Nicko langsung meraih tangan istrinya dan menggenggamnya erat. Ia tahu kalau apa yang dilihat Jo barusan memang tidak mudah untuk diterima.“Tenangkan dirimu Jo, semoga saja ada penjelasan yang baik tentang hal ini,” kata Nicko mencoba menenangkan istrinya.Baik Nicko maupun Jo perasaannya sama-sama kacau akibat ulah Daisy. Jo dipenuhi dengan penyesalan karena telah tidak mempercayai suaminya. Bahkan ia sempat menuduh suaminya yang bukan-bukan.Nicko sendiri juga menyesal karena telah membeberkan kenyataan pahit ini pada istrinya. Namun bagaimanapun juga, ditutupi sedemikian rupa pun Jo tetap saja akan mengetahuinya suatu saat nanti. Mungkin saja akan lenih pahit, karena jika tahu dari orang lain akan ada tambahan-tambahan informasi yang memprovokasi. ***Cathy tak hentinya menahan tangan sang suami, bahkan kukunya yang panjang tak jarang seperti menggoreskan luka pada lengan Chad. Namun Chad tak peduli, ini adalah yang harus dilakukan sebagai seorang suami da
Apa yang dilakukan oleh Nicko terlihat seperti mimpi atau kisah dalam dongeng saja. "Inikah mimpi?" tanya Josephine dalam hati, lalu ia mulai mencubit lengannya sendiri memastikan apa yang dilihat olehnya nyata.Josephine tersentak setelah mencubit lengannya sendiri. Ini benar-benar mencengangkan. Bagaimana mungkin Nicko bisa melakukan hal ini. Apa yang dilihatnya adalah sebuah legenda. Ia pernah mendengar cerita itu dari mendiang kakeknya saat masih kanak-kanak dulu. Sang kakek pun sempat melihat dengan nyata saat dirinya masih remaja. Kala itu sang kakek sedang bermain bola di halaman salah satu rumah kawannya. Karena tendangan yang terlalu keras oleh salah satu dari mereka bola itu pun terpelanting keluar halaman. Kawan sang kakek pun bertanggung jawab dengan mengambil bola keluar. Namun naas saat itu musibah terjadi, sebuah mobil truk pengangkut sampah pun tak sengaja menabrak tubuh kawannya itu dan membuat dirinya terpental menabrak pohon. Mendiang sang kakek bersama yang l
“Kau … kau bicara apa Nick? Apa mungkin wanita itu juga membuat keributan?” tanya Chad setelah mendengar penuturan adik iparnya.Nicko menghembuskan napas panjang, “Yah menurutmu bagaimana? Kau tahu sendiri kan seperti apa Daisy?”Kini Chad mulai bercerita tentang apa yang menimpa istrinya pada Nicko. Semua yang dilakukan oleh wanita itu dijelaskan secara terang-terangan.Chad bercerita bagaimana ia memergoki Daisy yang datang diantar oleh John Payton. Tingkah Daisy dinilai begitu memalukan di mata Chad. Bagaimana mungkin seorang wanita paruh baya berjalan bermesraan bergandeng tangan dengan seorang pria paruh baya dengan begitu mesra. Kadang-kadang Daisy membelai lembut dagu John Payton.Hal ini normal untuk dilakukan oleh para pasangan. Catherine sendiri seringkali melakukan hal ini pada dirinya. Bahkan seringkali mereka berjalan sambil berpelukan atau mungkin Chad membopong tubuh Cathy dan membawanya ke tempat tidur.Semua wajar untuk dilakukan, tapi mereka adalah pasangan resmi ya
Chad langsung mendongak dan melirik ke arah Nicko. Mencoba menerka-nerka apa yang terjadi pada istrinya kali ini.“ada sesuatu tentang istriku? Tunggu! Apa ini sesuatu yang berbahaya?” tanya Chad dengan kedua mata yang mulai menyipit.Lelaki yang tingginya sama dengan Nicko ini pun mulai menunjukkan ekspresi wajah penuh kekhawatiran.“Ada apa dengan Cathy, tadi dia sudah membaik, kenapa kini jadi mencurigakan? Apa mungkin ada kematian anakku di dalam sana atau janin yang tak juga berkembang? Ah tidak … bagaimana aku bisa memberitahu Cathy jika hal ini terjadi,” batin Chad kemudian menggeleng.Pemuda ini semakin khawatir saat mengingat Nicko mengajaknya bicara di luar.“Yah sepertinya terjadi sesuatu yang buruk hingga ia mengajakku bicara di sini,” pikir Chad kemudian ia menghembuskan napas panjang memastikan dirinya siap untuk menerima segala kemungkinan buruk.“Nick, katakan saja padaku ada apa. Aku akan berusaha siap untuk menerima semua kemungkinan buruk. Mungkin aku akan memberita
Jo masih saja diam di samping suaminya saat mereka menempuh perjalanan pulang ke rumah. Pikirannya melaju pada apa yang dilakukan oleh Cathy beberapa saat lalu.“Apa benar suamiku memiliki keahlian Dewa itu? Jika memang benar, apakah mungkin ini yang dilakukan olehnya padaku beberapa waktu lalu,” pikir Jo.“Jo,” panggil Nicko lembut.Jo yang terkejut pun langsung menoleh ke arah suaminya.“Eh kau memanggilku? Ada apa?” tanya Josephine.“Hmm tidak, aku hanya memikirkan sesuatu,” jawab Jo.Nicko menyatukan alis matanya dan melihat ke arah istrinya lalu menghembuskan napas panjang.“Hmm apa kau terpikirkan oleh apa yang diucapkan Chad mengenai ibumu?” tanya Nicko.Jo masih diam.Setelah Jo menemani Cathy, Chad pun berpamitan pada istrinya untuk mengantar Nicko maupun Jo ke lobi rumah sakit. Saat itu Chad meminta waktu padanya dan Nicko dan Jo untuk menceritakan apa yang terjadi pada ibu mertua mereka.Kali ini Jo benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Ia tak pernah m
Jo berdiri di hadapan Nicko dan merapikan penampilan suaminya yang hendak pergi ke kantor. Suaminya berjanji kalau hari ini tidak akan pulang lambat dan menghabiskan waktu untuk makan malam di rumah.“Kau serius dengan perkataanmu barusan?” tanya Jo, ada gurat kekhawatiran saat melihat suaminya yang kini memegang kunci mobil.“Tentu saja, sudah lama aku tak mengendarainya, ini mobil kesayanganku Jo,” kata Nicko yang saat ini menggenggam erat kunci mobil jenis jeepnya.Ia memiliki koleksi mobil mewah, tapi yang paling disukainya tetaplah jeep, itu membuatnya merasa gagah saat mengendarainya. Apalagi mobil jeep kuat di segala medan.“Hmm memangnya ada apa Jo?” tanya Nicko dengan santai.“Ah tidak, hanya saja menurutku kau lebih baik pergi dengan sopir saja.”Nicko tertawa dan menganggap istrinya berlebihan.“Ah sudahlah, tak akan ada apa-apa. Sekali-sekali berakting jiwa muda kan tidak masalah.”“Tapi Nick, aku sangat menkhawatirkanmu. Bagaimana jika nanti ada sesuatu,” Jo tak melanjutk
Sejenak ia memegang perutnya yang terasa sakit akibat pukulan yang baru dilayangkan padanya. Tangannya menggenggam cukup kuat, berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan pria-pria bertubuh besar itu. Ia memang memiliki kemampuan untuk memusnahkan dengan menggerakkan tangan kanannya dan membangkitkan aliran batu merah yang berada pada tubuhnya, tapi ia tak boleh gegabah.Nicko harus mempertimbangkan banyak hal sebelum dirinya melakukan penyerangan. Jika tidak bukan hanya nyawa musuhnya yang melayang, tapi bisa jadi nyawanya juga."Hoo hah!" teriaknya sambil mengayunkan kedua tangan hingga bisa melepaskan diri dari belenggu mereka.Tak ayal, orang-orang yang menyergapnya pun tersentak. Tak mengira pemuda yang ukuran tubuhnya jauh lebih kecil daripada mereka mampu melepaskan diri.Sebenarnya, ukuran tubuh yang lebih kecil ini menjadi keuntungan tersendiri untuk Nicko. Ia dengan leluasa menyelinap melalui sela-sela mereka dan membalik keadaan.Seperti yang baru saja dilakukannya. Saat me
Josephine masih saja tak tenang dan mudah sekali terpancing emosi kali ini. Ia seperti seseorang yang terkena OCD, sehingga hal kecil saja mampu untuk mengganggunya. Pelayan yang bekerja pada keluarga Lloyd sampai terkejut dan tak menyangka kalau Nyonya Josephine yang selama ini dikenal berhati lembut bisa bersikap seperti ini.“Aduh kenapa sejak tadi aku merasa tidak tenang ya,” gumam Josephine yang masih saja merasa cemas.Perempuan berambut pirang ini berulang kali melangkah ke sana kemari dan berharap mood nya akan berubah. Namun hasilnya nihil, ia masih saja merasa cemas dan terus berpikir tentang apa yang terjadi pada suaminya.“Huh semoga tidak ada hal buruk yang terjadi pada suamiku,” pikir Josephine.Sementara itu ….Russell mendorong paksa empat tukang pukul yang disewa oleh Henry Davis. Mereka semua dalam keadaan tangan terikat ke belakang. Wajah mereka penuh lebam akibat serangan Russell dan anak buahnya."Apa lagi yang akan kita lakukan pada mereka?" tanya salah satu anak