Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / S2. 148 Bertemu Teman Lama

Share

S2. 148 Bertemu Teman Lama

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-29 20:39:21

Pandangan perempuan berambut cokelat itu tampak misterius, tapi hanya bisa dilihat oleh Nicko. Jo sendiri hanya melihatnya sebagai tatapan formal oleh dua orang yang baru saja saling mengenal.

“Hmm apa yang sebenarnya kau inginkan Nona?” tanya Nicko dalam hati.

Perlahan Nicko pun melepaskan tangannya dari teman lama Josephine, dan Karen hanya mengangguk dengan sopan.

“Kau dengan siapa kemari?” tanya Josephine ramah.

“Aku sendiri,” jawab Karen.

“Oh,” jawab Josephine dengan perasaan tidak enak.

“Yah, aku belum menikah sepertimu,” jawab Karen.

Josephine cukup terkejut saat mendengar jawaban dari Karen. Sepengetahuan Josephine, Karen dulu berkencan dengan Jason Hopkins yang merupakan mahasiswa populer di kampusnya. Jason Hopkins terbilang mapan di usianya saat itu, sudah memiliki sebuah restoran seafood kelas menengah atas.

Bahkan saat pertunangan Jason dan Karen, Josephine menghadirinya bersama Gerald saat itu. Namun entah kenapa mereka tidak menikah. Josephine mencoba untuk tidak menany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   S2. 149 Dan Terjadi Lagi

    Kedua wanita itu terus saja berbicara mengenai masa lalu mereka. Banyak hal yang mereka ingin bagikan saat itu.Jo tampak bersemu-semu merah saat mendengarkan cerita dari teman lamanya itu. Semua yang dikatakan olehnya memang benar. Sudah sejak dulu ia melakukan banyak kebodohan, lebih tepatnya sebuah kecerobohan dalam tindakan.Saking cerobohnya Jo saat itu, sampai banyak sekali yang menertawakan tingkahnya.“Ah ya kau benar, aku memang seringkali ceroboh dan melakukan kesalahan. Untung saja aku selalu mendapatkan bantuan dari teman-temanku, hingga aku bisa selamat,” kata Jo menceritakan pengalaman masa lalunya itu.“Yah tentu saja. Untung saja kau dinobatkan menjadi mahasiswi tercantik sepanjang masa, sehingga kecerobohanmu bisa dimaafkan,” balas Karen membuat Jo kembali tertawa.Namun tidak dengan Nicko. Pemuda itu justru mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan amarah. Ia benar-benar tidak tahan mendengar ocehan perempuan yang katanya teman lama Jo.“Teman lama? Huh memangnya ada t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-29
  • Tentang Harga Diri   S2.150 Siasat Karen

    Karen dan Jo masih saja saling melempar senyum, tampaknya pertemuan kali ini benar-benar mereka manfaatkan untuk membahas tentang masa lalu mereka.Sejak mereka datang tadi, tak hentinya kedua teman lama ini bicara tentang masa lalunya. Sampai-sampai Nicko merasa bosan dengan ini semua.“Ehem!” Nicko mencoba untuk berdehem dan menunjukkan kepada mereka berdua tentang keberadaannya.“Maafkan aku sayang. Aku terlalu asyik dalam berbincang mengenang masa lalu,” kata Josephine sambil merangkul suaminya.Nicko pun tersenyum saat istrinya kembali memperhatikan dirinya. Ia pun menunjukkan pada wanita yang ada di hadapannya itu tentang bagaimana mesranya dia bersama Josephine.Tanpa ada perasaan malu, Nicko pun mempererat pelukannya pada Jo dan mencium pipi istrinya yang halus. Tidak hanya itu, punggung tangan Nicko pun mulai menusap lengan sang istri dengan lembut.“Apa kau masih bisa tahan melihat kemesraan yang kulakukan bersama dengan istriku?” tanya Nicko dalam hati.Pemuda ini sengaja m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tentang Harga Diri   S2. 151 Pergi Bersamamu

    Nicko memijat pelipisnya dengan lembut ia masih mengingat-ingat beberapa kejadian kemarin dan itu sangat-sangat tidak mengenakkan dirinya. Ini sebenarnya bukan tentang Nicko saja, kamu tentang Josephine yang saat itu sedang dipermalukan dengan sangat hina sebagai seorang suami tentu saja ia tidak bisa tinggal diam jika hal ini terjadi. Nicko harus bisa mengambil tindakan, tampaknya hal ini akan terulang lagi kali ini. Diam-diam ia memperhatikan sosok Karen yang ada di depannya, ia mencoba untuk menganalisa dari rambut wajah perempuan itu. "Apa maksudnya untuk menyuruh-nyuruh Josephine, apa ya ingin dia katakan padaku apa yang sebenarnya ia mau," Nicko bertanya dalam hati.Sekali lagi Nicko memandang wajah Karen. Gadis itu tampak tersipu. Pipinya semakin merah layaknya udang rebus."Benar ini sama dengan kejadian waktu itu, siapa dia?" tanya Nicko dalam hati.Kini Nicko kembali menatap mata biru Karen dalam-dalam. Semakin dalam ia melihat, semakin jelas pandangannya."Tak salah lagi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tentang Harga Diri   S2. 152 Masih di Dimensi Lain

    Masih di dimensi lain, tubuh Nicko mencoba untuk meronta, tapi ia seperti tidak mampu untuk keluar.Berulang kali nama Jo diteriakkan tapi istrinya sama sekali tak peduli. Sementara di sampingnya Karen terus mencoba mengejarnya."Ayolah, apa yang ingin kau cari?" tanya Karen."Pergi kau!" hardik Nicko sambil mendorong tubuh perempuan itu."Kau kejam sekali Nicko!""Aku tak peduli. Aku tak peduli dengan kehadiranmu. Pergi saja kau perempuan sundal!" Bentak Nicko.Suami Josephine itu tak ragu untuk mendorong tubuh Karen kuat-kuat. Bahkan menampar perempuan itu. Ia sama sekali tak peduli untuk menyakiti perempuan."Kau berani melukai perempuan?""Memangnya perempuan sepertimu pantas untuk mendapatkan hati? Tidak sama sekali tidak," Nicko bersikeras.Kembali Nicko mengalihkan perhatiannya pada sang istri. Ia lagi-lagi mencoba untuk mendapatkn perhatian Jo."Josephine, Istriku," panggilnya.Namun Jo tak menjawab dan mendapat kejutan sekali lagi. Saat itu ia melihat ada sosok lain tak jauh

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tentang Harga Diri   S2. 153 Gambaran Masa Depan

    semakin lama, Nicko semakin dibawa terbang. Kali ini ia semakin jauh, dan Nicko semakin diabaikan oleh Josephine.Sekali lagi Nicko berteriak semakin kencang. Berharap Josephine mendengarnya. Namun ternyata nihil.Kini jarak antara Nicko dan Josephine semakin jauh, dan ia justru disuguhkan pemandangan yang tak ingin ia lihat. Saat itu ia justru melihat Jo bersanding dengan Gerald."Apa arti ini semua?" tanya Nicko sambil mencoba mengira-ngira.Pasangan muda ini duduk berhadapan dengan seorang wanita berambut pendek. Penampilan mereka begitu mentereng hingga tak ada orang yang meremehkan merek di sini.Gerald pun mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh Nyonya Monica Lincoln sang Marketing Representative. Semakin lama mendengar penjelasan, Jo pun semakin antusias dan ingin segera memiliki unit di sini."Sayang, kita ambil villa di sini ya, fasilitasnya cukup menarik. Lihat fotonya saja aku sudah ingin segera memilikinya," rengek Jo.Gerald pun menghela napas panjang dan melirik ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tentang Harga Diri   S2.154 Sylvia

    Seorang perempuan tiga puluh tahunan tampak berdiri dengan penuh percaya diri. Penampilannya sosialita, dengan baju terusan di atas lutut yang membentuk tubuh dan sepatu terbuka yang dililitkan tali ia memasuki sebuah toko perhiasan.Perempuan itu adalah Sylvia Lynn, ibu dari Denise teman sekamar Ian di perkemahan musim panas. Sylvia memiliki hubungan terlarang dengan Enrique Ramos sang bintang lapangan.Sylvia seorang perempuan dengan gaya hidup kelas atas, ia senang sekali menghabiskan uang untuk memanjakan dirinya. Enrique Ramos sendiri ikut memanjakan perempuan itu dan memberinya kartu kredit untuk berbelanja. Kalo ini ia m ncoba untuk memilih perhiasan yang ia suka. Tentu saja penampilan sosialitanya membuat pelayan toko begitu antusias melayaninya.Mereka semua beranggapan kalau Sylvia akan memberikan komisi yang banyak untuk mereka. Namun, senyum di wajah pelayan mendadak sirna, tak ada lagi keceriaan di wajah perempuan itu. Ia sudah beberapa kali mencoba menggesek kartu kred

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tentang Harga Diri   S2. 155 Syarat Untuk Kembali

    “Kenapa udaranya panas sekali?” tanya Nicko sambi mengeluhkan apa yang ia alami sekarang. Ia masih berada dalam kurungan dimensi, sementara perempuan yang bersamanya tampak menangis ketakutan.“Apa kau tak bisa menolongku?” tanya Karen.“Bodoh! Memangnya aku ini ayahmu hingga kau harus meminta bantuanku?” tanya Nicko dengan sinis.Ia memang tak ingin mempedulikan keadaan wanita itu. Baginya kehadiran Karen hanya akan memperburuk suasana saja. Karen hanya akan merepotkannya.“Aku kepanasan,” keluh Karen.“Tiup saja dirimu sendiri!”Nicko kali ini memilih duduk dan mencoba mengikuti kemana dinding dimensi akan membawanya pergi. Kali ini ia merasakan hawa panas di sekitar bahkan dia merasa kalau dirinya berada di luar angkasa dan sedang berkelahi dengan meteor. Atau mungkin ia memecahkan meteor.“Ah kemana aku, kenapa aku justru berada semakin jauh dari tempatku berada, lalu bagaimana dengan keadaan Josephine dan Ian kali ini, apa mereka baik-baik saja?” tanya Nicko dalam hati.Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Tentang Harga Diri   S2. 156 Mejadi Penengah

    Tubuh Nicko terasa begitu ringan setelah ia keluar dari tubuh lelaki yang baru saja ia tolong. Hembusan angin mengitari tubuhnya yang kurus.“Ah ini melelahkan, tapi setidaknya aku cukup senang bisa membantu mereka semua. Kasihan juga anak dan perempuan itu jika sesuatu terjadi pada dirinya,” pikir Nicko.Sekali lagi ia melirik ke arah bawah dan melihat wanita yang ia tolong tadi tampak memapah suaminya. Sementara anak perempuannya ikut membantu sang ibu memapah ayahnya.Dari kejauhan Nicko mendengar anak perempuan bernama Lily itu mengangisi ayahnya. Mengharap agar ayahnya tetap bertahan hingga mereka ke rumah sakit.“Bagaiamana perasaanmu anakku?” tanya suara yang datang tiba-tiba padanya.“Huh, kau lagi, tapi aku akui kalau aku merasa lebih baik setelah membantunya. Aku harap laki-laki itu segera sembuh dan dapat berkumpul bersama keluarganya kembali,” kata Nicko.Nicko tak tahu seperti apa rupa pemilik suara itu, tapi tugas yang diberikan padanya adalah tugas yang mulia dan seharu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status