Share

Undangan pernikahan

Flora membatu ketika wajah Revan semakin mendekat, bahkan hembusan hangat napas Pria itu bisa dia rasakan.

Bulu kuduk Flora berdiri ketika bibir Revan berdesis di telinga Flora. Pria itu membisikkan sesuatu yang membuatnya tercengang.

"Aku sudah bilang padamu, tekadku sudah bulat. Aku tidak peduli dengan hasutan Mama apalagi semua ucapannya itu. Pengakuanmu kemarin sudah cukup bagiku, selebihnya kau hanya mengukur waktu karena ucapan Mama bukan? Aku bukan tipikal orang yang mudah menyerah," ucap Revan menarik wajahnya sekian centi dan menatap kembali paras cantik yang sedang ketakutan di hadapannya.

"Kau bilang kalau kita akan saling mengenal bukan? kenapa kau berubah secepat ini? Jangan pernah bohongi aku, kita sudah berteman sejak lama. Aku lebih tau siapa dirimu dari pada dirimu sendiri," ucap Revan yang bangkit dan berdiri dari sofa.

Flora segera mengambil napas panjang, seolah menghirup oksigen yang beberapa menit lalu menghilang.

Revan kembali duduk di kursinya dan menikmati sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status