Beranda / Urban / Tentang Harga Diri / 215. Josephine vs Catherine

Share

215. Josephine vs Catherine

Penulis: Rindu Rinjani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Nicko menghempaskan tubuhnya begitu tiba di ruangannya. Ia sangat tak habis pikir bagaimana wanita itu bisa berbuat nekad terhadapnya.

"Huh, aku heran dengan kelakuan perempuan jaman sekarang. Bisa-bisanya mereka berbuat gila setelah tahu siapa diriku sebenarnya," gumamnya.

"Sepertinya pepatah pesona uang lebih berpengaruh dibanding penampilan ataupun kebaikan," tambahnya.

Nicko memperhatikan pakaiannya dan seketika ia menutup hidungnya.

"Sial, aroma parfumnya kuat sekali!" keluhnya.

Pemuda ini pun mencari cara bagaimana bisa menghilangkan aroma ini. Ia takut kalau-kalau istrinya curiga dan berpikiran yang tidak-tidak terhadapnya.

"Huh, sepertinya aku harus meminta pesuruh untuk membelikanku kaos dan jaket," katanya kemudian menekan tombol dan meminta Jeremiah untuk menyiapkan kebutuhannya.

***

Situasi yang berbeda terjadi pada Catherine kali ini. Perempuan yang kini menjabat sebagai man
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
irwin rogate
sabar chatrine aman
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tentang Harga Diri   216. Jangan Sebarkan Aib!

    Josephine tak canggung untuk memeluk dan mencium suaminya di pelataran parkir Hotel Emerald, tatkala lelaki itu menjemputnya. Ia sadar kalau beberapa pasang mata memandangnya dengan tatapan yang heran. Bagaiamana mungkin seorang General Manager Hotel berbintang bersuamikan laki-laki yang lusuh.Tak jarang ia mendengar kasak-kusuk yang mengatakan kalau ia adalah seorang sugarmommy. Namun Josephine tak peduli dengan itu semua. Bagi perempuan berambut pirang ini, Nicko adalah segalanya."Sayang, aku sudah mengatakan pada Catherine kalau kali ini kau tak bisa menjemputnya," kata Jo manja sambil kedua lengannya masih melingkar pada leher suaminya."Benarkah itu? Lalu apa katanya?""Dia tak masalah. Dia bisa pulang dengan taxi ataupun mobil hotel."Nicko pun mengangguk. Kembali Josephine mengingatkan sang suami tentang rencananya untuk mencari apartemen."Sayang, kau tidak lupa dengan rencana kita kan?" tanya Jo

  • Tentang Harga Diri   217. Satu Perempuan Lagi

    Van putih milik Nicko memasuki pelataran apartemen impian Josephine. Perempuan bermata aqua itu sudah membuat janji dengan marketing representative untuk melihat-lihat."Bagus juga," pikir Nicko sambil memandang bangunan megah di hadapannya.Sebuah apartemen minimalis dengan dominasi warna putih dan jendela kaca yang cukup besar membuat mereka bisa mendapatkan pencahayaan yang cukup."Ayo sayang, kita masuk," ajak Jo sambil menggandeng tangan suaminya yang sekarang mengenakan jas, meskipun dipadankan dengan celana jeans.Diam-diam sang istri memang menyiapkan jas warna khaki yang dulu milik Damian untuk dipakai oleh sang suami. Ia sudah menduga kalau penampilan suaminya yang seperti biasa pasti akan membuatnya diremehkan seperti biasa."Sayang, simpan uang ini dalam jas mu ya?" kata Jo sambil menyerahkan amplop tebal berisi uang untuk disimoan di saku dalam jas yang dikenakan Nicko."Kenapa kau memberikann

  • Tentang Harga Diri   218. Tawaran Mendua

    Seketika Nicko membulatkan mata begitu mendengar pertanyaan Dokter Dolores Ryan. Terlebih perempuan itu menggeser duduknya mendekat."Eh apa katamu?" tanya Nicko berpura-pura tidak tahu, padahal ia tengah menyembunyikan perasaan tidak nyaman."Apa kau tak ingin memiliki perempuan lain? Maksudku perempuan yang akan menghiburmu, tentu saja tanpa sepengetahuan istrimu," tambah dokter Dolores mencoba menjelaskan maksud dari pertanyaannya.Suami Josephine ini hanya menyipitkan kedua mata dan memandang ke arah perempuan di depannya. Saat itulah ia mendapatkan kalau tiga kancing atas kemeja sang dokter terbuka. Bahkan ia dengan jelas dapat melihat pakaian dalam biru gelap yang dikenakan olehnya.Pemuda ini kemudian mengusap wajahnya karena merasa risih. Dalam hati ia bertanya-tanya ada apa dengan para perempuan muda ini."Sebenarnya hari ini aku kenapa ya? Kenapa para perempuan begitu agresif terhadapku. Tadi pagi Jo yang mem

  • Tentang Harga Diri   219. Keinginan Jo

    Dokter Dolores hanya mematung begitu mendengar pernyataan Nicko. Perempuan yang selalu tampil bermartabat ini pun menunduk dan memperbaiki kancing bajunya yang terbuka."Sial! Berani benar ia menolakku," runtuknya dalam hati.Diam-diam ia pun melirik pemuda yang kini meninggalkannya untuk menemui sang istri yang terlihat di ujung. Sambil mendengkus kesal dokter wanita ini pun melangkah bersiap menuju ke unitnya di lantai tujuh belas.***"Eh Sayang, aku sudah selesai melihat-lihat bersama Nyonya Smith, unitnya bagus sekali dan furniturenya juga sudah lengkap," jelas Jo antusias begitu suaminya datang mendekat."Kau suka dengan tempat ini?" kata Nicko dengan sedikit berat.Kejadian yang baru saja menimpanya dengan dokter Ryan membuatnya merasa risih. Tentu saja ia sedikit takut kalau harus tinggal di sini dan satu atap dengan dokter Dolores Ryan."Iya Sayang, aku suka sekali,kita ambil tempat i

  • Tentang Harga Diri   200. Rumah Baru Armando

    Armando baru saja turun dari bis yang digunakan oleh para tahanan. Ia baru saja dipindahkan dari kantor polisi menuju lembaga permasyarakatan. Pria yang kini mulai ditumbuhi jambang itu dijatuhi vonis penipuan dan penganiayaan, dan harus menikmati masa-masa dalam kurungan selama lima tahun.Ia berjalan dengan diiringi oleh petugas sipir yang akan membawanya menuju kamar."Masuk sana!" perintah petugas sambil mendorong Armando masuk ke dalam sel nya.Sepanjang perjalanan menuju sel nya ia sudah melihat hal-hal yang tidak mengenakkan. Ia melihat beberapa narapidana memicingkan mata ke arahnya. Seolah mereka semua merencanakan sesuatu untuk menyambut kedatangannya.Pria hispanic ini melihat ke sekeliling ruangan ukuran 2x3 meter. Kemudian ia duduk di atas ranjang minimalisnya yang jauh dari kata nyaman."Huh, bagaimana aku bisa tidur jika harus berdampingan dengan toilet seperti ini," gerutunya.Pria ini pun

  • Tentang Harga Diri   221. Pendatang Baru

    Sebagai penghuni baru, tentu Armando tampak canggung dan sendirian. Ia tak memiliki seorang untuk diajak berbicara. Lebih tepatnya ia enggan untuk berbaur dengan tahanan yang lain.Pria yang terbiasa hidup dalam kemewahan ini pun memandang makanan yang ada dalam nampan dengan tidak berselera. Dua potong roti kering, sup kacang dan sekotak susu sama sekali tak menarik untuknya."Apa di sini tak menyediakan ikan atau steak?" gumam Armando sambil membawa nampan. Tampaknya gumaman Armando didengar oleh tahanan lain yang sedang duduk di meja makan bersama gerombolannya."Hei anak baru? Apa kau kira ini hotel berbintang, hingga kau bisa meminta makanan yang kau suka?" cibir salah seorang tahanan sambil mencolek pundak Armando.Melihat perlakuan tahanan yang menegurnya terus terang membuat Armando merasa risih. Apalagi saat memandang laki-laki yang menegurnya."Huh, dia pasti penjahat kawakan, wajahnya saja ada codet, b

  • Tentang Harga Diri   222. Pesta Penyambutan

    Armando pun berdiri sambil melipat tangan di depan dada sambil bersedekap. Sementara tahanan lain tampak berbisik-bisik sambil memandang ke arah pendatang baru di lapas. Beberapa tak dapat menyembunyikan tawa mereka, dan menunjukkan kalau mereka tak bisa kompak."Kenapa mereka malah tertawa," pikir Armando."Pendatang baru yang mulia, apakah gerangan yang membuatmu datang kemari?" tanya dalah seorang tahanan dengan nada bicara teaterikal solah tengah memerankan Romeo dalam roman karya Shakespeare.Tentu saja tingkah lelaki itu mengundang tawa yang lain. Hampir semuanya tampak penasaran dengan penyebab Armando masuk ke dalam tahanan. Namun tidak dengan Big Guy, karena ia telah mengetahuinya dari petugas sipir.Dengan diikuti anak buahnya pengawal itu pun melangkah mendekati Armando. Suasana yang tadinya meriah penuh tawa pun mendadak hening, seiiring dengan langkah Big Guy yang membelah kerumunan mereka.Pria bertubuh g

  • Tentang Harga Diri   223. Hadiah Untuk Big Guy

    Bersamaan dengan bunyi peluit, gerombolan kemanan penjata pun masuk ke ruang makan untuk mengamankan situasi. Armando, Big Guy dan anak buahnya pun dibawa menuju kantor kepala penjara.Bagi Big Guy dan anak buahnya, berada di kantor kepala penjara bukanlah pengalaman pertama bagi mereka. Mereka memang terkenal sebagai pembuat onar di lingkungan lapas. Kelompok Big Guy pun sudah tak takut lagi untuk menghadapi kepala penjara, termasuk sanksi untuk masuk ruangan isolasi.Armando yang terluka dan lapar itu pun tampak sedikit ketakutan, sangat berbeda dengan kelompok Big Guy."Apa yang kalian ributkan?" tanya pria paruh baya berkacamata yang merupakan kepala penjara. Dengan tubuh dan suara yang lemah, Armando pun mencoba mencari simpati kepala penjara agar memberikan hukuman yang setimpal pada pria yang mengeroyoknya. Sambil memegangi perutnya yang tadi mendapatkan serangan bertubi-tubi dari anak buah Big Guy pun angkat suara."A

Bab terbaru

  • Tentang Harga Diri   S2. 469 Final

    Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.

  • Tentang Harga Diri   S2. 468 PEnyelamat

    “Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja

  • Tentang Harga Diri   S2.467 Penghianat

    Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit

  • Tentang Harga Diri   2. 466 Diculik

    Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah

  • Tentang Harga Diri   S2. 465 Karma Masih Ada

    Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa

  • Tentang Harga Diri   S2. 464 Hari Yang Buruk

    Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik

  • Tentang Harga Diri   S2. 463 Karma Untuknya

    Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di

  • Tentang Harga Diri   S2. 462 Kau Harus Bertanggung Jawab

    Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip

  • Tentang Harga Diri   S2. 461 Dia Membohongi Kita!

    Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt

DMCA.com Protection Status