Bersama Tuan Hall, Janet dan juga pengawalnya, Nicko memasuki lorong yang didominasi warna silver dengan lampu putih yang menyorot. Perjalanan mereka berhenti sejenak di sebuah pintu yang sepertinya terbuat dari baja.
Tuan Hall meletakkan telapak tangannya pada sebuah layar yang berada di samping pintu hingga pintu itu terbuka. Nicko takjub melihat kecanggihan teknologi yang ada di hadapannya. Ini seperti dalam sebuah film produksi Holywood yang menampilkan kecanggihan teknologi.
Pemuda itu pun terus melihat ke sekeliling, semua tampak begitu canggih dan menarik perhatiannya. Ia tak tahu kata apa yang pantas diucapkan untuk mengungkapkan kekagumannya kali ini. Semuanya tampak begitu sempurna dan mengagumkan di kedua mata hazelnya.
“Silakan masuk Tuan,” Tuan Hall mengundangnya untuk mengikuti dirinya dan Janet, sementara pengawalnya berada di depan pintu dan berniat masuk untuk teakhir kali.
Wajah Peter Hughes semakin suram mendengar ucapan yang terlontar dari bibir Nicko. Tangannya mengepal begitu kuat menahan gejolak amarah yang ada padanya.Ini kali pertama kalinya ada seseorang yang mencela hasil pekerjaannya, dan orang itu bukanlah seorang yang layak untuk memberikan hinaan. Sebagai seorang yang berpengalaman tentu saja ini membuat harga diriinya runtuh sebagai seorang insinyur.Tanpa segan dan ingat kalau statusnya adalah orang yang dipekerjakan Tuan Hall. Ia pun memukulkan tangannya di depan meja yang ada di hadapan Nicko. Kemudian mengarahkan telunjuknya pada wajah pemuda itu.“Kau! Berani benar kau menghina hasil karyaku. Kau pikir kau siapa anak ingusan? Kau hanya bocah yang tidak berpengalaman? Apa keahlianmu? Bocah seusiamu tentu tak memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni sepertiku!” amuk Peter Hughes yang mengejutkan Tuan Hall dan juga putrinya.“P
Mendengar ucapan Nicko, wajah Peter pun tampak bersungut-sungut. Ia semakin merasa martabatnya diinjak-injak oleh anak muda yang baru saja datang ke ruangan inovasi.“Huh, apa yang kuucapkan tentu saja sudah kupikirkan masak-masak. Aku bicara bukan tanpa alasan, semua sudah kupikirkan resikonya dan aku tahu kalau aku tak mungkin kehilangan pekerjaanku di sini, justru kau lah yang akan dilempar keluar oleh Tuan Hall.Nicko menaikkan satu alisnya yang tebal dan melirik ke arah Peter sambil berkata, “Oh benarkah, bagaimana kalau kita melihatnya nanti.”“Huh kau kira aku akan takut kepadamu?” balas Peter.Melihat kedua orang itu berseteru, jantung Janet berdegup semakin kencang. Terus terang ia takut sekali jika ayahnya harus mengusir Nicko keluar.Tak ingin hal itu terjadi, gadis berpenampilan seperti supermodel runaway ini pun mendekat ke arah Nicko. G
Ucapan Janet benar-benar membuat Kepala Divisi Inovasi ini menjadi kaku. Ia yang tadinya begitu yakin akan temuan terbarunya dan prestasi yang akan diterima oleh Hall Enterprise pun kini menunduk. Ia merasa dirinya telah kehilangan muka.Pertemuannya dengan pemuda yang tampak tak meyakinkan ini telah membuatnya tersadar kalau tak ada hal yang bisa dibanggakan dari sebuah kesombongan. Kesombongan hanya membawa seseorang pada kehancurannya. Sama seperti besi yang tak mudah dihancurkan oleh apapun selain karatnya sendiri.Pria yang rambutnya mulai berwarna kelabu ini pun mulai melirik ke arah Janet yang sedari tadi memandanginya dengan tatapan yang tidak ramah sama sekali. Ia cukup mengenal sosok Janet yang tegas, dan gadis itu pasti tidak akan mudah untuk diajak kompromi.Harus diakui kalau kali ini ia telah melakukan sebuah kebodohan yang fatal. Bagaiamana mungkin ia bisa melupakan hal kecil yang ternyata bisa berdampak b
Lagi-lagi pertanyaan Nicko membuat Peter tak bisa berkutik. Ia tahu kalau memeprbaiki produk ciptaan terbarunya tidaklah sulit.Pria ini tetap saja menunduk, dan membiarkan pemuda itu terus mengoceh padanya. Ia harus menguatkan mentalnya dalam mendengar semua hinaan yang akan dilontarkan padanya. Ini konsekuensi yang haris diterima.Memang ia menyesal telah bersikap sombong, dan menyadari seharusnya ia membiarkan pemuda itu melanjutkan pekerjaannya saja. Sadar kalau posisinya di sini hanyalah orang yang dipekerjakan oleh Tuan Hall, dan tak pantas untuk melangkahi wewenang pemimpin.Tiba-tiba Peter mengangkat wajahnya dan melihat ke arah anak muda yang ternyata jenius itu.“Kau benar Tuan, seharusnya memang aku tidak lari begitu saja, tapi aku sudah terlanjur berkata untuk mempertaruhkan profesiku. Bukankah seorang pria harus menepati janjinya?”Nicko hanya tersenyum s
Peter Hughes mengusap-usap telinganya sendiri. Ia ingin memastikan kalau ia tidak salah mendengar. Sekaligus memastikan telinganya masih berfungsi dengan baik.“Anda serius dengan ucapan Anda Tuan?” tanyanya dengan wajah yang berangsur-angsur tampak cerah.“Hei Peter, kau harusnya berterima kasih pada ayahku yang telah berbaik hati dengan memberikan pengampunan untukmu. Bukan malah meragukan kebaikan ayahku,” kata Janet dengan nada bicara yang sinis.“Maafkan saya Nona, saya tidak bermaksud demikian, saya hanya terlalu antusias mendengar keputusan Tuan Hall. Tentu saja ini hal yang sangat baik untuk saya. Saya benar-benar berterima kasih kepada beliau yang telah begitu baik memberikan saya kesempatan. Tentu saja saya tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Saya berjanji akan memperbaiki temuan saya agar siap diedarkan di pasaran,” kata Peter sambil menundukkan kepalanya penuh hormat.
“Anda sungguh murah hati Tuan, sekali lagi aku sanagt berterima kasih atas kebaikan yang telah Anda berikan,” Kembali Peter Hughes membungkuk ke arahnya.Pria ini merasa bersyukur dan seolah lahir kembali. Ia telah menyadari bahwa kesombongan tidak akan membuatnya berada di posisi puncak. Ia sangat beruntung masih mendapatkan kesempatan kedua.“Sudahlah kau tak perlu berlebihan seperti itu. Lakukanlah apa yang seharunsya kau lakukan. Satu pesanku didik para juniormu agar mereka bisa sukses sepertimu,” kata Nicko sebelum Peter Hughes benar-benar kembali bekerja.Pemuda bermata hazel itu kemudian melangkah mengikuti Tuan Hall serta putrinya keluar dari ruangan inovasi. Mereka akan menikmati jamuan makan siang yang memang sudah disiapkan khusus untuknya.&
Josephine mencoba untuk menghubungi suaminya. Ia harus tahu darimana suaminya mendapatkan uang untuk membeli hadiah ini.Kalung itu terbuat dari emas putih dengan liontin berlian berbentuk huruf JN yang merupakan inisial nama mereka berdua. Jika ditaksir harga kalung yang dihadiahkan untuk Jo harganya bisa mencapai belasan atau mungkin puluhan juta dolar.Bukannya Jo tidak suka atau tak bersyukur atas apa yang dihadiahkan oleh sang suami. Sebagai seorang istri tentunya ia sangat menyukai hadiah yang diberikan oleh suaminya. Apalagi hadiah itu bertepatan dengan peringatan ulang tahun pernikahannya. Jo hanya bertanya-tanya darimana suaminya bisa mendapatkan hadiah yang begitu mewah? Jo hanya tak ingin terlibat masalah apapun.Perempuan berambut pirang ini pun segera menghubungi ponsel suaminya dan bermaksud untuk menanyakan langsung kepadanya. Meskipun ia tahu kalau saat ini suaminya tengah sibuk menemui Tuan Hall.
Janet menjatuhkan tubuhnya secara perlahan-lahan. Perempuan itu kini bersimpuh di samping Nicko yang terbaring telungkup pada hamparan pasir.Pelan-pelan Janet menyentuh rambut Nicko dan menyibakkannya untuk melihat wajah pemuda itu. Nicko sudah terpejam, dan saat itu Janet mencoba untuk meletakkan jari telunjuknya pada hidung pemuda yang sedang terpejam itu.“Syukurlah ia masih bernapas,” ucapnya kemudian melirik ke arah Ayah kemudian pelayannya.Gadis itu pun berteriak memanggil mereka untuk meminta bantuan.“Tolong! Tolong bantu aku!” teriak Janet meminta bantuan sambil melambaikan tangan.Saat itu empat orang pria bertubuh kekar datang menghampiri mereka dengan dipimpin oleh Tuan Hall. Dua dari pria kekar itu adalah pengawal yang tadinya menyertai Nicko menuju ruang inovasi.“Bawa tamuku untuk beristirahat!” perintah Tu
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt