Pistol yang ada di tangan Tuan Gareth terlihat begitu hitam dan mengkilat. Saat melihat itu sebetulnya Enrique sedikit takut. Baru kali ini ia melihat senjata api dari jarak sangat dekat.Ia khawatir kalau benda itu tiba-tiba meletup dan pelurunya menembus ke kepalanya.“Hmm Tuan Gareth, kurasa sebaiknya Anda menyimpan benda itu saja, mari kita perhatikan lagi bagaimana gerak-gerik mereka berdua melalui rekaman cctv,” kata Enrique untuk menutupi ketakutannya.***Josephine masih belum curiga akan apapun di tempat ini. Ia justru tampak kagum saat melihat interior bangunan yang nanti akan dijadikan penginapan oleh ibunya.Bangunan itu dibuat dengan desain klasik, terlihat sangat mewah dan unik. Biasanya bangunan di dekat pantai menggunakan model bangunan minimalis, american country ataupun gaya mediteranian. Jarang sekali ada yang menggunakan klasik renaisan.Josephine menerka kalau bangunan ini pasti perawatannya sangat mahal, dan rutin. Josephine menyentuh salah satu perabotan di sana
Daisy benar-benar berharap kalau Josephine bisa semakin dekat dengan Enrique. Sampai saat ini ia masih membenci Nicko dan tak menganggap lelaki itu sebagai menantunya.Walau identitas Nicko sudah terungkap, tapi Daisy masih menganggapnya sebagai menantu sampah. Semua karena kesombongan Nicko yang enggan untuk membantunya dalam hal berfoya-foya. Ia ingin Josephine segera bercerai dengan Nicko. Bagi Daisy percuma saja memiliki menantu yang kaya raya tapi tidak memberikan keuntungan apa-apa baginya.Rumah tinggal Daisy juga masih yang lama dan belum ada renovasi apapun. Tidak hanya itu, perabotan di rumahnya pun masih yang lama. Benar-benar tidak mencerminkan kalau dia adalah seorang ibu mertua dari Tuan Muda kaya raya.Tubuh Josephine yang didorong paksa pun mulai terjungkal. Kali ini ia benar-benar marah pada ibunya.Bagaimana mungkin seorang ibu bisa bersikap begitu kasar pada putri kandungnya sendiri. Apalagi tujuan utamanya adalah untuk uang, maka berulang kali ia harus menjual putr
Mendapatkan Josephine hanyalah sebuah bonus bagi Enrique. Yang terpenting untuknya adalah kehancuran dari Nicko, dan dendam yang terbalaskan.Josephine adalah satu dari perempuan tercantik di Westcoast Town. Fisiknya nyaris sempurna, seperti boneka barbie yang hidup. Mana mungkin Enrique menyia-nyiakan kesempatan ini.Daisy tak percaya mendengar ucapan dari Enrique, beberapa saat lalu ia berkata kalau ingin mendekati Josephine. Namun yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan kenyataan yang dijanjikan.“Enrique, kenapa rencananya berubah? Kau tidak mengatakan hal ini padaku sebelumnya,” protes Daisy.“Hmm pembicaraan tentang apa?” raut wajah Enrique yang tadinya ramah pun berubah bengis. Ia langsung mendorong Daisy yang berdiri di hadapannya untuk menghalangi. Daisy terjatuh dengan sangat keras hingga ia harus mengelus pantatnya sendiri.“Apa kau berpikir kalau aku memintamu mengajak Josephine kemari karena ingin mempersuntingnya? Huh jangan berani untuk bermimpi Nyonya!” cibirnya deng
Baru kali ini Josephine bertemu orang seliar Enrique. Ia menatap lelaki itu dengan tatapan yang begitu jijik. Sama halnya dengan Daisy, baru kali ini ia ketakutan saat bertemu seseorang.Andai saja menampar wajah sendiri bisa menyelamatkan keadaan, sudah tentu hal ini dilakukan Daisy sejak tadi. Bagaimana bisa dia termakan rayuan Enrique yang ingin mendekati putrinya. Sekarang bukan cuma Josephine yang akan celaka, tapi dia juga.Daisy melirik ke arah Josephine, “Jo maafkan ibu yang telah membuat ide buruk ini.”Josephine hanya menghembuskan napas panjang dan menoleh ke samping. Ia mau menghindar dari tatapan ibunya.Enrique menggertakkan gigi sambil melirik Daisy. Kemudian pemuda itu menyentuh dagu wanita paruh baya di depannya.“Awalnya aku tak pernah memiliki pikiran untuk melakukan hal ini pada kalian. Aku justru berterima kasih karena suamimu telah menaikkan pamorku, tapi sayang sikapnya begitu semena-mena sehingga membuatku melakukan hal ini. Aku tidak pernah tahu kalau anak pem
Saat itulah Nicko sedang mendapatkan sebuah telepon yang tak pernah ia duga sebelumnya. Itu adalah panggilan dari Enrique, seseorang yang karirnya sudah ia hancurkan.“Kau Enrique. Untuk apa kau meneleponku?” tanya Nicko dengan ketus.Enrique langsung mencibir,”Tentu aku akan membagikan berita baik untukmu. Aku hanya ingin mengabari kalau istrimu ada di tanganku sekarang ini. Aku sudah bersiap untuk menelanjangi tubuhnya dan juga menikmati setiap jengkal kulitnya,” kata Enrique penuh tawa.Enrique pun kembali melanjutkan ucapannya, “Istrimu belum pernah melahirkan seorang anak, tentu saja semua anggota tubuhnya masih kencang. Hmm, tapi kurasa di sini kau mengalami sebuah kegagalan sebagai seorang lelaki. Huh bagaimana bisa seorang lelaki yang menikahi istrinya lebih dari dua tahun tapi tidak bisa memberikan keturunan, dan harus mengadopsi seorang anak dari narapidana. Jangan-jangan kau adalah lelaki mandul. Huh kejantananmu benar-benar tak bisa dipercaya.”Mendengar ucapan dari Enriqu
Sementara itu Tuan Gareth meletakkan tangan di bawah bibir. Ia seperti mengusap liur yang menetes. Ia tampak tak bisa menahan diri lagi saat melihat pesona dua perempuan di depannya.Baik itu Daisy ataupun Josephine, semua mampu membangkitkan birahinya. Ia sudah tidak sabar untuk meniduri mereka. Josephine akan bercinta dengan Enrique terlebih dahulu, dan ia pun memutuskan untuk bersenang-senang dengan Daisy terlebih dahulu. Apalagi ia dengar kalau Daisy sudah lama hidup bersama seorang suami yang vegetatif.Sambil memikirkan hal ini, ia pun melangkah mendekat ke arah Daisy dan tersenyum penuh napsu binatang. Ia bahkan memberanikan diri untuk mencolek dagu Daisy dengan jari telunjuk.“Sayang, menantumu yang bodoh itu akan datang dalam waktu lima belas menit, bagaimana jika kita bersenang-senang lebih dulu. Kita bisa melakukannya sambil berdiri atau mungkin kau ingin di atas meja?”Ucapan Tuan Gareth benar-benar membuat Daisy terhina. Ia pun meludah ke samping lalu berdiri dan mendoron
Nicko langsung menghentikan mobilnya di samping villa. Sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Enrique kalau ia harus datang melalui pintu samping dengan alasan lebih dekat dengan ruangannya. Padahal alasan yang sebenarnya agar tidak bertemu dengan Jacklyn.Saat turun dari mobil mewahnya, Nicko langsung menghubungi Enrique, dan lelaki itu menanggapinya dengan sinis, “Apa kau datang sendirian seperti yang kuperintahkan?”“Ya, aku datang sendiri,” jawab Nicko.Enrique memperhatikan Nicko dari siaran cctv dan benar laki-laki itu datang lewat pintu samping sendirian. Dari ruangannya, ia membuka kunci pintu yang ada di depan Nicko.Villa yang didatangi Josephine adalah bangunan klasik yang memiliki teknologi tinggi. Setiap pintu keluar menggunakan smartlock yang hanya bisa diakses menggunakan kartu, pemindai ponsel ataupun akses kode yang dibuka dari dalam seperti yang saat ini dilakukan oleh Enrique.Pintu di hadapan Nicko terbuka dengan tiba-tiba, dan ia menerima perintah, “Kau masuk
Nicko tersenyum sinis melihat ke arah dua orang itu. Sementara Josephine dan Ibunya hanya bisa diam menahan marah. Wajah mereka pun mulai memerah.“Hmm, jadi kau ingin merambah jalur karir yang baru setelah kehancuranmu dengan menjadi konten kreator. Hmm kurasa idemu tak buruk juga. Konten kreator dapat menjanjikan penghasilan yang tinggi. Biar kubantu memberi ide, bagaimana kalau kau memberi efek api untuk melambangkan diriku yang begitu berapi-api?”Nicko sama sekali tidak takut akan ancaman yang dilontarkan oleh Enrique. Ia justru meremehkan pemuda itu dan membuat kesal ibu mertuanya. Namun tidak dengan Josephine, ia justru tahu kalau suaminya pasti punya rencana yang tak diduga-duga.Mendengar ochean Nicko, Enrique pun memaki, “Kurang ajar kau. Apa kau lupa kalau kau sudah mau mati? Masih saja kau berpura-pura dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa?”“Cih! Memangnya siapa yang akan mati? Bukankah itu seharusnya kau?”Tuan Gareth yang sudah tidak sabar pun mengambil pistol yang ia