Jo masih sedikit mengantuk, walaupun langit sudah mulai terang. Entah jam berapa ia baru bisa memejamkan mata. Sejak semalam ia tak mampu untuk memejamkan kedua mata lantaran selalu gelisah memikirkan statusnya yang akan berubah besok menjadi istri dari Gerald Jones.
“Huh, apa ini benar akan terjadi. Aku tak bisa melakukannya,” runtuk Jo yang tanpa sadar mulai mengeluarkan air mata kembali.
Perempuan berambut pirang itu pun terbangun dan kembali memikirkan apa yang bisa dilakukannya agar terhindar dari hidup bersama dengan Gerald. Jo terus saja berdiri mondar-mandir mengitari kamarnya, berpikir untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk masalahnya.
“Ayo Jo kau harus bisa berpikir. Ayo berpikirlah Jo,” ucapnya pada diri sendiri.
Hingga akhirnya senyuman terkembang di wajah barbienya.
“Bodoh! Kenapa aku tak mengingatnya dari tadi, bukankah Gerald sudah
Iring-iringan mobil Adam Reinhart baru tiba di lapas Distrik C sambil membawa Raymond Evans di dalam bagasi. Adam yang sudah mendapatkan mandat dari Bos nya untuk mengurus Raymond pun menyambutnya dengan sukacita.Menyadari kalau pergantian tahanan hanya bisa dilakukan saat pagi hingga siang hari saja. Hal ini pun dimanfaatkan olehnya untuk bersenang-senang sejenak dengan sandera yang mereka bawa.Adam Reinhart pun membawa Raymond menuju hutan untuk berkemah sejenak. Raymond yang sudah lelahpun harus berjalan dalam keadaan terikat, dan beberapa kali menjadi bulan-bulanan untuk mereka.“Selamat datang Tuan Reinhart, kami sudah menerima pesan dari Tuan Raines,” Kepala sipir penjara menyambut kedatangan mereka.Adam hanya duduk kemudian mendongakkan kepala ke arah kepala penjaga dan medongakkan kepala mengisyaratkan ada suatu perintah yang harus mereka kerjakan.“B
Kediaman keluarga Windsor tampak begitu ricuh pagi ini. Ini adalah hari besar bagi kehidupan mereka, kesusahan dan aib karena memiliki menantu yang tak berguna akan berakhir hari ini.Namun tidak dengan Josephine, ia justru terlihat murung, bahkan lingkaran hitam menghiasi kedua matanya seperti seekor panda. Tampaknya Josephine tidak tidur semalaman karena diliputi kegelisahan akibat memikirkan hari ini dan juga ucapan Catherine semalam.“Anda pasti sangat gugup dan tak bisa tidur semalaman menghadapi pernikahan ini Nona,” kata perias sambil membubuhkan bedak pada wajah Josephine.Josephine hanya diam tak menanggapi ucapan-ucapan mereka. Ia hanya berharap hari ini segera berakhir dan dirinya cepat mati karena hidup bersama dengan Gerald.“Anda sangat cantik Nona, calon suami Anda pasti tak akan berkedip melihat penampilan Anda,” sekali lagi perias melayangkan pujian untuknya.
Langkah Jo terasa berat saat ia melewati para undangan yang datang ke pernikahannya. Sementara Gerald berdiri dengan gagah di samping petugas yang akan menikahkan mereka. Meskipun sebenarnya da sedikit keanehan pada petugas yang berdiri di sana. Pria itu sepertinya orang yang baru melakukan tugas menikahkan warga sipil, tapi Gerald tak peduli yang penting pernikahan mereka sah.Kali ini Daisy dan Catherinelah yang bertugas untuk mengantarkan Jo menuju mempelai pria. Kondisi Edmund yang masih berada di kursi roda tidak memungkinkan untuk mengantar puteri bungsunya.Daisy pun tersenyum dengan bangga saat dirinya akan memiliki menantu seorang Gerald Jones. Apalagi ia tahu kalau pernikahan puterinya dihadiri oleh para konglomerat dan tentunya pemilik hotel Emerald.“Tersenyumlah Jo, ini adalah hari bahagiamu,” bisik Daisy.Jo pun menciptakan kurva pada wajahnya dengan terpaksa, dan semakin ia
Sehari sebelumnya ….Nicko meremas kertas yang berisikan pengumuman pernikahan Josephine dengan Gerald. Wajah pemuda ini tampak memerah setelah membaca pengumuman itu.“Kurang ajar, berani benar mereka melakukan ini di hotel yang kubeli untuk Jo,” runtuk Nicko.Russell dan Raina yang ada di dekatnya pun hanya bisa diam, memberikan kesempatan bagi Nicko untuk mengungkapkan semua emosinya.“Nick, aku tahu ini sangat berat, tapi kita harus cepat bertindak. Kau tak perlu terlalu mengkhawatirkan akan hal ini,” kata Raina memulai.Nicko mengangkat satu alisnya dan menatap Raina, tak mengerti kenapa sahabatnya itu bersikap seolah apayang terjadi ini bukan masalah besar.“Kami sudah mengatur semuanya. Kami sengaja mengatur agar Gerald segera melangsungkan pernikahannya,” kata Raina sambil menegak minuman bersodanya.
Ucapan Nicko yang sesumbar akan kemampuannya membeli seratus helai gaun pengantin seperti milik Jo hanya dalam waktu lima menit saja. Semua yang hadir di situ tahu kalau gaun yang dikenakan Josephine bukanlah busana yang murah. Hampir semuanya mengenal sosok Nicko yang selalu menjadi pesuruh ataupun sopir saat bersama keluarga Windsor, sebagai kompensasi atas dirinya yang menjadi menantu tak berguna.Kasak-kusuk pun terdengar di telinga pemuda tampan ini. Namun ia tak peduli akan suara-suara sumbang yang mengatainya sedang mengada-ngada. Ia hanya tersenyum sinis menanggapi ucapan-ucapan itu.“Akan kubuat kalian terkejut seperti mendapatkan sengatan listrik kali ini,” batin Nicko sambil memicingkan mata ke arah para undangan yang menghadiri pernikahan Josephine.Tak ayal, Jo dan Catherine pun langsung mendekat ke arah Nicko, dan Jo berbisik agar Nicko menahan ucapannya.“Nick, sudahl
Setelah berhasil menguasai dirinya, William pun kembali menggelengkan kepala dan membiarkan lembaran cek itu terbuka di telapak tangannya. Saat itulah Damian tanpa sengaja melihat nominal yang tertulis di sana.“Apa aku tak salah lihat?” pikirnya sambil sedikit mencondongkan tubuhnya agar dapat melihat lebih jelas nominal yang ada di sana. Tentunya Damian harus melakukannya secara diam-diam, karena ia tak mau dianggap tidak sopan.“Tak mungkin, cek ini pasti palsu,” pikir Tuan William.Namun pria itu kembali membolak-balikkan kertas cek yang diberikan oleh Nicko dan semakin lama ia memperhatikan semakin terlihat kalau cek itu asli.“Apa ada masalah Tuan William?” tanya Damian mencoba untuk menunjukkan empati, padahal ia ingin mengetahui lebih jelas nominal cek yang diberikan oleh si menantu tak berguna itu.“Kau lihat saja sendiri. Aku ak
Raina langsung merapikan rambutnya. Rambut hitam itu dibiarkan terurai dan melambai melewati Russell dan menyebarkan aroma wild floral. Lelaki berambut merah itu harus berusaha untuk menahan diri dari pesona kekasihnya.“Raina, tolong ya!” pinta Nicko kemudian memberikan mic yang tadi dipegang oleh Cathy.Perempuan berkulit ebony itu pun mengangguk. Ia memang didaulat untuk menjadi pembawa acara yang mengumumkan tentang siapa Nicko yang sebenarnya.Pernyataan Raina pun diiyakan oleh Tuan Phillip Lloyd. Bahkan pria paruh baya ini pun dengan lantang menceritakan bahwa hotel ini juga milik putranya, yang telah dibeli dari pemilik sebelumnya.Seketika keluarga Windsor tercengang mendengar pernyataan dari Raina dan Phillip Lloyd. Semuanya mengetahui siapakah Phillip Lloyd sebenarnya, walau tak pernah bertatal muka alias ahanya melihat figurnya dari media cetak, digital dan elektronik.&
Daisy yang mendengar ucapan anak perempuannya pun mematung sejenak. Ia tersentak dengan penolakan yang dilakukan oleh Josephine. Namun itu tak berlangsung lama, Ibu dari dua orang putri ini pun menutup mulut dengan telapak tangan yang terkembang menyembunyikan tawa.“Ha ha kau ini lucu sekali Josephine, Mana mungkin ada orang tua yang menyuruh anaknya bercerai kecuali suaminya adalah seorang laki-laki yang tidak baik. Selama ini Nicko selalu menunjukkan rasa cinta dan kesetiaannya padamu dan juga keluarga besar Windsor, bagaimana mungkin aku bisa menyuruh kalian berpisah,” kata Daisy menyangkal.Nicko yang mendengar ucapan wanita ini hanya memalingkan wajah dan menahan tawa.“Anda sepertinya memerlukan penanganan profesional Nyonya,” kata Raina sambil mengejek mertua Nicko yang ada di hadapannya.Sebagai seorang sahabat, tentu saja Raina jengkel melihat kelakuan mertua N