Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / 277. Mencari Kambing Hitam

Share

277. Mencari Kambing Hitam

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-08 18:50:20

Mendengar desakan dari para pengunjung, mau tak mau Edmund akhirnya berbicara sedikit keras.

"Istriku, sudah berikan saja. Apa kau tak lihat kalau orang-orang di belakang sudah sangat kesal?"

"Sssh kau ini, susah sekali diajak bicara," gerutu Daisy.

"Baiklah Nyonya, jika itu kemauan Anda," kata sang petugas kemudian mengambil telepon. Saat pria bertubuh tegap itu memencet satu angka, Daisy pun langsung menahan tangannya.

"Baik aku akan menunjukkan tas ku!" Seru Daisy.

Sadar tak bisa selamat lagi, Daisy pun menunjukkan tas nya dengan berat hati. Kemudian meminta suaminya untuk menghubungi menantunya agar datang ke dalam toko.

"Terima kasih untuk kerjasamanya Nyonya," kata sang petugas.

Dengan sigap pria itu pun mengeluarkan seluruh isi tas Daisy satu per satu. Semua bagian dalam tas tangannya pun ditelusuri, termasuk pada kantong bagian dalam.

Saat itulah pria ini tak sengaja menemukan cincin kole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   278. Tak Ada Toleransi

    Perlahan Mandy menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Edmund. Sejenak wanita itu menyipitkan kedua mata untuk mengenali sosok yang ditunjuk olehnya.Ia melakukannya bukan karena lupa, melainkan kondisi mata yang sudah tidak sesehat dulu. Kali ini Mandy tidak mengenakan kontak lensa ataupun kacamata yang membuat penglihatannya sedikit buram."Benar Nyonya, kami melakukannya karena dia!" seru Edmund saat Nicko sudah dekat.Pemuda berjaket sporty itu pun sedikit terkejut dan nyaris menyebut nama Mandy. Jika saja tidak ada mertuanya, ia sudah langsung mendekat pada wanita paruh baya itu.Dengan sedikit kecemasan, Nicko mendekat ke arah mertuanya, dan saat itu Mandy pun nyaris membuka mulut. Sepertinya ia sudah mengenali sosok yang datang, dilihat dari gerak bibirnya yang membentuk kata Tu. Namun, Nicko menempelkan telunjuk pada bibirnya agar Mandy tak bicara."Ayah ... Ibu, ada apa memanggilku?" tanya Nicko dengan sopan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Tentang Harga Diri   279. Tahan Nicko!

    Mandy mengangguk tanda mengerti setelah Nicko selesai membeberkan rencananya."Kurasa itu bukan ide yang buruk," jawab Mandy."Jadi kau setuju dengan ideku?""Tentu saja, aku akan membantumu dengan senang hati. Sekali lagi maafkan aku Tuan Muda," jawab Mandy yang merasa tidak enak."Hei panggil aku Nicko, dan akulah yang seharusnya meminta maaf padamu.""Baiklah kita lupakan saja. Sebentar lagi aku akan menyuruh orangku untuk melakukan eksekusi," balas Mandy."Kurasa sebaiknya mendekati jam makan malam saja. Saat itu keluarga kami tengah berkumpul," kata Nicko dibalas anggukan Mandy."Kalau begitu, aku pergi dulu. Ada hal yang harus kukerjakan," pamit Nicko kemudian menjabat tangan wanita paruh baya di hadapannya.Pemuda ini pun keluar dari toko Mandy dengan senyum penuh kebanggaan. Sesekali ia mendengar karyawan Nyonya Thompson yang membicarakan tentang dirinya yang dimanfaatkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Tentang Harga Diri   280. Lelang

    Suasana hiruk pikuk di ruang lelang mendadak hening saat pembawa acara mulai menunjukkan lukisan The Fountain. Lukisan dengan garis yang begitu halus dan perpaduan warna yang sempurna.Peserta lelang kali ini memang tak banyak, hanya ada sepuluh orang saja. Selebihnya hanya berperan sebagai penonton."Baiklah hadirin sekalian, kita mulai saja lelang kali ini. Lukisan the Fountain akan kubuka dengan harga delapan puluh juta, adakah yang menawar lebih tinggi?" tanya Pembawa acara.Adrian Law yang tak ingin ketinggalan pun langsung menawar seratus juta untuk lukisan itu. Namun ada orang lain lagi yang menawar 110juta, terus menerus hingga Adrian membuka harga 300juta."Baik Tuan Law menawar 300 juta, adakah yang berani menawar lebih tinggi dari Tuan Law?" katanya sambil melihat ke sekeliling, termasuk Raina yang sedari tadi diam.Raina yang berkulit gelap tentu tidak diperhitungkan dalam acara lelang. Kebanyakan dari mere

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Tentang Harga Diri   281. Ekspektasi Edmund

    Daisy mengikuti suaminya yang memandang ke arah jendela. Ia memicingkan mata saat mendapati menantunya bisa pulang ke rumah dengan selamat. Keheranan pun semakin menjadi saat melihat mobil hitam yang datang hampir bersamaan dengan mereka."Bagaimana mungkin si pecundang itu bisa pulang ke rumah dan menjemput dua putri kita? Apakah itu ada hubungannya dengan mobil hitam yang baru saja datang bersama mereka?" tanya Daisy yang ikut mengintip dari jendela."Entahlah, apa mungkin mereka tengah datang untuk mengantarkan si pecundang itu pada kita? Huh kenapa tidak dijebloskan ke penjara saja dia," kata Edmund geram."Ya, kurasa seharusnya begitu. Dia sama sekali tak pantas untuk berada di rumah kita," kata Daisy sengit.Edmund pun mengangguk-angguk. Pria paruh baya ini pun merangkul istrinya dan menyunggingkan senyum sinis. Secara tiba-tiba ia pun menemukan sebuah gagasan yang bagus, dan sayang untuk dilewatkan bersama istrinya."Sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Tentang Harga Diri   282. Drama Queen

    Tanggapan yang diberikan oleh tamu keluarga Windsor ini sama sekali tak mengenakkan untuk Daisy dan Edmund. Apa yang mereka dengan barusan tak sesuai dengan ekspektasi yang seharusnya terjadi.Daisy pun menggelengkan kepala, lalu melirik ke arah Nicko yang sedang duduk dengan tenang."Kalian meminta cincin itu padaku? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Daisy dengan angkuh."Benar Tuan-Tuan, cincin itu sudah menjadi milik istriku, bukankah tadi masalahnya sudah selesai dengan kedatangan laki-laki ini?" kata Edmund sambil menunjuk ke arah menantunya yang terlihat begitu tenang.Pria yang mengunjungi keluarga Windsor itu pun kembali menjelaskan pada Edmund tentang prosedur yang sebenarnya."Maaf Tuan, Nyonya. Menurut hasil rekaman cctv, kami mendapati Nyonya dengan sengaja memasukkan cincin itu dalam tas Anda. Kemudian menurut penuturan petugas keamanan kami, Anda menunjukkan sikap yang berbeda dan terus berkelit saat dim

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Tentang Harga Diri   283. Menyerah Juga

    Seketika kelompok pria yang mendatangi keluarga Windsor pun mengangguk setuju dengan usulan Josephine."Benar Nyonya, jika memang ada indikasi penganiayaan pada Nyonya muda ini, tentu lebih akurat jika melakukan visum. Seperti yang Anda katakan sebelumnya, kalau kedatangan kami di sini bisa menyelamatkan putri Anda," kata salah satu dari empat pria itu.Keempat pria itu adalah pengawal pribadi Mandy yang ditugaskan untuk memberi efek jera pada keluarga Windsor. Semuanya sudah diatur bersama Nicko, mereka akan menagih cincin saphire dan mempermalukan Daisy di depan kedua putrinya.Namun tak disangka reaksi Daisy justru berlebihan dan membuat rencana mereka sedikit mengalami hambatan. Ibu mertua Nicko justru brain drama yang membuat masalah semakin panjang."Bagaimana Nyonya?" tanya pria itu lagi.Merasa tak dapat berkutik lagi, Daisy pun akhirnya mencoba mengajak mereka melupakan masalah penganiayaan."Bisa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Tentang Harga Diri   284. Ulang Tahun Elizabeth

    "Fyuh! Akhirnya tiba juga kita di ballroom Hotel Windsor setelah melewati perjalanan panjang dengan kendaraan yang sangat tidak nyaman," ucap Daisy sambil mengipas-ngipas lehernya dengan kipas tangan.Catherine yang mendengar ucapan ibunya pun langsung mengelus lengan sang adik agar tak usah mempedulikan ocehan Ibunya."Jangan dengarkan, yang terpenting sekarang kau coba bujuk suamimu agar membatalkan taruhan dengan Adrian," bidiknya.Kali ini Catherine memang sama khawatirnya dengan sang adik. Semenjak semalam mereka semua sama sekali tak melihat hadiah yang akan diberikan pada Nenek. Bahkan Nicko sendiri menolak menggunakan tabungan Josephine untuk kado sang Nenek."Aku sudah melakukannya, tapi ia tak peduli. Suamiku tetap bersikeras untuk bertaruh dengan Adrian. Aku takut sekali Cathy."Cathy hanya menghela napas panjang, ia tak bisa berkata apa-apa lagi."Maafkan aku ya Jo, aku tak bisa membantu. Semog

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-09
  • Tentang Harga Diri   285. Hanyut Dalam Pujian

    Semuanya tampak kagum dengan hadiah yang dibawa oleh Adrian Law. Bukan lagi suatu rahasia kalau lukisan Mueler adalah salah satu karya seni termahal.Mereka yang bukan penggemar lukisan saja tahu kalau lukisan ini bernilai sangat tinggi. Apalagi The Fountain yang menjadi karya terakhir dari Mueler."Maafkan jika hadiah saya ini tidak bisa memenuhi selera Anda. Saya hanya mengetahui kalau Anda adalah penyuka benda seni, jadi saya pikir lukisan ini tepat untuk Anda," kata Adrian merendah."Huh, kau ini bicara apa Adrian? Mana mungkin aku tak menyukai hadiah ini, aku sangat beruntung memilikinya," kata Nenek yang tak bisa berhenti mengagumi hadiah yang diberikan Adrian."Seleraku sungguh bagus. Nenek dudah lama mengidamkan lukisan karya Mueler, dan baru kali ini bisa memilikinya. Itu semua berkat kau Adrian," kata Paman Howard.Mendengar perhatian dan pujian yang ditujukan untuknya, tentu membuat Adrian menjadi besar kepa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-10

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status