Beranda / Romansa / Teman Tapi Menikah / BAB 130 - Kekhawatiran yang Tak Berujung

Share

BAB 130 - Kekhawatiran yang Tak Berujung

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ksatria memijat pelipisnya dengan perlahan, sebelum kemudian ia menjatuhkan kepalanya ke atas lipatan tangannya. Ia masih punya waktu setengah jam lagi dan harus memutuskan dengan cepat, ingin tidur atau makan di sisa waktu istirahatnya.

“Makan,” gumamnya. “Makan lima menit, sisanya merem,” lanjutnya lagi.

Dengan tak berselera, Ksatria bangkit dari kursi kerjanya dan mengambil kotak makanan delivery yang sebelumnya diantar oleh office boy kantor.

Pekerjaan Ksatria sedang banyak-banyaknya pasca libur panjang di akhir pekan kemarin. Sudah tiga hari ini Ksatria lembur dan di apartemen pun, ia masih menghabiskan waktunya untuk bekerja.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Teman Tapi Menikah   BAB 131 - Memang Bukan yang Terbaik

    “Jadi gimana? Aku perlu ke Jakarta nggak?”Ksatria tertawa, tawaran itu terdengar menggiurkan dan menggoda di telinganya—si lelaki yang kalau kata Nara sialan, haus sentuhan Rinai. Dirawat oleh pasangan saat sakit adalah semacam blessing in disguise.“Nggak gimana-gimana, Yang.” Walau begitu, Ksatria mencoba untuk menjawab dengan jujur. “Aku nggak sakit parah, kamu nggak usah maksain ke Jakarta, oke? Belum seminggu juga sejak kamu balik ke sini kok.”“Beneran?”“Bener, Yang.” Ksatria mencoba meyakinkan Rinai seraya duduk bersandar di lengan sofanya. Tatapannya te

  • Teman Tapi Menikah   BAB 132 - Maafkan Mama

    “Lagi tidur Ksatria-nya, Nai.” Leona menengok ke arah pintu kamar Ksatria yang terbuka setengah.Dari ruang tengah, Leona bisa melihat lampu tidur yang menyala di sisi ranjang dan Ksatria yang tertidur pulas.“Oh, syukurlah. Udah mendingan ya kondisinya, Tante?”“Udah sih, meskipun kayaknya masih kelihatan lemes. Tante ajak ke rumah sakit, dia malah nggak mau.”Rinai tertawa kecil di seberang panggilan tersebut. Leona terlampau khawatir dan Rinai bisa membayangkan, seperti apa penolakan Ksatria ketika tadi Leona menawarkannya untuk pergi ke rumah sakit.“Mang

  • Teman Tapi Menikah   BAB 133 - Jadi Begini Rasanya....

    Ksatria Auriga Abimayu: Mama nginep di sini.Ksatria Auriga Abimayu: Kamu tidur gih. Udah malem.Rinai Bukan Merek Kompor: Lho, kata Tante Leona kamu udah tidur.Ksatria Auriga Abimayu: Kebangun terus nguping kalian teleponan, hehehe.Rinai Bukan Merek Kompor: Astaga….Ksatria Auriga Abimayu: Udah, sana tidur. I love you, Yang.Rinai Bukan Merek Kompor: I love you too.

  • Teman Tapi Menikah   BAB 134 - Mencari Penggantimu

    Ksatria memasuki The Clouds yang terlihat ramai seperti biasanya. Kalau diingat-ingat, sudah agak lama sejak terakhir kali kunjungannya ke sini yang murni untuk duduk-duduk dan minum sedikit.Akhir-akhir ini Ksatria lebih sering datang ke The Clouds karena urusan pekerjaan. Ia dan sahabatnya kalau sedang bosan memang lebih suka mengadakan meeting mengenai Red House dan The Clouds di sini.Kalau sedang tak ingin pulang kemalaman, baru biasanya di restoran Yogas atau rumah Badai.“Mana yang lain?” tanya Ksatria begitu memasuki ruang VIP yang biasa mereka tempati dan hanya ada Nara di sana.“Belum sampai.”

  • Teman Tapi Menikah   BAB 135 - Di Mana Aku Pernah Melihatnya?

    “Aku udah rapi belum?” Rinai bertanya dengan ragu. Perempuan itu menoleh ke belakangnya, memastikan latar rak buku di ruangan kecil yang difungsikan ayahnya sebagai ruang baca, sudah cukup rapi.“Udah, Sayang. Udah cantik, rapi, siap dipeluk.”Rinai mendecakkan lidahnya. “Yang terakhir kayaknya nggak relevan deh.”Ksatria tertawa, tapi tawanya segera terputus karena seseorang yang merupakan perwakilan dari HRD dan Fiona masuk ke ruang meeting tersebut.Tak lama setelah sebulan yang lalu Rinai mengusulkan pada Ksatria untuk mencari asisten baru, akhirnya Ksatria menjalankan usulan tersebut dibantu oleh

  • Teman Tapi Menikah   BAB 136 - Ksatria Hanya Khawatir dan... Overthinking

    “Gimana asisten barumu? Oke? Lebih ganteng dari kamu nggak?”Ksatria mendengus dan mengambil potongan melon terakhir yang ada di piring Shua. Shua mendelik, kesal karena buah favoritnya diambil begitu saja oleh Ksatria.Hari ini ada agenda kumpul-kumpul di rumah Ipang dan Julie. Karena mereka pasangan baru dan menikahnya pun karena sebuah insiden, sahabat-sahabat Ipang memang masih jarang datang ke rumah pasangan tersebut.Kalau menurut Ksatria, Ipang dan Julie yang akhirnya lengket juga itu perlu diberi waktu berduaan lebih lama, sebelum mereka semua bisa menginvasi rumah si juragan mebel tersebut.Berbeda dengan B

  • Teman Tapi Menikah   BAB 137 - Rasanya Kayak Lagi Selingkuh

    “Kamu emang nggak kerja?”“Harusnya kerja sih, tapi mana mungkin aku nggak jemput kamu. Meskipun rasanya kayak lagi selingkuh sama orang sih, harus ngumpet-ngumpet ke bandaranya.” Shua terkikik geli setelah mengatakannya. “Coba bilang ke aku, kenapa kita diem-diem begini? Kupikir waktu ulang tahunmu aja kamu ke Jakarta nggak bilang dulu ke si Bangsat.”“Biar jadi… kejutan.” Rinai membuka pintu kamarnya dan menghela napas begitu melihat tumpukan kardus yang ada di sana. “Buat Ksatria. Gitu-gitu dia suka kejutan lho.”Dari semua ruangan yang ada di apartemen itu, Rinai malah meninggalkan kamarnya menjadi temp

  • Teman Tapi Menikah   BAB 138 - Ini Rasanya Pulang ke Rumahku

    “Mama titip pesen, katanya besok Abang diminta makan malam di rumah.”“Ada apaan? Tumben,” komentar Ksatria. Lelaki itu memindai isi piring Shahia dan tersenyum saat menemukan kalau bihun di piring ketoprak milik Shahia masih tersisa banyak. “Bagi dong bihunnya.”“Enak aja!” Shahia langsung menjauhkan piringnya dari jangkauan Ksatria. “Sana, beli lagi! Aku juga suka bihunnya.""Pelit," cibir Ksatria. “Kalau sama Rinai, aku pasti dikasih walaupun kadang dia ngomel.”“Karena Mbak Rinai tahu, Abang kalau nggak diturutin resenya bisa seminggu. Tapi karena kita udah ngga

Bab terbaru

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Kejutan yang Tidak Ada Habisnya

    "Rinai beneran ninggalin kamu berdua sama Rengga?""Iya." Ksatria menyuapi Rengga yang menerima suapannya dengan riang. "Kenapa?""Wah... kasihan Rinai nanti pas pulang," jawab Yogas dari seberang sana. "Menurut pengalamanku setelah lihat temen-temen kita, bapak dan anak kecil yang ditinggal sama istrinya pasti akan bikin kekacauan.""Aku nggak bikin kekacauan," tampik Ksatria, setengah keki. Enak saja Yogas bicara seperti itu! Maksudnya Ksatria dan Rengga bisa jadi biang onar sampai Rinai pusing, begitu?!“Lagipula kamu juga ditinggal Shua!” sambung Ksatria. “Nggak usah jemawa gitu!”“Tapi aku nggak pernah separah Badai dan Ipang.”“Halah, itu kan karena Tuhan belum nunjukin aibmu aja!”

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Napak Tilas Ksatria dan Rinai

    "Berhenti cengar-cengirnya, bisa nggak? Kamu nggak takut dikira kurang waras sama orang lain kah?"Ksatria menggeleng tanpa pikir panjang. Tangannya meraih tangan Rinai yang ada di atas meja, tapi perempuan itu dengan iseng menarik tangannya menjauh dari Ksatria."Aku nggak takut, soalnya nggak peduli kata orang." Ksatria masih saja nyengir saat menjawab Rinai. "Aku seneng banget.""Aku juga."Ah, senang sekali mendengar dari bibir Rinai secara langsung kalau ia juga senang.Ksatria merekam senyum di wajah Rinai dengan latar belakang dinding Huize Trivelli yang dipenuhi figura dan hiasan dinding lawas lainnya.Sore ini Rinai mengajak Ksatria ke sebuah restoran yang bisa dibilang cukup tersembunyi di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Restor

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rencana yang Tidak Diketahui Ksatria

    Rinai melangkah keluar dari lift dengan perasaan rindu. Wah, ternyata ia lumayan rindu datang dan bekerja di sini, di Heavenly & Co. Dari perusahaan keluarga Ksatria ini juga, tumbuh kecintaan Rinai terhadap wewangian dan semua proses menyangkut wewangian."Mbak Rinaiii!"Rinai terkekeh melihat bagaimana hebohnya Fiona saat melihat dirinya. Ia merentangkan tangan dan Fiona yang segera keluar dari mejanya langsung menyambut Rinai ke dalam pelukan."Kangen deeeh," kata Fiona sambil mengeratkan pelukannya pada Rinai. Rinai sendiri tertawa mendengarnya. "Apa kabar? Sehat, Mbak?""Sehat kok. Kamu sendiri?""Sehattt, Bos Kecil jarang lembur soalnya, hehehe."Rinai tertawa dan merenggangkan pelukan mereka. Setelah menikah dengan Ksatria, h

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Mereka yang Baru menjadi Orangtua

    Kehidupan sebagai orangtua baru bukanlah hal yang mudah.Ksatria belajar banyak hal dari pengalamannya selama enam bulan ini bersama Rengga, anak pertamanya dengan Rinai. Pengalaman Ksatria saat ikut menyaksikan bagaimana tumbuh kembang anak-anak sahabatnya, nyatanya hanya sebagian kecil daripada apa yang harusnya ia lakukan."Rengga ganteng, anaknya Papa yang ganteng juga... tidur yuk...." Ksatria masih menimang-nimang tubuh mungil Arengga Cakra Abimayu di dalam dekapannya. Anaknya yang biasa dipanggil Rengga itu masih menangis, meski tangisannya sudah tidak sekeras tadi. "Kan minum susu udah... dibawa keliling kamar udah... sekarang waktunya bobo yuk? Ikut Mama tidur... siapa tahu ketemu di mimpi."Omongan panjang lebar Ksatria kali ini ternyata berhasil meredakan tangis anaknya. Kini, tangisan Rengga semakin memelan. Anaknya itu mulai mengerj

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Jangan Sampai seperti Ksatria

    Mungkin jika dibandingkan dengan lelaki sebayanya, Ksatria telah melalui hari persalinan lebih banyak dibanding orang-orang di luar sana.Ksatria pernah beberapa kali ikut menemani sahabatnya yang menanti kelahiran buah hati mereka dengan harap-harap cemas. Jadi ia sudah cukup berpengalaman untuk mengetahui bagaimana biasanya seorang calon ayah menghadapi situasi seperti ini.Dulu, Ksatria akan mencatat di dalam hatinya bahwa ia akan melakukan A atau tidak akan melakukan B kalau suatu hari ia akan mendampingi istrinya melahirkan. Tapi lihatlah saat ini….Pengetahuan yang Ksatria simpan, entah hilang ke mana saat harinya sebagai calon ayah baru datang.“Kacau banget kelihatannya.” Yogas datang sambil tertawa. Tangan lelaki itu menyodorkan segelas kopi hangat yang langsung d

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Hal yang Tidak Disangka oleh Semua Orang dari Seorang Ksatria

    Ksatria menatap nanar ke arah laptopnya, di mana terpampang fotonya dan Rinai di SUBO saat mereka masih sebagai kekasih. Lelaki itu mengembuskan napasnya, sebal karena lima menit yang lalu, formulir untuk RSVP ke SUBO besok telah ditutup alias reservasinya sudah penuh.Padahal Ksatria ingin sekali ke sana. Sejak semalam lelaki itu sudah membayangkan bagaimana indahnya makan siang dengan menu yang tidak ia tahu apa (karena memang begitu sistem di Subo, mereka tidak punya menu pasti), sambil mendengarkan lagu-lagu gubahan Glenn Fredly dan The Bakuucakar lewat piringan hitam.Hal itu memang sudah pernah ia dan Rinai lakukan. Tapi Ksatria tiba-tiba terpikirkan ingin mengulangi lagi salah satu momen kencan manisnya dengan sang istri."Pak Ksatria....""Hmmm?" Ksatria bergumam asal tanpa mendongak untuk me

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Rasa Bersalah Itu Tetap Ada

    Menjelang ulang tahun Rinai, Ksatria selalu excited dan bingung di waktu yang sama.Hadiah apa yang kira-kira dibutuhkan dan akan disukai Rinai? Apa Rinai akan tersenyum lebar saat menerima hadiah darinya?Pertanyaan-pertanyaan sejenis masih sering mampir di kepala Ksatria, meskipun sudah puluhan kali ia mencari hadiah untuk Rinai alias sudah nyaris seumur hidup ia habiskan dengan momen yang sama.Siapa bilang Ksatria tidak pernah berpikir keras jika harus memberikan hadiah untuk sahabat slash istrinya itu?Karena selalu ingin memberikan yang terbaik dan sebisa mungkin memang berguna juga disukai Rinai, Ksatria selalu berakhir dengan kebingungan sendiri dan berpikir sangat keras untuk waktu yang lama.Seperti sekarang ini.

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Bahagianya Rinai (Saat Ini), Bukan Bahagianya Ksatria

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria melangkah menuju rumah Rinai sambil berpikir mau makan siang dengan apa hari ini—ayam penyet sambal cabai hijau atau soto daging dengan tambahan kikil dan babat yang terlihat tidak sehat, tapi melenakan.Baru sampai di teras, pintu rumah Rinai tiba-tiba terbuka. Perempuan itu terlihat cantik dengan midi skirt hitam dan blus longgar berwarna baby pink. Ada pita di rambutnya dan hal itu memberi tahu Ksatria kalau sahabatnya ini sedang senang.Iya, Rinai kerap kali mengenakan jepitan berhias pita tersebut hanya saat sedang senang.“Baru mau kupanggil,” sapa Ksatria. “Udah siap? Yuk.”“

  • Teman Tapi Menikah   [EXTRA] Apakah Ini Pertama Kalinya untuk Ksatria Menyadari Perasaannya?

    [Ksatria dan Rinai, di tahun ketiga mereka kuliah.]

Ksatria mengetukkan jemarinya di stir mobil, mencoba bersabar menunggu Rinai yang belum juga keluar dari rumahnya. Lelaki itu mengecek jam di tangannya. Memang sih, masih ada satu setengah jam lagi sebelum kelas dimulai. Tapi biasanya Rinai sudah akan menyuruh Ksatria menyetir ke kampus dengan alasan tidak ingin datang mepet dan mendapat kursi tidak strategis di kelas."Ke mana sih dia?" gerutu Ksatria. Lelaki itu akhirnya tidak tahan menunggu dan bergegas keluar dari mobilnya yang masih parkir di halaman rumah.Pandangan Ksatria mengedar ke sekitar dan setelah merasa aman (tidak ada pegawai rumahnya yang berkeliaran di sekitar), Ksatria mengeluarkan kotak rokok dan lighter-nya dari saku celana jeans

DMCA.com Protection Status