Share

11. Bicara tentang perasaan

Penulis: VAD_27
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 11:12:27

"Padahal saya bisa pulang sendiri." Tukas Ruby setelah masuk ke dalam mobil Andra, duduk di sebelahnya yang mengemudi.

"Padahal kalau ada kejadian seperti tadi, kamu bisa memberitahu saya." Tukas Andra.

"Kenapa saya harus? Itu kan urusan saya bukan urusan Pak Andra." Tukas Ruby heran membuat Andra menghela napas.

Ruby tersentak saat Andra mencondongkan tubuh ke arahnya sampai ujung hidung keduanya hampir bersentuhan membuat Ruby menahan napas.

"A-apa? Kenapa?" Tanya Ruby terbata sebelum mengerjap tatkala Andra hanya memasangkan sabuk pengamannya sebelum kembali mundur ke jok mobilnya sendiri.

Ruby menakan dadanya sendiri dengan ujung jari sebelum menghembuskan napas panjang. Seharusnya dia tidak boleh berdebar pada lelaki lain apalagi Andra. Ruby sudah punya kekasih, jika begini, dia akan menyakiti kekasihnya Dika.

"Lain kali jangan begitu, bilang aja. Saya punya tangan sendiri." Tegur Ruby, menatap keluar jendela.

Andra meliriknya, dia sadar bahwa Ruby kesal dengan tindakannya, tapi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   12. Kalah jauh

    "Kamu dimana? Kenapa gak ngabarin? Aku udah spam chat padahal." Ujar Ruby pada sebrang telepon.Andra menipiskan bibirnya dengan perasaan bergemuruh, padahal selama ini Ruby yang dia kenal adalah perempuan pekerja keras akan hidupnya, mandiri, tegas dan tidak ragu dalam mengambil keputusan. Ruby adalah perempuan yang bisa segalanya sendiri.Namun saat ini saat mendengar nada bicara Ruby yang clingy pada pacarnya, Andra baru mengetahui sisi Ruby yang lain. Ternyata dia bisa semanja dengan orang yang dia sayangi.Genggaman tangan Andra pada stir mobil menguat dengan api panas di kepalanya yang pening, dia berharap sifat manja Ruby hanya ditunjukan padanya. Dia ingin membuat Ruby menunjukan seluruh sifatnya.Andra jadi menghela napas panjang, dia harus sabar untuk mengejar Ruby. Sebenarnya sikap Ruby saat ini wajar mengingat hubungan keduanya sebelumnya, pasti sangat canggung untuk gadis itu jika tiba-tiba Andra mendekati layaknya pria dewasa.Dia harus mengubah persepsi Ruby padanya. Bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   13. Brian, Bola dan Bangkotan

    Sorak-sorai diiringi teriakan yang menggelegar dari ribuan orang memenuhi stadion, menggetarkan atsmosfer juga gendang telinga, namun tidak cukup untuk membuat Andra bereaksi banyak. Pria dengan kaos bola berwarna merah cabe yang dibalut jaket hitam tebal. Setelah keringatnya bercucuran membasahi pelipis dan punggung, Andra jadi merasa menyesal harus memakai jaket ini, namun jika tidak, besoknya dia akan masuk angin."Haahh," Andra menghela napas kasar, meskipun terlihat awet muda dan bugar, tapi usianya tidak bisa bohong jika tubuhnya sekarang jompo dan mudah masuk angin.Apalagi pekerjaan Andra hanya mengharuskan tubuhnya duduk diam berjam-jam di depan laptop atau sekedar berdiri puluhan menit di depan kelas. Bukan jenis pekerjaan berat yang dapat membuat tubuh mengalami sekresi. Itu juga yang membuat daya tahan tubuh Andra semakin menurun. Dia tidak punya dan tidak sengaja menyisihkan waktu untuk berolahraga karena sibuk bekerja.Andra jadi menipiskan bibir, jika begini terus dia a

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   14. Jogging

    "Tumben udah bangun. Mau kemana kamu?" Tanya Hani, menyimpan segelas air putih di meja makan sebelum meniti penampilan Andra dari atas ke bawah. Biasanya saat wekeend seperti ini, Andra akan bangun lebih siang karena ini merupakan kesempatan liburnya dari rutinitas harian dan menumpuknya pekerjaan.Tapi kali ini, putranya sudah siap dengan kaos hitam dengan bahan menyerap keringat dan celana joger abu-abu."Olahraga. Udah lama badan gak gerak." Jawab Andra, mendekat pada Hani sambil melakukan peregangan."Gimana keadaan Bang Putra ? Udah sehat? Aku gak enak karena gak jenguk." Ujar Andra mengingat Hani menginap di rumahnya beberapa hari ini.Hani menggeleng sekilas, "Putra sendiri yang larang kamu datang. Dia gak mau repotin kamu apalagi tahu kalau kamu selalu sibuk sama kerjaan. Ini juga bukan operasi gede. Usus Putra udah baik-baik saja. Untung istrinya Putra baik, perhatian dan bisa ngurus suaminya dengan baik." Ujar Hani membuat Andra mengangguk, turut merasa lega."Kamu kapan pun

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   15. Awal hubungan

    Andra menipiskan bibir saat Ruby menampilkan raut wajah enggan dan canggung yang kentara, entah kenapa membuat hatinya teremas sakit. Sebegitu tidak maunya kah Ruby bersentuhan dengan dirinya? Padahal Andra tidak punya penyakit menular yang menyebabkan kematian.Jika tahu Ruby akan canggung dan menghindarinya seperti ini, Andra agak menyesal telah mengungkapkan perasaannya. Seharusnya Andra menahan diri, namun ternyata perasaannya bisa meledak begitu saja hanya dengan melihat wajah Ruby."Pak?" Panggil Ruby sebelum mengerjap tatkala menemukan raut wajah Andra yang menurun dengan gurat murung."Ruby, kamu tunggu di sini, ya? Saya bakalan pulang buat ambil kendaraan. Gak akan sampai lima menit, habis itu kita langsung ke klinik." Ujar Andra setelah termenung lama. Andra tidak bisa memaksa jika Ruby tidak ingin dia gendong. Lagipula wajar, dia wanita yang sudah dewasa dan Andra juga pria dewasa."Pak! Tunggu! Nanti Bapak bakal bolak-balik kalau gitu!" Tukas Ruby membuat langkah Andra yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   16. Diurut

    Andra menaikan alisnya saat mendapati seorang pria kepala tiga, mungkin sebaya dengannya tengah melambai tinggi ke arah Ruby dengan senyumnya yang lebar. Andra tidak pernah melihatnya sebelumnya."Dia siapa?" Tanya Andra menoleh pada Ruby."Ah, itu ... Bapak inget waktu aku kecopetan? Beliau yang bantuin ngurus semuanya di kantor polisi. Dia aparat polisi, pak." Jawab Ruby agak berbisik, Andra sampai teralihkan karena panasnya napas Ruby yang menyentuh ujung telinganya, membuatnya tergelitik dalam perasaan senang."Hai.""Halo, pak Juan." Sapa Ruby melempar senyum sopan dan mengangguk.Juan jadi ikut tersenyum, agak terpana melihat Ruby yang berkeringat dengan seragam jogging, membuatnya nampak sangat segar dan muda. Andra yang menyadari tatapan terpana itu jadi menggeser tubuh membuat kini tubuh Andra yang menghadap Juan dengan Ruby di belakangnya."Ah, ini?" Tanya Juan melirik pada Ruby di belakang Andra."Saya—,""Ini saudara saya." Jawab Ruby cepat membuat Andra melotot samar, tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   17. Keputusan pindah rumah dan Dika

    Begitu melihat Hani, sakit di pergelangan kaki Ruby sontak menghilang. Dia mendorong Andra sampai terjungkal ke belakang sebelum berdehem canggung."Tadi biaya diurutnya berapa, Nek? Aku ganti." Ujar Ruby, mengalihkan topik."Gak usah. Saya yang tanggung. Lagian jumlahnya gak banyak, kamu gak perlu ngerasa gak enak." Tolak Andra, beranjak berdiri sebelum meneguk segelas air dari atas meja.Hani mengangguk, mengambil alih duduk di sebelah Ruby sebelum mengusap bahunya penuh sayang. "Kamu jangan pikirin biayanya, ya? Lagipula, masalah kamu bayar karena tinggal di sini juga, Nenek masih kurang setuju sampai sekarang."Ruby terkekeh pelan, meraih jemari Hani yang sudah layu dengan permukaan tangan kasar namun hangat. "Ini kan kemauan aku sendiri, gapapa. Efek positivenya aku bisa mandiri. Meskipun kedepannya mungkin, aku bakal pikirin buat keluar dari sini dan ngekos."Sontak Andra maupun Hani terkejut samar."Kamu mau keluar dari rumah ini?" Tanya Hani."Kenapa mendadak?" Tanya Andra.Ru

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   18. Andra cemburu

    Andra menghela napas panjang, membiarkan suara bel berdenting memenuhi pendengarannya dengan emosi naik turun dan napas memburu. Melihat Andra tidak ingin beranjak membuat Hani mengambil alih untuk membukakan pintu. "Maaf ngerepotin, Nek." Ujar Ruby meringis bersalah karena kakinya. Hani hanya menggeleng pelan sebelum berlalu, meninggalkan Ruby dan Andra yang berada dalam keheningan. Tidak ada yang menyentuh alat makan mereka. Ruby merasakan aura dingin kuat yang menguar dari Andra tapi dia bungkam. "Apa gak sebaiknya janji kalian dibatalkan?" Tanya Andra setelah bergeming lama, menyahut datar dan penuh penekanan. Ruby sontak menoleh protes, "gak bisa dong, Pak! Kita udah gak ketemu seminggu ini dan cuman ngabarin lewat chat. Ini udah hari yang aku tungguin dari kemarin." Hati Andra serasa diremas mendengar jawabannya, panas, emosi dan cemburu bercampur aduk menjadi satu. Namun Andra menahannya meskipun raut

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   19. Pendapat Brian tentang komitmen untuk pria tuwir

    "Kenapa? Lo ketemu pacarnya Ruby?" Tanya Brian, nadanya lebih tenang sambil menahan tawa geli. Ini pertama kalinya, sahabatnya Andra uring-uringan karena seorang wanita.Mungkin ini akan menjadi hal penting dalam pertumbuhan perasaannya, sepertinya Brian akan merecord percakapan ini dan menyebarkan ceritanya di grup chatting circle mereka. Hitung-hitung hiburan di tengah hiruk pikuknya dunia kerja. Dan Andra yang menjadi topik hiburannya.Andra menghela napas kotor, menyugar rambutnya frutasi sebelum menahan tubuhnya pada tembok. "Dia datang ke rumah, jemput Ruby buat date. Kaki Ruby lagi cedera, gue pikir itu bisa jadi alesan buat mereka gagal date. Sialannya, mereka malah mesra-mesraan depan gue, mana nyokap welcome dan nawarin sarapan bareng lagi."Brian sontak terbahak lebar, bisa dipastikan dia tengah menahan perutnya yang geli sambil memukuli pahanya sendiri berkali-kali sekarang."Udah ketawanya?" Tanya Andra jengah."Ha ha ha. Hab

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19

Bab terbaru

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   22. Jika Ruby sakit, maka Andra jauh lebih sakit.

    Netra Andra melebar dengan jantung mencelos tatkala mendapati untuk pertama kalinya Ruby menginginkan untuk menyentuh bahkan memeluk Andra dengan kesadarannya sendiri. Kening Andra mengernyit, hatinya ikut sakit saat mendapati pundak Ruby bergetar dengan tangisnya yang menyayat pilu. Andra segera membawanya ke pelukan lebih erat, mengusap punggungnya mencoba menenangkan sebelum menggendong Ruby tanpa mengubah posisinya dengan muda dan membawanya masuk ke mobil.Andra menempatkan Ruby di kursi samping kemudi sebelum dia beralih ke kursinya sendiri. Andra mengambil selimut, memakaikannya pada tubuh Ruby yang menggigil kedinginan baru Andra mendekat untuk membantu memasangkan sealt belt. Tangis Ruby tidak reda, namun bibirnya tetap bergetar dan terisak.Andra mengambil beberapa lembar tisu, melap wajahnya yang basah juga sisi wajahnya yang kotor karena tanah kuburan yang menempel di sana. Setelahnya Andra baru memberikan mug hangat berisi air hangat, memaksa kedua tel

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   21. Cinta tidak selalu berakhir baik

    Tangan Ruby bergetar, napasnya memberat dengan netra memburam karena air mata melesak berlomba agar keluar dan turun membasahi mata. Napasnya mulai memburu namun dengan cepat dia memfoto semua riwayat chat Dika dan wanita itu yang diberi nama 'Penjual Galon' oleh Dika. Setelah mendapatkan semua bukti, Ruby melempar ponsel Dika ke kursi, dia menyambar tasnya dan segera berlari keluar dari sana dengan kaki pincang dan menjeritkan tangis pilu. Ruby masih terus berlari menjauhi rumah Dika, dia membelah jalanan komplek sebelum berbelok ke gang sempit antar celah rumah setelah mendengar suara Dika meneriakan namanya keluar rumah. Ruby memaksa kakinya yang pincang untuk berlari keluar dari gang sempit, dia menginjak jalanan besar perumahan kembali sebelum berlari untuk keluar dari sana. Tangisnya tidak berhenti, malah semakin keras dan keras. Dia mematikan ponselnya agar Dika tidak bisa melacak keberadaannya lewat aplikasi track girlfriend. Air

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   20. Menjilat ludah sendiri

    "Kemana pacar kamu? Udah pulang?" Tanya Andra setelah menginjak anak tangga terakhir. Wajahnya sudah lebih segar setelah mandi, mengenakan kaos rumahan dan celana joger panjang.Ruby yang tengah duduk di sofa jadi menoleh. "Dika di toilet. Kita mau jalan sekarang."Andra bisa melihat Ruby tampil lebih segar dengan dress polkadot merah semata kaki dibalut kardigan berwarna tulang. Rambut panjang diikat kuda.'Cantik seperti biasa.' Puji Andra dalam benaknya."Jalan kemana? Mau kukuh padahal kaki kamu lagi sakit?" Tanya Andra tidak habis pikir."Mau kemana pun bukan urusan Bapak, kan? Lagipula saya cuman main ke rumah Dika. Itupun gak akan banyak gerak, karena dia bisa gendong saya kapanpu. Kita cuman mau nonton." Jawab Ruby agak kesal karena tidak mau dikekang oleh seseorang yang bahkan bukan siapa-siapanya.Andra jadi mengernyit, nonton film? Di rumah cowok? Berduaan?Andra jadi teringat pernah menggep Ruby dan Dika yang

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   19. Pendapat Brian tentang komitmen untuk pria tuwir

    "Kenapa? Lo ketemu pacarnya Ruby?" Tanya Brian, nadanya lebih tenang sambil menahan tawa geli. Ini pertama kalinya, sahabatnya Andra uring-uringan karena seorang wanita.Mungkin ini akan menjadi hal penting dalam pertumbuhan perasaannya, sepertinya Brian akan merecord percakapan ini dan menyebarkan ceritanya di grup chatting circle mereka. Hitung-hitung hiburan di tengah hiruk pikuknya dunia kerja. Dan Andra yang menjadi topik hiburannya.Andra menghela napas kotor, menyugar rambutnya frutasi sebelum menahan tubuhnya pada tembok. "Dia datang ke rumah, jemput Ruby buat date. Kaki Ruby lagi cedera, gue pikir itu bisa jadi alesan buat mereka gagal date. Sialannya, mereka malah mesra-mesraan depan gue, mana nyokap welcome dan nawarin sarapan bareng lagi."Brian sontak terbahak lebar, bisa dipastikan dia tengah menahan perutnya yang geli sambil memukuli pahanya sendiri berkali-kali sekarang."Udah ketawanya?" Tanya Andra jengah."Ha ha ha. Hab

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   18. Andra cemburu

    Andra menghela napas panjang, membiarkan suara bel berdenting memenuhi pendengarannya dengan emosi naik turun dan napas memburu. Melihat Andra tidak ingin beranjak membuat Hani mengambil alih untuk membukakan pintu. "Maaf ngerepotin, Nek." Ujar Ruby meringis bersalah karena kakinya. Hani hanya menggeleng pelan sebelum berlalu, meninggalkan Ruby dan Andra yang berada dalam keheningan. Tidak ada yang menyentuh alat makan mereka. Ruby merasakan aura dingin kuat yang menguar dari Andra tapi dia bungkam. "Apa gak sebaiknya janji kalian dibatalkan?" Tanya Andra setelah bergeming lama, menyahut datar dan penuh penekanan. Ruby sontak menoleh protes, "gak bisa dong, Pak! Kita udah gak ketemu seminggu ini dan cuman ngabarin lewat chat. Ini udah hari yang aku tungguin dari kemarin." Hati Andra serasa diremas mendengar jawabannya, panas, emosi dan cemburu bercampur aduk menjadi satu. Namun Andra menahannya meskipun raut

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   17. Keputusan pindah rumah dan Dika

    Begitu melihat Hani, sakit di pergelangan kaki Ruby sontak menghilang. Dia mendorong Andra sampai terjungkal ke belakang sebelum berdehem canggung."Tadi biaya diurutnya berapa, Nek? Aku ganti." Ujar Ruby, mengalihkan topik."Gak usah. Saya yang tanggung. Lagian jumlahnya gak banyak, kamu gak perlu ngerasa gak enak." Tolak Andra, beranjak berdiri sebelum meneguk segelas air dari atas meja.Hani mengangguk, mengambil alih duduk di sebelah Ruby sebelum mengusap bahunya penuh sayang. "Kamu jangan pikirin biayanya, ya? Lagipula, masalah kamu bayar karena tinggal di sini juga, Nenek masih kurang setuju sampai sekarang."Ruby terkekeh pelan, meraih jemari Hani yang sudah layu dengan permukaan tangan kasar namun hangat. "Ini kan kemauan aku sendiri, gapapa. Efek positivenya aku bisa mandiri. Meskipun kedepannya mungkin, aku bakal pikirin buat keluar dari sini dan ngekos."Sontak Andra maupun Hani terkejut samar."Kamu mau keluar dari rumah ini?" Tanya Hani."Kenapa mendadak?" Tanya Andra.Ru

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   16. Diurut

    Andra menaikan alisnya saat mendapati seorang pria kepala tiga, mungkin sebaya dengannya tengah melambai tinggi ke arah Ruby dengan senyumnya yang lebar. Andra tidak pernah melihatnya sebelumnya."Dia siapa?" Tanya Andra menoleh pada Ruby."Ah, itu ... Bapak inget waktu aku kecopetan? Beliau yang bantuin ngurus semuanya di kantor polisi. Dia aparat polisi, pak." Jawab Ruby agak berbisik, Andra sampai teralihkan karena panasnya napas Ruby yang menyentuh ujung telinganya, membuatnya tergelitik dalam perasaan senang."Hai.""Halo, pak Juan." Sapa Ruby melempar senyum sopan dan mengangguk.Juan jadi ikut tersenyum, agak terpana melihat Ruby yang berkeringat dengan seragam jogging, membuatnya nampak sangat segar dan muda. Andra yang menyadari tatapan terpana itu jadi menggeser tubuh membuat kini tubuh Andra yang menghadap Juan dengan Ruby di belakangnya."Ah, ini?" Tanya Juan melirik pada Ruby di belakang Andra."Saya—,""Ini saudara saya." Jawab Ruby cepat membuat Andra melotot samar, tid

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   15. Awal hubungan

    Andra menipiskan bibir saat Ruby menampilkan raut wajah enggan dan canggung yang kentara, entah kenapa membuat hatinya teremas sakit. Sebegitu tidak maunya kah Ruby bersentuhan dengan dirinya? Padahal Andra tidak punya penyakit menular yang menyebabkan kematian.Jika tahu Ruby akan canggung dan menghindarinya seperti ini, Andra agak menyesal telah mengungkapkan perasaannya. Seharusnya Andra menahan diri, namun ternyata perasaannya bisa meledak begitu saja hanya dengan melihat wajah Ruby."Pak?" Panggil Ruby sebelum mengerjap tatkala menemukan raut wajah Andra yang menurun dengan gurat murung."Ruby, kamu tunggu di sini, ya? Saya bakalan pulang buat ambil kendaraan. Gak akan sampai lima menit, habis itu kita langsung ke klinik." Ujar Andra setelah termenung lama. Andra tidak bisa memaksa jika Ruby tidak ingin dia gendong. Lagipula wajar, dia wanita yang sudah dewasa dan Andra juga pria dewasa."Pak! Tunggu! Nanti Bapak bakal bolak-balik kalau gitu!" Tukas Ruby membuat langkah Andra yan

  • Teman Ayahku Yang Panas Menginginkanku!   14. Jogging

    "Tumben udah bangun. Mau kemana kamu?" Tanya Hani, menyimpan segelas air putih di meja makan sebelum meniti penampilan Andra dari atas ke bawah. Biasanya saat wekeend seperti ini, Andra akan bangun lebih siang karena ini merupakan kesempatan liburnya dari rutinitas harian dan menumpuknya pekerjaan.Tapi kali ini, putranya sudah siap dengan kaos hitam dengan bahan menyerap keringat dan celana joger abu-abu."Olahraga. Udah lama badan gak gerak." Jawab Andra, mendekat pada Hani sambil melakukan peregangan."Gimana keadaan Bang Putra ? Udah sehat? Aku gak enak karena gak jenguk." Ujar Andra mengingat Hani menginap di rumahnya beberapa hari ini.Hani menggeleng sekilas, "Putra sendiri yang larang kamu datang. Dia gak mau repotin kamu apalagi tahu kalau kamu selalu sibuk sama kerjaan. Ini juga bukan operasi gede. Usus Putra udah baik-baik saja. Untung istrinya Putra baik, perhatian dan bisa ngurus suaminya dengan baik." Ujar Hani membuat Andra mengangguk, turut merasa lega."Kamu kapan pun

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status