Share

221. Pendatang Baru

Sebagai penghuni baru, tentu Armando tampak canggung dan sendirian. Ia tak memiliki seorang untuk diajak berbicara. Lebih tepatnya ia enggan untuk berbaur dengan tahanan yang lain.

Pria yang terbiasa hidup dalam kemewahan ini pun memandang makanan yang ada dalam nampan dengan tidak berselera. Dua potong roti kering, sup kacang dan sekotak susu sama sekali tak menarik untuknya.

"Apa di sini tak menyediakan ikan atau steak?" gumam Armando sambil membawa nampan.

Tampaknya gumaman Armando didengar oleh tahanan lain yang sedang duduk di meja makan bersama gerombolannya.

"Hei anak baru? Apa kau kira ini hotel berbintang, hingga kau bisa meminta makanan yang kau suka?" cibir salah seorang tahanan sambil mencolek pundak Armando.

Melihat perlakuan tahanan yang menegurnya terus terang membuat Armando merasa risih. Apalagi saat memandang laki-laki yang menegurnya.

"Huh, dia pasti penjahat kawakan, wajahnya saja ada codet, b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status