Share

S2. 145 Tamu Istimewa

Kini Tuan Jims pun memicingkan mata ke arah Ronald. Ia berdiri dengan kedua tangan dilipat di depan dada dan kaki yang sedikit terbuka lebar. Kepala pengasuhan ini mendongak, terlihat angkuh dan menimbulkan kesan seram di mata ketiga anak nakal itu.

“Bisa kau ulangi lagi perkataanmu?” tanya Tuan Jims.

Ronald pun mengatakan kembali apa yang tadi ia katakan kalau Ian adalah anak seorang pembunuh yang kejam. Tak hanya itu, Denise yang tadinya diam pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tentang bagaimana kasus ayah Ian tercuat.

Denise menceritakan kronologi kasus dengan begitu lancar dan detail sampai tak ada yang terlewatkan. Anak itu terlihat berusaha untuk meyakinkan Tuan Jims.

“Hmm,” jawab Tuan Jims.

“Benar Tuan, kita semua harus mengambil tindakan, jangan sampai ia membahayakan kita semua,” desak Denise.

Tuan Jims yang mendengar penuturan ketiga anak ini hanya mengerutkan alis. Kemudian ia pun tersenyum sinis, seakan meremehkan ucapan anak itu.

Ini bukan tanpa alasan, sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status