Josephine dan Nicko saling pandang melihat reaksi yang ditunjukkan oleh dokter Dolores. Pasangan muda ini sama-sama mengerutkan dahi saat melihat dokter Dolores.Sang dokter sendiri masih berdiri dan ia mematung, matanya bulat dan tidak berkedip sama sekali. Sesekali dokter muda ini bergumaam, berkata tidak mungkin.“Tidak … ini tak mungkin terjadi,” gumamnya lirih, karena saat ini ia mendapati Josephine duduk di tempat tidur dengan kedua kaki menjuntai ke bawah seperti hendak turun dari tempat tidur.Nicko tersenyum sinis sambil melirik ke arah dokter Dolores. Perempuan itu terlihat begitu bodoh dan menggelikan kali ini, sangat berbeda dengan beberapa menit yang lalu.“Kau sudah membunuh kesombonganmu sendiri Dolores,” pikir Nicko.Perlahan-lahan dokter Dolores mendekat ke arah mereka berdua, dan menyentuh kaki Josephine dan mengetuk-ngetuk lututnya. Tindakan ini sungguh mengingatkan Nicko pada kejadian di masa silam, saat ia mencoba metode akupuntur pada nenek Elizabeth. Gayanya tam
Jo menutup mulut tak percaya, mata aquanya berbinar begitu mendengar penjelasan dari dokter Dolores. Kemudian ia kembali menggandeng lengan dan bersandar di sana dengan manja. Nicko mengusap lembut rambut sang istri yang tentu saja membuat dokter Dolores semakin cemburu.“Kurang ajar kau Josephine, kau sama sekali tidak pantas untuk bersama dengan Tuan Muda. Keluargamu tidak terkenal, dan apa yang kau miliki selain kecantikan, semuanya itu akan pudar seiring dengan bertambahnya usiamu,” pikir dokter Dolores.Dokter Dolores pun mengangguk dan tersenyum palsu pada Josephine, “Rasakan kau Nicko, memangnya aku akan diam saja menghadapi ini semua?”“Aku ucapkan selamat padamu. Aku ikut senang dengan keadaanmu yang sekarang, kita lihat saja esok jika kau stabil maka kau kuijinkan untuk pulang ke rumah,” kata dokter Dolores yang berharap kalau ia berkesempatan meracun Josephine.“Ya aku akan memberikan obat untuk melemahkan ototmu, dan kau akan terus berada di sini agar aku bisa mendapatkan
Jo menoleh ke arah Nicko dan dokter Dolores secara bergantian. Ia masih berpikir dan mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh dokter yang menangani keluarga Windsor.“Tunggu! Kau bilang suamiku bertopeng? Apa maksud dari ucapanmu itu? Lalu kenapa kau tiba-tiba berteriak?” tanya Josephine pada dokter Dolores.Dolores menghela napas panjang sekali lagi, kemudian mengalihkan pandangan dari Nicko dan fokus pada Josephine.“Maaf Jo, ini akan menyakitkanmu tapi aku harus mengatakan yang sejujurnya. Lagipula lebih baik aku membongkar sekarang daripada engkau mengetahui kenyataan pahit setelah sekian lama tersembunyi,” dokter Dolores mengawali dan semakin membuat Josephine penasaran dengan apa yang ingin dikatakan oleh perempuan ini.“Apa maksud dari ucapanmu dokter?” tanya Josephine terdengar tidak sabar.Nicko sendiri diam, ia sudah bisa menebak apa yang direncanakan oleh dokter Dolores tiba-tiba. Pemuda bermata hazel ini pun memutuskan untuk membiarkan dokter Dolores terhanyut dalam khayal
Josephine langsung menoleh ke arah suaminya, lalu ia berteriak histeris sekali lagi.“Sudah sudah diam kalian semua. Kenapa kalian bersikap sedemikian bodoh! Kau dokter, kenapa harus bersikap segitu murah pada suamiku!” amuknya pada dokter Dolores.Lagi-lagi perempuan berambut hitam ini tak memusingkan ucapan istri Nicko. Baginya ini hanya pengorbanan kecil. Kemudian Jo menunjuk kembali pada suaminya, ia sangat menyesali sikap Nicko yang sedari tadi tenang dan tak membuat pembelaan apapun.Sejujurnya ia berharap Nicko menyangkal semua tuduhan yang dituduhkan dokter Dolores padanya. Ia ingin Nicko membela diri dan meyakinkan dirinya kalau yang dikatakan oleh Dolores itu tidak benar, tapi kenyataannya tidak demikian, suaminya justru bersikap masa bodoh seakan tak peduli dengan hubungan mereka berdua.Sementara itu, Jacklyn yang berdiri di pojokan menggunakan headset dan menyalakan musik favoritnya. Ia cukup tahu diri untuk tidak mendengarkan pembicaraan yang bersifat pribadi pada Tuanny
Melihat reaksi yang ditunjukkan oleh dokter Dolores, Nicko pun kembali tersenyum sinis. Rasa percaya dirinya semakin tumbuh seiring sikap dokter Dolores yang mendadak gugup, juga sang istri yang sudah mulai bingung. Josephine memang sangat naif dan mudah sekali untuk terpengaruh.“Itu baru tahap awal saja, masih ada kejanggalan lain dari setiap ucapan dokter Dolores,” jawab Nicko kemudian kembali melirik perempuan berambut hitam itu dengan sinis.“Keanehan apalagi Nick?” tanya Josephine tampak penasaran.“Jo, menurutmu apa alasan seorang dokter untuk menahan pasiennya yang ingin pulang ke rumah?” Nicko mencoba memancing.Josephine terdiam, kemudian ia mengingat kejadian tadi. Dokter Dolores sempat terkejut saat datang dan melihatnya duduk. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan padanya dan mencoba untuk melakukan tes dan observasi apakah benar ia bisa menggerakkan kaki dan berjalan. Setelah dokter yakin, maka ia mengatakan kalau Jo harus dirawat hingga esok hari.“Biasanya karena pasie
Mata aqua Josephine terus menatap tajam ke arah dokter Dolores. Rekaman suara yang diperdengarkan oleh suaminya itu benar-benar membuatnya tercengang.Perempuan yang telah lama dan dikenal sebagai orang terhormat oleh keluarga Windsor ternyata berlaku serendah itu. Josephine benar-benar tak habis pikir akan hal ini.“Kau sengaja membuat kami bertengkar dokter? Kau sengaja memfitnah suamiku? Untuk apa kau melakukannya?” selidik Josephine dengan suara yang gemetar dan napas yang memburu.Melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Josephine, dokter muda ini pun melirik sinis ke arah istri Nicko. Ia sudah tak dapat menahan rasa cemburu dan iri terhadap Josephine.Perempuan berambut hitam ini tak ragu lagi untuk melangkah mendekat ke arah Josephine dan menunjuk ke arah bahunya.“Baguslah jika kau sudah mengetahui hal ini. Kau dengar ya! Aku sudah muak melihat kemesraan kalian berdua! Kau sungguh tak pantas untuk berdampingan dengan Nicko. Kau hanyalah seorang perempuan yang tak memiliki apa-apa.
Kali ini dokter Dolores tak berani menegakkan pandangannya. Ia hanya menatap ke arah lantai sambil kedua tangannya menangkup di depan dada.“Kiamat bagiku jika harus kehilangan profesiku sebagai dokter. Aku akan dipandang rendah dan kehilangan semua pundi-pundi uangku. Masih mending jika aku menjadi seorang istri konglomerat seperti Jo, tapi aku bukanlah siapa-siapa. Huh aku harus memutar otak agar Tuan Muda bisa memberikanku kesempatan,” pikirnya.Diam-diam Dokter Dolores melirik ke arah Josephine yang berdiri di samping Nicko saat itulah ia terpikirkan sesuatu, “Ya aku harus menggunakannya. Perempuan naif itu pasti akan mengerti keadaanku dan meminta suaminya untuk mengampuniku,” ia berpikir kembali.Dolores kini mendekat ke arah Josephine dan mulai menjalankan rencananya. Ia menitikkan air mata dan memohon.“Aku tahu aku salah, ampuni aku Jo. Aku telah gelap mata dan menggoda suamimu. Aku juga ingin merasakan kehidupan sepertimu,” dokter Dolores meminta maaf dengan terlihat tulus.
Greg tak bisa menahan tawanya saat melihat adiknya turun dan memakai pakaian kerja kembali. Barbara yang biasanya bernpenampilan seksi dan terbuka kini harus mengenakan rok lipit sepanjang lutut dipadankan dengan kemeja lengan panjang dan scraft yang menghiasi garis lehernya.Adik perempuannya itu biasa selalu menata rambut dengan berbagai model dan riasan yang tebal, tapi tidak untuk kali ini. Barbara membiarkan rambutnya tergerai rapi dan jepit ramput di sebelah kiri agar rambutnya tak menjuntai dan mengganggu penglihatannya. Agar tampak profesional, ia menambahkan kacamata berbingkai hitam.“Jadi seperti ini penampilanmu sebagai seorang asisten pribadi direktur Lloyd Group yang baru?” tanya Greg sambil menutup mulut dan menahan tawa.Barbara tampak mendengkus dan mengambil secangkir teh.“Diamlah kau! Aku belum juga menjadi asisten bagi direktur Lloyd. Aku harus menjalani wawancara ulang,” jelas Barbara terlihat malas.Mendengar jawaban si putri bungsu, Ben Shelton yang tadinya men
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt