Anita adalah orang yang sangat ceria. Auranya sangat positif dan menular ke Jordi. Jordi seketika berubah menjadi orang yang benar-benar ceria.
Tidak lama kemudian, Jordi dan Anita sampai ke mall yang megah itu.Seperti biasanya, Anita akan menggenggam tangan Jordi, seperti waktu kecil dahulu. Jordi juga tidak keberatan dengan teman masa kecilnya itu. Mereka tertawa dan berbahagia. Dunia seakan hanya milik mereka berdua saja.Kalau dilihat orang lain, Jordi dan Anita seperti pasangan yang sangat serasi. Sama-sama ganteng dan cantik, kaya, pintar dan masa depan terjamin.Sekarang sudah jam makan siang, pastinya mall itu penuh dengan orang yang menikmati makan siang mereka dan melepas penat di kantor.Salah satunya Alice dan Nathan yang baru saja menyelesaikan meeting panjang bersama klien mereka yang terlalu perhitungan. Alice membuka ponselnya dan ia cukup kaget karena melihat banyaknya pesan dari Jordi. Ia segera membalas pesan Jordi.Alice : Jor ... sNathan cukup curiga melihat mata Alice yang berair dan hidungnya yang sedikit merah. Seperti habis menangis."Ah ... tidak apa-apa, Pak," kelit Alice."Apakah kamu menangis?" tanya Nathan yang terus memperhatikan wajah Alice."Tidak Pak. Tadi ada bulu mata yang masuk ke dalam mata, jadinya saya gosok-gosok," ucap Alice memberikan alasan yang mungkin bisa membantunya agar Nathan tidak curiga."Baiklah." Nathan tidak bisa memberondong pertanyaan lagi kepada Alice. Tidak enak juga memaksa seseorang untuk berkata jujur di saat yang sama tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. "Pasti kamu lapar ya? Yuks kita makan dulu."Nathan mengalihkan pembicaraan."Baik, Pak."Mereka masuk ke dalam sebuah restaurant. Hanya ada Alice dan Nathan saja di dalam ruangan itu. Mungkin restaurant itu terlalu mahal karena harga makanan di list menu sangatlah mahal. Tidak semua orang bisa makan di tempat seperti ini."Kamu mau makan apa, Al?" tawar Nathan sambil membolak
"Hmm ... dulu sih ada. Tapi sudah putus," jelas Alice."Kenapa?" Nathan terpancing rasa ingin tahunya."Karena dia kaya dan saya miskin. Begitu saja sih." Alice malas membahas panjang lebar tentang Nino ataupun Jordi yang sebentar lagi menjadi para mantan Alice. Mungkin memang sebaiknya Alice menjomblo saja sampai maut menjelang."Hmm ... pemikiran yang kolot," decih Nathan yang tidak setuju dengan pemikiran kaya dan miskin. Ia sendiri juga dipisahkan dari Sinta karena hal itu dan menyebabkan Nathan tidak mau dekat lagi dengan orang tuanya. Nathan marah kepada kedua orang tuanya hingga saat ini."Ya ... mungkin karena takut dengan orang miskin seperti saya, Pak. Jadi ... ya orang kaya memang harus berpasangan dengan orang kaya. Wanita seperti saya ya ... memang harusnya sejak awal tahu diri sih. Haha ... Mungkin saya tidak tahu diri dan berani menjalin hubungan tidak selevel itu." Alice menertawakan kebodohannya sendiri."Cinta itu tidak bisa dipaksa, Alice.
Tiba-tiba ada secercah harapan dari Nathan untuk Alice. Mungkin dengan cara ini, Alice bisa menghindari Jordi maupun Nino. Sudahlah ... lebih baik ia menutup masa lalunya. Membiarkan dua orang itu bahagia tanpa kehadirannya. Selain itu, Alice juga bisa bebas dari tekanan Norita dan Ratna. Mungkin ini jalan yang terbaik. Ia juga bisa membawa Ranti ke Bandung bersama dengannya."Saya serius, Al. Tapi tentunya kamu harus bolak-balik antara Jakarta dan Bandung karena terus mengikuti saya.""Tidak masalah, Pak. Saya mau. Saya mau ikut kemanapun, Pak." Alice mengangguk setuju dengan tawaran dari Nathan."Baiklah. Hmm ... dalam satu minggu ini, lebih baik kamu bersiap untuk bekerja di Bandung.""Iya, Pak. Bolehkah saya membawa mama?" Gadis itu sama sekali tidak pernah meninggalkan Ranti, jadi pastinya ia akan takut jika Ranti ditinggal sendiri."Tapi kamu akan tinggal di mes karyawan, jadi sepertinya kamu tidak bisa membawa mama kamu sementara waktu.""Ok, Pak
Mereka hanya berpacaran kurang dari satu minggu dan semuanya sudah selesai. Alice merasa ia menjadi seperti mantan-mantan Jordi yang lainnya, yang hanya bertahan kurang dari satu minggu. Apakah ini karma karena selama ini Alice terlalu dekat dengan Jordi sehingga para kekasih pria tampan itu sangat tidak nyaman dengan kehadirannya? Sekarang Alice baru tahu. Bagaimana jika kekasihnya bersama dengan wanita lain. Alice memalingkan wajahnya dan tidak mau melihat Jordi lagi. Ia sudah membulatkan tekad untuk pergi dari Jordi.***Hari kian gelap dan Alice masih berada di kantor. Bekerja dan belajar semua hal tentang perusahaan dan segala macam aspeknya. Nathan sudah mengatakan banyak hal yang harus dipelajari Alice jika ia ingin pindah ke Bandung. Sebagai asisten pribadi dari Nathan Tanuwijaya, pastinya Alice harus siap untuk mengerjakan segalanya.Drtt ...Ponsel Alice bergetar. Gadis itu sama sekali tidak menjawab panggilan dari siapapun termasuk dari Jordi dan R
Alice segera melihat mobil mewah Jordi yang sudah terparkir di parkiran basement kantor.Jordi yang sudah melihat kedatangan Alice segera membuka pintu dan berjalan ke arah pintu penumpang, membukakan pintu untuk Alice, sang kekasih."Thanks." Alice meluncur masuk ke dalam mobil tanpa basa-basi lagi.Jordi tersenyum kecut. Tidak ada pelukan atau bahagia karena dijemput pacar pada hari pertama bekerja, tapi nada suara Alice hanya datar untuk mengucapkan terima kasih kepadanya.Jordi segera masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobil itu."Hari pertama kerja koq sampai lembur, Al?" tanya Jordi untuk memulai percakapan dengan sang pujaan hati yang wajahnya sudah ditekuk. Jordi mengerti kalau Alice begitu lelah."Ya. Banyak yang harus dipelajari."Alice menjawab sekenanya saja. Ia masih tidak bisa menyembunyikan betapa kalutnya perasaan Alice terhadap Jordi. Bayang-bayang Jordi dengan wanita lain membuat Alice sudah naik darah."Mama Ranti tad
Jordi benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan Alice tentang istri. Alice berbicara seolah gadis itu tidak mau menjadi istri Jordi. Padahal sudah banyak rencana yang ingin Jordi wujudkan bersama Alice.Terus terang, Jordi bingung dengan perubahan sikap Alice itu. Padahal tadi pagi, Alice sangat manja terhadap dirinya. Tapi kenapa saat malam, Alice berubah menjadi sangat dingin. Apakah ia melakukan kesalahan? Tapi apa?"Jawab, Al! Apa maksud kata-kata loe tadi?" desak Jordi."Ya ... kita kan gak akan pernah tahu, Jor. Siapa nanti pasangan hidup loe? Gue ..."Bisakah Alice mengatakan bahwa ia marah kepada Jordi yang sudah berselingkuh diam-diam di belakangnya? Apakah Alice memiliki hak itu? Apakah di mata Jordi, Alice adalah kekasih yang akan menjadi istrinya di masa depan? Alice tidak tahu. Tepatnya Alice bertambah ragu setelah melihat pemandangan tidak enak tadi siang."Al, loe itu segalanya buat gue. Kalau gak ada loe, gue itu bisa mati! Depresi. Loe n
"Ke mall. Gue bosan sendiri di rumah." Ok lah, sekarang Jordi sudah mulai jujur. Pria itu mengaku pergi ke mall. Lebih baik Alice mengajukan pertanyaan selanjutnya untuk mengetahui kejujuran dari Jordi. "Sama siapa?" "Sendiri," jawab Jordi dengan lantang. Fix! Jordi bohong. Alice sudah malas dengan ucapan bohong dari Jordi. Ia adalah orang yang paling tidak suka dibohongi oleh Jordi. Artinya jika Jordi berbohong, wanita itu sangat spesial bagi Jordi atau Jordi takut Alice marah jika mengatakan yang jujur. Wajah Alice berubah jadi kecut. "Ok." Hanya itu jawaban Alice untuk Jordi dan ia segera melepaskan kedua tangannya dari genggaman Jordi. "Al." "Gue capek, mau pulang." Alice sudah malas membahas. Sementara itu di pikiran Jordi ... "Sorry, Al. Gue gak mau loe cemburu. Tadi gue ke mall sama Anita. Dia itu cuma teman lama, gak ada yang berarti sama sekali," batin Jordi yang merasa sedikit bersalah kepada Alice karena ia sudah tidak jujur. Jordi tidak mau ada masalah apapun d
Bingung ... itulah yang dirasakan oleh Alice sekarang. Ia hanya bisa mendoakan Jordi bahagia saja dengan wanita tadi siang. Norita juga sudah mengatakan bahwa wanita itu calon menantu. Artinya sudah tidak ada harapan bagi Alice. Semakin cepat ia pergi, semakin baik. Alice tidak mau mengganggu dua orang yang bermain di belakangnya itu."Gue akan bahagia kalau ada loe di samping gue. Selamanya."CUP!Jordi mengecup bibir Alice sekilas.Tidak ada senyum ataupun wajah yang malu dari sang dara, hanya wajah datar saja seakan kecupan itu tidak berarti sama sekali. Mungkinkah ini yang disebut dengan pasrah?"Gue harap loe akan bersama gue seumur hidup," ucap Jordi lagi.Ia sangat tahu ada perubahan di dalam diri Alice. Jordi bisa merasakannya, tapi ia tidak tahu kenapa. Apa mungkin mamanya mengancam Alice lagi sehingga Alice berubah dan ingin meninggalkan dirinya? Tidak akan pernah Jordi biarkan hal itu terjadi."Kita lihat saja nanti, Jor. Gue ... gue gak