Raina langsung menundukkan kepala, jelas ia merasa malu atas tuduhan yang ia lontarkan padanya. Ia memang sangat dekat dengan Nicko. Namun tak pernah ada perasaan pada lelaki itu, termasuk nafsu birahi padanya.
Namun Nicko menyikutnya dan memintanya untuk tidak mempedulikan ucapan itu. Tampaknya bisikan dari Nicko ini mampu membangkitkan kepercayaan dirinya.Perempuan berkulit gelap itu pun tersenyum dan mulai memperkenalkan diri pada kliennya."Maafkan saya Tuan, ini adalah Nicko, IT saya," Raina memperkenalkan.Nicko mulai mengulurkan tangan pada Tuan Wu tapi ditepiskan. Berbeda dengan Tuan Woodward yang mulai menyambut uluran tangan Nicko."Woodward singkirkan tanganmu dari laki-laki itu!" seru Tuan Wu sambil memicingkan mata ke arah Nicko.Pria berambut putih ini pun menarik tangannya kembali dan memandang Raina beserta Nicko dengan tatapan tidak enak. Bibirnya bergerak membentuk kata maaf."Huh sudah, akTuan Wu makin menajamkan pandangan matanya kala mendengar pernyataan dari pemuda lusuh di hadapannya. Hal itu dirasa lucu sekaligus menghina olehnya."Cih!" ucap Tuan wu kemudian memalingka wajah dari pemuda di hadapannya."Perasaan jijik, marah dan terhina bercampur jadi satu akibat ocehan Nicko. dilihat dari penampilan saja Nicko sama sekali tak meyakinkan."Huh kau ini tahu apa anak muda? Berpakaian yang benar saja kau tak tahu caranya. Mana mungkin kau bisa membedakan surat permintaan asli ataupun palsu," cibir Tuan Wu sekali lagi.Namun bukan Nicko namanya jika tak ingin memberikan kejutan, terutama bagi orang-orang yang sombong dan meremehkan dirinya. Lagi-lagi pemuda itu sengaja membuat orang lain semakin kesal dan menghina dirinya habis-habisan."Hmm tak apa, jika Anda memang menginginkan untuk terus berada di bawah bayang-bayang surat palsu. Lagi pula untuk hal ini kurasa akan terus berulang," kata Nicko yang
"Sepertinya kau serius sekali akan hal ini?" tanya Tuan Wu yg kini sudah mulai melunak.Nicko hanya mengangguk, kemudian ia mencondongkan tubuh pada Tuan Wu, dan mulai menatap pria ini dengan begitu tajam. Pria yang tadinya acuh ini pun seperti terhipnotis oleh tatapan Nicko, atau mungkin oleh keakraban mereka.Disadari atau tidak, pria berperawakan gagah ini pun mulai memikirkan apa yang diucapkan oleh Nicko."Apa mungkin dia benar ya? Ah kurasa tak ada salahnya untuk mencari tahu," pikir Tuan Wu kemudian duduk tegak dan bersiap untuk mendenga pernyataan berikutnya.Sama hal nya dengan Tuan Wodward yang juga penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh pemuda yang tlah mencuri perhatian Tuan Wu kali ini."Hmm sebetulnya aku sedikit penasaran dengan ucapanmu anak muda. Namun aku juga ingin tahu kena kau bia mengatakan kalau surat yang dikirimkan padaku itu palsu?" tanya Tuan Wu untuk mengetahui lebih lanjut.Ni
Pemuda berambut cokelat itu diam-diam memperhatikan gerak-gerik Tuan Woodward. Getaran pada tangannya semakin terlihat jelas. Sepertinya beliau sedang dilanda kepanikan."Dapatkah kita memulainya sekarang?" tanya Nicko dengan sopan pada Tuan Wu.Tuan Wu sendiri sudah tahu bagaimana ahli IT yang dipekerjakan oleh Raina ini menyelesaikan suartu masalah. Nilai sempurna yang diraih Nicko sungguh membuatnya terkagum dan yakin kalau pemuda ini pasti bisa membantunya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam perusahaannya."Silakan anak muda,"Dengan tenang dan mimik wajah yang serius, Nicko mulai memeriksa semua surel profesional milik Tuan Wu. Jemarinya begitu piawai di atas keyboard, dan matanya menatap layar penuh konsentrasi.Sekilas Raina dan Tuan Wu melirik ke arah layar yang saat ini didominasi oleh warna putih. Berbagai huruf, angka dan simbol terpapang di layar. Tak seorang pun dari mereka berdua tahu apa yang
Part 380Caroline ternganga begitu mendengar ancaman yang diberikan oleh putranya. Ini kali pertamanya Adrian tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ibunya. Alasan pasangan Law selalu menuruti apa yang diinginkan Adrian dan memanjakannya secara berlebihan dikarenakan putra semata wayang mereka selalu menuruti apa yang mereka arahkan.“Apa yang akan kau lakukan Adrian?” tanya Caroline pada akhirnya.Sepertinya wanita ini sedikit takut dengan ancaman yang diberikan putranya. Tentu saja ia tak ingin sampai kehilangan anak satu-satunya. Kelahiran Adrian sangat istimewa dan penuh perjuangan. Caroline sendiri divonis rahim lemah, hingga kehamilan pertamanya terancam keguguran, bahkan saat Adrian dilahirkan pun tidak menangis hingga harus dibalik dan ditampar pantatnya.Sikap orang tuanya yang terlalu protektif inilah yang membuat dirinya masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Sangat
Sekali lagi Nicko menatap ke arah Tuan Woodward dengan senyum menyeringai. Ia semakin yakin kalau asisten Tuan Wu tahu banyak tentang surat palsu yang terkirim.“Anda ingin berkata sesuatu Tuan Woodward?” tanya Nicko.Tuan Wu dan Raina yang saat itu masih berada di dalam ruang konferensi pun saling pandang. Entah apa yang ada di pikiran mereka, yang jelas kesemuanya tengah mencoba menebak-nebak apa maksud Nicko.“Apa ini semua ada kaitannya dengan Woodward? Ah tidak mungkin, ia sudah lama bekerja denganku,” pikir Tuan Wu.Tuan Woodward sendiri masih bersikap pura-pura tidak tahu, tapi berusaha menyembunyikan kegugupannya.“Huh, bagaimana aku tahu, bukankah aku hanya mengurus keperluan Tuan Wu saja?” balas Tuan Woodward yang memang sengaja memancing bosnya untuk mengatakan sesuatu. Setidaknya sebuah pembelaan untuk pengabdiannya.
Tuan Woodward tidak mengatakan apa-apa kala Namanya disebut oleh majikannya. Alih-alih ia menoleh pada pria paruh baya nan gagah itu. Namun pria berkulit sangat pucat ini justru memalingkan muka seolah mencari sesuatu.Bahasa tubuh yang ia ungkapkan jelas-jelas menunjukkan kalau ia gugup, sangat gugup. Tuan Wu yang melihat hal ini sepertinya mencurigai sesuaitu. Sesekali ia melirik ke arah Nicko, seolah menguatkan dugaan yang ada untuk asisten pribadinya.“Woodward … aku bicara padamu!” seru Tuan Wu.Sementara Nicko hanya duduk dengan posisi kursi yang menghadap ke arah asisten pribadi klien Raina. Kepalanya mendongak seolah menantang pria itu. Sesekali ia melirik Raina lalu berbisik,“Tunggu saja, sebentar lagi akan terbongkar semuanya.”Raina hanya mengangguk pelan. Namun dalam hati ia merasa lega, karena kawannya berhasil memecahkan suatu masalah
Pertanyaan Raina terasa begitu menyudutkan bagi Tuan Woodward. Sambil berlutut ia pun menudukkan kepala. Sepertinya ada hal yang dipikirkan olehnya.“Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya, tapi bagaimana dengan keadaan keluargaku, jika aku membongkar ini semua. Sial! Seharusnya aku memikirkan hal ini sejak awal,” runtuk pria albino ini dalam hati.“Jawab kami Woodward, siapa yang telah menyuruhmu!” bentak Tuan Wu.Sepertinya pikiran pria berkulit kuning ini sudah tidak karuan. Marah dan kecewa itu sudah pasti, bahkan dari tempat Nicko berdiri saja, ia sudah bisa melihat bagaimana pria ini bernapas dengan memburu.“Aku … aku,-“ tuan Woodward masih belum bisa melanjutkan ucapannya. Ada keraguan besar yang tersimpan dalam dirinya.Sebulan yang lalu ia bertemu dengan keluarga Shelton, mereka mengajaknya bekerja sama dengan imbalan yang cu
“A … Anda serius dengan ucapan Anda Tuan Wu?” tanya asisten Woodward yang tiba-tiba bangun dari bersimpuh dan langsung mendekat ke arah bosnya.Tuan Wu hanya menoleh sedikit kea rah orang yang telah lama mendampinginya. Kemudian ia mendengkus dan membuang muka, rasanya sangat muak melihat Tuan Woodward.“Kau kira aku akan bercanda dengan ancamanku? Kau sudah lama mengenal diriku dan pastinya tahu aku sangat membenci pengkhianatan!” seru Tuan Wu.Tuan Woodward menunduk dan membiarkan pria yang mempekerjakannya mengomel berkepanjangan. Ini sudah resiko yang harus ia terima, mendengarkan amarah yang tak kunjung berhenti.Sementara Nicko dan Raina sama-sama diam melihat perseteruan antara bos dan asistennya itu.“Kita diam saja Raina, biarkan mereka menyelesaikan urusannya sendiri. Jika mereka sudah selesai, baru kita bicarakan apa yang akan kalia