Raymond menggelengkan kepala, ia masih tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Apa benar Tuan Muda berada di dalam penjara distrik C. jika itu benar terjadi, tentu Raymond Evans adalah pribadi yang sangat buruk sekali.
Ia ingat betul apa yang dilakukan oleh Tuan Muda selama ini padanya. Bagaimana bisa ia gelap mata dan membuat orang yang sangat berjasa pada hidupnya mendapatkan kemalangan.
Bugh!
Russell kembali melayangkan pukulan padanya.
“Am … ampuni saya!” Raymond Evans menghiba.
Namun hal itu sama sekali tak didengar oleh Russell. Lelaki berambut merah ini justru melirik ke anak buahnya dan memerintahka mereka untuk menghinakan Raymond lebih parah lagi.
“Besok kita akan membawanya pada Tuan Muda, dan biarkan dia mengakui perbuatannya. Untuk malam ini, ikat tubuhnya dan kunci pintu. Jangan lupa untuk memberinya makan sel
Rahang Jo terlihat mengeras saat dirinya berada di depan cermin sambil mencoba gaun pengantin yang dipilihkan oleh pelayan butik. Gaun itu tampak menempel sempurna pada tubuhnya yang ramping.Dua tahun lalu ia sempat berada disini dan mencari gaun untuk pernihkahan dengan Gerald. Saat itu hatinya berbunga-bunga, tapi tidak untuk kali ini, ia kehilangan antusiasmenya. Beruntung tak ada karyawan yang mengingatnya.Jo hanya bersikap pasrah kali ini, ia tak mau menilai gaun yang melekat pada tubuhnya. Apapun yang diberikan oleh Gerald tak pernah menarik di matanya. Meskipun sempat ia terperangah akan mawar Juliet yang diberikan kemarin, tapi itu hanya beberapa detik saja.“Anda semakin cantik ketika mengenakan gaun ini Nona,” puji pelayan yang membantunya.Josephine hanya mengangguk, ia masih terlihat kaku, dan jantungnya terus menerus berdegup kencang hingga menimbulkan persepsi yang berbeda
Pasangan muda itu belum juga beranjak dari butik bridal. Calon mempelai wanita masih berdiri di sana dan terpaku sementara calon mempelai pria tersenyum kemudian melambaikan tangan pada para penjaga toko yang tadi melayaninya.“Dua hari,” kembali calon mempelai wanita mencerna ucapan pasangannya barusan. Berharap agar apa yang barusan didengar olehnya adalah suatu kesalahan, atau mungkin telinganya mengalami gangguan pada indera pendengarannya.“Ayo,” lelaki itu mengamit lengan pasangannya mengajak untuk bergegas meninggalkan butik.“Kita harus bertemu dengan pihak make up artist. Kau ingin tampil cantik saat hari istimewa kita kan, Sayang?” bisik Gerald sambil menyentuh rambut Jo, bukan menyentuh lebih tepatnya ia sedikit menarik rambut panjang nan pirang itu.Masih menyimpan rasa dongkol, Jo pun mengikuti langkah kaki Gerald menuju mobil sport mewahnya, dan duduk
Russell meletakkan ponselnya dengan kasar begitu mendapatkan pesan dari Raina yang menjadi perpanjangan tangan antara dia dan Catherine. Tak hentinya lelaki bertubuh kekar ini memaki pasca membaca pesan itu.“Gila! Ini benar-benar gila!” maki Russell.Kulit wajahnya semakin memerah dan memperlihatkan gurat-gurat yang makin mempertegas wibawanya. Sepertinya siapapun yang melihat ekspresi wajah Russell kali ini akan merasa ngeri melihat wajahnya, mungkin juga kelompok jubah hitam tak berani untuk menatap matanya.“Siapa yang gila Bos?” tanya salah seorang anak buahnya.“Huh! Keluarkan bajingan itu dan bawa ke mobil, ikat dia seperti layaknya kita membawanya kemari!” perintah Russell.Semuanya tahu siapa yang dimaksud oleh pimpinan mereka. Tak ada yang berani untuk bertanya, mereka pun langsung ke ruang tempat Raymond Evans disekap.
Jo masih sedikit mengantuk, walaupun langit sudah mulai terang. Entah jam berapa ia baru bisa memejamkan mata. Sejak semalam ia tak mampu untuk memejamkan kedua mata lantaran selalu gelisah memikirkan statusnya yang akan berubah besok menjadi istri dari Gerald Jones.“Huh, apa ini benar akan terjadi. Aku tak bisa melakukannya,” runtuk Jo yang tanpa sadar mulai mengeluarkan air mata kembali.Perempuan berambut pirang itu pun terbangun dan kembali memikirkan apa yang bisa dilakukannya agar terhindar dari hidup bersama dengan Gerald. Jo terus saja berdiri mondar-mandir mengitari kamarnya, berpikir untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk masalahnya.“Ayo Jo kau harus bisa berpikir. Ayo berpikirlah Jo,” ucapnya pada diri sendiri.Hingga akhirnya senyuman terkembang di wajah barbienya.“Bodoh! Kenapa aku tak mengingatnya dari tadi, bukankah Gerald sudah
Iring-iringan mobil Adam Reinhart baru tiba di lapas Distrik C sambil membawa Raymond Evans di dalam bagasi. Adam yang sudah mendapatkan mandat dari Bos nya untuk mengurus Raymond pun menyambutnya dengan sukacita.Menyadari kalau pergantian tahanan hanya bisa dilakukan saat pagi hingga siang hari saja. Hal ini pun dimanfaatkan olehnya untuk bersenang-senang sejenak dengan sandera yang mereka bawa.Adam Reinhart pun membawa Raymond menuju hutan untuk berkemah sejenak. Raymond yang sudah lelahpun harus berjalan dalam keadaan terikat, dan beberapa kali menjadi bulan-bulanan untuk mereka.“Selamat datang Tuan Reinhart, kami sudah menerima pesan dari Tuan Raines,” Kepala sipir penjara menyambut kedatangan mereka.Adam hanya duduk kemudian mendongakkan kepala ke arah kepala penjaga dan medongakkan kepala mengisyaratkan ada suatu perintah yang harus mereka kerjakan.“B
Kediaman keluarga Windsor tampak begitu ricuh pagi ini. Ini adalah hari besar bagi kehidupan mereka, kesusahan dan aib karena memiliki menantu yang tak berguna akan berakhir hari ini.Namun tidak dengan Josephine, ia justru terlihat murung, bahkan lingkaran hitam menghiasi kedua matanya seperti seekor panda. Tampaknya Josephine tidak tidur semalaman karena diliputi kegelisahan akibat memikirkan hari ini dan juga ucapan Catherine semalam.“Anda pasti sangat gugup dan tak bisa tidur semalaman menghadapi pernikahan ini Nona,” kata perias sambil membubuhkan bedak pada wajah Josephine.Josephine hanya diam tak menanggapi ucapan-ucapan mereka. Ia hanya berharap hari ini segera berakhir dan dirinya cepat mati karena hidup bersama dengan Gerald.“Anda sangat cantik Nona, calon suami Anda pasti tak akan berkedip melihat penampilan Anda,” sekali lagi perias melayangkan pujian untuknya.
Langkah Jo terasa berat saat ia melewati para undangan yang datang ke pernikahannya. Sementara Gerald berdiri dengan gagah di samping petugas yang akan menikahkan mereka. Meskipun sebenarnya da sedikit keanehan pada petugas yang berdiri di sana. Pria itu sepertinya orang yang baru melakukan tugas menikahkan warga sipil, tapi Gerald tak peduli yang penting pernikahan mereka sah.Kali ini Daisy dan Catherinelah yang bertugas untuk mengantarkan Jo menuju mempelai pria. Kondisi Edmund yang masih berada di kursi roda tidak memungkinkan untuk mengantar puteri bungsunya.Daisy pun tersenyum dengan bangga saat dirinya akan memiliki menantu seorang Gerald Jones. Apalagi ia tahu kalau pernikahan puterinya dihadiri oleh para konglomerat dan tentunya pemilik hotel Emerald.“Tersenyumlah Jo, ini adalah hari bahagiamu,” bisik Daisy.Jo pun menciptakan kurva pada wajahnya dengan terpaksa, dan semakin ia
Sehari sebelumnya ….Nicko meremas kertas yang berisikan pengumuman pernikahan Josephine dengan Gerald. Wajah pemuda ini tampak memerah setelah membaca pengumuman itu.“Kurang ajar, berani benar mereka melakukan ini di hotel yang kubeli untuk Jo,” runtuk Nicko.Russell dan Raina yang ada di dekatnya pun hanya bisa diam, memberikan kesempatan bagi Nicko untuk mengungkapkan semua emosinya.“Nick, aku tahu ini sangat berat, tapi kita harus cepat bertindak. Kau tak perlu terlalu mengkhawatirkan akan hal ini,” kata Raina memulai.Nicko mengangkat satu alisnya dan menatap Raina, tak mengerti kenapa sahabatnya itu bersikap seolah apayang terjadi ini bukan masalah besar.“Kami sudah mengatur semuanya. Kami sengaja mengatur agar Gerald segera melangsungkan pernikahannya,” kata Raina sambil menegak minuman bersodanya.
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt