Share

Dating Offers

Penulis: Deedein
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-11 07:42:40

SEMALAMAN ABIGAIL berselancar di internet melihat beberapa artikel yang menjelaskan kedekatan Benjamin dan Monica yang mendapat banyak dukung dari beberapa pengemar mereka.

Perempuan lawan main Benjamin adalah Monica Jaquetta. Dia memiliki lekuk tubuh yang diinginkan model mana pun, juga memiliki bibir penuh seksi yang membuat dokter suntikan bibir merasa cemburu padanya.

Mengenyahkan pikiran tentang Benjamin dan Monica, Abigail duduk di balkon kamar hotel ditemani ekspreso dengan mug besar melihat gemerlap menara Eiffel saat malam hari.

Tidak mau berlama-lama larut memikirkan Benjamin, Abigail mulai membuka aplikasi kencan dan mencari teman pria yang berpotensi untuk dijadikan teman kencan selama ia di Paris.

Abigail membuka icon pesan dan ada dua pesan dari teman online-nya: mereka sama-sama pria. Namun, Abigail lebih mengutamakan membalas pria bernama Victor setelah melihat bahwa asal pria itu dari Perancis.

Di aplikasi kencan, Abigail memasang potret foto selfie, wajahnya campuran Rusia dan Italia. Rambutnya sengaja ia gerai dihiasi jepit rambut dengan seulas senyum tipis berlatar menara Eiffel ternyata mampu memikat sebagian pria pengguna aplikasi kencan.

Victor : Hai, Abigail, kau memiliki mata yang indah. Itu persis seperti milik ibuku. Kuharap kita bisa berteman. :)

Victor cukup sopan menurut Abigail, daripada beberapa pesan sebelumnya dari pria lain yang dengan terang-terangan meminta foto bugil Abigail.

Abigail : Thanks. 

Victor : Apa kau berasal dari Paris?

Abigail : Aku sedang

liburan di sini. 

Victor : Kau turis? Aku dari Spanyol, tetapi sudah lima tahun di Paris karena tuntutan pekerjaan. Jika kau mau, aku dapat menunjukkan hal-hal indah di Paris untuk kau kunjungi.

Abigail : Kau baik sekali, 

tentu aku mau. 

Setelah percakapan singkat itu, Victor dan Abigail saling bertukar nomor ponsel.

***

Keesokan harinya, di siang yang terik, Abigail memakai blazer hijau muda panjang hampir menyentuh lutut dan syal bermotif floral di leher dari merek Channel yang dilengkapi ankle boots keluaran dari Balenciaga.

Gaji sebulan dari pekerjaan sebagai jurnalis Abigail memang tidak akan mampu membeli barang mewah tersebut, tetapi suaminya--Benjamin Marchetti bisa melakukannya. Di umur Abigail yang masih muda, ia harus melepaskan impiannya untuk melanjutkan pendidikan di Harvard demi bekerja di bawah naungan ayah tirinya. Hendrix mungkin bukan ayah tiri yang Abigail sukai, tetapi setidaknya pria itu masih mau menjadi wali Abigail dengan catatan Abigail harus mencari uang sendiri dan membiayai hidup sendiri. Pria itu masih bisa dikatakan baik karena memberikan tempat Abigail untuk bekerja di perusahaan berita mengingat posisi Hendrix di sana sebagai Redaktur Eksekutif.

Saat Abigail keluar dari kamar hotel, seorang pelayan pria muda yang akan mengantar makanan ke kamar Abigail tiba di sana dengan kereta dorong.

"Madame Abigail?"

Abigail mengernyit, tetapi tetap mengangguk saat pelayan tersebut mengetahui namanya.

"Layanan kamar, Madame. Dan tambahan, kiriman bunga untuk Anda." Pelayan tadi memberikan buket kamelia merah muda yang diterima Abigail dengan ragu-ragu.

Pelayan tadi pergi setelah mengantar buket dan makanan. Abigail menghirup aroma wangi dari kamelia. Bunga itu memiliki makna tentang pengambaran kerinduan. Kemudian, Abigail menarik secarik note yang diselipkan di antara kuntum bunga tersebut.

Mari habiskan waktu seharian bersama sebagai pengganti kita tidak bersama lagi.

-B. M. Your Husband.

"Bajingan itu ...." Abigail menggeram, merasa sangat jengkel pada Benjamin Marchetti karena tidak menyangka pria itu akan mengetahui di mana ia menginap.

Tanpa berpikir dua kali, Abigail membuang buket pemberian Benjamin ke tempat sampah. Jika saja, Abigail termasuk salah satu penggemar fanatik Benjamin Marchetti ia akan menyimpan, bahkan mengawetkan bunga itu, tetapi dia seorang Abigail Russell, istri sah pria itu yang keberadaannya tidak pernah diketahui siapa pun. Setelah apa yang dilakukan Benjamin, Abigail tidak akan pernah melupakan rasa sakit hatinya terhadap sikap Benjamin atas pernikahan mereka.

"Kau pikir bisa merayuku dengan bunga, Benjamin Marchetti? Aku Abigail Russell tidak akan terpikat rayuanmu," gumam Abigail sambil berjalan keluar dari kamar hotelnya.

Matahari tersenyum ke arah Abigail setelah keluar dari gedung hotel seolah menyemangati perempuan itu, walau ia sendirian berada di kota romantis ini. Abigail pun mulai berbelanja di minimarket berjarak seratus meter dari tempat ia menginap. Ia membutuhkan soda dan beberapa camilan untuk keperluannya begadang menonton N*****x nanti malam.

Saat melihat minuman soda kaleng kesukaannya, Abigail segera mengambil satu, tetapi tidak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan besar milik pria berkemeja flanel cokelat dengan kancing keseluruhan tidak dikancingkan hanya untuk memamerkan kaos putih polosnya. Pria itu tinggi, berotot seperti pemandu gym.

"Maaf, kau bisa mengambilnya terlebih dahulu," kata pria itu dengan ramah.

"Terima kasih." Abigail tersenyum tipis, ia tidak akan basa-basi berebut sekaleng soda dan menginvestasikan waktunya untuk hal tidak berguna.

"Mademoiselle? Maaf, sepertinya aku pernah melihatmu."

Abigail berbalik badan, dia mengangkat alis. "Benarkah?"

"Namamu Abigail, bukan begitu?" tanya pria itu memastikan.

"Uh-huh. Apa aku mengenalmu?"

Senyuman menyebar di wajah pria itu. "Senang bertemu denganmu secepat ini. Aku Victor, jika kau lupa kita berteman di LoveMath."

LoveMath adalah aplikasi untuk berteman dengan pengguna lain bertujuan mencari teman kencan.

Abigail ikut tersenyum, kali ini lebih lebar dari sebelumnya. "Ah, ya. Aku mengingatmu."

"Wah, aku tahu Paris begitu sempit. Jadi, bagaimana liburanmu?"

"Paris luar biasa."

"Memang. Kulihat kau membeli soda. Itu untuk dirimu sendiri?"

"Iya, aku membutuhkan untuk nanti malam menonton N*****x, kutahu itu terdengar membosankan."

"Apa kau suka alkohol? Kebetulan aku bekerja di bar di belakang minimarket ini. Jika kau mau, kita dapat ke sana sekarang juga, aku yang traktir."

Abigail meringis, tidak enak hati menolak tawaran Victor, jadi ia mengangguk.

Mereka keluar dari minimarket dan menaiki sedan abu-abu milik Victor. Selama perjalanan menuju bar Victor bercerita tentang tempat-tempat indah di Paris sampai mereka tiba di bar besar bertulisan Moulin Bar dengan lampu merah dan beberapa lampu menyakitkan mata lainnya.

Victor menuntun Abigail masuk dan duduk di counter yang berbentuk huruf L menghadap langsung ke bartender melakukan aksinya membuat minuman.

"Tetaplah di sini. Aku akan kembali."

Abigail mengangguk menanggapi. Ia melihat sekelilingnya: berisik dan memuakkan. Setelah lima menit pergi, Victor kembali ke hadapan Abigail dengan segelas koktail di tangannya.

"Tequilla for the Queen." Victor menyerahkan tekila bergelas tinggi pada Abigail. "Ini cocok untukmu karena kau cantik, bahkan Aphrodite iri padamu."

Abigail mengulas senyum sambil menerima tekila dari Victor. Ia mengamati minuman itu dalam diam, ragu antara meminumnya atau tidak.

"Kau seorang bartender?" Abigail bertanya.

"Dulu iya, tapi sekarang aku manager di sini." Victor mengambil duduk di depan Abigail.

"Kau pasti tahu banyak tentang minuman beralkohol."

"Lumayan."

Abigail mengangkat kedua alisnya sebelum mencicipi tekila buatan Victor. Ia pernah minum alkohol sebelumnya, itu pun ia dapatkan dari Jolanda, teman Abigail di sekolah menengah atas--dari hasil curian anggur milik ayahnya. Mereka mencoba merayakan kelulusan dengan menginap di rumah Abigail karena keduanya dilarang menghadiri Prom Night oleh orang tua masing-masing.

"Luar biasa," komentar Abigail, padahal ia tidak tahan rasa tekila buatan Victor. Jika dibolehkan jujur, rasanya kacau dan Abigail memilih meminum sodanya daripada tekila tersebut.

Victor terkekeh. "Jadi, bagaimana dengan Sabtu malam besok? Apa kau ada acara?"

"Tidak ada."

"Bagus, ikutlah denganku dan akan diperlihatkan Paris yang begitu indah padamu."

"Apakah itu sebuah kencan?" Abigail menarik sebelah alisnya ke atas.

Victor menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal. "Ya, bisa dibilang seperti itu. Itu pun, jika kau mau, aku tidak akan memaksamu. Kau tahu, aku hanya berusaha mengenalmu lebih jauh."

"Jadi, di mana kita bisa bertemu?"

Bab terkait

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   New Year Celebration Party

    SUATU KEHORMATAN BAGI Abigail Russell saat Victor mengajaknya menghabiskan pengujung tahun di kapal pesiar untuk pesta yang besar dan meriah.Gaun satin merah jambu Abigail sebatas lutut, cukup memperhatikan dengan sopan dadanya. Bibirnya yang berbentuk seperti hati dipoles lipstik nude untuk menyeimbangkan riasan mata yang mencolok. Ia cukup membutuhkan banyak riasan wajah, seperti blush on untuk memerahkan pipi, dan eyeliner untuk mempertegas matanya."Hai, Ma Petite Minette. Apakah kau bidadari yang baru saja turun ke bumi?" sapa Victor saat meihat Abigail menunggu di luar kapal. Pria itu sangat rapi, ia memakai tuksedo dan celana jins."Jangan mencoba menggodaku."Victor tertawa. Dia mengulurkan tangan pada Abigail, tersenyum dengan mata berkilat jenaka yang terpatri di netra abu-abu pria itu. "Apakah putri cantik ini mau masuk bersamaku?"Abigail merasakan pipinya memanas seperti demam, lalu ia menerima tangan Victor dengan senang hati dan berujar, "Tentu saja."Mereka berjalan ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Unexpected Night

    “KAU MERASA GERAH, ABIGAIL?” tanya Victor dengan bibir yang sejengkal lagi menyentuh bibir Abigail."Ya, ya, Victor. Rasanya sakit, aku merasa pusing, dan ini sangat panas. Bisakah kau mengantarku pulang? Kurasa, aku butuh istirahat.""Yang kau perlukan saat ini bukan istirahat, Abigail. Aku bisa membantumu sekarang juga di sini."Abigail mengernyit, bingung di setiap kata yang dilontarkan Victor. "Apa maksudmu?""Bercintalah denganku."Mata Abigail membola, sontak menghadiahi tamparan keras di pipi Victor. "Kau gila! Lepaskan aku!""Tidak malam ini, Abigail. Kau milikku malam ini." Victor dengan kasar menarik gaun Abigail ke atas melewati kepala perempuan itu.Abigail memberontak, mencakar, bahkan menendang apa pun untuk menghentikan Victor. "Bloody bastard, lepaskan aku! Kau berengsek, Victor! Aku tidak mau menjadi kekasihmu!""Kenapa mendadak marah sekali? Aku hanya mencoba membantumu melepas panas." Tatapan mata Victor turun ke dada Abigail.Abigail memukul dada Victor sambil berte

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-11
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Flower for Flawless Wife

    "MEMILIKI TIDUR yang menyenangkan, Abigail-girl?" Abigail terkesiap, sontak ia menarik selimut tebal ke atas hingga menutupi dada telanjangnya. Ia menggosok mata merusak riasan yang ia buat selama hampir satu jam hanya untuk memastikan apa yang ia lihat bukan halusinasi. Namun, senyum menyebalkan yang mengisi bibir pria itu jelas nyata. Artinya, Benjamin Marchetti memang sedang berdiri di depan sana sambil mengancingkan kemeja putih yang dengan tidak senonoh memamerkan otot-otot hasil olahraga pria itu. Ya Tuhan, semoga Abigail tidak bermimpi melihat seorang Benjamin Marchetti memakai pakaiannya sendiri mengingat reputasi gemilang pria itu sebagai aktor. "Berengsek, kau memperkosaku?!" "Kenapa dari semua kosa kata yang ada kau memilih kata memperkosa? Aku jelas masih suamimu, Abigail Marchetti." Benjamin tersenyum seakan ia memenangkan lotre, tetapi jauh lebih dari itu ia memang berhasil mengambil sesuatu yang Abigail pertahankan sejak 20 tahun lamanya dan hanya diperuntukkan untu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Back to Reality

    Abigail membenci fakta bahwa hari liburnya telah berkahir, sampai-sampai ia tidak bersemangat untuk pergi bekerja. Sayangnya, Abigail masih membutuhkan pekerjaannya untuk membiayai kebutuhan hidupnya, apalagi sisa beberapa bulan lagi dia dan Benjamin Marchetti akan bercerai. Itu artinya, Benjamin sudah tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah pada Abigail. Begitu sampai di bilik meja kerjanya, Abigail sudah disuguhi gosip yang dibicarakan teman kantornya, Clara dan Sylvie. Mereka berdua penyebar gosip di penjuru Italy Press Agency. Abigail tidak pernah suka mereka, tetapi itu bukan berarti Abigail akan menjaga jarak dari mereka karena mereka juga yang mengisi hari-harinya selama di kantor.“Astaga, lihatlah foto ini. Benjamin dan MJ ada di Paris!” pekik Clara sambil memperlihatkan foto Benjamin dan MJ atau Monica Jaquetta di kelab Palais Maillot Paris yang tersebar di seluruh Instagram. “Apa yang kau pikirkan? Mungkin mereka sedang mencari tempat untuk seks yang panas?”Clara, perem

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Husband's House

    Nada frustrasi terdengar jelas saat Abigail hampir mencapai ganggang pintu, tetapi di detik berikutnya ia membelalakkan mata melihat seseorang di balik pintu tersebut. Abigail menguatkan diri saat memanggil namanya. “Benjamin.” Tidak angin, tidak ada hujan, tidak ada badai, tiba-tiba Benjamin Marchetti pulang setelah dua tahun lamanya. Abigail memandang suaminya, terlalu bingung dan terkejut sehingga ia tidak mampu menangis. Sakit hati kembali memenuhi dada Abigail mengingat kepingan-kepingan kejadian yang dia lihat saat Benjamin dan Monica memasuki hotel paling ternama di Napoli. “Aku tahu kau merindukan Benjamin, tapi aku Jeremiah, Kakak Ipar.” Suara tawa yang renyah keluar dari bibir pria tinggi berkaos singlet, yang memiliki kulit sewarna tembaga hasil dari sentuhan sinar matahari. Mendengar suaranya dia memang Jeremiah Marchetti. Suaranya rendah dan berat, itu ciri khas dari Jeremiah, saudara kembar Benjamin Marchetti yang bekerja sebagai penjaga pantai. Dia sebenarnya berpot

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Dinner with Authoritarian Husband

    Abigail merasakan jantungnya berpacu tiba-tiba. Dia menatap Benjamin yang tertawa kecil duduk di atas sana sambil mengamati Abigail dengan tatapan nakalnya. Seharusnya, Abigail menyadari bahwa Jeremiah memiliki tato dengan gambar bunga teratai di tulang rusuknya, sedangkan yang berada di depan Abigail tidak memiliki tato apa pun di tubuhnya yang terbentuk dengan otot-otot di perutnya.Abigail merasa malu dengan penampilannya sekarang, sebab pakaian renangnya terasa terlalu ketat dan itu mampu menampilkan lekuk tubuhnya. Benjamin turun dan ikut bergabung di dalam air bersama Abigail saat berkata, “Yes, it's me, your husband.” Abigail tidak tahu dia harus apa, dia tidak pernah menyangka bahwa Benjamin akan pulang setelah dua tahun. Namun, sekarang di sinilah pria itu. Berjalan dengan perlahan, tapi pasti ke arah Abigail tanpa melepaskan pandangan dari wajah istrinya. Abigail tidak ingin melihat Benjamin, tetapi dia juga sangat menginginkan pria itu pulang. “Kenapa kau pulang? Kupikir

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Trip to Chianti and Love

    “Aku sudah siap.”Saat Benjamin sedang berbicara dengan penjaga rumah untuk memperketat keamanan mansion, dia menoleh saat mendengar suara istrinya di balik punggung. Sekarang, dia menatap secara terang-terangan Abigail yang tampak anggun di balik gaun selutut merah muda bermotif floral dengan simpul pita di sekitar leher. Okay, Benjamin mungkin terlihat konyol karena menatap istrinya tanpa berkedip karena demi Tuhan, dia seolah melihat sosok Dewi turun. Sebenarnya, Benjamin sudah tahu bahwa istri kecilnya memang cantik, tetapi Benjamin tidak akan pernah cukup mengakui itu sekali. Dia akan mengatakan itu berulang kali setiap kali menjumpai Abigail.Sejak dua tahun tidak berjumpa, sekarang waktunya Benjamin menebus semua waktu yang ia lewatkan dengan berlama-lama memandangi perempuan itu.Abigail mencebikkan bibir sambil berjalan menuju tempat di mana Benjamin berdiri. “Kenapa malah diam saja? Aku bilang, aku sudah siap.”Benjamin mengerjap, lalu membuang muka ke arah Bugatti-nya. “Y-y

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Road Trip

    Abigail terbangun. Dia pun segera mengecek ponselnya untuk melihat jam. Itu pukul sepuluh pagi. “Kau tidur selama satu jam lebih.”“Masih tiga jam lagi.” Abigail mengucek mata. “Apa kau merasa lelah? Biarkan aku yang menyetir sekarang.”Benjamin terkekeh kecil saat dia menggeleng. “Aku tidak lelah. Lagipula, membiarkanmu menyetir sama saja masuk ke lubang buaya.”“Apa maksudmu?” Abigail mengangkat kedua alisnya menatap Benjamin karena merasa bingung dengan perumpamaan kata yang pria itu lontarkan.“Perempuan kurang piawai dalam berkendara. Buktinya sudah banyak terjadi di mana-mana.”Abigail setuju dengan itu. Selain payah dalam memasak, ia juga payah dalam hal berkendara. Ketika mobil yang Abigail tumpangi mulai masuk ke jalanan jauh dari pemukiman warga, perutnya mulai keroncongan, alhasil itu membuat suara yang mampu di dengar Benjamin.Benjamin menoleh, lalu tertawa kecil. “Kau lapar, Abby? Bertahanlah, kita akan makan tiga puluh menit lagi.”Abigail hanya mengedikkan bahu, wak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23

Bab terbaru

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Road Trip

    Abigail terbangun. Dia pun segera mengecek ponselnya untuk melihat jam. Itu pukul sepuluh pagi. “Kau tidur selama satu jam lebih.”“Masih tiga jam lagi.” Abigail mengucek mata. “Apa kau merasa lelah? Biarkan aku yang menyetir sekarang.”Benjamin terkekeh kecil saat dia menggeleng. “Aku tidak lelah. Lagipula, membiarkanmu menyetir sama saja masuk ke lubang buaya.”“Apa maksudmu?” Abigail mengangkat kedua alisnya menatap Benjamin karena merasa bingung dengan perumpamaan kata yang pria itu lontarkan.“Perempuan kurang piawai dalam berkendara. Buktinya sudah banyak terjadi di mana-mana.”Abigail setuju dengan itu. Selain payah dalam memasak, ia juga payah dalam hal berkendara. Ketika mobil yang Abigail tumpangi mulai masuk ke jalanan jauh dari pemukiman warga, perutnya mulai keroncongan, alhasil itu membuat suara yang mampu di dengar Benjamin.Benjamin menoleh, lalu tertawa kecil. “Kau lapar, Abby? Bertahanlah, kita akan makan tiga puluh menit lagi.”Abigail hanya mengedikkan bahu, wak

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Trip to Chianti and Love

    “Aku sudah siap.”Saat Benjamin sedang berbicara dengan penjaga rumah untuk memperketat keamanan mansion, dia menoleh saat mendengar suara istrinya di balik punggung. Sekarang, dia menatap secara terang-terangan Abigail yang tampak anggun di balik gaun selutut merah muda bermotif floral dengan simpul pita di sekitar leher. Okay, Benjamin mungkin terlihat konyol karena menatap istrinya tanpa berkedip karena demi Tuhan, dia seolah melihat sosok Dewi turun. Sebenarnya, Benjamin sudah tahu bahwa istri kecilnya memang cantik, tetapi Benjamin tidak akan pernah cukup mengakui itu sekali. Dia akan mengatakan itu berulang kali setiap kali menjumpai Abigail.Sejak dua tahun tidak berjumpa, sekarang waktunya Benjamin menebus semua waktu yang ia lewatkan dengan berlama-lama memandangi perempuan itu.Abigail mencebikkan bibir sambil berjalan menuju tempat di mana Benjamin berdiri. “Kenapa malah diam saja? Aku bilang, aku sudah siap.”Benjamin mengerjap, lalu membuang muka ke arah Bugatti-nya. “Y-y

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Dinner with Authoritarian Husband

    Abigail merasakan jantungnya berpacu tiba-tiba. Dia menatap Benjamin yang tertawa kecil duduk di atas sana sambil mengamati Abigail dengan tatapan nakalnya. Seharusnya, Abigail menyadari bahwa Jeremiah memiliki tato dengan gambar bunga teratai di tulang rusuknya, sedangkan yang berada di depan Abigail tidak memiliki tato apa pun di tubuhnya yang terbentuk dengan otot-otot di perutnya.Abigail merasa malu dengan penampilannya sekarang, sebab pakaian renangnya terasa terlalu ketat dan itu mampu menampilkan lekuk tubuhnya. Benjamin turun dan ikut bergabung di dalam air bersama Abigail saat berkata, “Yes, it's me, your husband.” Abigail tidak tahu dia harus apa, dia tidak pernah menyangka bahwa Benjamin akan pulang setelah dua tahun. Namun, sekarang di sinilah pria itu. Berjalan dengan perlahan, tapi pasti ke arah Abigail tanpa melepaskan pandangan dari wajah istrinya. Abigail tidak ingin melihat Benjamin, tetapi dia juga sangat menginginkan pria itu pulang. “Kenapa kau pulang? Kupikir

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Husband's House

    Nada frustrasi terdengar jelas saat Abigail hampir mencapai ganggang pintu, tetapi di detik berikutnya ia membelalakkan mata melihat seseorang di balik pintu tersebut. Abigail menguatkan diri saat memanggil namanya. “Benjamin.” Tidak angin, tidak ada hujan, tidak ada badai, tiba-tiba Benjamin Marchetti pulang setelah dua tahun lamanya. Abigail memandang suaminya, terlalu bingung dan terkejut sehingga ia tidak mampu menangis. Sakit hati kembali memenuhi dada Abigail mengingat kepingan-kepingan kejadian yang dia lihat saat Benjamin dan Monica memasuki hotel paling ternama di Napoli. “Aku tahu kau merindukan Benjamin, tapi aku Jeremiah, Kakak Ipar.” Suara tawa yang renyah keluar dari bibir pria tinggi berkaos singlet, yang memiliki kulit sewarna tembaga hasil dari sentuhan sinar matahari. Mendengar suaranya dia memang Jeremiah Marchetti. Suaranya rendah dan berat, itu ciri khas dari Jeremiah, saudara kembar Benjamin Marchetti yang bekerja sebagai penjaga pantai. Dia sebenarnya berpot

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Back to Reality

    Abigail membenci fakta bahwa hari liburnya telah berkahir, sampai-sampai ia tidak bersemangat untuk pergi bekerja. Sayangnya, Abigail masih membutuhkan pekerjaannya untuk membiayai kebutuhan hidupnya, apalagi sisa beberapa bulan lagi dia dan Benjamin Marchetti akan bercerai. Itu artinya, Benjamin sudah tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah pada Abigail. Begitu sampai di bilik meja kerjanya, Abigail sudah disuguhi gosip yang dibicarakan teman kantornya, Clara dan Sylvie. Mereka berdua penyebar gosip di penjuru Italy Press Agency. Abigail tidak pernah suka mereka, tetapi itu bukan berarti Abigail akan menjaga jarak dari mereka karena mereka juga yang mengisi hari-harinya selama di kantor.“Astaga, lihatlah foto ini. Benjamin dan MJ ada di Paris!” pekik Clara sambil memperlihatkan foto Benjamin dan MJ atau Monica Jaquetta di kelab Palais Maillot Paris yang tersebar di seluruh Instagram. “Apa yang kau pikirkan? Mungkin mereka sedang mencari tempat untuk seks yang panas?”Clara, perem

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Flower for Flawless Wife

    "MEMILIKI TIDUR yang menyenangkan, Abigail-girl?" Abigail terkesiap, sontak ia menarik selimut tebal ke atas hingga menutupi dada telanjangnya. Ia menggosok mata merusak riasan yang ia buat selama hampir satu jam hanya untuk memastikan apa yang ia lihat bukan halusinasi. Namun, senyum menyebalkan yang mengisi bibir pria itu jelas nyata. Artinya, Benjamin Marchetti memang sedang berdiri di depan sana sambil mengancingkan kemeja putih yang dengan tidak senonoh memamerkan otot-otot hasil olahraga pria itu. Ya Tuhan, semoga Abigail tidak bermimpi melihat seorang Benjamin Marchetti memakai pakaiannya sendiri mengingat reputasi gemilang pria itu sebagai aktor. "Berengsek, kau memperkosaku?!" "Kenapa dari semua kosa kata yang ada kau memilih kata memperkosa? Aku jelas masih suamimu, Abigail Marchetti." Benjamin tersenyum seakan ia memenangkan lotre, tetapi jauh lebih dari itu ia memang berhasil mengambil sesuatu yang Abigail pertahankan sejak 20 tahun lamanya dan hanya diperuntukkan untu

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Unexpected Night

    “KAU MERASA GERAH, ABIGAIL?” tanya Victor dengan bibir yang sejengkal lagi menyentuh bibir Abigail."Ya, ya, Victor. Rasanya sakit, aku merasa pusing, dan ini sangat panas. Bisakah kau mengantarku pulang? Kurasa, aku butuh istirahat.""Yang kau perlukan saat ini bukan istirahat, Abigail. Aku bisa membantumu sekarang juga di sini."Abigail mengernyit, bingung di setiap kata yang dilontarkan Victor. "Apa maksudmu?""Bercintalah denganku."Mata Abigail membola, sontak menghadiahi tamparan keras di pipi Victor. "Kau gila! Lepaskan aku!""Tidak malam ini, Abigail. Kau milikku malam ini." Victor dengan kasar menarik gaun Abigail ke atas melewati kepala perempuan itu.Abigail memberontak, mencakar, bahkan menendang apa pun untuk menghentikan Victor. "Bloody bastard, lepaskan aku! Kau berengsek, Victor! Aku tidak mau menjadi kekasihmu!""Kenapa mendadak marah sekali? Aku hanya mencoba membantumu melepas panas." Tatapan mata Victor turun ke dada Abigail.Abigail memukul dada Victor sambil berte

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   New Year Celebration Party

    SUATU KEHORMATAN BAGI Abigail Russell saat Victor mengajaknya menghabiskan pengujung tahun di kapal pesiar untuk pesta yang besar dan meriah.Gaun satin merah jambu Abigail sebatas lutut, cukup memperhatikan dengan sopan dadanya. Bibirnya yang berbentuk seperti hati dipoles lipstik nude untuk menyeimbangkan riasan mata yang mencolok. Ia cukup membutuhkan banyak riasan wajah, seperti blush on untuk memerahkan pipi, dan eyeliner untuk mempertegas matanya."Hai, Ma Petite Minette. Apakah kau bidadari yang baru saja turun ke bumi?" sapa Victor saat meihat Abigail menunggu di luar kapal. Pria itu sangat rapi, ia memakai tuksedo dan celana jins."Jangan mencoba menggodaku."Victor tertawa. Dia mengulurkan tangan pada Abigail, tersenyum dengan mata berkilat jenaka yang terpatri di netra abu-abu pria itu. "Apakah putri cantik ini mau masuk bersamaku?"Abigail merasakan pipinya memanas seperti demam, lalu ia menerima tangan Victor dengan senang hati dan berujar, "Tentu saja."Mereka berjalan ma

  • Teman Sekamar Selebriti (Indonesia)   Dating Offers

    SEMALAMAN ABIGAIL berselancar di internet melihat beberapa artikel yang menjelaskan kedekatan Benjamin dan Monica yang mendapat banyak dukung dari beberapa pengemar mereka. Perempuan lawan main Benjamin adalah Monica Jaquetta. Dia memiliki lekuk tubuh yang diinginkan model mana pun, juga memiliki bibir penuh seksi yang membuat dokter suntikan bibir merasa cemburu padanya.Mengenyahkan pikiran tentang Benjamin dan Monica, Abigail duduk di balkon kamar hotel ditemani ekspreso dengan mug besar melihat gemerlap menara Eiffel saat malam hari.Tidak mau berlama-lama larut memikirkan Benjamin, Abigail mulai membuka aplikasi kencan dan mencari teman pria yang berpotensi untuk dijadikan teman kencan selama ia di Paris.Abigail membuka icon pesan dan ada dua pesan dari teman online-nya: mereka sama-sama pria. Namun, Abigail lebih mengutamakan membalas pria bernama Victor setelah melihat bahwa asal pria itu dari Perancis.Di aplikasi kencan, Abigail memasang potret foto selfie, wajahnya campuran

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status