Share

Masih Ada Harapan

"Boleh mama bicara?" Mertuaku menyela di pertengahan menikmati santap malam.

Aku dan Mas Gun beradu pandang mencari tahu apa yang ingin dibicarakan wanita yang sangat kuhormati tersebut. Namun sama-sama menggeleng karena tak tahu.

Dari helaan napas yang cukup berat untuk dihembuskan kembali, pasti ada persoalan serius yang ingin segera diutarakan.

"Silakan, Ma!" Mas Gun hanya diam saja karena sudah terwakili olehku.

"Apa tidak sebaiknya kalian mengadopsi anak saja. Saran dari teman-teman mama seperti itu. Buat pancingan katanya, biar kamu cepat hamil." Pelan dan hati-hati sekali ucapan Mama. Namun, begitu tajam menusuk ke dasar hati.

Aku tahu beliau memiliki beban tersendiri untuk ini. Apalagi setelah kembali bergabung dengan teman-teman sosialitanya dulu. Mungkin mama pun telah bosan menjawab pertanyaan yang sama dari tahun ke tahun.

Andai mama bisa memahami, aku pun ingin segera memberinya cucu. Aku pun lelah menutup mata dan telinga, mengabaikan ucapan mereka-mereka yang memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status