Gadis-gadis cantik nan seksi masih saja mengerubungi Kyle. Mereka semua berteriak melayangkan protes pada pria paruh baya itu.
“Kami sudah bersusah payah datang kemari, tapi tidak mendapatkan tanggapan apapun dari Tuan Muda. Apa maksud semua ini, kenapa Tuan Muda bersikap begitu tidak adil?” tanya salah seorang perempuan.
Kyle hanya diam dan terus mendengarkan protes mereka. Hanya Barbara saja yang masih diam menunduk. Perempuan itu juga terlihat tidak sabar menunggu keputusan.
Tadi Nicko sempat bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Barbara hingga mau melamar sebagai asisten pribadinya. Namun berita tentang kecelakaan Josephine membuatnya harus segera pergi dan mengurus keadaan istrinya.
“Hei bagaimana ini? Kau bekerja untuknya kan? Kudengar kau adalah penasihat dari properti Lloyd, apa kau tak bisa memberikan solusi pada kami?” tanya pelamar pertama.
Seorang perawat pun masuk ke kamar Jo. Sudah menjadi tugasnya untuk memeriksa keadaan.pasien dan melaporkannya pada dokter."Bagaimana kondisi istri saya?" tanya Nicko kemudian pada perawat yang tengah memeriksa tekanan darah Josephine.Perawat menoleh ke arah Nicko dan mengangguk, kemudian mendatanginya. Lagi-lagi Nicko mendapatkan lirikan mata menggoda dari sang perawat.Siapa juga yang tak akan mengantri untuk berkencan dengan Nicko. Dia adalah sosok laki-laki sempurna idaman para wanita.Parasnya tampan, tubuh proporsional dan yang terpenting dia kaya dan berkuasa. Sebuah posisi impian bagi para wanita."Maaf Tuan, saya tidak memliki wewenang untuk menjelaskan, tapi Anda bisa menemui dokter yang menanganinya," kata perawat.Nicko menghela napas panjang. Memang yang dikatakan perawat itu benar, ia tak berhak untuk mendiagnosa penyakit dari pasien. Secara profesional dokterlah yang memberikan
"Hah kau?" tanya Nicko terkejut begitu melihat sosok yang berada di depannya.Dokter bukanlah sosok baginya. Dia sudah mengenal sebelumnya bahkan sempat terjadi insiden di apartemen itu membawa membuat hubungan mereka merenggang."Apa kabar Tuan Muda," sapa perempuan berseragam putih yang kini sudah menghadap ke arah Nicko."Dokter Dolores?" tegur Nicko yang tiba-tiba saja merasa tidak nyaman, karena ada kenangan buruk dengan dokter Dolores beberapa waktu lalu.Nicko gelagapan, tak tahu harus bersikap seperti apa . Tentu ini mengejutkannya, tapi dokter Dolores malah tersenyum dan mempersilakan Nicko untuk duduk.Nicko yang awalnya malas pun akhirnya tetap saja maju dan menemui dokter Dolores. Bukannya langsung mengatakan apa yang terjadi pada Josephine, tapi dokter Dolores justru memperbaiki riasan wajahnya dan menyemprotkan parfum pada leher dan tengkuknya."Dokter, cepat katakan apa yang terj
Nicko mengusap rambutnya dengan kasar. Ia tak henti memaki-maki dokter dan perawat yang baru ditemuinya.Kali ini ia bingung bagaimana harus menyampaikan pada istrinya. Lumpuh separuh badan tentu saja bukan hal yang mudah untuk diterima.Josephine memiliki perasaan yang begitu halus. Istrinya mudah sekali terharu dan terpancing emosi. Sudah pasti Jo akan merasa tertekan saat mendengar vonis yang menimpanya."Bagaimana Jo bisa menghadapi ini semua. Haruskah aku memakainya?" Pikir Nicko.Pemuda itu tiba-tiba teringat akan pertemuannya dengan lelaki misterius beberapa waktu lalu.Saat itu malam begitu gelap dan Nicko tengah menyetir sendirian. Ia melihat sekumpulan anak muda melempari batu pada seorang pria paruh baya berpenampilan kumuh.Nicko yang melihat hal itu pun tak sampai hati, tapi ia tak ingin buru-buru untuk mengambil kesimpulan. Pemuda kaya itu pun mulai mendekat pada keributan itu dan mendeng
Nicko langsung menelepon Jacklyn dan memintanya untuk menjaga sang istri."Nick, kau mau pergi lagi? Apa kata dokter?" tanya Josephine.Nicko hanya tersenyum singkat. Kemudian mengusap lembut rambut istrinya."Sayang maafkan aku. Aku hanya pergi sementara saja.""Kau mau kemana?"Nicko melirik Ian, dan saat itulah ia yakin anak ini akan menjadi alasan tepat baginya yang ingin mengambil batu itu."Aku harus mengambil pakaian gantimu di rumah serta mengantar Ian pulang. Bukankah anak sehat susianya dilarang untuk terlalu lama di rumah sakit?"Jo pun mengangguk, dan ia sangat kalau besok Ian harus sekolah di rumah lagi."Ya kau benar sayang. Apakah nanti kau yang akan menungguiku di sini?" tanya Jo.Nicko mengangguk dan mencium kening istrinya. Kemudian menggandeng Ian, untuk ikut dengannya.Anak kecil itu merengek, memaksa untuk menemani J
Josephine merasa tubuhnya begitu lelah, ia mencoba untuk mengganti posisi tidurnya agar tidak merasa nyeri pada punggung. Istri Nicko mencoba untuk mengangkat kaki dan menggeser tubuhnya menghadap ke samping. Namun ia merasa kebas, tak bisa memindahkan tubuh.Ia mencoba untuk mengangkat tubuhnya kembali, tapi tidak bisa. Jo pun mencoba untuk mengangkat selimut yang menutupi tubuhnya dan tak ada yang aneh di situ."Kakiku masih dua dan utuh, tapi kenapa aku tak bisa menggerakkan kakiku?" tanyanya dalam hati.Jo terus saja mencoba dan mencoba hingga akhirnya kelelahan dan tubuhnya penuh keringat. Jacklyn yang mengetahui hal ini pun berinisiatif untuk mendekatinya."Apa Anda membutuhkan sesuatu Nyonya?" tanya Jacklyn yang memang diminta untuk menjaga Jo selagi Nicko belum datang.Jo tak menjawab, hanya air mata menetes di pipinya. Jacklyn mendekatkan wajah pada Josephine."Nyonya, apa Anda perlu sesuatu?" Pengawal prib
Nicko berjalan dengan tergopoh-gopoh setelah ia mendapatkan telepon dari Jacklyn. Pengawal pribadi Jo itu mengatakan kalau Jo tengah mengamuk.Nicko yang mendengar hal itu pun langsung menengok sang istri. Alangkah terkejutnya Nicko saat mendapati istrinya tengah di atas ranjang sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya sendiri.Jacklyn sendiri tampak sibuk mencoba untuk menenangkan Josephine."Apa yang terjadi?" tanya Nicko pada Jacklyn."Entahlah Tuan Muda, Nyonya tidak ingin bercerita, saya sudah memanggil tenaga medis tapi kata perawat dokter sedang tidak ada dan tak bisa dihubungi. Perawat hanya diam tak mengatakan apapun seolah ada yang disembunyikan," jelas Jacklyn.Nicko tak bisa lagi menahan amarahnya. Ia terus saja memakai dokter Dolores yang menurutnya bertanggung jawab akan hal ini."Kurang ajar! Kau ingin bermain-main denganku rupanya!" maki Nicko dalam hati.
Jo hanya memandang heran ke arah suaminya, apakah mungkin yang dikatakan olehnya benar? Dahinya berkerut dan memandang sosok lelaki menawan di hadapannya.Dia memang senang karena kakinya ternyata bisa digerakkan. Mimpi dan bayangan buruk kakinya yang tak bisa bergerak hilang sudah dalam semalam. Namun ini tampak aneh baginya, semalam ia benar-benar tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali.Nicko pun langsung membimbing istrinya kembali pada brankar dan membaringkan tubuhnya. Ia duduk di kursi tepat di samping Jo dan mengusap rambut pirang istrinya.“Istirahatlah, kau mungkin sedang lelah,” ucapnya sambil terus membelai rambut lurus Jo.Nicko sepertinya tahu kecurgan istrinya yang keheranan akan perubahan kondisinya. Jo sepertinya sangat yakin kalau semalam ia benar-benar lumpuh separuh badan.“Sayang, aku tidak bohong, semalam aku merasa tubuh dan kakiku san
Setelah mendapat ijin dari sang istri, Nicko pun menuju ruang dokter. Kali ini ia tidak hanya meminta dokter Dolores untuk memeriksa keadaan Josephine, tapi juga membuat perhitungan pada dokter tak tahu malu itu.“Maaf Tuan, Anda tidak bisa sembarangan menemui dokter,” sergah salah seorang perawat yang bekerja untuk membantu dokter Dolores saat mendapati Nicko hendak mendorong pintu ruangan dokter Dolores.Kali ini perawat yang mencegahnya bersikap normal, sama sekali tidak menunjukkan gelagat tidak profesional. Mungkin karena usianya yang tidak lagi muda, sehingga tidak berpikiran untuk menggoda Nicko.“Ada hal penting yang harus kubicarakan dengannya, ini menyangkut kondisi istriku Josephine Lloyd,” jawab Nicko berbohong.Perawat di hadapannya pun tersenyum ramah dan mencoba untuk membantu Nicko.“Boleh saya lihat nomor antriannya?” tanya per
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt