Daisy mengikuti suaminya yang memandang ke arah jendela. Ia memicingkan mata saat mendapati menantunya bisa pulang ke rumah dengan selamat. Keheranan pun semakin menjadi saat melihat mobil hitam yang datang hampir bersamaan dengan mereka.
"Bagaimana mungkin si pecundang itu bisa pulang ke rumah dan menjemput dua putri kita? Apakah itu ada hubungannya dengan mobil hitam yang baru saja datang bersama mereka?" tanya Daisy yang ikut mengintip dari jendela."Entahlah, apa mungkin mereka tengah datang untuk mengantarkan si pecundang itu pada kita? Huh kenapa tidak dijebloskan ke penjara saja dia," kata Edmund geram."Ya, kurasa seharusnya begitu. Dia sama sekali tak pantas untuk berada di rumah kita," kata Daisy sengit.Edmund pun mengangguk-angguk. Pria paruh baya ini pun merangkul istrinya dan menyunggingkan senyum sinis. Secara tiba-tiba ia pun menemukan sebuah gagasan yang bagus, dan sayang untuk dilewatkan bersama istrinya."SaTanggapan yang diberikan oleh tamu keluarga Windsor ini sama sekali tak mengenakkan untuk Daisy dan Edmund. Apa yang mereka dengan barusan tak sesuai dengan ekspektasi yang seharusnya terjadi.Daisy pun menggelengkan kepala, lalu melirik ke arah Nicko yang sedang duduk dengan tenang."Kalian meminta cincin itu padaku? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Daisy dengan angkuh."Benar Tuan-Tuan, cincin itu sudah menjadi milik istriku, bukankah tadi masalahnya sudah selesai dengan kedatangan laki-laki ini?" kata Edmund sambil menunjuk ke arah menantunya yang terlihat begitu tenang.Pria yang mengunjungi keluarga Windsor itu pun kembali menjelaskan pada Edmund tentang prosedur yang sebenarnya."Maaf Tuan, Nyonya. Menurut hasil rekaman cctv, kami mendapati Nyonya dengan sengaja memasukkan cincin itu dalam tas Anda. Kemudian menurut penuturan petugas keamanan kami, Anda menunjukkan sikap yang berbeda dan terus berkelit saat dim
Seketika kelompok pria yang mendatangi keluarga Windsor pun mengangguk setuju dengan usulan Josephine."Benar Nyonya, jika memang ada indikasi penganiayaan pada Nyonya muda ini, tentu lebih akurat jika melakukan visum. Seperti yang Anda katakan sebelumnya, kalau kedatangan kami di sini bisa menyelamatkan putri Anda," kata salah satu dari empat pria itu.Keempat pria itu adalah pengawal pribadi Mandy yang ditugaskan untuk memberi efek jera pada keluarga Windsor. Semuanya sudah diatur bersama Nicko, mereka akan menagih cincin saphire dan mempermalukan Daisy di depan kedua putrinya.Namun tak disangka reaksi Daisy justru berlebihan dan membuat rencana mereka sedikit mengalami hambatan. Ibu mertua Nicko justru brain drama yang membuat masalah semakin panjang."Bagaimana Nyonya?" tanya pria itu lagi.Merasa tak dapat berkutik lagi, Daisy pun akhirnya mencoba mengajak mereka melupakan masalah penganiayaan."Bisa
"Fyuh! Akhirnya tiba juga kita di ballroom Hotel Windsor setelah melewati perjalanan panjang dengan kendaraan yang sangat tidak nyaman," ucap Daisy sambil mengipas-ngipas lehernya dengan kipas tangan.Catherine yang mendengar ucapan ibunya pun langsung mengelus lengan sang adik agar tak usah mempedulikan ocehan Ibunya."Jangan dengarkan, yang terpenting sekarang kau coba bujuk suamimu agar membatalkan taruhan dengan Adrian," bidiknya.Kali ini Catherine memang sama khawatirnya dengan sang adik. Semenjak semalam mereka semua sama sekali tak melihat hadiah yang akan diberikan pada Nenek. Bahkan Nicko sendiri menolak menggunakan tabungan Josephine untuk kado sang Nenek."Aku sudah melakukannya, tapi ia tak peduli. Suamiku tetap bersikeras untuk bertaruh dengan Adrian. Aku takut sekali Cathy."Cathy hanya menghela napas panjang, ia tak bisa berkata apa-apa lagi."Maafkan aku ya Jo, aku tak bisa membantu. Semog
Semuanya tampak kagum dengan hadiah yang dibawa oleh Adrian Law. Bukan lagi suatu rahasia kalau lukisan Mueler adalah salah satu karya seni termahal.Mereka yang bukan penggemar lukisan saja tahu kalau lukisan ini bernilai sangat tinggi. Apalagi The Fountain yang menjadi karya terakhir dari Mueler."Maafkan jika hadiah saya ini tidak bisa memenuhi selera Anda. Saya hanya mengetahui kalau Anda adalah penyuka benda seni, jadi saya pikir lukisan ini tepat untuk Anda," kata Adrian merendah."Huh, kau ini bicara apa Adrian? Mana mungkin aku tak menyukai hadiah ini, aku sangat beruntung memilikinya," kata Nenek yang tak bisa berhenti mengagumi hadiah yang diberikan Adrian."Seleraku sungguh bagus. Nenek dudah lama mengidamkan lukisan karya Mueler, dan baru kali ini bisa memilikinya. Itu semua berkat kau Adrian," kata Paman Howard.Mendengar perhatian dan pujian yang ditujukan untuknya, tentu membuat Adrian menjadi besar kepa
Nicko memilih diam dan beringsut mundur bukan karena tak ingin menunjukkan hadiahnya. Ia hanya butuh waktu sejenak untuk memikirkan tentang lukisan yang ia beli dalam lelang."Bagaimana lukisan ini bisa sama? Apakah aku mendapatkan lukisan palsu?" pikir Nicko mencoba untuk menganalisa.Dengan cepat, pemuda itu pun meminta Russell untuk menyelidiki acara lelang kemarin. Ia harus memastikan bahwa barang yang ia beli asli.***Adrian pun mulai menghentikan pujian yang dilontarkan untuknya. Ia ingin mereka menyimpan pujian untuknya hingga melihat hadiah yang diberikan oleh suami boneka Josephine.Dengan berpura-pura ia pun bertanya tentang hadiah yang diberikan untuk Nyonya Elizabeth Windsor."Nyonya, Daisy Windsor tadi aku melihat Josephine dan suaminya datang membawa hadiah, tapi kemana mereka? Apakah mereka bermaksud menyembunyikan hadiah itu?" tanya Adrian.Nenek yang mendengar ucapan Adrian p
Semuanya tampak heran, bahkan ada yang berbisik untuk mengomentari hadiah dari Nicko. Termasuk Josephine sendiri menyimpan tanda tanya dalam hati."Bagaimana bisa ada hadiah yang sama. Bukankah setelah melukis The Fountain, Mueler meninggal dunia?" pikir Josephine"Hei pecundang, bagaimana bisa kau memberikan barang palsu untuk nenek, apa kau bermaksud untuk menghina Nenek Elizabeth?" seru Damian tiba-tiba.Semua yang mengitari Nicko dan Josephine pun setuju dengan pernyataan Damian. Bukan rahasia lagi kalau setiap karya yang terkenal pasti memiliki replika, sebab saat itu karya para maestro belum memiliki hak cipta seperti saat sekarang.Josephine sendiri memandang heran dan merasa kecewa dengan pilihan suaminya. Perempuan berkulit putih itu pun mulai memucat. Ia sudah tak tahu harus bagaimana lagi menanggapi situasi yang terjadi."Nick, kenapa kau memberikan lukisan palsu untuk nenek? Ini sungguh penghinaan baginya?"
Semua pandangan mata mengarah pada Nicko. Ada yang penasaran ada pula yang memandang remeh. Namun suami Josephine tetap bergeming melihat sikap mereka."Hah, cara apa yang kau tawarkan. Tak perlu mengada-ngada," balas Daisy."Sudah-sudah biarkan pecundang ini mengatakan pada kami semua bagaimana cara membuktikan lukisan ini asli atau palsu!" seru nenek Elizabeth mencoba menengahi.Nicko kembali tersenyum dan membuat anggota keluarga Windsor yang lain semakin muak melihatnya. Namun tidak Josephine, seiring suaminya menantang dengan percaya diri, kegusarannya pun mulai luntur.Kali ini Josephine yakin suaminya pasti punya kejutan tak terduga. Perempuan berambut pirang ini pun perlahan mendongakkan kepala dan tersenyum percaya diri seperti sang suami."Mudah saja," kata Nicko kemudian melirik pada istrinya kemudian ke arah anggota keluarga Windsor satu per satu."Jo tolong kau cari di situs pencarian dengan k
"Ba ... Bagaimana bisa lukisan itu tidak terbakar? Kau pasti curang!" seru Damian memecah keheningan.Media untuk melukis adalah benda yang mudah terbakar, akan sangat aneh jika tidak terbakar saat bersentuhan dengan api. Kecuali benda tersebut menggunakan pelapis anti api yang memang lazim digunakan ratusan tahun lalu."Pasti kau tak menempelkan korek api pada lukisan milikmu!" tambah Damian yang diiyakan oleh hampir semua undangan.Kecuali Adrian yang terlihat kikuk. Lelaki kaya itu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, kadang menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Sial, aku bisa kalah kalau begini. Huh semoga saja semuanya tak ada yang memintaku untuk membakar lukisan ini. Semoga tak ada yang percaya kalau yang dibawa oleh si pecundang itu asli," batin Adrian.Dengan kasar Damian langsung merampas lukisan milik Nicko berikut korek apinya. Pemuda gagah ini berdiri sambil berkacak pinggang dan memandang ke arah anggota
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt