Share

5. Tertangkap Kiss

Penulis: VAD_27
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 23:11:18

Andra sontak menutup pintu kamar Ruby dengan keras sebelum menyandarkan punggungnya dengan napas memburu. Andra mengusap keningnya, tiba-tiba badannya terasa panas ketika bayangan punggung polos Ruby kembali hinggap di kepalanya membuat Andra memukul kepalanya sendiri ketika otaknya sudah tidak bisa dia kontrol.

"Ruby! Cepet turun sarapan!" Teriak Andra sebelum berlari turun.

Tangannya terulur mengisi gelas dengan air putih sampai penuh dan sedikit tumpah sebelum menghabiskannya dalam satu kali tegukan ketika tenggorokannya tiba-tiba kering.

Andra menghidupkan AC, menambah suhu mendapati badannya tiba-tiba panas. Andra menarik napas dalam, mencoba untuk tenang tapi reaksi tubuhnya tidak dapat dia kontrol.

Hani yang duduk di depan Andra jadi mengerjap, mendapati anak bungsunya yang biasa tenang kini bergerak-gerak gelisah.

Andra berdecak sebelum kembali mengambil air mineral dan menenggaknya sebelum dia menyemburkan airnya ketika mendapati Ruby turun dari tangga dengan rambut acak-acakan dengan pakaian kemeja putih yang panjangnya menutupi celana pendek sepaha yang Ruby kenakan.

Andra menggelengkan kepalanya kuat tatkala bayangan punggung polos Ruby kembali hadir bagai lagu yang terngiang-ngiang tidak mau pergi dari kepalanya.

Gila.

Sepertinya lama-lama dia bisa gila.

"Loh, Nenek mau kemana?" Tanya Ruby sambil duduk di sebelah Andra membuat empunya mengumpat dalam hati.

Kenapa harus memilih duduk di sebelahnya.

Sementara Andra tidak bisa diam, Ruby menyendok makanan ke dalam piring sebelum melirik Andra sekilas.

"Nenek udah selesai, kalian sarapan aja, jangan buru-buru mumpung hari ini libur." Ujar Hani tersenyum sambil mengusap punggung Ruby sebelum melenggang pergi.

Andra menghembuskan napas kasar ketika Ruby mengubah posisi duduknya menjadi bersila membuat ujung lutut Ruby menyentuh celana Andra sedikit. Netra Ruby membelalak ketika kursinya digeser menjauh oleh Andra menggunakan sebelah kakinya.

"Apa kamu tidak punya malu hanya memakai kemeja saja?"

Ruby yang sedang mengunyah itu jadi menoleh dengan sebelah alis terangkat. "Saya pakai celana kok, cuman pendek." Ujar Ruby mengangkat ujung kemejanya membuat Andra segera membuang muka.

"Kamu memang tidak punya urat malu, ya?"

"Bukannya setiap hari udah biasa saya pakai baju kayak gini? Ini bukan pertama kalinya Bapak lihat dan Nenek Hani juga biasa aja. Ini kan baju rumahan saya, Pak."

"Ada baiknya kamu memilih baju rumah yang lebih tertutup. Ini untuk kebaikan kamu sendiri dan lagi jika kamu lupa, di rumah ini ada laki-laki. Seharusnya kamu lebih menjaga sopan santun dalam berpakaian, apalagi saya dosen kamu sekarang." Ujar Andra tanpa menoleh.

Ruby mengernyit mendengar nasihat Andra yang panjang lebar, padahal akhirnya dia bisa senang tanpa ada yang merecoki dan mengomelinya tapi kali ini Ruby dibuat jengah kembali.

"Tapi Pak, saya udah biasa pakai baju begini dan semua baju saya juga modelnya gak jauh beda. Padahal kita udah tinggal selama tiga tahun bareng tapi kenapa Bapak baru protes sekarang?" Tanya Ruby dengan raut wajah kesal yang kentara.

Mendadak selera makannya hilang.

Karena Andra sudah melihat punggung Ruby yang polos! Oleh karena itu jika dia melihat bagian tubuh Ruby yang tidak tertutup oleh pakaian, pikirannya akan langsung melayang pada kejadian pagi ini.

Maka dari itu Andra sudah menetapkan pikirannya,

"Saya membuat keputusan untuk menetapkan aturan yaitu dilarang mengenakan baju ketat dan kurang bahan di rumah ini!" Ujar Andra membuat Ruby melotot tidak setuju.

"Maaf sebelumnya, tapi saya gak mau di atur Pak. Melihat yang tinggal di rumah ini hanya tiga orang, sudah jelas bahwa peraturan itu untuk saya, dan saya gak suka diatur." Jawab Ruby.

"Tapi ini rumah saya dan kamu tinggal disini!"

"Tapi saya bayar!"

"Kalau begitu, tidak boleh memakai pakaian ketat di depan saya!" Putus Andra membuat Ruby mengernyit.

Sebenarnya ada apa?

Kenapa Andra tiba-tiba bersikap seperti ini?

Netra Ruby jadi membelalak dengan tangan yang menutup mulutnya sendiri, "Apa jangan-jangan ... Bapak beneran tergoda sama saya?"

"Mana mungkin saya tergoda dengan tubuh anak-anak." Andra mengelak.

Ruby menoleh protes, "Kalau gitu apa Pak Andra mau lihat tubuh saya supaya Bapak yang keras kepala ini percaya kalau saya udah bukan anak-anak lagi?"

Andra melotot, "Kamu gila?! Apa kamu sudah tidak punya urat malu berbicara seperti itu pada orang yang lebih tua apalagi saya dosen kamu?!"

"Kalau gitu jangan panggil saya anak-anak!" Ujar Ruby tegas.

Keduanya saling menukar pandangan sebelum membuang muka ketika Hani berjalan melewati keduanya untuk ke arah dapur.

"Pokoknya tidak boleh memakai pakaian ketat!" Ujar Andra berbisik.

"Pokoknya gak mau!" Protes Ruby menggeleng kuat.

"Kamu harus menuruti saya!"

"Kenapa Bapak ngatur?"

**

Deru motor meraung menulikan gendang telingan bersamaan dengan asap motor yang mengepul ke udara menjadi polusi. Tidak hanya asap motor, tapi asap rokok begitu menusuk hidung.

Seorang wanita seksi dengan bendera di tangannya berdiri di tengah kedua pengendara motor yang sedang menarik gasnya sebelum benderanya dia lempar dan kedua motor tersebut melaju kencang saling susul demi menggapai kemenangan.

Teriak terdengar berisik dan heboh dari penonton yang antusias meneriakan nama calon juara yang mereka dukung demi kembalinya modal dari taruhan yang sudah di pasang.

Begitu pula dengan Ruby dan Karin yang tidak kalah semangat meneriakan nama pacar masing-masing. Sampai Ruby berteriak paling heboh ketika pacarnya yang sampai garis finish terlebih dahulu.

Dika mengangkat tangannya ke atas setelah memarkir motor membuat semua orang berteriak dan membopongnya untuk di lempar ke atas. Setelah seremoni yang begitu membahagiakan, Dika menghampiri Ruby membuat semua orang yang mengetahui hubungan keduanya bersorak menggoda.

"Selamat." Ujar Ruby tersenyum membuat Dika mengangguk sebelum memeluknya.

Semua orang sontak menjerit termasuk Karin yang bersorak sebelum lelaki tinggi merangkul dirinya dan menariknya mendekat.

"Lo kesel karena kalah?" Tanya Karin membuat Malik menggeleng pelan.

"Gue seneng karena lo datang." Ujar Malik.

"Yeu gombal." Decak Karin sebelum kembali menatap Ruby. "Lo gak dimarahin kalau pulang malem?"

Ruby sontak melirik jam tangannya yang menunjukan pukul enam tepat.

"Gak akan. Gak ada larangan pulang malem. Gue juga punya kunci cadangan, jadi gue bakal main sampai malem!" Ujar Ruby bersorak membuat Dika memeluknya gemas.

"Nanti gue anterin pulang." Ujar Dika membuat Ruby mengangguk sebelum keningnya mengernyit ketika perutnya melilit membuat tungkainya lemas.

Dika sontak memegang lengan Ruby agar tidak ambruk dengan wajah cemas, "Lo kenapa? Sakit?"

**

"Gimana? Udah baikan?" Tanya Dika sambil mengusap pelipis Ruby.

Ruby mengangguk sebelum menyandarkan kepalanya pada bahu Dika membuat tangan Dika terulur mengusap surainya. Karena tamu bulanan Ruby datang, Ruby harus pulang duluan.

Kebetulan Andra mengirim pesan bahwa dia akan pulang larut sementara Hani sedang pergi ke rumah Paman Andra lagi membuat rumah kosong, maka dari itu Dika memutuskan untuk mampir dan merawat Ruby sebentar.

Ruby menatap kaleng jamu pereda nyeri haid yang dibelikan oleh Dika sebelum mengulum senyum ketika jantungnya berdebar, Dika memang seperhatian itu. Meskipun terbilang anggota geng dan anak nakal, tapi jika bersamanya, Dika menjadi pribadi yang dewasa dan lembut.

Mereka baru jadian satu bulan yang lalu, tepat saat Ruby masuk Universitas dengan Dika yang merupakan katingnya.

Tanpa pdkt, Dika langsung tancap gas dan beruntungnya Ruby menerima.

Ruby pikir cinta bisa datang belakangan, kapan lagi dia ditembak oleh kating ganteng yang populer seantero kampus. Belum lagi Ruby sudah lama mendambakan hidupnya yang berwarna karena memiliki kisah cinta setelah sekian lama berjuang sendirian dan kesepian.

Ruby mendongkak sontak membuat Dika menunduk, keduanya saling bertukar pandang dalam jarak yang begitu dekat sampai deru napas mereka yang hangat terasa di kulit masing-masing.

Pandangan Dika jatuh pada bibir Ruby yang ranum dan dipoles lipstik merah menggoda membuatnya mengikis jarak.

Sontak Ruby memejamkan netra, bibir keduanya hampir bersentuhan sebelum suara pintu terbuka dan Andra muncul dengan raut wajah memerah dengan emosi yang naik ke ubun-ubunya.

"Apa yang kamu lakukan di rumah saya, Ruby?"

Bab terkait

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   6. Mari menikah

    "Kamu tahu apa salahmu?"Ruby menundukkan kepala, meremas ujung sofa yang dia duduki sambil mengangguk, mengakui bahwa dia salah."Lain kali jangan bawa pacar kamu ke sini!" Andra memperingatkan membuat Ruby mendongkak menatapnya yang berdiri menjulang di depannya."Kalau gitu saya mau keluar dari rumah ini untuk ngekos."Andra sontak mengangkat alis sambil menatapnya tidak percaya."Kamu meminta saya mengijinkan kamu tinggal sendiri setelah saya melihat kamu dan pacar kamu hampir ciuman?!""Bukannya kalau pacaran, ciuman itu hal biasa, Pak?" Tanya Ruby melengos kasar."Saya mengerti, untuk hubungan asmara anak muda yang membara itu adalah hal yang sama dengan pegangan tangan. Tapi bagaimana jika kalian kebablasan saat sedang berdua di kosan? Tidak ada yang tahu! Nafsu bisa datang saat berduaan, maka dari itu yang ketiganya setan!" Ujar Andra membuat Ruby menunduk."Maafkan saya, Pak. Saya tidak akan mengulanginya." Ujar Ruby ketika menyadari bahwa memang dialah yang salah membawa ora

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   7. Rasa Suka

    Andra membanting pintu kamarnya sebelum mengacak belakang rambutnya sendiri dengan gusar. Andra berjalan mondar-mandir sebelum berdecak dan duduk di kursi kerjanya sambil kembali mengacak rambutnya kesal.Netra Andra melirik pada ponsel yang berada di atas meja, menimang-nimang sebelum meraih dan menekan nomor Brian. "Wah, ada apa Pak Dosen nelpon malem-malem?" Tanya Brian di seberang telpon."Bri, gue ... ehm kenapa ya, gue?" Tanya Andra sambil mengernyit dan mengacak rambutnya sendiri."Lah? Mana gue tahulah, nyet! Lo kenapa? Kok kayak lagi gelisah gitu? Gak biasanya, padahal elo itu tipe yang paling tenang diantara kita." Ujar Brian."Gue juga gak tahu kenapa gue kayak gini.""Ck, ceritain pelan-pelan."Brian tertawa setelah mendengar Andra bercerita bahwa dia marah karena Ruby akan berciuman dengan pacarnya."Fiks, sih! Elo suka sama anak yang namanya Ruby! Eh, sorry! Bukan anak-anak ya? Udah dewasa!" Ujar Brian sambil tertawa geli."Suka sama Ruby? Gak mungkin. Apa mungkin gue u

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   1. Berkebalikan

    Jarinya tidak berhenti menggulir layar ponsel yang dia angkat di depan wajah sedangkan badannya rebah di atas ranjang. Rambut panjang lurusnya terurai sampai sisi ranjang dengan beberapa buku yang berserakan di sekitar tubuhnya. Setelah menghabiskan hampir tiga jam untuk belajar tes masuk ke perguruan tinggi, gadis berparas cantik itu memutuskan untuk beristirahat dengan berselancar di sosial media sebentar sebelum pergi tidur.Netranya mengerjap lelah setelah seharian melakukan acara perpisahan di sekolah, belum lagi dia harus belajar karena tanggal tes masuk ke perguruan tinggi sebentar lagi. Dia harus berusaha keras untuk mimpinya.Netranya terpejam dengan ponsel yang terjatuh ke perutnya sebelum badannya tersentak kecil ketika mendengar seruan dari luar pintunya."Ruby! Ayah kedatangan tamu, tolong bikinin minum!"Ruby berdecak sebelum menendang-nendang udara dengan kesal. Padahal sedikit lagi dia bisa bertemu idola koreanya dan berjabat tangan dalam mimpi."Siapa sih, yang datan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   2. Keputusan Ruby

    Ruby menatap sendu pada gundukan tanah dengan bibir bergetar yang tidak dapat berhenti menangis. Netranya mengabur ketika air mata luruh melewati pipinya. Dia tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah perpisahan sekolah dengan perpisahan yang sesungguhnya.Padahal baru satu tahun yang lalu dia mengunjungi pemakaman Ibunya dengan rasa kehilangan dan tidak percaya. Hari ini dia harus kembali menghadapi kenyataan pahit bahwa yang di ambil darinya kali ini adalah Ayahnya.Bahkan Ruby tidak tahu apa penyebab kecelakaannya karena otaknya mendadak berhenti berfungsi ketika Polisi dan para orang dewasa menjelaskan. Yang keluar hanya tangis tanpa kata apapun.Ruby sangat menyayangi Sapta meskipun dia bukan Ayah kandung Ruby. Dia menyayangi Sapta sebagai Ayahnya."Ruby, kamu yang tenang, ya? Harus kuat." Ujar Hani, wanita berumur yang merupakan Ibu dari Andra.Ruby menggeleng pelan, dipaksa kuat pun, dunianya benar-benar sedang hancur.Bagaimana mungkin Ruby kuat menjalani hidup tanpa peno

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   3. Bukan Anak Kecil Lagi!

    Pukul empat pagi, Ruby sudah beranjak dari ranjang dan membersihkan diri ke kamar mandi. Hari pertama yang dia jalani tanpa orang tua dengan tempat yang baru akan segera dimulai. Ruby menuruni tangga menuju lantai pertama untuk menyapu seluruh rumah sebelum mengepelnya.Rumah Andra memiliki dua lantai, lantai pertama terdapat kamar tidur Hani, dapur, toilet serta ruang tamu. Sementara lantai dua hanya terdapat dua kamar tidur yang ditempati Andra dan satunya mejadi kamar Ruby yang akan menjadi tempat istirahat dan pulangnya.Ketika waktu menujukan pukul enam tepat, Ruby selesai mengepel seluruh lantai rumah. Dia hanya perlu waktu sepuluh menit untuk istirahat duduk, minum air dan melamun sebelum kembali berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan."Nak, biar Nenek aja yang masak. Setelah ini kamu kerja, kan?"Ruby menoleh ketika Hani datang dengan tergopoh-gopoh. Ruby menyimpan mangkuk di meja makan sebelum merangkul lengan Hani untuk duduk."Gapapa, Nek. Lagipula sarapannya sudah sele

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   4. Tidur Itu Pakai Baju!

    Ruby duduk di kursi dengan nampan di tangannya sebelum netranya menatap gadis berambut pendek dengan gaya tomboy duduk di depannya sambil melahap makanannya.Ruby meraih gelang yang ada di lengannya sebelum menggigit dan tangannya meraup rambut menjadi satu, memperlihatkan leher jenjang dan tulang selangkanya yang mulus kemudian mengikatnya.Gerakan Ruby barusan sukses menarik perhatian para pengunjung Cafe lain yang berjenis kelamin laki-laki. Wajar saja, mengingat kecantikannya yang mencolok mata."Gini ya temenan sama seleb Tiktok. Jadi pusat perhatian mulu." Sindir Karin. "Eh, setelah ini elo mau ikut main gak?""Gas." Jawab Ruby langsung."Gila, bahkan elo gak nanya main kemana. Tapi enaknya temenan sama elo itu, gak pernah nolak kalau di ajak main." Ujar Karin membuat Ruby tertawa kecil."Jelaslah! Gue kan mau menikmati masa muda yang kerjaannya kuliah, main, belajar, pacaran dan gak perlu mikirin pusingnya nyari uang dan capeknya kerja." Jawab Ruby membuat Karin mengangguk makl

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18

Bab terbaru

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   7. Rasa Suka

    Andra membanting pintu kamarnya sebelum mengacak belakang rambutnya sendiri dengan gusar. Andra berjalan mondar-mandir sebelum berdecak dan duduk di kursi kerjanya sambil kembali mengacak rambutnya kesal.Netra Andra melirik pada ponsel yang berada di atas meja, menimang-nimang sebelum meraih dan menekan nomor Brian. "Wah, ada apa Pak Dosen nelpon malem-malem?" Tanya Brian di seberang telpon."Bri, gue ... ehm kenapa ya, gue?" Tanya Andra sambil mengernyit dan mengacak rambutnya sendiri."Lah? Mana gue tahulah, nyet! Lo kenapa? Kok kayak lagi gelisah gitu? Gak biasanya, padahal elo itu tipe yang paling tenang diantara kita." Ujar Brian."Gue juga gak tahu kenapa gue kayak gini.""Ck, ceritain pelan-pelan."Brian tertawa setelah mendengar Andra bercerita bahwa dia marah karena Ruby akan berciuman dengan pacarnya."Fiks, sih! Elo suka sama anak yang namanya Ruby! Eh, sorry! Bukan anak-anak ya? Udah dewasa!" Ujar Brian sambil tertawa geli."Suka sama Ruby? Gak mungkin. Apa mungkin gue u

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   6. Mari menikah

    "Kamu tahu apa salahmu?"Ruby menundukkan kepala, meremas ujung sofa yang dia duduki sambil mengangguk, mengakui bahwa dia salah."Lain kali jangan bawa pacar kamu ke sini!" Andra memperingatkan membuat Ruby mendongkak menatapnya yang berdiri menjulang di depannya."Kalau gitu saya mau keluar dari rumah ini untuk ngekos."Andra sontak mengangkat alis sambil menatapnya tidak percaya."Kamu meminta saya mengijinkan kamu tinggal sendiri setelah saya melihat kamu dan pacar kamu hampir ciuman?!""Bukannya kalau pacaran, ciuman itu hal biasa, Pak?" Tanya Ruby melengos kasar."Saya mengerti, untuk hubungan asmara anak muda yang membara itu adalah hal yang sama dengan pegangan tangan. Tapi bagaimana jika kalian kebablasan saat sedang berdua di kosan? Tidak ada yang tahu! Nafsu bisa datang saat berduaan, maka dari itu yang ketiganya setan!" Ujar Andra membuat Ruby menunduk."Maafkan saya, Pak. Saya tidak akan mengulanginya." Ujar Ruby ketika menyadari bahwa memang dialah yang salah membawa ora

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   5. Tertangkap Kiss

    Andra sontak menutup pintu kamar Ruby dengan keras sebelum menyandarkan punggungnya dengan napas memburu. Andra mengusap keningnya, tiba-tiba badannya terasa panas ketika bayangan punggung polos Ruby kembali hinggap di kepalanya membuat Andra memukul kepalanya sendiri ketika otaknya sudah tidak bisa dia kontrol."Ruby! Cepet turun sarapan!" Teriak Andra sebelum berlari turun.Tangannya terulur mengisi gelas dengan air putih sampai penuh dan sedikit tumpah sebelum menghabiskannya dalam satu kali tegukan ketika tenggorokannya tiba-tiba kering.Andra menghidupkan AC, menambah suhu mendapati badannya tiba-tiba panas. Andra menarik napas dalam, mencoba untuk tenang tapi reaksi tubuhnya tidak dapat dia kontrol.Hani yang duduk di depan Andra jadi mengerjap, mendapati anak bungsunya yang biasa tenang kini bergerak-gerak gelisah.Andra berdecak sebelum kembali mengambil air mineral dan menenggaknya sebelum dia menyemburkan airnya ketika mendapati Ruby turun dari tangga dengan rambut acak-acak

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   4. Tidur Itu Pakai Baju!

    Ruby duduk di kursi dengan nampan di tangannya sebelum netranya menatap gadis berambut pendek dengan gaya tomboy duduk di depannya sambil melahap makanannya.Ruby meraih gelang yang ada di lengannya sebelum menggigit dan tangannya meraup rambut menjadi satu, memperlihatkan leher jenjang dan tulang selangkanya yang mulus kemudian mengikatnya.Gerakan Ruby barusan sukses menarik perhatian para pengunjung Cafe lain yang berjenis kelamin laki-laki. Wajar saja, mengingat kecantikannya yang mencolok mata."Gini ya temenan sama seleb Tiktok. Jadi pusat perhatian mulu." Sindir Karin. "Eh, setelah ini elo mau ikut main gak?""Gas." Jawab Ruby langsung."Gila, bahkan elo gak nanya main kemana. Tapi enaknya temenan sama elo itu, gak pernah nolak kalau di ajak main." Ujar Karin membuat Ruby tertawa kecil."Jelaslah! Gue kan mau menikmati masa muda yang kerjaannya kuliah, main, belajar, pacaran dan gak perlu mikirin pusingnya nyari uang dan capeknya kerja." Jawab Ruby membuat Karin mengangguk makl

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   3. Bukan Anak Kecil Lagi!

    Pukul empat pagi, Ruby sudah beranjak dari ranjang dan membersihkan diri ke kamar mandi. Hari pertama yang dia jalani tanpa orang tua dengan tempat yang baru akan segera dimulai. Ruby menuruni tangga menuju lantai pertama untuk menyapu seluruh rumah sebelum mengepelnya.Rumah Andra memiliki dua lantai, lantai pertama terdapat kamar tidur Hani, dapur, toilet serta ruang tamu. Sementara lantai dua hanya terdapat dua kamar tidur yang ditempati Andra dan satunya mejadi kamar Ruby yang akan menjadi tempat istirahat dan pulangnya.Ketika waktu menujukan pukul enam tepat, Ruby selesai mengepel seluruh lantai rumah. Dia hanya perlu waktu sepuluh menit untuk istirahat duduk, minum air dan melamun sebelum kembali berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan."Nak, biar Nenek aja yang masak. Setelah ini kamu kerja, kan?"Ruby menoleh ketika Hani datang dengan tergopoh-gopoh. Ruby menyimpan mangkuk di meja makan sebelum merangkul lengan Hani untuk duduk."Gapapa, Nek. Lagipula sarapannya sudah sele

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   2. Keputusan Ruby

    Ruby menatap sendu pada gundukan tanah dengan bibir bergetar yang tidak dapat berhenti menangis. Netranya mengabur ketika air mata luruh melewati pipinya. Dia tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah perpisahan sekolah dengan perpisahan yang sesungguhnya.Padahal baru satu tahun yang lalu dia mengunjungi pemakaman Ibunya dengan rasa kehilangan dan tidak percaya. Hari ini dia harus kembali menghadapi kenyataan pahit bahwa yang di ambil darinya kali ini adalah Ayahnya.Bahkan Ruby tidak tahu apa penyebab kecelakaannya karena otaknya mendadak berhenti berfungsi ketika Polisi dan para orang dewasa menjelaskan. Yang keluar hanya tangis tanpa kata apapun.Ruby sangat menyayangi Sapta meskipun dia bukan Ayah kandung Ruby. Dia menyayangi Sapta sebagai Ayahnya."Ruby, kamu yang tenang, ya? Harus kuat." Ujar Hani, wanita berumur yang merupakan Ibu dari Andra.Ruby menggeleng pelan, dipaksa kuat pun, dunianya benar-benar sedang hancur.Bagaimana mungkin Ruby kuat menjalani hidup tanpa peno

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   1. Berkebalikan

    Jarinya tidak berhenti menggulir layar ponsel yang dia angkat di depan wajah sedangkan badannya rebah di atas ranjang. Rambut panjang lurusnya terurai sampai sisi ranjang dengan beberapa buku yang berserakan di sekitar tubuhnya. Setelah menghabiskan hampir tiga jam untuk belajar tes masuk ke perguruan tinggi, gadis berparas cantik itu memutuskan untuk beristirahat dengan berselancar di sosial media sebentar sebelum pergi tidur.Netranya mengerjap lelah setelah seharian melakukan acara perpisahan di sekolah, belum lagi dia harus belajar karena tanggal tes masuk ke perguruan tinggi sebentar lagi. Dia harus berusaha keras untuk mimpinya.Netranya terpejam dengan ponsel yang terjatuh ke perutnya sebelum badannya tersentak kecil ketika mendengar seruan dari luar pintunya."Ruby! Ayah kedatangan tamu, tolong bikinin minum!"Ruby berdecak sebelum menendang-nendang udara dengan kesal. Padahal sedikit lagi dia bisa bertemu idola koreanya dan berjabat tangan dalam mimpi."Siapa sih, yang datan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status