereka. "Saya butuh satu anak untuk melawan saya. Lala!" panggil Arka. "Saya dengar kalau kamu paling jago dari teman-temanmu." Lala terkejut namanya di panggil. Mendelikkan mata ke arah lain. "Kenapa mesti aku," gerutunya dalam hati. "Hadapi lawan dengan menatap matanya bukan membuang muka. Mana kelihatan bolanya." Lala menatap mata Arka. Lelaki itu bersikap biasa saja. "Pak Arka, biasa aja. Kok aku yang ribet," ucapnya dalam hati. "Tatap lawan kamu. Jangan sampai lengah. Perhatikan baik-baik. Lihat anak-anak!" Semua mata memperhatikan mereka berdua. Saling mengoper bola dan memasukk
Tergoda Gadis MudaPertandingan antar Kodamadya sedang berlangsung, SMA 8 Jakarta melawan SMA 41 Jakarta. Lala mewakili SMA 8 Jakarta.Arka berteriak memberikan support kepada muridnya. Bertepuk tangan dengan keras. Begitu juga para penonton tak kalah meriah.Lala mengoper ke kiri dan berlari tepat di bawah ring. Teman satu team memasukkan bola tersebut ke dalam ring.Suara tepukkan meramaikan suasana pertandingan. Eni dan Titan berada di antara penonton tersebut. Bertepuk tangan dan memanggil Lala.Seorang wanita berhijab tersenyum melambaikan tangan ke arah Arka. Hal itu menjadi pusat perhatian Lala. Arka berlari mengahampirinya yang duduk paling depan.Lala yang dilempar bola oleh temannya akhirnya direbut oleh lawan. Mata Lala tak bisa teralihkan dari Arka yang menghampiri Laila."Mau ngapain dia ke sini?" bisik hati Lala dengan tatapan tak suka. Amarahnya terlihat jelas hingga menabrak tubuh la
Tergoda Gadis MudaHari pernikahan telah tiba. Lala mengenakan kebaya putih untuk melakukan akad nikah. Makeup menambah kecantikan Lala.Aura terlihat cerah, sebelum menikah Lala melakukan puasa selama tiga hari. Membaluri tubuh dengan lulur kunyit yang dipercaya mencerahkan kulit tubuh.Sedangkan, Arka memakai jas hitam. Tampan dan berwibawa. Arka memandang dirinya dari pantulan kaca."Sebentar lagi, tittle dudamu akan berganti menjadi suami orang," ucapnya pada diri sendiri..Arka tak ingin menunda lagi. Memiliki Lala seutuhnya. Mumpung masih berada di Di Indonesia. Ini adalah kesempatan emas bagi lelaki beranak satu."Papa!" sapa Rafatar ketika melihat Arka."Hei, jagoan papa. Ganteng banget," puji Arka mencium pipi gembul anaknya."Anak siapa dulu, dong!" ucapnya bangga."Kamu sudah siap?" tanya Susi mengendong anaknya."Pasti Mbak."
Tergoda Gadis MudaLala menatap Arka penuh selidik. Dari mana lelaki itu mendapatkan foto dan video tersebut. Lala hendak berdiri. Namun, Baron mencegah tubuh Lala agar duduk kembali, menenangkan diri. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sabar, Bos. Kita lihat dulu."Wajah Lala memerah, semua orang yang berada di sana tertawa. Foto Lala sejak kecil hingga masuk sekolah.Foto Lala tanpa busana sewaktu kecil. Bermain tanah dan lumpur. Wajah Lala marah saat di ambil gambarnya.Lala yang jutek dan galak sejak kecil terlihat jelas di wajah, kulitnya tropis karena ia senang bermain bola dan layangan.Lala ketika berlomba 17 Agustus merayakan ulang tahun kemerdekaan. Pakaian dan wajahnya terkena lumpur mengikuti panjat pinang.Tawa mereka masih mengema. Video Lala ketika masuk sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMA 80, tempat Arka mengajar dan bertemu Lala.Vide
Tergoda Gadis MudaLala mendapatkan kabar kalau ibunya telah melahirkan. Berita baik ini membuat Lala semakin bahagia. Davin yang memberi informasi tersebut."Mas, ibu sudah lahiran." Lala menghampiri apartemen kekasihnya yang baru saja sampai."Alhamdulillah.""Adikku kembar. Laki-laki dan perempuan.""Apa kamu berniat untuk ke sana?" Menepuk sofa agar kekasihnya duduk."Maunya. Tapi ....""Sebentar lagi liburan musim semi. Sebulan lumayan itu. Bagaimana kalau kita pulang ke Indonesia. Aku kangen Rafatar.""Benarkah! Asik! Kita bisa ke Indonesia."Lala mempersiapkan semua kebutuhannya yang akan di bawa ke sana. Nancy mendekatinya."Kamu jadi ke Indonesia?""Tentu. Sekolah telah libur sebulan. Aku ingin bertemu adikku.""Ehm, enak sekali. Aku sendirian dong.""Kan ada Abdul. Dia bisa nemenin kam
Tergoda Gadis MudaLala hendak melayangkan tangan lentik yang selalu dirawatnya hingga putih dan bersih ke arah pipi Arka. Lelaki berkaos hitam dengan jaket coklat menahan jemari Lala dengan tangan kekarnya. Lala hendak memberontak namun, kekuatan Arka tak sebanding dengannya. "Kamu masa lupa kalau kita melakukannya." Memeringkan sedikit kepala. Menyadari semakin cantik wajah Lala."Kapan?!" Membulatkan mata tak percaya."Ehm, waktu di gudang sekolah. Iya, gudang sekolah." Arka tak berani mengatakan yang sesungguhnya. Lelaki itu telah mencuri ciuman pertama Lala."Bohong!" hardiknya."Ehm, suer." Senyum terpaksa di bibir mantan guru Lala."Kita gak melakukannya dan itu gak kena bibir. Aku masih ingat." "Eh. Kamu masih ingat kejadian itu." Menaikkan salah satu alis. Mengoda Lala gemas. "Ehm, gak juga." Menarik lengannya dari
Tergoda Gadis Muda"La, tadi aku ke temu cowok ganteng banget! Meleleh liatnya." Nancy masuk tanpa mengucapkan salam.Melatakkan buku dan tas di atas meja belajar. Kamar mereka cukup luas. Lala tidur di kamar sebelah kanan dan Nancy sebelah kiri. "Ck, nih orang. Ucapain salam dulu baru ngomong." "Abis itu om-om ganteng banget." Memeluk boneka Lala gemas. "Oh, om-om aku kira anak muda. Kenapa gak kenalan?" Lala kembali fokus di buku pelajarannya. "Gak. Cuma bisa lihat dari jauh. Kayaknya dia nyasar La. Kasihan. Wajahnya bingung banget. Pasti pertama kali ke Inggris. Pengen nolongin tapi takut." "Mau nolong apa nyolong sampe takut segala." Terkekeh geli. "Ih, kamu itu. Emangnya aku cewek apaan nyamperin cowok." "Lah, kan mau kasih pertolongan bukan keperawanan, Nancy." "Tapi, kayaknya dia dari Indonesia. Mungkin orang jawa. Seandainya aja aku kenal sama dia. Past
Tergoda Gadis MudaLala berusaha beradaptasi dengan teman-temannya. Untung saja Lala memiliki teman satu negara. Ia bernama Nancy. Gadis dengan rambut sebahu memiliki lesung pipit menambah kecantikan alami.Banyak lelaki di kampus mengincar Nancy berwajah asia. Gadis itu menolak tawaran para pemuda dengan halus dan lembut agar mereka tak sakit hati cintanya di tolak."Nancy, aku pinjam catatanmu, dong," pinta Lala. Mendekati meja belajar milik Nancy.Mereka satu jurusan dan satu kelas. Nancy lebih pintar darinya. Sudah hampir sebulan Lala berada di Inggris.Setiap hari Eni selalu melakukan video call dengan putrinya."Ibu kalau pagi-pagi gak lihat kamu. Pasti mual dan muntah." Ucapannya terdengar manja. Wajah Eni khas bangun tidur langsung mengubungi sang anak."Kayaknya, debaynya mirip Lala." Terkekeh menatap sang ibu yang terlihat sedikit merajuk."Lala, ibu
Tergoda Gadis Muda"Bos, kalau nanti lulus mau ke mana?" tanya Rehan. Mereka sedang berada di ruang keluarga."Di atas bumi di bawah langit." Mata Lala fokus ke layar LCD."Ih, sih Bos. Kalau gak di atas bumi ya akhirat dong.""Mati dong. Emang kamu mau ke mana?""Aku mau jadi TNI membasami kejahatan," ucapnya bangga."Batman kali bukan TNI." Lala terkekeh geli. "Menjaga keamanan negara yang betul.""Iya, Ya. Malu sama Bos jadinya.""Kalian sedang apa?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar."Biasanya Pa. Ngobrol setelah lulus." Lala menimpali."Emangnya Lala mau kuliah di mana?" tanya Davin, papa tiri Lala."Ehm, ada Pa. Tapi ...." Lala menundukkan kepala takut untuk mengungkapkan. Antara tega tak tega mengatakan tujuan pendidikannya."Ke mana?" Davin menegaskan kembali pertanyaannya."Ke I-Inggris."
Tergoda Gadis MudaFlashback Arka Arka bergegas pulang ke kontrakan. Lelaki itu takut kehilangan sang istri apalagi dalam keadaan hamil. "Laila, kamu kenapa?" tanyanya setiba di kontrakan.Suasana rumah kacau balau. Banyak barang-barang pecah dan berhemburan. Laila masih terdiam setelah menghubungi ponsel mamimya. Nyatanya, wanita itu tak bisa membawa Laila ke Belanda. Dengan alasan yang berbelit-belit. Hanya papi harapan satu-satunya. Ia begitu gengsi menghubungi lelaki itu. "Laila, kamu kenapa, Sayang?" "Aku lelah hidup miskin. Aku lelah makan tahu tempe all day. Aku lelah dan capek!" "Laila, tenang. Kamu lagi hamil. Kontrol emosimu." "Aku tak mau hidup miskin." "Roda akan terus berputar. Kita yang di bawah bisa saja berada di atas sewaktu- waktu. Kamu tak boleh begitu." Arka memeluk tubuh Laila. Membelai rambut sang istri dengan penuh kasih sayan
Tergoda Gadis MudaBu Sinta memilih menjual ke orang lain daripada ke bank. Sisa uangnya akan dipakai untuk umroh. Ia tinggal dengan Susi menjaga cucunya yang sering ditinggal kerja.Sedangkan Arka, memilih mengontrak. Kontrakan Arka tak begitu besar hanya sepetak saja. Jalur jalannya tidak terlalu ramai."Untuk sementara, kita tinggal di sini dulu.""Apa tidak bisa lebih besar lagi?""Nanti kalau aku sudah punya pekerjaan lebih baik. Kita baru mengontrak yang lebih besar.""Benarkah?"Arka menganggukkan kepala agar Laila merasa senang."Bagaimana dengan kuliahku? Mami dan papi tak pernah mengirim aku uang lagi.""Ehm, maaf aku juga gak bisa membayarnya. Uang kuliahmu sangat mahal."Laila kuliah di kampus swasta sedangkan, Arka universitas negeri. Harga semesternya lebih mahal Laila tiga kali lipat."Semester ini aku keluar," lirihnya.