Daisy lari tergopoh-gopoh di koridor rumah sakit. Ia baru saja mendapatkan kabar kalau Gerald mendapatkan musibah.
Tanpa mengetuk pintu, wanita paruh baya itu pun masuk ke kamar perawatan tempat Gerald dirawat. Ia melihat jelas bagaimana wajah Gerald terlihat lebam dan tubuhnya lemas. Namun ada hal lain yang lebih mengherankan bagi wanita ini, yaitu kehadiran seorang perempuan tinggi kurus yang berada di sisi Gerald.
“Siapa dia? Apa Gerald memiliki perempuan lain? Lalu bagaimana dengan nasib Jo jika ini terjadi, tentu aku tak bisa membiarkannya. Hmm tapi aku harus mengetahui lebih dalam lagi, tak boleh gegabah, jika tidak aku akan kehilangan tambang emasku,” batin Daisy.
Meskipun perempuan ini gila harta, tapi ia tak ingin jika putrinya diduakan. Lebih tepatnya khawatir kalau nanti jatah finansial dari Gerald berkurang.
Gerald melirik Daisy yang terlihat bingung. Ia sudah bisa menebak kal
Iring-iringan mobil berwarna hitam tiba di depan bangunan bergaya kolonial dengan dominasi warna krem. Seharusnya iring-iringan ini tidak diperkenankan tanpa ada ijin dari pihak yang berwajib. Namun untuk pemilik mobil ini ada pengecualian. Siapa yang berani untuk melarang pimpinan kelompok jubah hitam beriring-iringan.Suasana semakin menegang, kala pimpinan kelompok itu keluar dari mobilnya. Pria berambut merah itu langsung masuk menuju pintu utama, dan mendatangi resepsionis.“Aku ingin menemui departemen yang mengurus masalah perceraian!” serunya pada wanita yang berprfesi sebagai resepsionis.Wanita yang tadinya mengantuk lantaran bosan harus berjaga di depan itu pun langsung merubah sikapnya. Dari yang duduk dengan malas dan menyandarkan kepala pada tangan pun berdiri tegak dengan sikap sempurna.Selama ini ia hanya mendengar cerita tentang kelompok jubah hitam dan keganasan mereka.
Chad melirik ke arah kekasihnya yang menyimpan ponsel dalam sakunya. Alisnya yang tebal terangkat satu dan menuntut penjelasan dari Cathy.“Apa yang dikatakan olehnya?”Wajah Catherine terlihat lebih cerah setelah menerima telepon dari Russell. Hal ini dianggap sebagai pertanda baik untuk kelangsungan hubungan sang adik dan suami.Mungkin ini adalah cara yang tepat untuk Catherine memperbaiki hubungan dengan Josephine, setelah dulu sempat menginginkan suaminya.“Russell sudah berhasil mengurus administrasi perceraian Josephine, dan ia sudah mengantongi dokumen untuk mempermainkan Gerald,” kata Catherine terdengar antusias.Lelaki yang tengah mengaduk minumannya itu hanya mengernyitkan alis, ia tampak curiga dengan Russell yang memiliki akses kemana saja. Pikirannya pun melayang mencoba mengingat-ingat siapa sebenarnya Russell.“C
Russell mengusap kedua matanya. Sinar matahari menembus jendela dan menyinari wajahnya.“Huh, jam berapa sekarang?” tanyanya dalam hati kemudian menyentuh sisi samping ranjangnya.“Raina?” tanyanya saat mendapati sisi samping tempat tidurnya kosong.Ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menyusuri tempat tinggalnya yang minim perabotan. Pria berambut merah ini masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer yang minim dan ketat.“Raina, kau ada dimana?” panggil Russell karena tidak mendapatkan gadisnya ada di sisi tempat tidurnya.Semalam mereka melewatkan waktu bersama entah berapa kali mereka bercengkerama, saling bertukar keringat di atas ranjang. Raina benar-benar membuatnya kewalahan, tapi ia sangat menyukainya.“Huft disini kau rupanya,” tegur Russell begitu mendapati kekasihnya teng
Raymond Evans memegangi kepala dan punggungnya. Sesekali ia terbentur lantaran permukaan jalan yang tidak mulus. Lelaki ini mencoba untuk berpikir dimana dirinya akan dibawa.“Huh, kenapa mereka melakukan ini padaku ya?” Raymond bertanya pada dirinya sediri.Kemudian mobil yang membawanya pun berhenti secara mendadak, dan lagi-lagi kepalanya terbentur. Cukup lama ia berada dalam bagasi, sirkulasi udara yang sangat buruk membuatnya lemas hingga akhirnya pria bermata biru ini tak sadarkan diri.Iring-iringan mobil milik kawanan jubah hitam ini pun berhenti di sebuah bangunan peristirahatan yang sengaja disewa oleh mereka untuk melakukan eksekusi pada Raymond.“Keluarkan dia!” perintah Russell ketika berhenti di villa sewaan mereka.Mereka pun mendapati wakil direktur memejamkan mata dalam bagasi belakang. Salah seorang dari mereka pun diminta untuk memeriksa
Raymond menggelengkan kepala, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Apa benar Tuan Muda berada di dalam penjara distrik C. jika itu benar terjadi, tentu Raymond Evans adalah pribadi yang sangat buruk sekali.Ia ingat betul apa yang dilakukan oleh Tuan Muda selama ini padanya. Bagaimana bisa ia gelap mata dan membuat orang yang sangat berjasa pada hidupnya mendapatkan kemalangan.Bugh!Russell kembali melayangkan pukulan padanya.“Am … ampuni saya!” Raymond Evans menghiba.Namun hal itu sama sekali tak didengar oleh Russell. Lelaki berambut merah ini justru melirik ke anak buahnya dan memerintahka mereka untuk menghinakan Raymond lebih parah lagi.“Besok kita akan membawanya pada Tuan Muda, dan biarkan dia mengakui perbuatannya. Untuk malam ini, ikat tubuhnya dan kunci pintu. Jangan lupa untuk memberinya makan sel
Rahang Jo terlihat mengeras saat dirinya berada di depan cermin sambil mencoba gaun pengantin yang dipilihkan oleh pelayan butik. Gaun itu tampak menempel sempurna pada tubuhnya yang ramping.Dua tahun lalu ia sempat berada disini dan mencari gaun untuk pernihkahan dengan Gerald. Saat itu hatinya berbunga-bunga, tapi tidak untuk kali ini, ia kehilangan antusiasmenya. Beruntung tak ada karyawan yang mengingatnya.Jo hanya bersikap pasrah kali ini, ia tak mau menilai gaun yang melekat pada tubuhnya. Apapun yang diberikan oleh Gerald tak pernah menarik di matanya. Meskipun sempat ia terperangah akan mawar Juliet yang diberikan kemarin, tapi itu hanya beberapa detik saja.“Anda semakin cantik ketika mengenakan gaun ini Nona,” puji pelayan yang membantunya.Josephine hanya mengangguk, ia masih terlihat kaku, dan jantungnya terus menerus berdegup kencang hingga menimbulkan persepsi yang berbeda
Pasangan muda itu belum juga beranjak dari butik bridal. Calon mempelai wanita masih berdiri di sana dan terpaku sementara calon mempelai pria tersenyum kemudian melambaikan tangan pada para penjaga toko yang tadi melayaninya.“Dua hari,” kembali calon mempelai wanita mencerna ucapan pasangannya barusan. Berharap agar apa yang barusan didengar olehnya adalah suatu kesalahan, atau mungkin telinganya mengalami gangguan pada indera pendengarannya.“Ayo,” lelaki itu mengamit lengan pasangannya mengajak untuk bergegas meninggalkan butik.“Kita harus bertemu dengan pihak make up artist. Kau ingin tampil cantik saat hari istimewa kita kan, Sayang?” bisik Gerald sambil menyentuh rambut Jo, bukan menyentuh lebih tepatnya ia sedikit menarik rambut panjang nan pirang itu.Masih menyimpan rasa dongkol, Jo pun mengikuti langkah kaki Gerald menuju mobil sport mewahnya, dan duduk
Russell meletakkan ponselnya dengan kasar begitu mendapatkan pesan dari Raina yang menjadi perpanjangan tangan antara dia dan Catherine. Tak hentinya lelaki bertubuh kekar ini memaki pasca membaca pesan itu.“Gila! Ini benar-benar gila!” maki Russell.Kulit wajahnya semakin memerah dan memperlihatkan gurat-gurat yang makin mempertegas wibawanya. Sepertinya siapapun yang melihat ekspresi wajah Russell kali ini akan merasa ngeri melihat wajahnya, mungkin juga kelompok jubah hitam tak berani untuk menatap matanya.“Siapa yang gila Bos?” tanya salah seorang anak buahnya.“Huh! Keluarkan bajingan itu dan bawa ke mobil, ikat dia seperti layaknya kita membawanya kemari!” perintah Russell.Semuanya tahu siapa yang dimaksud oleh pimpinan mereka. Tak ada yang berani untuk bertanya, mereka pun langsung ke ruang tempat Raymond Evans disekap.
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt