“Kau harus percaya padaku karena aku yang sudah membawamu ke zaman ini,” ujar Griselda yang seketika membuat tubuh Carla yang terikat rantai menegang. Dia sungguh terkejut dengan kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya. Carla sungguh tidak menyangka kalau wanita itu akan berkata demikian.
“A-apa maksud perkataanmu?” Carla terbata-bata.
“Kau mengerti apa maksudku Carla.”
Carla mengepalkan kedua tangannya. Pertanyaan yang selama ini muncul di benaknya tentang bagaimana dia bisa tiba-tiba terlempar jauh ke masa lalu sekarang sudah terjawab. Namun ada berbagai pertanyaan lain yang muncul di benak Carla. Apa sebenarnya alasan Griselda melakukan semua ini? Bagaimana dia bisa membawanya ke masa lalu? Dan apa tujuannya? Semua pertanyaan itu langsung bermunculan di benaknya.
“Lady Carla yang asli sudah tewas, maka dari itu, hanya kau satu-satunya orang yang bisa membantuku.” Griselda menatap Carla penuh harap. “Maka dari itu, aku hanya bisa meminta bantuan darimu. Jika kau masih tidak percaya padaku, maka kau bisa melihat ini sebagai buktinya.” Griselda memegangi kalung yang dikenakan Carla. Kalung yang dikenakannya adalah kalung yang diberikan oleh Cruz saat dia kembali dari perjalanannya beberapa waktu lalu.“Tidakkah kau merasa familiar dengan kalung ini? Aku yakin kau pasti sudah pernah melihat kalung ini sebelumnya, kan? Sebenarnya ini adalah kalung yang menyimpan semua ingatan lady Carla yang asli. Selain itu, sejak pertemuan terakhir kita, kau tidak sengaja menyentuhku, dan itu yang membuat bentrokan terjadi antara kekuatan yang aku miliki dengan sihir yang ada di dalam kalung itu. Maka dari itu kau mengalami mimpi buruk.”
Setelah mendapatkan perintah dari gurunya, Griselda yang saat itu masih belajar sihir di Serencourt ibukota dari Valoria, akhirnya memutuskan untuk kembali ke Negara tempatnya berasal. Griselda kembali ke Sylvanar, dan menetap di ibukota Celestria untuk mencari perempuan suci yang selama ini tertulis dalam legenda. Wanita suci itu terlahir dengan kemampuan yang luar biasa. Dia memiliki kekuatan yang dahsyat berkat anugerah dari dewa. Akan tetapi, karena kelebihan yang dimilikinya, selalu banyak orang yang mengincarnya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Karena itulah, Griselda diminta untuk mencari dan melindunginya. Selama bertahun-tahun, Griselda terus mencari informasi. Berharap bisa menemukan perempuan tersebut di antara semua lady dari para bangsawan kerajaan. Sampai akhirnya, usahanya terbayarkan saat dia dipertemukan dengan keluarga Ophelia. Bangsawan yang terkenal paling berpengaruh di kera
“LARI, TUAN PUTRI! LARI DAN SELAMATKAN DIRI ANDA!” teriak pria itu sebelum akhirnya tewas setelah Enrique menebas kepalanya dalam satu gerakan tangan. Kepala pria itu terlepas dan terlempar hingga menggelinding ke lantai. Tak lama setelah kejadian itu, tubuhnya itu ambruk dengan suara armor dan pedang yang berjatuhan.Carla tercekat melihat apa yang baru saja terjadi. Tubuhnya membatu dan gemetar. Dia bahkan nyaris muntah saat melihat pembunuhan yang terjadi di hadapannya. “KAU HANYA MILIKKU CARLA!”Wanita itu mendongak dan menatap Enrique yang kini bergerak menuju ke arahnya. Wajah Carla kian memucat, dan dia sungguh ketakutan dengan semua yang terjadi. “TIDAK AKAN ADA YANG BISA MENGHALANGIKU UNTUK MENDAPATKANMU.” Enrique terus mendekat. Akan tetapi sebelum sempat dia menangkap Carla, Griselda seketika muncul di hadapannya l
Saat ini…Griselda tersadar dari lamunannya. Dia masih diam sambil memperhatikan Carla yang pada akhirnya berhasil melarikan diri. Dia sungguh merasa lega karena bisa melihatnya bebas.“Entah kenapa, tapi aku sungguh yakin bahwa dengan keputusanku membawamu ke zaman ini adalah keputusan yang sangat tepat. Dengan kau kemari, kau jadi bisa membantuku.” Griselda bergumam sambil terus memperhatikan Carla yang kini mulai menghilang dari hadapannya. Begitu Carla tidak lagi terlihat, Griselda lantas beranjak meninggalkan tempatnya berada. Pergi ke tempat lain untuk mengurus urusannya yang masih belum selesai dia tangani.*Aku tidak tahu kemana wanita itu pergi. Aku ingin sekali memintanya untuk mengembalikanku ke tempatku berasal. Tapi, sepertinya lebih baik sekarang
Semua orang terdiam sambil memperhatikan Cruz yang sampai saat ini belum sadarkan diri. Sudah hampir tiga hari berlalu sejak kejadian Carla diculik, dan selama itu juga, Cruz tidak kunjung sadarkan diri. Dan selama itu juga, Hélie sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Carla. Vier sudah curiga sejak awal bahwa orang yang menculik Carla adalah Enrique, sayangnya dia sama sekali tidak memiliki bukti untuk menuduh dan mendesaknya untuk mengakui perbuatannya. Kalau Vier bersikap gegabah, bisa saja malah dirinya yang nanti terjebak dalam masalah. Karena hal itu, Vier memutuskan untuk tetap diam dan mengamati kondisi dari Cruz.“Bagaimana kondisi tuan marquis, dokter?” tanya Vier pada dokter yang baru saja memeriksa kondisi Cruz. Pria itu terdiam sejenak. “Kondisi beliau sudah stabil, hanya saja saya masih belum bisa menemukan alasan dari penyebab kenapa beliau sampai saat ini belum
Anak laki-laki itu menghentikan langkah kakinya di depan sebuah kastil tua. Berdiri di sebuah pintu menara yang terletak jauh di dalam hutan. Sebelumnya, dia tersesat dari para pengawal dan pelayan yang membawanya berjalan-jalan di sekitar tempat biasa dia selalu menghabiskan waktu bersama mendiang kedua orang tuanya. Akan tetapi, kuda yang ditungganginya lepas kendali. Penjaga yang bersamanya terjatuh dengan anak laki-laki itu yang masih tetap di atasnya. Tapi akhir dari semua itu, dia juga tetap jatuh dengan kuda yang terlepas, dan sekarang dia berada di tengah hutan dalam kondisi tersesat. Waktu terus berlalu, dan entah sudah berapa lama dia terus berjalan seorang diri di tengah hutan tanpa tujuan yang jelas. Dia sungguh kebingungan untuk bisa menemukan jalan yang benar keluar dari hutan. Langit yang semula biru cerah, kini bahkan telah berubah jingga, menandakan malam sebentar lagi tiba. Dengan sisa tenaganya, dia terus berjalan sambil menahan lapar, sampai akhirnya tiba di sebuah
Pyass! Cahaya itu lenyap begitu Gustav selesai melakukan ritualnya untuk mematahkan sihir kutukan gelap yang bersemayam dalam tubuh Cruz. Semua orang yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa diam sambil memastikan kondisi Cruz. “Bagaimana kondisi tuan muda?” tanya pria yang menjadi pelayan setia keluarganya saat itu. “Saya sudah berhasil mematahkan kutukan sihir gelapnya. Tapi sayangnya saya tidak bisa mematahkan seluruh kutukan itu,” ujar Gustav yang seketika membuat semua orang diam dengan ekspresi cemas yang sama sekali tidak mereda. Sejak pertemuan pertamanya dengan Gustav waktu itu, Cruz jadi sering datang mengunjunginya untuk melakukan pengobatan seperti yang dikatakan. Dia juga memberitahu beberapa orang kepercayaannya di rumah agar mereka bisa selalu mengantarkannya menuju menara tempat tinggal Gustav berada. Perhatian Gustav beralih pada Cruz yang kini bangkit dan duduk di tepi ranjang. Dia masih diam dan mencoba untuk mendengarkan seluruh penjelasan dari Gustav mengenai
“Kami sudah menemukan penyebab dari kematian tuan penyihir, tuan,” ujar pria itu pada Cruz yang dalam sekejap mengalihkan perhatiannya pada dia yang baru saja datang.“Kalian sudah menemukan penyebabnya? Katakan padaku, apa sebenarnya yang menjadi penyebab dia meninggal!”“Dari hasil penyelidikan yang kami lakukan, kami menemukan ini.” Pria itu menyodorkan sebuah kain dengan lambang keluarga Dawson di sana. Cruz seketika membulatkan kedua matanya begitu melihat lambang itu di kain yang digenggamnya.Ini…, berarti orang yang sudah membunuh Gustav adalah keluarga Dawson? Tapi bagaimana mereka bisa tahu kalau dia tinggal di sana? Cruz terdiam sambil mencoba untuk memikirkan siapa sebenarnya orang yang sudah memberikan informasi pada keluarga Daws
Waktu berlalu. Sejak pertemuannya dengan pria misterius yang memberikannya sebuah ramalan itu, Carla sama sekali tidak pernah bisa berhenti memikirkannya. Terkadang ada momen dimana Carla terus dibuat kepikirkan dengan setiap kalimat yang terlontar dari bibir lelaki itu, terlebih ramalannya mengenai musuh yang selama ini mengintai.Carla terus bertanya-tanya, siapa yang sebenarnya dimaksud oleh pria itu, dan apakah benar dirinya memiliki musuh. Semua pertanyaan itu bermunculan, dan setiap kali dia merasa kepikiran dengan semua itu, Carla malah jadi semakin bingung, terlebih di tubuhnya saat ini, sama sekali tidak ada ingatan sedikitpun yang berhubungan dengan musuh keluarganya.Hari berganti, dan bulan pun berlalu. Sudah banyak waktu yang Carla lalui, dan semakin lama, kandungannya semakin membesar hingga membuat Carla tidak bisa bergerak dengan bebas. Dia harus ekstra hati-hati dalam melakukan segala kegiatannya karena tidak ingin sampai membuat kandungannya mengalami hal yang tidak
Carla melangkah dengan langkah yang cepat. Berjalan menyusuri jalan kecil di desa. Saat ini dirinya sedang jalan-jalan sembari menghirup udara segar di desa yang tenang, menikmati langit senja yang memerah dan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Langit senja memberikan sentuhan keemasan pada pemandangan sekitarnya. Dia menikmati kesunyian dan ketenangan, terbuai oleh keindahan alam. Di belakangnya, Hélie dan Susan tampak sangat kesulitan untuk menyamai langkahnya karena Carla berjalan terlalu cepat. Bahkan kini Hélie dan Susan tampak tertinggal jauh di belakang.“Memang tidak ada yang lebih baik dibandingkan berjalan-jalan sambil menikmati sore,” gumam Carla dengan suara pelan. Ketika wanita itu berniat untuk berbelok di jalan di hadapannya, Carla secara tidak sengaja menabrak seorang pria tua hingga membuatnya hampir saja jatuh.“Astaga, maafkan aku,” ucap Carla dengan cemas. “Aku sungguh tidak sengaja. Apakah kau baik-baik saja, tuan?”"Tidak apa-apa, nona. Aku baik-baik saja.” Pria
Dua bulan berlalu sejak mereka berdua mendapatkan kabar kehadiran buah hati mereka, dam setelah Carla mulai terbiasa dengan kondisinya, Cruz lantas menggelar pesta seperti apa yang mereka inginkan. Malam pesta pun tiba, acara malam itu dihiasi dengan lentera-lentera gemerlap dan bunga-bunga yang melimpah. Rumah Carla dan Cruz berubah menjadi tempat magis yang penuh kebahagiaan. Tamu-tamu yang datang sudah mulai berkumpul, dan suasana pesta terasa semakin meriah.Carla, mengenakan gaun yang memperlihatkan kebahagiaan dan kesejahteraannya, memandang sekeliling dengan mata penuh sukacita. Cruz berdiri di sisinya, menatapnya dengan bangga. Mereka berdua berencana untuk membuat pesta ini tak terlupakan."Kau terlihat begitu cantik malam ini," ucap Cruz sambil mencium pipi Carla."Terima kasih, Cruz. Aku tidak sabar untuk mengumumkan kabar baik kita pada semuanya," ujar Carla dengan senyuman bahagia.Pintu rumah terbuka, menyambut kedatangan tamu-tamu yang datang dengan penuh antusiasme. Me
Suasana senja menyelimuti rumah Carla dan Cruz dengan kehangatan. Cruz, yang baru saja mengetahui bahwa Carla mengandung anaknya, begitu bersemangat untuk memberikan kejutan yang tak terlupakan. Dengan senyum cerah di wajahnya, Cruz mengajak Carla ke ruang makan yang dihiasi dengan lilin-lilin beraroma wangi dan bunga-bunga segar."Aku ingin membuat malam ini istimewa untuk kita berdua," ucap Cruz sambil menarik kursi untuk Carla begitu mereka tiba di sana."Apa yang ada di pikiranmu?" Cruz senyuman misterius. Mereka duduk di meja yang indah dengan cahaya lilin yang lembut memancar. Cruz memandang Carla dengan penuh cinta, "Sebenarnya, aku sangat senang mengetahui kita akan menjadi orangtua.""Aku juga, Cruz. Ini berita yang luar biasa.""Ketika aku tahu tentang kehamilanmu, aku ingin memberikan yang terbaik untukmu. Jadi, malam ini adalah permulaan dari serangkaian momen romantis yang akan kita alami bersama."Makan malam mereka disajikan dengan hidangan favorit Carla dan Cruz. Setia
Sesampainya di rumah setelah bulan madu yang penuh kebahagiaan, Carla dan Cruz kembali ke rutinitas keseharian mereka. Cruz mulai sibuk dengan pekerjaannya yang memakan banyak waktu dan energi. Namun, di sela-sela kesibukannya, ia selalu menyempatkan diri untuk mencurahkan perhatian kepada Carla.Sementara itu, Carla dengan sabar senantiasa menanti kepulangannya di rumah. Setelah menikah, dia kini jadi memiliki tujuan lain dengan menanti kepulangan Cruz setiap saat.Malam tiba, suasana rumah mereka berdua diisi dengan cahaya lilin lembut. Carla duduk di sofa, membaca buku sambil menunggu kepulangan Cruz. Setelah sepanjang hari berkejaran dengan tugas dan pertemuan, Cruz akhirnya tiba di rumah dengan senyuman lelah namun penuh cinta."Kau merindukan aku?" tanya Cruz begitu tiba di rumah. Pria itu berjalan menghampiri Carla dengan senyuman di wajahnya. Tiba di dekatnya, Cruz memeluk Carla seraya mencium keningnya. Carla mengangguk dengan wajahnya yang langsung berseri-seri begitu meliha
Pulau kecil yang belum tersentuh oleh keramaian, sebuah surga tersembunyi di tengah lautan, menjadi destinasi liburan romantis bagi Carla dan Cruz. Cruz dengan senyuman misteriusnya memandu Carla keluar dari dermaga, mengungkapkan pemandangan keindahan pulau tersebut.Pulau yang mereka kunjungi terletak di semenanjung barat kerajaan yang memang sudah sering menjadi tujuan wisata untuk para bangsawan dari berbagai kerajaan. Tempatnya yang nyaman di tambah dengan pemandangan yang indah selalu bisa membuat setiap mata terpikat melihatnya."Selamat datang di pulau impian kita," ucap Cruz dengan mata yang berbinar melihat kekaguman di wajah Carla. Wanita itu tampak begitu takjub begitu menyaksikan pemandangan pulau yang tampak begitu indah. Dia bahkan baru sampai, dan Carla sudah bisa melihat keindahan pulau itu.Begitu turun dari kapal, Carla dan Cruz lantas berjalan sebentar. Mereka berdua melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh bunga-bunga warna-warni, sampai akhirnya mereka tiba d
“Argghhh…” Cruz melenguh panjang ketika akhirnya dia mencapai kepuasannya. Sementara itu, Carla sama sekali tidak memiliki tenaga dan bahkan hanya bisa terpejam dengan napas terengah-engah. Dia sungguh sudah sangat lelah sejak tadi, tapi Cruz sama sekali tidak mau mendengarkan kalimatnya.Cruz menumpahkan seluruh cairan putih dari kejantanannya di dalam tubuh Carla. Wanita itu bisa merasakan semburannya yang begitu banyak dengan sensasi hangat yang luar biasa. Entah sudah berapa banyak pria itu keluar di dalam. Carla tidak berniat menghitungnya.Cruz mencabut kejantanannya dari kewanitaan Carla lalu berbaring di sisinya dengan napas tersengal. Dia terdiam sambil mencoba mengatur napas. Setelah beberapa saat, Cruz lantas melirik Carla yang kini tampak sudah tak berdaya. Wanita itu sudah kehilangan banyak tenaga akibat pergumulan mereka sepanjang malam. Bahkan saat ini, malam sudah hampir berakhir, Carla dan Cruz bisa melihat langit di luar sudah mulai sedikit terang.Cruz yang lelah me
Carla dan Cruz duduk bersama di balkon yang dihiasi lentera memancarkan suasana yang intim. Mereka tertawa dan bercanda, membagi kisah-kisah lucu dari masa lalu. Cruz menggenggam tangan Carla dengan lembut, menatapnya dengan mata penuh kehangatan.Waktu berlalu, dan mereka sudah menghabiskan dua hari masa pernikahan mereka. Setelah resmi menjadi suami-istri, Cruz jadi lebih sering merindukan Carla. Dia ingin menghabiskan banyak waktu bersamanya. Akan tetapi karena Cruz memiliki banyak pekerjaan yang menuntut untuk di selesaikan, Cruz jadi harus sedikit bersabar. Terlebih dia juga jadi harus menunda rencana mereka untuk melakukan bulan madu.Sejak berhasil mengalahkan Enrique dan membongkar semua kejahatannya, Cruz mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari raja, dan itu membuatnya jadi memiliki lebih banyak pekerjaan. Bahkan seharian ini, Cruz jadi harus menghabiskan banyak waktu di dalam ruang kerjanya, walaupun dia sangat ingin untuk menghabiskan waktu bersama Carla.Sementara it
Waktu berlalu, dan malam pun tiba. Carla dan Cruz duduk di tepi tempat tidur mereka, wajah penuh kebahagiaan. Ruangan yang dihiasi dengan bunga-bunga segar menciptakan atmosfer romantis. Mereka menatap satu sama lain dengan mata penuh kasih, menyelipkan tawa kecil di antara percakapan mereka."Kau tahu, ini adalah malam yang luar biasa," kata Cruz sambil tersenyum manis. Matanya menatap Carla lekat. Pria itu kemudian meraih tangan Carla, dan menggenggamnya erat."Ini akan menjadi malam terbaik dalam hidupku.” Cruz mencium punggung tangan Carla, membuat wajah wanita itu berubah merah merona saat Cruz bersikap begitu manis terhadapnya. Carla terdiam; mereka saling pandang, penuh dengan rasa cinta yang tak terucapkan.Sinar bulan menerangi ruangan melalui jendela, menciptakan bayangan lembut di sekitar mereka. Cruz menyentuh wajah Carla dengan lembut, dan membelai pipinya. Mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan yang dipenuhi oleh getaran asmara yang tak terkalahkan.Carla terseny